113 research outputs found

    Model pendidikan kader ikatan pelajar muhammadiyah (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta Tahun 2014)

    Get PDF
    Pendidikan kader adalah suatu upaya yang dilakukan oleh sebuah organisasi untuk me-revitalisasi kader yang dimilikinya dan diharapkan mampu meneruskan jalan roda organisasi dalam mencapai suatu tujuan. Pendidikan kader sangatlah penting bagi sebuiah organisasi, karena dengan adanya pendidikan kader maka sebuah organisasi memiliki aktivis yang mengembangkan organisasi tersebut. Oleh karena itu, bagaimana model pendidikan kader dapat dilihat dari materi dan metode yang diterapkan di IPM SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model pendidikan kader IPM SMP Muhammadiyah 8 Surakarta. Sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan keilmuan mengenai perkaderan pada umumnya dan perkaderan Muhammadiyah pada khususnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pendidikan kader yang ada di IPM SMP Muhammadiyah 8 Surakarta adalah pendikan kader formal dan non-formal. Pendidikan kader formal di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta yang terlaksana baru pada jenjang Pengkaderan Formal Utama yaitu Pelatihan Kader Taruna Melati 1. Sedangkan pendidikan kader non formal yaitu Sekolah Kader (SEKAD). Materi pendidikan kader formal Pelatihan Taruna Melati 1 adalah ke- IPMan, keIslaman, kemuhammadiyahan, kepemimpinan dan paradigma kritis. Sedangkan dalam pendidikan kader non formal Sekolah Kader (SEKAD) materi yang disampaikan adalah mengulas materi yang pernah disampaikan dalam Pelatihan Kader Taruna Melati 1. Metode yang digunakan dalam Dalam pendidikan kader formal Pelatihan Taruna Melati 1 metode yang digunakan yaitu pemanasan, ceramah dan tanya jawab, diskusi kelompok, studi kasus, curah pendapat (Brainstorming) dan ice breaker.Sedangkan alam pendidikan kader non formal Sekolah Kader (SEKAD) metode yang digunakan adalah metode ceramah

    Hubungan Intensitas Penggunaan Situs Jejaring Sosial Facebook Dengan Akhlak Siswa Kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun 2013

    Get PDF
    Jejaring sosial telah berkembang pada masa ini, salah satu yang paling populer saat ini adalah facebook. Facebook banyak diminati karena kemudahan kemudahan fitur yang dimilikinya. Sehingga dari anak-anak sampai dewasa tak jarang yang menguasai pengoperasian jejaring sosial facebook. Siswa SMP Al-Islam 1 Surakarta termasuk yang tanggap teknologi, sehingga sebagian besar dari siswanya telah menguasai facebook. SMP Al-Islam 1 Surakarta merupakan sekolah yang berbasis keislaman sehingga menekankan penanaman akhlakul karimah kepada anak didiknya. Maka dalam hal ini penulis akan meneliti hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Dari latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah adakah hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Manfaat penelitian ini secara teoritis sebagai bahan pengalaman bagi penulis dalam penyusunan karya tulis, menjadi referensi bagi penelitian lain yang berhubungan dengan masalah jejaring sosial, sedangkan manfaat praktis diharapkan dapat memberikan informasi bagi sekolah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan peranannya untuk membina akhlak siswa. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif. Metode penentuan subyek menggunakan populasi dan sampel. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta yang menggunakan facebook yaitu 214 siswa. Sampel yang digunakan sebanyak 22 siswa. Metode pengumpulan data yang dipakai menggunakan metode angket, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan analisis statistik dengan teknik korelasi Spearman Rank dengan rumus sebagai berikut: Dari hasil penelitian ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa adanya hubungan negatif antara intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa kelas VIII SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun 2013. Berdasarkan analisis data yang diperoleh yaitu nilai ρhitung -0,459 dan harga ρ tabel 0,428 (0,459>0,428). Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif antara intensitas penggunaan facebook dengan akhlak siswa. Maknanya semakin intens penggunaan facebook semakin rendah akhlak siswa, atau sebaliknya

