80 research outputs found

    Komposisi Kimia Minyak Atsiri Kulit Kayu Akway (Drimys Piperita Hook F.)

    Full text link
    Akway (Drimys piperita Hook f.) adalah tumbuhan berkayu dan berdaun hijau aromatik yang merupakan kerabat winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Kecamatan Manokwari, untuk menyembuhkan malaria dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen minyak atsiri kulit kayu akway menggunakan metode distilasi air dan komposisi kimia minyak atsirinya menggunakan gas chromatography and mass spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri kulit kayu akway adalah 0.37%. Minyak atsiri kulit kayu akway tersusun dari 41 senyawa. Senyawa-senyawa yang menyusun minyak atsiri terdiri dari terpen dan turunannya sebesar 80.49% and senyawa alifatik 4.88%

    Penggunaan Bahan Pengisi dalam Perbaikan Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Dodol Buah Merah (Pandanus Conoideus L) sebagai Sumber β-Karoten

    Full text link
    Permasalahan utama dalam pembuatan dodol buah merah, yaitu teksturnya lembek dan lunak. Pada penelitian ini dilakukan penambahan jenis tepung yang berbeda, yaitu tepung terigu, beras dan tapioka sebanyak 15 % (b/b) dari berat tepung ketan dan pasta buah merah. Dodol yang dihasilkan dilakukan pengamatan sifat fisikokimia dan ting- kat penerimaan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dodol formula terbaik berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia adalah dodol dengan penambahan tapioka. Dodol tersebut memiliki sifat organoleptik dengan skor kesukaan warna agak suka (5,40), rasa agak suka (5,05), aroma suka (6,05) dan tekstur agak suka (5,70), sifat fisik kekerasan dan kelengketan masing-masing 951,43 dan 216,68 gf, serta kekenyalan 0,35 %, juga memiliki sifat kimiadengan mengandung air dan total padatan masing-masing 37,86 % dan 62,14 % dengan tingkat ketersediaan air (a )0,83 dan kandungan β-karoten 1,02 ppm

    KOMPOSISI KIMIA MINYAK ATSIRI KULIT KAYU AKWAY (Drimys piperita hook F.)

    Get PDF
    Akway (Drimys piperita Hook f.) adalah tumbuhan berkayu dan berdaun hijau aromatik yang merupakan kerabat winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Kecamatan Manokwari, untuk menyembuhkan malaria dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rendemen minyak atsiri kulit kayu akway menggunakan metode distilasi air dan komposisi kimia minyak atsirinya menggunakan gas chromatography and mass spectroscopy (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen minyak atsiri kulit kayu akway adalah 0.37%. Minyak atsiri kulit kayu akway tersusun dari 41 senyawa. Senyawa-senyawa yang menyusun minyak atsiri terdiri dari terpen dan turunannya sebesar 80.49% and senyawa alifatik 4.88%.Kata kunci: Drimys piperita, komposisi minyak atsir

    Evaluasi Karakteristik Antibakteri Ekstrak Heksan Kulit Batang Drimys piperita Hook f. terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogenik dalam Medium Padat

