72,515 research outputs found

    Histological study of SlNPV infection on body weight and peritrophic membrane damage of Spodoptera litura larvae

    Get PDF
    Sanjaya, Machmudin D, Kurniawati ND. 2010. Kajian histologis infeksi SlNPV terhadap berat badan dan kerusakan membran peritrofik larva Spodoptera litura. Nusantara Bioscience 2: 135-140. Pengaruh infeksi SlNPV pada berat badan dan kerusakan membran peritrofik larva Spodoptera litura Fab. telah dilakukan. Metode yang digunakan adalah analisis probit, dan berdasarkan LD 50 virus yang terinfeksi untuk mengetahui berat badan dan kerusakan pasca infeksi. Kerusakan struktur histologi yang disebabkan oleh infeksi SlNPV (0, 315, 390, 465, 540 dan 615 PIB/mL) diamati setelah 0, 12, 24, 72 dan 96 jam pasca infeksi. Preparasi histologis dibuat dengan metode parafin setelah fiksasi dengan larutan Bouin, kemudian diiris setebal 7 um dan diwarnai dengan Hematoxilin- Eosin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan SlNPV menyebabkan penurunan konsumsi pangan terutama pada 540 PIB/mL dengan rata-rata 0.1675 mg. Pengamatan deskriptif pada struktur histologi membran peritrophic yang terkena infeksi SlNPV menunjukkan kecenderungan kerusakan, sementara pada kontrol tidak ada kerusakan sama sekali. Semakin lama paparan virion di dalam lumen midgut maka semakin tinggi terjadinya kerusakan membran peritrofik. Kerusakan paling parah terjadi 96 jam setelah infeksi. Hasilnya membuktikan bahwa virion haNPV dapat menghancurkan struktur histologi midgut. Kata kunci: SlNPV, Spodoptera litura, LD50, tingkat konsumsi, membran peritrophic

    SINTESIS DAN KARAKTERISASI MEMBRAN BERBAHAN KAOLIN TERJENUHKAN Na UNTUK MENGURANGI LIMBAH KATION TIMBAL (Pb2+) DAN TEMBAGA (Cu2+)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mensintesis membran menggunakan kaolin dan kaolin terjenuhkan Na, dan untuk mengetahui (1) karakteristik dari hasil sintesis membran kaolin. (2) besar nilai fluks yang dihasilkan dari filtrasi ion timbal (Pb2+) dan tembaga (Cu2+) oleh membran kaolin. (3) besar nilai rejeksi ion timbal (Pb2+) dan tembaga (Cu2+) dari hasil filtrasi oleh membran kaolin. (4) pengaruh Natrium (Na) terhadap kemampuan filtrasi ion timbal (Pb2+) dan tembaga (Cu2+) oleh membran kaolin. Subjek penelitian adalah kaolin. Objek penelitian ini adalah filtrasi ion Pb2+ dan Cu2+ oleh membran. Variabel bebas penelitian ini adalah kaolin. Variabel terikatnya adalah jumlah ion Pb2+ dan Cu2+ yang terfiltrasi oleh membran. Prosedur kerja terdiri dari tiga tahap yaitu preparasi kaolin, pembuatan dan pembentukan membran, serta pengujian membran menggunakan reaktor cross flow. Karakterisasi membran dilakukan menggunakan SEM-EDX. Hasil penelitian yang diperoleh adalah karakteristik membran kaolin memiliki ukuran pori yang lebih besar dibandingkan dengan membran Na-Kaolin dengan distribusi pori kedua membran tidak merata, serta komposisi utama pada kedua membran adalah C dan O sebesar 43,69% berat dan 46,88% berat pada membran kaolin, 45,35% berat dan 44,84% berat pada membran Na-kaolin. Nilai fluks tertinggi pada membran kaolin sebesar 0,58 L/m2.jam dan pada membran Na-kaolin sebesar 0,3 L/m2.jam. Sedangkan nilai rejeksi ion Pb2+ tertinggi sebesar 24,48% pada membran kaolin dan 28,27% pada membran Na-kaolin. Nilai rejeksi ion Cu2+ tertinggi pada membran kaolin sebesar 46,05% dan pada membran Na-kaolin sebesar 82,13%. Adanya Na dapat menurunkan nilai fluks membran dan meningkatkan nilai rejeksi membran