    Konsep Bimbingan Konseling Islam Dalam Qur’an Surat Ali Imran Ayat 159 – 160

    Get PDF
    The Islamic counseling guidance is a guidance based on the Qur'an and the Sunnah of the Prophet Muhammad. In the Islamic counseling guidance, Al - Qur'an and Al - Hadith serve as the main basis, because they are the source of all sources of guidance for the life of Muslims. The theories in the counseling guidance of Islam all have a basis in the Qur'an and hadith. One verse in the Qur'an that has a relationship or made as the basis in the theory of counseling guidance of Islam, namely Qur’an Surah Ali - Imran Verse 159 -160. The formulation of the problem of this research is how the concept of Islamic counseling guidance listed in the Qur’an Surah Ali Imran Verse 159 - 160. The purpose of this research is to describe the concept of Islamic counseling guidance in Qur’an Surah Ali Imran verses 159 -160. This research is a library research with qualitative approach. The data collection of this study using documentation method. Data analysis techniques using descriptive technique that is analyzed by describing data that has been collected. Further drawn the conclusion with the deductive method of departing from the theory and then adjusted with existing data. Based on the data analysis from the research results, it can be concluded that the concept of Islamic counseling guidance in accordance in Qur’an Surah Ali Imran verse 159 - 160 is : Deliberation, is a way to find an alternative problem solving. It has a similarity with the curative or corrective function of Islamic counseling guidance, group method, and the principle of deliberation in the Islamic counseling guidance. Tawakkal, is surrender to Allah. It has a similarity with the purpose of Islamic counseling and also the personality that a Muslim counselor should have. Gentle and forgiving, which is a worthy praise of the Messenger of Allah. It has a similarity with the principle of human sociality, the principle of akhlaqul karimah, and the principle of affection in the Islamic counseling guidance

    Kecerdasan Spiritual Dalam Menghindari Perilaku Menyimpang Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015

    Get PDF
    Spiritual intelligence can make a smarter spiritually religious. If a person has a spiritual intelligence then it is likely to have the ability to avoid deviant behavior. The purpose of this study was to describe the spiritual intelligence to avoid aberrant behavior in class VIII SMP Negeri 1 Surakarta in 2014/2015 academic year. The method used is qualitative research, data collection techniques with documentation and interviews and data analysis technique is used qualitative descriptive analysis, inductively implemented starting from data collection, data reduction, data presentation, and data verification. The results showed that the spiritual intelligence to give color to avoid misconduct proven to students of SMP Negeri 1 Surakarta has a high spiritual intelligence to avoid misbehavior. They have the character of a religious, honest, tolerant, hard working, creative, independent, democratize, curiosity, the spirit of nationalism, patriotism Air, cherish the achievements, friendly and communicative, love peace, love reading, environmental care, social care and responsibility responsibility. Supporting factor is the family environment and a good community, while the inhibiting factor is the awareness of students to avoid deviant behavior are external factors, coming from poor environmental and internal factors coming from within the students themselves

    Pengaruh Bimbingan Konseling Terhadap Penanaman Nilai Akhlak Siswa SMP N 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2012/1013

    Get PDF
    Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dari pendidikan. Mengingat bahwa bimbingan dan konseling adalah suatu kegiatan bantuan dan tuntunan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa pada khususnya di sekolah. Bimbingan konseling dan penanaman akhlak adalah upaya yang tidak dapat dipisahkan. Bimbingan konseling dalam penanaman nilai akhlak adalah bimbingan yang menitik beratkan pada pendekatan personal yaitu memberi motivasi, arahan, dan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi siswa terutama pada masalah akhlak. Penanaman akhlak tidak harus diterapkan di sekolah saja, tetapi penanaman akhlak bisa dilakukan di luar sekolah. Dalam hal ini perlu adanya kerja sama yang apik antara sekolah dan pihak lain dalam pembentukan akhlak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dalam penanaman nilai akhlak pada siswa melalui bimbingan konseling di SMP Negeri 1 Teras serta mengetahui perubahan perilaku yang terjadi setelah mendapatkan pelayanan bimbingan konseling di SMP N 1 Teras tahun pelajaran 2012/2013 Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang berjenis kualitatif. Subyek penelitian menggunakan key informan yang digunakan untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penetapan validitas data dalam penulisan ini melalui trianggulasi data dan informan review, Dalam menganalisis data dilakukan secara deskriptif (menutur kata dengan apa adannya secara kualitatif) dengan menggunakan metode induktif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Seluruh staf sekolah seperti, kepala sekolah, guru mata pelajaran, wali kelas, guru BK berperan dalam upaya penanaman nilai akhlak kepada siswa. Kepala sekolah sebagai penanggung jawab seluruh pelaksanaan bimbingan konseling dengan memfasilitasi dengan saranasarana pendukung, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling dapat berjalan dengan baik, (2) sanksi yang diterapkan BK SMP N 1 Teras cenderung pemberian teguran dan pengarahan hal ini bertujuan agar perubahan prilaku/akhlak siswa terbentuk karena bukan karena takut akan tetapi perubahan prilaku tumbuh dari kemauan siswa itu sendiri, (3) melalui upaya pemahaman, pencegahan, pengentasan, pemeliharaan dan pengembangan yang diinternalisasikan dengan kegiatan sekolah memberikan pengaruh antara lain: (a) Terciptanya kesadaran keagamaan pada siswa dan pemahaman siswa akan peraturan-peraturan yang ada di sekolah, (b) Siswa terbantu dalam pemecahan masalah, karena ada sebagian siswa yang memanfaatkan layanan bimbingan. Hal ini di tunjukkan dengan prilaku siswa menjadi lebih baik, (c) Ada juga siswa yang merasa terganggu akan campur tangan BK terhadap masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena siswa mempunyai pandangan terhadap guru BK masih sebagai polisi sekolah

