602 research outputs found

    EFESIENSI TEKNIS BUDIDAYA SISTEM POLIKULTUR IKAN NILA(Oreochromis Niloticus), IKAN BANDENG (Chanos Chanos), UDANG VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei) DI DESA BALUN, KECAMATAN TURI, KABUPATEN LAMONGAN

    Get PDF
    Kegiatan penelitian dilakukan di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja mengingat kawasan tersebut merupakan salah satu sentra sistem polikultur ikan bandeng, nila dan udang vannamei. Penelitian ini dilakukan pada awal Maret hingga Mei 2021. Metode analisis pertama yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Stochastic Frontier Production Function (SFPF). Analisis ini membahas tujuan pertama yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi ikan pada sistem polikultur  tambak di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Bentuk fungsi produksinya adalah Stochastic Frontier Cobb Douglas. Dalam fungsi produksi, faktor yang diduga mempengaruhi tingkat kinerja yang dihasilkan adalah faktor produksi yang digunakan. Faktor produksi yang digunakan dalam budidaya tambak polikultur pada lahan tambak di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan yaitu luas lahan, jumlah bibit, jumlah tenaga kerja, jumlah pupuk urea, jumlah pakan dan jumlah probiotik. Hasil analisis tabel diatas menunjukkan 30 responden yang telah dianalisis mendapatkan nilai rata – rata 0.76505839E+00 yang mana menunjukkan hasil yang baik sebab nilai TE adalah angka yang bervariasi dari 0 sampai 1. Karena ada perbedaan antara tingkat produksi aktual dan produksi maksimum, nilai ui yang tinggi menunjukkan bahwa pengelolaan kolam polikultur dikelola secara tidak efisien. Ketika nilai TE mendekati 1, pertanian secara teknis lebih efisien dan ketika mendekati 0, pertanian dipraktikkan semakin tidak efisien, dengan rata-rata responden di atas 0,76505839E+00, menunjukkan bahwa TE - Nilai mendekati 1 yang berarti efisiensi teknis budidaya sistem polikultur tercapai. Sistem polikultur di Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan dikatakan efektif

    PENGELOLAAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS BERBASIS COOPERATIVE AND INOVATIVE (Studi Situs SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten)

    Get PDF
    Research purposes to (1) describe learning interaction character between teacher and students in cooperative and innovative English learning based in SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten. (2) describe media using in cooperative and innovative English learning based in SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten. (3) describe students learning activity character in class in cooperative and innovative English learning based in SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten. This is a qualitative research. Research conducted in SMK Muhammadiyah 1 Prambanan Klaten. Collecting data technique are observation, depth interview, and documentation method. Analysis in qualitative structural site research includes three main components they are data reduction, data presentation and conclusion with verification. This research results are (1) Teacher and students interaction in cooperative and innovative English learning based by teacher purposes to help students in improving knowledge, attitute and English ability, each teacher and students realize the important of learning purposes. Teacher and students interaction in planning learning, designed to reach the goal with procedures and relevant sistematic steps to place students as centre and they have purposes. (2) Media using in cooperative and innovative English learning based, done by teacher with planning of media will be used in learning, how to use it and how to keep it. Learning media planning is one which have to planned by teacher in lesson plan (RPP) media learning using planning in RPP. All learning media planned including multimedia learning media and as one of some exist medias. Multimedia learning media using based on student interest. (3) Student preparation before learning process are bringing and preparing English learning equipment by making student coordination. Classroom preparation before learning is ready to be used everyday. Students on duty come earlier to prepare it. Basicly cooperative and innovative English learning points on student learning experience form (learning cooperative)

    TEMBANG KARAWITAN

    Get PDF
    Buku ini berusaha memberikan pemahaman dan ketrampilan teknik bawa, gérong, dan sindhènan kepada pelaku seni untuk dapat menyajikannya dengan baik. Setelah memahami tulisan ini, harapannya paling tidak dapat menambah percaya diri ketika terjun langsung dalam masyarakat karawitan. Sebagai generasi penerus pelestari seni tradisi, khususnya tembang, dalam karawitan Jawa menjadi penting, oleh karena itu belajar dan memahami secara luas dan mendalam kapada budayanya sendiri adalah suatu keharusan. Pembaca diharapkan nanti mampu menjelaskan pengertian bawa gawan, bawa srambahan, gérong, dan sindhènan, serta mampu menyajikan bawa, gérong, dan sindhènan dalam berbagai laras dan patet. Buku ini disusun menjadi beberapa bab, yaitu: bab I tentang bawa dalam karawitan gaya Surakarta, baik bawa gawan maupun bawa srambahan, bab II membicarakan tentang gérong, bab III membahas tentang sindhènan, 4) Dalam mempelajari buku ini diharapkan selalu berlatih membaca notasi, mengolah luk, wiled, dan gregel sesuai dengan karakter pribadi masing-masing maupun karakter gending