    MEMBRAN CHITOSAN MODIFIED CARBOXYMETHYL (CS-MCM) SEBAGAI ADSORBEN ION Cu(II)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan waktu penyerapan optimum antara membran kitosan dan membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) terhadap ion Cu(II), 4) Perbedaan kapasitas adsorbsi pada membran kitosan dan membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) terhadap ion Cu(II). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan melalui beberapa tahap yaitu 1) Preparasi kitosan yang dilakukan melalui proses deproteinasi, demineralisasi, dan deasetilasi, 2) Sintesis kitosan termodifikasi menjadi Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM), 3) Pembuatan membran kitosan dan membran CS-MCM, 4) Karakterisasi membran kitosan dan membran Chitosan Modified Carboxymethyl, 5) Penyiapan larutan ion Cu(II), 6) Penentuan waktu adsorbsi optimum, 7) Penentuan kapasitas adsorbsi pada berbagai konsentrasi ion logam Cu(II) pada waktu optimum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : 1) Terdapat perbedaan waktu penyerapan optimum antara membran kitosan dan membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) terhadap ion Cu(II) di mana waktu optimum adsorbsi membran kitosan adalah 60 menit sedangkan membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) adalah 30 menit, 2) Terdapat perbedaan kapasitas adsorbsi pada membran kitosan dan membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) terhadap ion Cu(II) di mana kapasitas adsorbsi optimum membran kitosan adalah 0,09029 mg/g sedangkan untuk membran Chitosan Modified Carboxymethyl (CS-MCM) adalah 0,06107 mg/g

    Pengaruh Hidrofilisitas Membran terhadap Peningkatan Kemurnian Etanol secara Destilasi

    Get PDF
    Metoda destilasi membran dimungkinkan digunakan untuk meningkatkan kemurnian etanol. Dua jenis membran yang digunakan pada kajian ini adalah membran selulosa ester dan membran poliamida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hidrofilisitas membran dan waktu destilasi terhadap kemurnian etanol. Destilasi yang dikombinasikan dengan membran dilakukan pada temperatur 80oC dengan variasi waktu destilasi 1 sampai 3 jam. Hasil destilasi, baik destilat maupun residu, dianalisis berdasarkan nilai indeks bias dan massa jenisnya. Sebagai pendukung juga telah dilakukan analisis sifat termal dan derajat swelling membran. Hasil analisis termal menunjukkan bahwa membran selulosa ester tidak sesuai untuk pemurnian secara destilasi, Membran poliamida yang lebih bersifat hidrofilik dibandingkan membran selulosa ester lebih mampu menahan air, meskipun belum dapat digunakan untuk meningkatkan kemurnian etanol secara destilasi. Semakin lama waktu destilasi, kemampuan membran poliamida untuk melewatkan etanol semakin tinggi

    Karakterrisasi membran selulosa Asetat untuk pemisahan gas.

