2,749 research outputs found

    Isu Gender Di Indonesia Dalam Respon Nahdhatul Ulama

    Get PDF
    This paper will examine the Nahdhatul Ulama\u27s response to gender issues in Indonesia. In general, Nahdhatul Ulama\u27s response to gender in this case is represented by the discourse of women\u27s acceptance in the NU body is relatively good. This is seen from some important decisions issued by PBNU. Empowerment and gender mainstreaming within the structural framework of the Nahdhatul Ulama organization are seen in significant decisions for gender equality, including decision making after the 1997 Munas decision, how NU accepts women as presiden

    Nahdhatul Ulama Dan Perubahan Budaya Politik Di Indonesia

    Full text link
    The aim of article to descriptive relationship between Nahdhatul Ulama institution and change of political culture in Indonesia. The first, explore many terminology of political culture, type of political culture and political behavior. Secondly, this article to analysis ideology of Nahdhatul Ulama and democracy. The last, this article recommended the new role of Nahdhatul Ulama to contribution in change of political culture in Indonesia

    Mensinergikan Semangat Mujahadah, Ijtihad, Dan Jihad Di Indonesia

    Full text link
    Perkembangaan Umat Islam diiringi dengan berkembangnya sistem sosial masyarakat dan kebudayaan. Di Indonesia, perkembangan Islam dapat dilihat pada organisasi masyarakat yaitu Nahdhatul Ulama dan Muhamadiyah. Tradisi yang digunakan kedua ormas tersebut jelas perbedaannya, apalagi dibandingkan dengan gerakan Islam ekstrimis yang baru-baru ini muncul. Nahdhatul Ulama yang mayoritas masyarakat pedesaan dan treadisional. Muhammadiyah cenderung menggunakan ijtihad (pengembangan pemikiran) untuk kemajuan dakwah Islamiyah melalui sekolah, rumah sakit dan panti asuhan. Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah, ada ormas Islam yang menegaskan diri sebagai penggerak dakwah lewat amar ma\u27ruf nafi munkar secara tegas. Bahkan kalau perlu dengan menggunakan kekerasan yang mereka anggap sebagai jihad. Oleh karena itu, dipandang perlu penulis membahas kerangka ormas Islam yang ideal dalam melakukan gerakan Dakwah Islamiyah. Sehingga terjadi sinergitas antar ormas Islam yang mengusung mujadahah (diwakili Nahdhatul Ulama\u27), ijtihad (diwakili Muhammadiyah) dan jihad (diwakili ormas Islam ekstrimis pasca reformasi)

    MENSINERGIKAN SEMANGAT MUJAHADAH, IJTIHAD, DAN JIHAD DI INDONESIA

    Get PDF
    Perkembangaan Umat Islam diiringi dengan berkembangnya sistem sosial masyarakat dan kebudayaan. Di Indonesia, perkembangan Islam dapat dilihat pada organisasi masyarakat yaitu Nahdhatul Ulama dan Muhamadiyah. Tradisi yang digunakan kedua ormas tersebut jelas perbedaannya, apalagi dibandingkan dengan gerakan Islam ekstrimis yang baru-baru ini muncul. Nahdhatul Ulama yang mayoritas masyarakat pedesaan dan treadisional. Muhammadiyah cenderung menggunakan ijtihad (pengembangan pemikiran) untuk kemajuan dakwah Islamiyah melalui sekolah, rumah sakit dan panti asuhan. Berbeda dengan NU dan Muhammadiyah, ada ormas Islam yang menegaskan diri sebagai penggerak dakwah lewat amar ma’ruf nafi munkar secara tegas. Bahkan kalau perlu dengan menggunakan kekerasan yang mereka anggap sebagai jihad. Oleh karena itu, dipandang perlu penulis membahas kerangka ormas Islam yang ideal dalam melakukan gerakan Dakwah Islamiyah. Sehingga terjadi sinergitas antar ormas Islam yang mengusung mujadahah (diwakili Nahdhatul Ulama’), ijtihad (diwakili Muhammadiyah) dan jihad (diwakili ormas Islam ekstrimis pasca reformasi)