    Get PDF
    ABSTRAK: Drimys piperita Hook f. adalah salah satu jenis tumbuhan aromatik yang dikelompokkan dalam keluarga Winteraceae. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan obat tradisional Suku Sougb yang bermukim di Pengunungan Arfak Papua Barat untuk pengobatan malaria dan peningkatan vitalitas tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak heksan kulit batang akway dan stabilitas antibakterinya terhadap pengaruh tingkat keasaman (pH), pemanasan dan konsentrasi natrium klorida secara in vitro serta potensinya sebagai pengawet pangan. Ekstraksi komponen antibakteri dilakukan menggunakan metode perendaman (maserasi) dalam pelarut heksan (maserasi) selama 72 jam. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode agar well diffusion pada empat bakteri uji, yaitu Escherichia coli,  Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Hasil riset memperlihatkan bahwa ekstrak heksan kulit batang akway bersifat menghambat pertumbuhan S. aureus, E. coli, dan B. cereus dengan konsentrasi terendah 0,35-0,89%. Esktrak tahan terhadap pemanasan 100°C  dalam waktu 25 menit dan konsentrasi natrium klorida ≤ 5%. Perlakuan pH 4 dan pH 8,5 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak. Ekstrak berpotensi sebagai pengawet pangan yang diproses dengan pemanasan dan pengasaman.Kata kunci: antibakteri, ekstrak heksan, kulit batang Drimys piperitaABSTRACT: Drimys piperita Hook f.  is an aromatic plant that was included in family of Winteraceae. This plant is a traditional medical plant of Sougb tribe who leaved in Arfak Mountains, West Papua for healing malaria and  enhancing  vitality.  The aims of the study  were to evaluate in vitro antibacterial capacities of its barks hexane extracts and antibacterial stability of extracts on different  pH, heating and natrium chloride concentrations also its potency as food preservative. Hexane extraction of  barks powder was performed using Soaking method (maceration) for 72 hours. Antibacterial activity assays of extracts were done using method of agar well diffusion on four tested bacteria including Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus and Staphylococcus aureus. The result indicated that hexane extracts inhibited growth of S. aureus, E. coli, and B. cereus at minimum concentration of 0.35-0.89%. Extract was resisten on heating temperature of 100°C for 25 minutes and natrium chloride concentration up to 5%. The Treatment of pH 4 and pH 8.5 increased antibacterial activity of extracts. The extract has potency used as  preservative agent for  food produced  by heating and acidifying process.Keywords:  antibacterial, hexane extracts, Drimys piperita bark

    KOMPOSISI KIMIA DAN STABILITAS PUREE BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lamk.) SELAMA PENYIMPANAN

    Get PDF
    Red fruit (Pandanus conoideus Lamk.) is an endemic plant of Papua containing active components (carotenoids and tocopherols) as antioxidants and potential as a functional food. Until now, red fruit is only used for produce oil, while the information on the flesh of the fruit for raw materials of various food products is still limited, such as the chemical content, active components, and stability. The objectives of this study were to determine the nutritional composition and active components of red fruit puree and evaluate the stability of red fruit puree during storage. The puree of the red fruit was packed in a glass bottle and stored at room temperature (30±2°C) for 60 days to tested their quality stabilities. Parameters of color, aroma, taste, emulsion stability, viscosity, total dissolved solids, and acidity were observed on days 0, 10, 20, 30, 40, and 60 during storage. While total carotenoids were observed on days 0, 20, 40, and 60. The results showed that the nutritional content of red fruit puree in 100 g of dry weight included water content of 55.8%, ash content of 2.22%, fat content of 67.39%, protein content of 7.84%, and carbohydrate content of 22.56 %. Whereas, the active compounds, namely total carotenoids of 2003 ppm, β-carotenoids of 19 ppm, total tocopherol of 502 ppm, and -tocopherol of 371 ppm. During 60 days of storage, the color, aroma, taste, emulsion stability, total dissolved solids, and pH of red fruit puree were relatively stable. However, the viscosity was stable until day 40 and total carotenoids tended to decrease. This puree contains high carotenoids and tocopherols, so it has the potential as a functional food that is good for health. Keywords: carotenoid, emulsion, functional food, tocophero

    PENGARUH PEMANASAN, TINGKAT KEASAMAN (pH) DAN KONSENTRASI GARAM TERHADAP STABILITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU AKWAY (Drimys piperita Hook f.)