    No full text
    Proses peraisahan gas banyak dijumpai dalam proses pembuatan zat kimia seperti: pemurnian gas CO2 dari unsur-ungur pembentuknya, penyediaan N2 dan 02 dari udara. sering dipakai sistem destilasi. Dikarenakan biaya pada proses destilasi mahal, mica dicoba digunakan membran sebagai alternatif 1Cinerja membran yang dignnakan untuk pemisahan gas tergantung dad jenis membran, komposisi dan proses pembuatannya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dan perlakuan pada proses pembuatan membran selulosa asetat terhadap koefisien permeabilitas dan koefisien selektifitas pada pemisahan campuran gas CO2, N2 dan 02. Penelitian dilakukan dengan mengukur besarnya finks gas CO2, 02 dan N2 pada tekanan 0,1; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3 atm. Dari harga fluks dapat ditentukan koefisien permeabilitas yang digunakan untuk menentukan koefisien selektifitas yang menunjukkan kemarnpuan pemisahan campuran gas. Dari penehtian jai didapatkan seleklifitas ideal campuran CO2 dengan 02 dengan kemanipuan pemisahan terendah yaitu 1,0198 pada membran dengan komposisi selulosa asetat aseton : air yaitu 11% : 79% : 10%, pada tekanan 1,5 atm, sedangkan tertinggi yaitu 0,000 pada komposisi 10% : 80% : 10%, pada tekanan 1 attn. Selektivitas ideal campuran CO2 dengan N2 dengan kemampuart pemisahan terendah yaitu 0,955 pada membran dengan komposisi selulosa asetat : aseton : air yaitu 11% : 76% : 13%, pada tekanan 3 atm, sedangksn tertinggi yaitu 0,000 pada komposisi 10% : 80% : 10%, pada tekanan 1 atm. Selektivitas ideal campuran 02 dengan N2 dengan ketnampuan pemisahan terendah yaitu 1,00 pada membran dengan komposisi selulosa asetat aseton : air yaitu 9% : 89% : 100/o, pada tekanan 0,5 atm, sedangkan tertinggi yaitu 0,00 pada komposisi 11% : 78%: 11%, pada tekanan 1 atm. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa membran selulosa asetat dapat dipergunakan untuk pemisahan gas. Kernampuan dan finigsi dari membran tergantung clan- komposisi bahan selulosa asetat, aseton dan air serta perlakuan dalam pembuatan membran selulosa asetat tersebut. Pemisahan campuran dua gas dapat diketahui Bari perbandingan koefisien permeabilitas maxi ng-masing gas. Pengaturan tekanan dapat mengoptimalkan basil pemisahan_ Separation process of gas is found in a lot of synthesis of chemical substance, like in purification of CO2 from reactans, separation N2 and 02 from air usually is carried out by distillation system, but its an expensive process. Therefore as an alternative process it is used membranes. Membrane performance tbat is used for gas separation depends on membrane type, composition and the process of membranes production. The objective of this research is to find out the influence of cellulose acetate membrane composition to its performance in separation behaviour of mixture of CO2 with 02, CO2 with N2 and 02 with N2 Each of CO2, 02 and N2 flux was measured at 0,1; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5 and 3 atm respectively. The permeability coefficient was calculated from the flux, which then could be used to determine selectivity coefficient which show the ability of membranes to separate gas mixture. It was found that the ideal selectivity was 1.0198 for mixture of CO2 with 02 for membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 11% : 79% : 100/0 at 1.5 atm. It was the lowest separation ability. While the highest separation ability was 0.000 for membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 10% : 80% : 10% at 1 atm. The ideal selectivity is 0.955 for mixture of CO2 with N2 for membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 11% 76% : 13% at 3 atm. It was the lowest separation ability. While the highest separation ability was 0.000 for membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 10% 80%: 10% at 1 atm. The ideal selectivity was 1.00 for mixture of 02 with N2 for membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 9% : 89% : 10% at 0.5 atm. It was the lowest separation ability. While the highest separation ability was 0.000 was gave by membrane with composition of cellulose acetate : acetone : water 10% : 80% : 10% at 1 atm.. The result of this research show that cellulose acetate membrane could use for gas separation. Capability and function of membrane depend on membrane composition, cellulose acetate, acetone and water, beside these, treatment in membrane synthesing could affect the membrane performance Separation the mixture of two gases could see from comparation of permeability coefficient both of them. Pressure regulation can optimizing the separation resul

    Studi Karakteristik Biolistrik Membran Telur Bebek Sebagai Bahan Dielektrik

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik biolistrik yang ada pada membran telur bebek meliputi nilai kapasitansi, impedansi dan konstanta dielektrik membran dengan perlakuan perendaman membran pada konsentrasi larutan elektrolit yang berbeda. Pengukuran nilai biolistrik membran dilakukan dengan metode dielektrik pada rangkaian plat kapasitor sejajar yang ditengahnya disisipkan membran telur bebek sebagai bahan dielektrik kemudian dihubungkan pada LCR meter GW-instek seri 816. Frekuensi yang digunakan adalah frekuensi rendah berkisar antara 100 Hz – 2000 Hz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar frekuensi yang diberikan maka nilai kapasitansi, impedansi dan konstanta dielektrik membran telur bebek semakin rendah. Perendaman membran pada larutan elektrolit mempengaruhi karakteristik biolistrik membran. Semakin besar konsentrasi yang diberikan nilai kapasitansi dan konstanta dielektrik membran meningkat dan nilai impedansinya menurun. Dari nilai konstanta dielektrik yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa membran telur bebek dapat digunakan sebagai alternatif bahan dielektrik karena memiliki konstanta dielektrik yang lebih besar dibandingkan dengan konstanta dielektrik udara