    INTERAKSI WARGA NAHDHATUL ULAMA DAN MUHAMMADIYAH DALAM MENJAGA KERUKUNAN DI DESA MOJOPURO WETAN KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan interaksi warga Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah di desa Mojopurowetan kabupaten Gresik terjalin rukun dan harmonis ditinjau dari perspektif interaksi simbolik Blumer serta peran Tokoh Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah dalam menjaga kerukunan ditinjau dari perspektif teori peran. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Sumber data diperoleh dari Warga serta Tokoh Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah di desa Mojopuro Wetan. Hasil dari penelitian ini bahwa hal yang mendasari warga Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah di Desa Mojopurowetan Kabupaten Gresik terjalin rukun dan harmonis karena rasa toleransi dan tidak mempersoalkan masalah khilafiyah. Adapun penggunaan simbol dalam ungkapan kata tertentu untuk menyampaikan makna dalam berinteraksi sosial adalah Kata Bacaan basmalah dan surat alfatihah. Adapun simbol-simbol yang berupa tindakan manusia yang syarat makna serta melalui peran para Tokoh Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah dengan menjalin hubungan yang baik dan saling berinteraksi satu sama lain. Kata Kunci: Interaksi, Warga Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah, Kerukunan.   Abstract The purpose of of this research is to describe the interaction between Nahdlatul Ulama and Muhammadiyah people in Mojopurowetan Village of Gresik. They live harmonious looked by perspective Blumer’s symbolic interaction opinion. Beside that the prominent figures from both organizations give big contribution in living harmony. Descriptive qualitative method is used in this research and the data is collected by observation and interview. The data source is got from the citizen and prominent figures from both organizations. The results of this research are the people can live together with harmony in different opinion because they are aware that they cannot live alone without corporation with others. They use symbols and certain idiom to their group in delivering their mean in social interaction, as like Basmallah and al-fatihah and still there are many others. They have good interaction with always keep tolerance each others. Keywords: Interaction, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, harmony.   &nbsp

    Perbandingan keputusan muktamar Nahdhatul Ulama dan fatwa Jawatankuasa Muzakarah Majlis kKbangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia tentang akad nikah daring

    Get PDF
    adanya covid-19 berdampak kepada perilaku masyarakat, salah satu dampak adalah adanya praktek akad nikah daring. Hal ini menjadi sebab keluarnya keputusan muktamar dari Nahdhatul Ulama yang menilai tidak sahnya akad nikah tersebut. Sedangkan, Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia mengeluarkan fatwa sah akad tersebut dengan memperhatikan beberapa syarat yang harus terpenuhi. Tujuan penelitian berguna 1. Mengetahui gambaran umum Nahdhatul Ulama dan Fatwa Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia mengenai akad pernikahan daring, 2. Mengetahui Keputusan Muktamar Nahdhatul Ulama dan Fatwa Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia mengenai akad pernikahan daring, 3. mengetahui Perbedaan dan Persamaan Keputusan Muktamar Nahdhatul Ulama dan Fatwa Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia mengenai akad nikah daring. Kerangka pemikiran akad nikah daring ini mengeluarkan dua pendapat yang berlawanan dari Nahdhatul Ulama dan Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia, dari perbedaan akan dikomparisikan metode istinbath yang dipakai, lalu akan dianalisis perbedaan dan persamaan yang ada dalam istibath hukum, selanjutnya akan ditarik kesimpulan pendapat yang relevan dari kedua pendapat tersebut.Metode penelitian ini berjenis deskripsi analitis yang bersifat komparatif dengan menggunakan pendekatan studi kepustakaan dan studi dokumentasi, yang didasarkan pada keputusan muktamar yang dikeluarkan oleh Nahdhatul Ulama dan fatwa Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam mengenai akad nikah daring dan kemudian membandingkan fatwa serta relevansinya dengan masa sekarang.Hasil penelitian ini Nahdhatul Ulama berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 dan Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia pada tanggal 26 Juni 1970, Nahdhatul Ulama memutuskan tidak sah bagi akad nikah daring kerena dengan memakai hajjiyat dengan memunculkan ikhtiyat. sedangkan, Jawatankuasa Muzakarah Majlis Kebangsaan Bagi Hal Ehwal Ugama Islam Malaysia memutuskan sah pada akad nikah daring karen memakai dharuriyat