    Get PDF
    ABSTRACT  Akway (Drimys piperita) is a woody, evergreen and aromatic plant that belongs to family winteraceae. This plant is used by Sougb tribe lived in Sururey village, District of Anggi, to enhance the vitality of body. The objectives of the research were to determine antimicrobial stability of akway bark extracts influenced by heating time of 100OC, levels of acidity (pH) and salt contents.. Antimicrobial assays were done by using agar well diffusion method against four species of bacteria, i.e.  Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. The results showed that ethanolic extracts of akway bark only inhibited growth of B. cereus and S. aureus with minimum inhibitory concentration 0,99% and 0,89% . The levels of concentration and acidity of ethanol extracts  influenced the antimicrobial capacity of extracts.. Whereas heating time on 100OC during 25 minutes and salt contents  up to 5% of extract solution did not influence the antimicrobial stability of  akway bark extracts. Key words : akway, extracts, antimicrobe, pH, Heating, salt ABSTRAK Akway (Drimys piperita) adalah tumbuhan berkayu, aromatik dan hijau sepanjang tahun dan tergolong dalam suku winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh Suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Distrik Anggi, untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan stabilitas antimikroba ekstrak kulit kayu akway pada waktu pemanasan ekstrak pada 100OC, tingkat keasaman (pH) dan kandungan garam. Pengujian antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap empat spesies bakteri yaitu Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kayu akway hanya dapat menghambat bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum masing-masing adalah 0,99% dan 0,89%. Tingkat konsentrasi dan keasaman (pH) mempengaruhi kapasitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway. Sedangkan perlakuan pemanasan pada suhu 100OC dengan lama pemanasan sampai dengan 25 menit dan penambahan garam NaCl sampai konsentrasi 5%  tidak berpengaruh pada stabilitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway. &nbsp

    PENGARUH PENAMBAHAN KARBOKSIMETIL SELULOSA DAN AGAR-AGAR TERHADAP FISIKOKIMIA DAN SENSORI FRUIT LEATHER BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lamk)

    Get PDF
    The solid waste extracted from red fruit oil still contains nutrients which can be processed into various food products, one of which is fruit leather. This study aimed to evaluate the addition of emulsifiers, namely Carboxy Methyl Cellulose (CMC) and agar powder on the physicochemical and sensory characteristics of fruit leather of red fruit. This study was designed using a completely randomized design with two replications. The fruit leather was made in four treatments, F1 (CMC 0.25%), F2 (0.25% agar), F3 (0.15% CMC and 0.15% agar-agar), and F4 (0.25% CMC and agar-agar 0.25). Observations on the four fruit leather formulas were carried out on physicochemical properties, namely color, total dissolved solids (TDS) and moisture content, sensory tests (ranking tests and hedonic tests) include color, aroma, taste, and elasticity, proximate and bioactive components (total carotenoids and tocopherols). The results showed that the physical characteristics of red fruit leather from the four formulas had a red to dark red color, TDS ranged from 42.4-48.0 °Brix, and moisture content ranged from 10.26-12.87%, which met the standard National for intermediate moisture products. The use of CMC and agar powder in general does not remove the distinctive aroma and taste of red fruit and also the level of elasticity was good enough so that the fruit leather of red fruit can be rolled properly. In addition, the overall color, aroma, taste, and elasticity of all fruit leather formulations were acceptable to the panelists. The best fruit leather formula was F3, with a composition of red fruit pulp 60.2%, 0.15% CMC, 0.15% agar powder, 0.2% citric acid, 10% sugar, and 29.3% water; which proximate content, namely ash content 1.29% (db), fat 28.38% (db), protein 0.29% (db), carbohydrates 55.63% (db) and total dissolved solids 48,0 oBrix; as well as bioactive components, namely total carotenoids 1,365 ppm and total tocopherols 553 ppm.Limbah ekstraksi minyak buah merah berupa ampas padat dapat diolah menjadi aneka produk pangan karena masih memiliki kandungan zat gizi, seperti fruit leather. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi penambahan pengemulsi yaitu Carboxy Methyl Cellulose (CMC) dan agar-agar terhadap karakteristik fisikokimia dan organoleptik fruit leather buah merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan dua ulangan. Fruit leather dibuat dengan perlakuan F1 (CMC 0,25%), F2 (Agar-agar 0,25%), F3 (CMC 0,15% dan agar-agar 0,15), dan F4 (CMC 0,25% dan agar-agar 0,25). Pengamatan terhadap empat formula fruit leather yang dihasilkan dilakukan terhadap sifat fisikokimia yaitu warna, total padatan terlarut (TPT) dan kadar air, uji sensori dengan uji penjenjangan dan uji hedonik (warna, aroma, rasa, dan elastisitas), kandungan proksimat dan komponen bioaktif (Total karotenoid dan tokoferol). Warna fruit leather buah merah yang diperoleh dari penelitian ini adalah warna merah sampai merah gelap, TPT berkisar 42,4-48,0 oBrix, serta kadar air berkisar 10,26-12,87%, yang telah memenuhi standar Nasional untuk produk semi basah. Penggunaan pengemulsi CMC dan agar-agar secara umum tidak menghilangkan aroma dan rasa khas buah merah dan juga tingkat elastisitasnya masih cukup baik sehingga produk fruit leather buah merah dapat digulung dengan baik. Selain itu, secara keseluruhan panelis dapat menerima warna, aroma, rasa, dan kekenyalan pada semua formulasi fruit leather buah merah. Formula fruit leather buah merah terbaik adalah F3 (CMC 0,15% dan agar-agar 0,15), dengan komposisi ampas buah merah 60,2%, CMC 0,15%, agar-agar 0,15%, asam sitrat 0,2%, gula 10%, dan air 29,3%; kandungan proksimat yaitu kadar abu 1,29% (bk), lemak 28,38% (bk), protein 0,29% (bk), karbohidrat 55,63% (bk) dan TPT 48,0oBrix; serta komponen bioaktif yakni total karotenoid 1.365 ppm dan total tokoferol 553 ppm