    Pengaruh Penambahan Nano-tio2 sebagai Agen Anti-bakterial dalam Pembuatan Membran Selulosa Asetat – Kitosan terhadap Biofouling yang Disebabkan oleh Bakteri Gram Negatif dan Positif

    Full text link
    Teknologi membran merupakan teknologi yang belum banyak dimanfaatkan dalam pengolahan air bersih maupun air minum, namun seiring berkembangnya zaman teknologi ini sangat diperlukan dalam pengolahan air. Salah satu kelemahan pengolahan air berbasis membran adalah terjadinya biofouling. Apalagi apabila bahan dasar membran tersebut adalah selulosa asetat yang mempunyai sifat biodegradable. Salah satu penyebab biofouling ini adalah adanya bakteri yang masih lolos dari unit sebelumnya sehingga menyumbat pori membran. Untuk mencegah terjadinya biofouling, membran selulosa asetat dikombinasikan dengan kitosan dan nano-parrtikel TiO2. Membran TiO2 menghasilkan nilai fluks optimum pada membran dengan konsentrasi TiO2 1 % yaitu sebesar 574,26 L/m2jam. Setelah diketahui fluksnya, membran kemudian diuji SEM dan FTIR untuk mengetahui gugus fungsi dalam membran tersebut. Uji yang paling penting disini adalah uji antibakteri menggunakan bakteri S.Aureus (Gram positif) dan E.Coli (Gram negatif) dengan metode zona hambat. Zona hambat ini kurang efektif sebagai metode uji antibakteri karena lapisan Bening sekitar membran sangat kecil dan tidak terlihat jelas pada bakteri E.Coli

    PENGARUH HIDROFILISITAS MEMBRAN TERHADAP PENINGKATAN KEMURNIAN ETANOL SECARA DESTILASI

    Get PDF
    Metoda destilasi membran dimungkinkan digunakan untuk meningkatkan kemurnian etanol. Dua jenis membran yang digunakan pada kajian ini adalah membran selulosa ester dan membran poliamida. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hidrofilisitas membran dan waktu destilasi terhadap kemurnian etanol. Destilasi yang dikombinasikan dengan membran dilakukan pada temperatur 80oC dengan variasi waktu destilasi 1 sampai 3 jam. Hasil destilasi, baik destilat maupun residu, dianalisis berdasarkan  nilai indeks bias dan massa jenisnya. Sebagai pendukung juga telah dilakukan analisis sifat termal dan derajat swelling membran. Hasil analisis termal menunjukkan bahwa membran selulosa ester tidak sesuai untuk pemurnian secara destilasi, Membran poliamida yang lebih bersifat hidrofilik dibandingkan membran selulosa ester lebih mampu menahan air, meskipun belum dapat digunakan untuk meningkatkan kemurnian etanol secara destilasi. Semakin lama waktu destilasi, kemampuan membran poliamida untuk melewatkan etanol semakin tinggi.Kata kunci: etanol, destilasi, membran, hidrofili

    DESALINASI AIR LAUT MEMNGGUNAKAN MEMBRAN FORWARD OSMOSIS BERBAHAN DASAR KHITOSAN DENGAN VARIASI LARUTAN PENARIK (DRAW SOLUTION)

    Get PDF
    Dalam penelitian ini telah dibuat membran forward osmosis (FO) berbahan dasar kitosan. Pembuatan membran FO menggunakan metode pembalikan fasa. Porositas membran khitosan adalah 29,09% dan derajat pengembangan membran yang dihasilkan adalah 41,03%. Hasil pengujian fluks air dari membran meningkat seiring dengan bertambahnya konsentrasi dari tiga jenis larutan penarik. Hasil pengujian FO menunjukkan fluks air yang besar dari membran ini didapat pada larutan penarik sukrosa dengan konsentrasi 2 M pada waktu 1 jam yaitu sebesar 135 L/m2jam. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas air yang dihasilkan berdasarkan beberapa parameter uji seperti uji pH, salinitas, konduktivitas dan TDS, air minum dari desalinasi air laut memenuhi standar air minum yang sesuai dengan peraturan PERMENKES:492/Menkes/Per/IV/2010. Membran ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk membran forward osmosis pada desalinasi air laut.Kata kunci : membran forward osmosis, formamida, khitosan, fluks air, desalinas
    • …
    corecore