    Kontroversi Hukum Merokok: Perspektif Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama

    Get PDF
    This study aims to determine smoking laws from the views of the two largest Islamic Community Organizations in Indonesia. The difference in the determination of smoking laws often causes debate in the community between the camp that accrues and the camp that prohibits the provisions of the smoking law. This research is a literature research with the object of research is cigarette law and legal determination methods (istinbath) carried out by the Muhammadiyyah Organization and Nahdhatul Ulama. The results of this study are based on the Muhammadiyyah fatwa issued by the tarjih council and tajdid Muhammadiyah stipulates that smoking laws are haram. The reason is because smoking has a mudharat and harmful effect both on oneself and others. Cigarettes contain chemicals such as tar, nicotine, and other addictive substances. In addition, cigarettes are also khaba'its and can kill a person slowly. The method of determining the law carried out by the tajdid council and tarjih Muhammadiyah is by bayani (semantics), ta'lili (rationalistic), and istislahi (philosophical) methods. Unlike Nahdhatul Ulama, it is more flexible in viewing and determining smoking laws. Nahdhatul Ulama does not easily establish haram against smoking laws. Cigarettes are a matter for which there are no legal provisions and nash both in the qur'an and hadith. Therefore, in determining cigarettes must be done with Ijtihad with considerations in maintaining the law. In Nahdhatul Ulama's view, smoking is not absolute can have a mudharat effect like a disease that directly affects someone who smokes. In fact, according to Nahdhatul Ulama's view, many people who smoke for years smoke but there is no impact caused by smoking. On the other hand, smoking can have a positive effect on one's soul such as making someone able to express ideas/ideas, eliminate fatigue, and provide energy for someone who works. On the other hand, Nahdahtul Ulama also believes that cigarettes have a positive economic impact both for the state (source of state income), cigarette traders, and tobacco farmers. The method of determining smoking laws is carried out by Nahdhatul Ulama with the qouly method, ilhaqi method, and manhaji method. Nahdahtul Ulama's view on smoking law is makruh. However, this is subject to change according to conditions. Originally, smoking was the law of mubah (permissible), but if it was excessive, the law became makruh. If smoking is clearly and definitely will cause harm or harm to the smoker, then the law is Haram

    ISU GENDER DI INDONESIA DALAM RESPON NAHDHATUL ULAMA

    Get PDF
    This paper will examine the Nahdhatul Ulama's response to gender issues in Indonesia. In general, Nahdhatul Ulama's response to gender in this case is represented by the discourse of women's acceptance in the NU body is relatively good. This is seen from some important decisions issued by PBNU. Empowerment and gender mainstreaming within the structural framework of the Nahdhatul Ulama organization are seen in significant decisions for gender equality, including decision making after the 1997 Munas decision, how NU accepts women as presiden

    Tipologi Pemikiran Fikih Nahdhatul Ulama

    Get PDF
    This paper examines the typology of Nahdlatul Ulama fiqh thinking as one of the major religious organizations in Indonesia. A religious organization inherently shares a basic foundation with the society itself, thereby encountering no challenges in carrying out various organizational activities. This paper aims to determine whether this organization falls into the categories of tajdid, salaf, or tamazhub. Based on the analysis of its articles of association, muktamar (major assembly), and fatwas, it can be concluded that Nahdlatul Ulama was initially categorized as adhering to a particular school of jurisprudence (mazhab). However, since the 1990s, Nahdlatul Ulama has not only followed the opinions of a single school of thought but has also studied the methods pursued by scholars of that school
    • …
    corecore