    Upaya Bimbingan Dan Konseling Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X Man 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013

    Get PDF
    Bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian yang tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan. Terutama bila dilihat dari keadaan dewasa ini yang menunjukkan betapa pentingnya bimbingan dan konseling di sekolah yaitu dalam hal memotivasi belajar siswa dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh siswa. Rumusan masalah ini adalah bagaimana upaya Bimbingan dan Konseling untuk yang meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X MAN 1 Boyolali dan apa saja yang menjadi faktor pendorong dan penghambat dalam upaya Bimbingan dan Konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X di MAN 1 Boyolali. Penelitian ini bertujuan yaitu (1) mengetahui kesulitankesulitan yang dihadapi BK dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X, (2) menambah wawasan mengenai pendidikan terutama cara-cara mengatasi kesulitan belajar siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field research). Subjek penelitian siswa kelas X ( tidak hanya siswa yang memiliki kesulitan dan masalah). Untuk memperoleh data penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan guru BK, wali kelas dan siswa, selain itu juga menggunakan metode observasi guna mengambil data melalui sejumlah sumber-sumber agar pengambilan datanya bisa sistematis, selain metode tersebut, juga menggunakan metode dokumentasi untuk mendapatkan data tentang gambaran umum MAN 1 Boyolali. Adapun penelitianini dalam menganalisis upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X dengan induktif dan deduktif agar mengetahui perbedaan antara siswa sebelum mendapat bimbingan dan konseling dan setelah mendapat bimbingan dan konseling. Kesimpulan penelitian ini adalah (1) pelaksanaan bimbingan dan konseling di MAN 1 Boyolali dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X melalui bimbingan individu yang bekerjasama dengan wali kelas, guru MAPEL dan wali murid. (2) Upaya bimbingan dan konseling untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan bimbingan dan konseling dalam menangani masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa dalam hal motivasi belajar. Misalkan, menurunnya motivasi belajar siswa kelas X yang di akibatkan karena siswa yang berasal dari sekolah umum belum bisa menyesuaikan diri terha dap MAPEL yang berbasis agama. Karena adanya permasalahan tersebut, maka bimbingan dan konseling memberikan arahan, serta motivasi belajar dengan cara pendekatan pribadi terhadap siswa yang bermasalah tersebut sampai siswa tersebut bisa menyesuaikan dirinya

    Peran Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Menanggulangi Kenakalan Siswa Di SMK Muhammadiyah Kartasura

