6 research outputs found

    Hubungan Paparan Kekerasan Dengan Perilaku Bullying Di Sekolah Dasar

    Get PDF
    Bullying merupakan salah satu bentuk perilaku agresi. Ejekan, hinaan, dan ancaman seringkali merupakan pancingan yang dapat mengarah ke agresi. Rasa sakit dan kekecewaan yang ditimbulkan oleh penghinaan, luka fisik, ataupun ancaman dari orang lain cenderung akan mengundang reaksi siswa untuk membalas pelecehan apa yang telah ia terima dari orang lain. Paparan kekerasan pada kehidupan nyata dan kemajuan media elektronik merupakan salah satu faktor terjadinya perilaku agresif. Ketika anak telah terpapar tindak kekerasan maka anak tersebut akan melakukan menirukan perilaku tersebut. Apalagi dipaparkan secara berulang-uang membuat anak familier dan menganggap sebagai hal yang wajar, anak cenderung meniru perilaku yang sama. Tujuan utama penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan antara paparan kekerasan dengan perilaku bullying di Sekolah Dasar. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara paparan kekerasan dengan perilaku bullying di Sekolah Dasar. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 4 dan kelas 5 Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Laweyan yaitu meliputi SD Muhammadiyah 16, SD Negeri Bumi II No. 205 dan SD Negeri Mangkuyudan No. 2 yang berjumlah 182 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah skala paparan kekerasan dan skala perilaku bullying. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistic parametric dengan uji hipotesis melalui teknik korelasi dari product moment, maka hasil perhitungan diperoleh yaitu nilai koefisien korelasi sebesar 0,506; p = 0,000 (p < 0,01) artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara paparan kekerasan dengan perilaku bullying. Sumbangan efektif variabel paparan kekerasan terhadap perilaku bullying sebesar 25,6%. Berdasarkan hasil analisis mean, diketahui variabel paparan kekerasan mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 30,47 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 32 yang berarti paparan kekerasan pada subjek tergolong sedang. Variabel perilaku bullying diketahui rerata empirik (RE) sebesar 13,18 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 16 yang berarti perilaku bullying pada subjek tergolong rendah. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara paparan kekerasan dengan perilaku bullying di Sekolah Dasar

    Hubungan Antara Konformitas Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying

    Get PDF
    Pendidikan y ng merupakan salah satu sarana pencetak sumber daya manusia unggul bagi generasi penerus pembangunan negeri diharapkan jauh dari unsur-unsur kekerasan. Namun kenyataannya fenomena kekerasan di sekolah atau bullying terus bermunculan baik yang dilakukan oleh guru terhadap siswa maupun oleh siswa terhadap siswa lainnya. Fenomena bullying dapat terjadi karena ada faktor penyebab, salah satunya yaitu konformitas. Pengaruh konformitas menimbulkan kecenderungan munculnya perilaku bullying karena apabila remaja sudah terikat dalam suatu kelompok maka akan cenderung mengikuti apa yang diinginkan dalam kelompoknya. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui hubungan antara konformitas dengan kecenderungan perilaku bullying siswa 2) mengetahui tingkat konformitas siswa 3) mengetahui tingkat kecenderungan perilaku bullying siswa 4) mengetahui sumbangan efektif konformitas terhadap kecenderungan perilaku bullying siswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konformitas dengan Kecenderungan perilaku bullying. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMK Harapan, Kartasura yang berjumlah 80 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive non random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan skala konformitas dan skala kecenderungan perilaku bullying. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment. Berdasarkan hasil analisis Product moment diperoleh nilai koefisien kolerasi rxy sebesar = 0,604; p = 0,000 (p<0,01) yang menunjukkan ada kolerasi positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan Kecenderungan perilaku bullying. Sumbangan efektif dari kedua variabel ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) sebesar = 0,365 yang menunjukkan bahwa konformitas mempengaruhi variabel kecenderungan perilaku bullying sebesar = 36,5% dan 63,5% sisanya dipengaruhi variabel lainnya. Subjek dalam penelitian ini mempunyai tingkat konformitas tergolong kategori sedang dengan rerata empirik sebesar = 82,22 dan rerata hipotetik sebesar = 82,5 subjek juga mempunyai kecenderungan perilaku bullying yang rendah dengan rerata empirik sebesar = 52,70 dan rerata hipotetik sebesar 67,5

    Hubungan Antara Empati Dengan Kecenderungan Perilaku Bullying Pada Siswa Smp

    Get PDF
    Sekolah merupakan tempat di mana siswa belajar dan mencari pengetahuan serta bersosialaisasi dengan teman-temannya. Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bagi siswa, namun kenyataannya fenomena yang marak terjadi di sekolah adalah tindak kekerasan atau perilaku bullying yang dilakukan oleh guru kepada siswa maupun siswa kepada siswa lainnya. Perilaku bullying yaitu perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk menyakiti orang lain yang dilakukan berulang-ulang kepada orang yang dianggap rentan. Salah satu faktor yang menyebabkan perilaku bullying terjadi adalah faktor individu yaitu empati. Empati berkaitan dengan tindakan dan pertimbangan moral, orang yang kurang memiliki empati akan bertindak semaunya saja dan cenderung melakukan perilaku bullying. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara empati dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa SMP. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara empati dengan kecenderungan perilaku bullying. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa - siswi kelas VIII A dan VIII D MTs Negeri 1 Gondangrejo yang berjumlah 80 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive non random sampling dengan menggunakan alat ukur yaitu skala empati dan skala kecenderungan perilaku bullying. Berdasarkan hasil analisis data menggunakan statistic non-parametric dengan uji hipotesis melalui teknik korelasi Kendall’s tau_b, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,048 ; (p) = 0,548 (p>0,05) artinya tidak ada hubungan antara empati dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa SMP. Sumbangan efektif empati terhadap kecenderungan perilaku bullying sebesar 0,2%. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel empati diketahui Rerata Emprik (RE) sebesar 47,46 dan Rerata Hipotetik (RH) sebesar 40 yang berarti empati tergolong tinggi. Variabel kecenderungan perilaku bullying mempunyai Rerata Empirik (RE) sebesar 49,78 dan Rerata Hipotetik (RH) sebesar 57,5 yang berarti kecenderungan perilaku bullying tergolong rendah