    Nilai Gizi dan Sifat Organoleptik Sosis Daging Sapi dengan Penambahan Pasta Buah Merah pada Level yang Berbeda

    Get PDF
    Red fruit pasta are reported containing active components that are important to health, so the opportunities to be developed into a functional food ingredients. The purpose of this study is utilize pasta as natural dye in beef sausage and based on chemical quality and sensory. Given some active compounds are known to display as natural dye for food.  In this study, beef sausage was added by red fruit pasta in various concentrations: (0%, 7%, 9%, and 11%) were added on beef sausage. The observed variables were chemical qualities (water content, protein content, fat content, ash content and carbohydrate content) and sensory (colour, taste, texture, and aroma). The result showed that the addition of red fruit pasta on beef sausage significantly affected on water content and protein content. Organoleptic testing (hedonic and hedonic quality testing) showed that the panelists remarkably prefered all beef sausages with addition of red fruit past

    HUBUNGAN FOOTWORK SIDE STEP DENGAN KETEPATAN PUKULAN FOREHAND SMASH PADA PERMAINAN TENIS MEJA DI PTM SILAMBA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara footwork side step dengan ketepatan pukulan forehand smash pada permainan tenis meja di PTM Silamba, Penggilangan, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Sampel dari penelitian ini adalah 15 anggota aktif PTM Silamba yang berusia antara 10 hingga 13 Tahun. Hasil dari analisa data setelah dikorelasikan ternyata dapat diketahui bahwa perolehan rxy sebesar 0.531 pada taraf signifikansi = 0,05 dengan n = 15. Hasil tersebut menunjukan adanya hubungan korelasi signifikan (thitung (4.064) (1.753) ttabel pada taraf signifikansi = 0,05 dengan n =15) dengan koefisien determinasi sebesar 28.2% sedangkan sisanya 71.8% ditentukan oleh faktor lain. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara footwork side step dengan ketepatan pukulan forehand smash pada permainan tenis meja di PTM Silamba, Penggilangan, Jakarta Timur. ***** This study aims to find correlation between footwork side step with forehand smash accuration in table tennis at PTM Silamba, Penggilingan, East Jakarta. This study uses correlational. The sample in this research is 15 bmember of PTM Silamba from 10 until 13 years old. The result of the data analysis and after correlated turns can be seen that obtained rxy of = 0.531 at significance level = 0,05 with n = 15. These result indicate a significant correlation (thitung (3.064) (1.753) ttabel at significance = 0,05 with n=15 with coefficient determination of 28.2% while the remaining 71,8% is determined other factors. Thus it can be concluded that there is a significant correlation between footwork side step with forehand smash accuration in table tennis at PTM Silamba, Penggilingan, East Jakarta
    • …
    corecore