    Get PDF
    Peran sekolah sangatlah penting dalam membentuk prilaku para siswanya. Sekolah berfungsi sebagai fasilitator yang akan mengantar para siswa agar mereka berprestasi dengan iman, ilmu dan amal. Di sekolah peran guru agama sangat dibutuhkan dalam membimbing dan mengarahkan para siswanya terutama berkaitan mengenai akhlak. Masa remaja merupakan masa tidak stabilnya emosi yang kadang-kadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dewasa dinilai sebagai perbuatan nakal. Kenakalan yang terjadi di SMK Muhammadiyah Kartasura sangat beragam bentuknya sehingga perlu diadakan penanggulangan agar tidak menyebar luas. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana peran guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. Tujuan penelitian ini yaitu identifikasi pelaksanaan dan usaha-usaha yang dilakukan guru pendidikan agama Islam dalam menanggulangi kenakalan siswa di SMK Muhammadiyah Kartasura. Manfaat penelitian ini yaitu memberi sumbangan untuk menambah wawasan di bidang pendidikan agama Islam, bagi guru pendidikan agama Islam dapat memberi motivasi dalam menanggulangi kenakalan siswa. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan melalui pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi. Langkah-langkah dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Setelah melakukan analisis data, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Pertama, guru pendidikan agama Islam berperan cukup aktif dan efektif turut serta dalam menanggulangi kenakalan siswa. Hal ini bisa dilihat dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru pendidikan agama Islam melakukan tanggung jawabnya sebagai pendidik, pembimbing siswa ke arah pencapaian kedewasaan, mengajarkan siswa bersikap, bertingkah laku, mengarahkan, menumbuh kembangkan keimanan dan ketakwaan serta terbentuknya anak didik yang Islami. Kedua, kenakalan siswa dibagi menjadi dua: (1) Kenakalan ringan seperti sholat tanpa berwudhu, bercanda ketika sholat, tidak ikut sholat berjamaah, mencontek, tidak mengerjakan PR, pacaran/duduk berdua dengan lawan jenis, memakai seragam tidak rapi/tidak dimasukkan, terlambat masuk sekolah, tidak sopan/berkata kotor/menghina guru, rambut panjang, membawa/bermain HP pada waktu pelajaran, membuat keributan/kegaduhan dalam kelas, merokok, membolos, alpa, dan tidak masuk dengan membuat surat keterangan palsu. (2) Kenakalan berat seperti menyimpan/memepertontonkan gambar/film porno, berjudi, minum-minuman keras. Ketiga, strategi dalam menanggulangi kenakalan tersebut adalah strategi prefentif, strategi represif, strategi kuratif (penyembuhan

    Pengaruh Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran Terhadap Perilaku Keagamaan Masyarakat Dukuh Saripan, Desa Makamhaji, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo

    Get PDF
    Hubungan antara pondok pesantren dengan komponen yang ada didalamnya sangat erat, khususnya dengan masyarakat. Dengan adanya pondok, masyarakat bisa menggali ilmu-ilmu agama. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pondok pesantren harus memiliki pengaruh terhadap perkembangan masyarakat sekitarnya. Dalam penelitian ini akan mengkaji bagaimana pengaruh Pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran terhadap perilaku keagamaan masyarakat Dukuh Saripan, Desa Makamhaji, Kec. Kartasura, Kab. Sukoharjo. Tujuan dari penelitian untuk mendeskripsikan dan memberikan informasi mengenai pengaruh pondok terhadap perilaku keagamaan masyarakat dukuh Saripan. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai perilaku keagamaan penulis, bersandar pada teori dimensi-dimensi keagamaan menurut R. Stark dan C.Y. Glock, dari lima dimensi yang ada penelitian ini hanya menekankan pada tiga dimensi saja yaitu, dimensi keyakinan (The ideological dimension), dimensi praktek agama atau ibadah (The ritualistic dimension) dan dimensi pengetahuan (The intellectual dimension). Penelitian yang termasuk field research (penelitian lapangan) ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dengan demikian metode pengumpulan datanya adalah observasi dn wawancara, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu data-data yang berhasil dikumpulkan, dideskripsikan dan diinterpretasikan dalam bentuk kata-kata tertulis. Hasil dari penelitian menyimpulkan 1) Dimensi keyakinan masyarakat meningkatkan perilaku keagamaan dalam menjalani kehidupan yang lebih erkualitas. 2) Dimensi ibadah, masyarakat lebih mengetahui bahwa ibadah yangdikerjakan tidak sebatas ritual keagamaan saja, namun subtansi dari ibadah akan mempengaruhi perilaku kehidupan seperti, kedisiplinan dan mencegah perbuatan buruk. 3) Dimensi pengetahuan pada masyarakat menyangkut ajaran-ajaran agama semakin meningkat. Bentuk kegiatan pondok Muhammadiyah Hajjah Nuriyah Shabran yang mempengaruhi perilaku keagamaan masyarakat sekitar di antaranya adalah pengajian, Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA), Khatib shalat Jum’at, dan shalat berjamaah di masjid

    Pengaruh Sertifikasi Terhadap Kinerja Guru Di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong Tahun Pelajaran 2012/2013