    Garap Rujak-rujakan dalam Sindhenan Gaya Surakarta

    Get PDF
    ABSTRACTThis research reveals of garap rujak-rujakan in the Surakarta style sindhènan. Some issues to be explored in this reasearch are related to the garap rujak-rujakan, how to interpret balungan rujak-rujakan, and the function of rujak-rujakan in Surakarta-style sindhènan. These point are explained based on data on the presentation of musical instrument as a factual data exploration media. Data collection was carried out by means of literature studies, interviews, and also as a participant observer.The data collection was carried out by literature study, interviews, and also as a participant observer. The analysis is carried out by reinterpreting the thoughts and experience of the pengrawit through pragmatic reality. The interpretation uses interpretation method and garap analysis. The explanation and getting conclusions are carried out by the inductive method.The results obtained are that the rujak-rujakan is included in the shredded category which has a complementary and varied function. There are four types of rujak-rujakan models, namely rujak-rujakan with a descending melody, rujak-rujakan with an upward melody, rujak-rujakan with kempyung melody sèlèh, and rujak-rujakan with flat tones. Céngkok rujak-rujakan can be applied to melody compositions that reflect the core of the rujak-rujakan melody. So if there is a balungan melody that reflects the melody rujak-rujakan, then a pesindhèn can fill the balungan with céngkok rujak-rujakan. Rujak-rujakan is facultative, but its presence gives color or variety to the sindhènan

    Studi Perbandingan Teknik Sinkronisasi Waktu Untuk Sistem Mobile OFDM

    Get PDF
    OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah teknik modulasi cocok untuk aplikasi delay spread yang tinggi. Namun kinerja OFDM sangat sensitif terhadap kesalahan sinkronisasi waktu. Pada tulisan ini, pengkajian terhadap beberapa algoritma untuk sinkronisasi waktu di sistem komunikasi OFDM pada model kanal multipath ITU Vehicular dilakukan. Dari hasil analisis, terpilih empat algoritma sinkronisasi waktu yang mempunyai ukuran pewaktu yang bersifat impulsif untuk dievaluasi kinerjanya dalam menghitung waktu kedatangan simbol OFDM. Simulasi dilakukan dengan mempertimbangkan pengaruh SNR (Sinyal to Noise Ration) dan CIR (Channel Impulse Response). Kinerja dari algoritma diukur dengan MSE (Mean Squared Error) dari offset timing point. Hasil simulasi menunjukkan bahwa teknik konvensional (teknik autocorrelation dan crosscorrelation) tidak cukup untuk sistem dengan kondisi kanal dengan delay spread yang cukup tinggi. Teknik konvensional yang digabungkan dengan teknik Perubahan statistik pada korelator mempunyai kinerja yang lebih baik pada kondisi kanal dengan delay spread yang cukup tinggi

    The Meaning of Gendhing Kodhok Ngorek in the Panggih Procession of a Traditional Javanese Wedding Ceremony

    Get PDF
    This article aims to understand the meaning of Gending Kodok Ngorek, as the music that accompanies wedding rituals (Panggih) in Java. The data were collected through observation, a literature review, and interviews. The problem was addressed using Clifford Geertz’s cultural interpretive concept, which argues that cultural facts exist in the mind (as knowledge), are manifested in models, and determine behaviour and action in life, and Yasraf Amir Pilliang’s semiotics of culture, which describes how meaning is formed through media and signs. The research concludes that the panggih ceremony, a procession in which the bride and bridegroom come together, can be interpreted philosophically, socially, and symbolically. Based on the musical pitches used, philosophically understood as a marker of a husband and wife who are making love. Its masculine character is manifested in the panunggul alit pitch (1), which symbolizes a male frog, while its feminine character is manifested in pitch nem (6), which symbolizes a female frog. Etymologically, Kodhok Ngorek means singing frog, of course in the water. Water is understood as a symbol of fertility, as a sign of the hope that the husband and wife will soon be blessed with offspring. Makna Gendhing Kodhok Ngorek Dalam Prosesi Panggih Upacara Pernikahan Adat Jawa. Artikel ini bertujuan untuk memahami Gending Kodok Ngorek sebagai musik pengiring upacara pernikahan (Panggih) di Jawa. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, studi literatur, dan wawancara. Masalah tersebut dianalisis dengan menggunakan konsep interpretasi budaya Clifford Geertz, yang berpendapat bahwa fakta budaya ada dalam pikiran (sebagai pengetahuan), diwujudkan dalam model, dan menentukan perilaku dan tindakan dalam kehidupan, dan semiotika budaya Yasraf Amir Pilliang, yang menggambarkan bagaimana makna dibentuk melalui media dan tanda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upacara panggih, sebuah prosesi di mana kedua mempelai bertemu, dapat dimaknai secara filosofis, sosial, dan simbolis. Berdasarkan nada musik yang digunakan, secara filosofis dipahami sebagai penanda kedua sejoli yang sedang bercinta. Sifat maskulinnya diwujudkan dalam nada panunggul alit (1) yang melambangkan katak jantan, sedangkan sifat femininnya diwujudkan dalam nada nem (6) yang melambangkan katak betina. Secara etimologi Kodhok Ngorèk berarti katak bernyanyi, sudah barang tentu di dalam air. Air dipahami sebagai simbol kesuburan, sebagai penanda harapan agar pasangan sejoli segera dikaruniai keturunan
    corecore