    Hubungan Antara Efikasi Diri dengan Kecemasan Menghadapi Mata Pelajaran Matematika pada Siswa SD Negeri Bratan III Surakarta

    Get PDF
    Matematika diharapkan dapat menjadi mata pelajaran yang menyenangkan karena berguna bagi siswa agar dapat berpikir secara logis dan rasional, namun sampai saat ini Matematika masih dianggap sebagian besar siswa sebagai momok. Salah satu faktor yang berperan dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan memiliki efikasi diri. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika pada siswa SD Negeri Bratan III Surakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas 3, 4 dan 5 SD Negeri Bratan III Surakarta yang berjumlah 110 orang yaitu kelas 3 sebanyak 38 siswa, kelas 4 sebanyak 39 siswa dan kelas 5 sebanyak 33 siswa. Teknik pengambilan subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi populasi dimana seluruh anggota populasi menjadi subjek dalam penelitian. Adapun alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala efikasi diri dan skala kecemasan. Berdasarkan analisis data menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson, diperolah nilai koefisien korelasi sebesar -0,382; p = 0,000 (p<0,01) artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara efikasi diri dengan kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika. Berdasarkan hasil analisis, diketahui variabel efikasi diri mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 63,60 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 50 yang berarti efikasi diri pada subjek tergolong tinggi. Variabel kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika diketahui rerata empirik (RE) sebesar 45,79 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 60 yang berarti kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika pada subjek tergolong rendah. Sumbangan efektif efikasi diri terhadap kecemasan menghadapi mata pelajaran Matematika sebesar 14,6% dan 85,4% dipengaruhi faktor lain di luar efikasi diri

    Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Perilaku Asertif Pada Mahasiswa Aktivis Universitas Muhammadiyah Surakarta

    Get PDF
    Mahasiswa memiliki tugas yang beragam, selain tugas-tugas akademis yang dikerjakan, mahasiswa juga dituntut untuk menjadi seorang yang aktif, baik aktif di organisasi. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tidak semua mahasiswa dapat melakukan perilaku asertif tersebut, namun sebagian mahasiswa aktivis mampu melakukan perilaku asertif dalam mengikuti kegiatan keorganisasian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dengan perilaku asertif. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konsep diri dengan perlaku asertif. Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa aktivis UMS yang terdiri dari Fakultas Psikologi, Fakultas Tehnik, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Fakultas Hukum, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Geografi, dan Fakultas Farmasi.Data variabel penelitian diungkap dengan skala konsep diri dan skala perilaku asertif. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi sederhana, diketahui bahwa ada hubungan positif dan searah yang sangat signifikan antara konsep diri dengan perilaku asertif. Hal ini ditunjukkan oleh nilai korelasi yang positif sebesar R 0,567 dengan signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01).Sumbangan efektif konsep diri terhadap perilaku asertif menunjukkan bahwa koefisien determinan (r2) sebesar 0,321, sehingga variabel konsep diri memberi sumbangan efektif sebesar 32,1% dalam mempengaruhi perilaku asertif mahasiswa aktivis, sedangkan sisanya 67,9% dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel konsep diri dan perilaku asertif pada subjek tergolong tinggi. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan yang sangat sigifikan antara konsep diri dengan perilaku asertif pada mahasiswa aktivis universitas muhammadiyah surakart

    Rancangan Intervensi Psikologis untuk Mengurangi Beban Perawatan pada Para Perawat Lansia

    Get PDF
    The design of psychological interventions to reduce the burden of care on elderly nurses is a method that can change the behavior, thoughts, and feelings of a person with conditions that include physical, psychological, social and financial pressure in caring for the elderly. This study aims to (1) identify and understand the factors that contribute to caregiver burden on elderly nurses, (2) to know and design appropriate forms of intervention to reduce the burden of care on elderly nurses. Data collection in this study using three methods namely, Zarit Burden Interview (ZBI) questionnaire measurements, interviews and observation. The research informant was determined by purposive sampling method with 10 respondents with the characteristics have treated the patient with cronical sickness, have been care for more than 6 month, and stay with the patient. The results showed that (1) the factors that contribute to the emergence of maintenance burden on elderly nurses. First, the determinants of the burden of care include sex, age, education, chronic disease of the patient, length of time caring for the patient, caregiver relationship status, functional dependency level, and history of caregiver sickness. Second, reducing factors / reducing the burden are the spiritual and cultural values of Java. The existence of culture "ngopeni" in the Java community so in fact, the subject actually feels the burden of care, but the presence of Javanese culture so that the subject neutralizes the feeling of being burdened by saying that caring for the elderly is not felt to burden "Nek dinggo rekoso nggih rekoso, dinggo mboten nggih mboten" means if it is hard then it will feel hard, if it is not hard will also feel not hard. “sak tekane " means do not consider treating is hard, should be passed and complete. (2) The appropriate form of intervention to reduce the burden of care for elderly nurses is the training of meaningfulness of life
    corecore