    Get PDF
    Kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, kinerja guru dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran. Adapun salah satu cara untuk membangkitkan semangat kinerja guru dalam mengajar sekaligus menumbuhkan sikap keprofesionalan guru, pemerintah mengadakan program sertifikasi. Dengan harapan, guru dapat meningkatkan mutu profesionalisme melalui peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran, serta peningkatan kinerja dan mutu pendidikan secara nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan perbedaan kinerja guru bagi yang bersertifikat dengan yang belum bersertifikat. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 3 Gemolong, dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi, kemudian dianalisis menggunakan metode analisis komparatif. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Pelaksanaan sertifikasi yang di ikuti oleh guru-guru SMK Muhammadiyah 3 Gemolong dibawah naungan DEPAG bagi guru agama Islam, dan DINAS bagi guru mata pelajaran umum. Guru yang bersertifikat sebanyak 23, dengan perincian 1 guru mata pelajaran agama dan 22 guru mata pelajaran umum, dari ke 23 guru bersertifikat, yang lulus melalui penilaian portofolio sebanyak 2 guru dan yang 21 guru lulus melalui jalur PLPG. Kemudian, perbedaan Kinerja Guru Sertifikat dengan non-Sertifikat dapat dilihat dari proses pembelajaran berlangsung, dengan indikator sebagai berikut: guru sertifikat: (a) Perencanaan Pembelajaran: komponen silabus lengkap, ada pengembangan silabus, dan komponen RPP lengkap, (b) Pelaksanaan Pembelajaran: pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah di buat, pengelolaan kelas sudah maksimal, penggunaan media belum maksimal, sumber belajar tidak hanya dari buku-buku, tetapi ditambah dari internet serta metode pembelajaran bervariasi dan banyak melibatkan siswa, dan (c) Evaluasi Pembelajaran: ada penilaian selama KBM (pree test dan post test), soal tercantum dalam RPP, berikut dengan kunci jawaban dan pensekoran nilai, dan ada perbaikan proses mengajar dan pengayaan bagi siswa, sedangkan guru nonsertifikat: (a) Perencanaan Pembelajaran: Komponen silabus lengkap, belum ada pengembangan silabus dan RPP, serta komponen RPP tidak lengkap, (b) Pelaksanaan Pembelajaran: pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah di buat, pengelolaan kelas belum maksimal, belum menggunakan media, sumber belajar hanya dari buku, dan metode pembelajaran kurang bervariasi yaitu masih ceramah dan pemberian tugas, dan (c) Evaluasi Pembelajaran: belum ada penilaian proses saat KBM, soal tercantum dalam RPP, berikut dengan kunci jawaban namun belum ada pedoman pensekoran nilai dan melakukan pengayaan bagi siswa. Faktor yang mempengaruhi kinerja guru ada dua yaitu: faktor eksternal dan internal

    Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pelaksanaan Bimbingan Konseling Di Smp Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar Tahun Pelajaran 2017/2018

    Get PDF
    Guidance and counseling is an educational service to help learners develop their potential optimally and help solve problems faced by learners. In the implementation of guidance and counseling in schools involving school personnel 2 including teachers of Islamic Religious Education subjects for the implementation of guidance and counseling goes well. The role of Islamic Religious Education Teachers in assisting the implementation of guidance and counseling is as an informer, facilitator, moderator, motivator and collaborator. This study examines the role of what I do teachers of Islamic Education in assisting the implementation of guidance and counseling in SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar in the academic year 2017/2018. Furthermore, the purpose of this research is to describe the roles of PAI teachers in the implementation of guidance and counseling at SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar in 2017/2018. This type of research is field research with qualitative approach. Technique of collecting data by doing observation, interview and documentation. While the analysis used is deductive. Based on the results of the analysis that has been done can be drawn the conclusion that teachers of Islamic Education in SMP Muhammadiyah Darul Arqom Karanganyar have a role in the implementation of guidance and counseling. First, the role of the PAI teacher as an informant helps the teacher in informing counseling and guidance services. Activities undertaken by PAI teachers in this role are programming, information services, evaluation, placement and distribution services. Second, the teacher as a facilitator in the learning service by providing assistance to students whose achievements are less and encourage learners to be able to learn well. Thirdly, the teacher as moderator mediates between BK students and teachers. In the implementation of BK teachers are involved in group counseling services. Fourth, the teacher as a motivator to provide motivation to the learners related to guidance and counseling services. These services are individual counseling services and group guidance services. Fifth, the teacher as a collaborator of the same teacher PAI Guru BK work together to solve student problems. The activities of PAI Teachers that include this role are orientation and follow-up services
    • 

    corecore