Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya
Not a member yet
    214 research outputs found

    FRAKSI SEMI POLAR DARI DAUN MANGGA KASTURI (Mangifera casturi Kosterm)

    Get PDF
    ABSTRAK Senyawa metabolit sekunder dari kelompok fenolik dan flavonoid merupakan senyawa yang berkontribusi pada aktivitas biologis dari suatu tanaman. Kelompok senyawa flavonoid dan fenolik telah diketahui dapat diperoleh dari fraksi etil asetat buah mangga kasturi. Pelarut etil asetat merupakan pelarut semi polar yang dapat melarutkan senyawa flavonoid dalam bentuk O-glikosida dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi etil asetat dari daun M. casturi dan untuk mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder dari fraksi etil asetat daun M. casturi. Ekstraksi daun M. casturi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut metanol dan fraksi etil asetat dapat diperoleh dari fraksinasi ekstrak metanol daun M. casturi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat. Fraksi etil asetat yang diperoleh dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui jenis kelompok senyawa metabolit sekunder yang meliputi uji flavonoid, tanin, saponin, triterpenoid dan steroid. Hasil fraksinasi diperoleh fraksi etil asetat dengan rendemen sebesar 24,90 %, sedangkan hasil uji fitokimia terhadap fraksi tersebut menunjukkan adanya senyawa golongan flavonoid, tanin dan triterpenoid. Kata kunci: etil asetat , fraksinasi, fitokimia, Mangifera casturi ABSTRACT Phenolic and flavonoid groups are the secondary metabolites that contribute to the biological activity of the plant. Phenolic and flavonoid groups has been reported can be obtained from ethyl acetate fraction of M. casturi fruits. Ethyl acetate is a semi-polar solvent which can extract flavonoid O-glycoside and tannin compounds. This research was aimed to obtain ethyl acetate fraction of M. casturi leaves and to identify the secondary groups of metabolite compounds of its fraction. Extraction of M. casturi leaves was done by maceration using methanol as a solvent, while ethyl acetate fractions was obtained by fractination of methanol extract using n-hexane and ethyl acetate. Ethyl acetate fraction was performed by phytochemical test to identify the secondary group of metabolite compounds include flavonoids, tannins, saponins, triterpenoids and steroids test. The result of fractionation showed that the ethyl acetate fraction have yield of 24.90 %, while the phytochemical test of its fraction showed the existence of flavonoids, tannins and triterpenoids. Key words: ethyl acetate, fractionation, Mangifera casturi, phytochemica

    PENGARUH pH DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian pengaruh pH dan lama kontak pada adsorpsi ion logam Cu2+ menggunakan kitin terikat silang glutaraldehid. Penelitian ini diawali dengan pembuatan kitin terikat silang glutaraldehid. Hasil pembuatan kitin terikat silang glutaraldehid diidentifikasi gugus fungsionalnya dengan FT-IR serta dihitung derajat deasetilasinya dan dilakukan SEM-EDX untuk mengetahui morfologi dari kitin terikat silang glutaraldehid. Penentuan kondisi pH dilakukan melalui variasi pH 2, 3, 4, 5, dan 6, dan lama kontak 20, 40, 60, 80, 100, dan 120 menit. Nilai derajat deasetilasi kitin terikat silang glutaraldehid sebesar 11,85%. Hasil identifikasi dengan SEM-EDX menunjukkan bahwa morfologi kitin terikat silang glutaraldehid lebih tertata rapi dengan pengikat prosentase C dari 33% menjadi sebesar 50%. Kondisi optimum adsorpsi terjadi pada pH 4 dengan prosentase adsorpsi 66,24%, dan lama kontak terjadi pada menit ke-100 dengan prosentase adsorpsi 90,19%. Kata kunci : adsorpsi, Cu2+, derajat deasetilasi, kitin terikat silang glutaraldehi

    ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian tentang desorpsi seng(II) yang terikat oleh biomassa Azolla microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat menggunakan agen pendesorpsi larutan HCl. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi optimum desorpsi seng(II). Esterifikasi dilakukan dengan menambahkan 5 gram biomassa kering Azolla microphylla berukuran 120-150 mesh ke dalam 50 mL asam sitrat 0,8 M dan diaduk selama 2 jam. Campuran biomassa-sitrat dikeringkan pada suhu 60oC hingga kering dan dilanjutkan dengan pemanasan selama 3,5 jam pada suhu 120oC. Percobaan adsorpsi dilakukan dengan menambahkan adsorben ke dalam 25 mL larutan seng(II) 100 mg/L pH 6 dan dikocok selama 45 menit. selanjutnya dilakukan percobaan desorpsi dengan menambahkan adsorben kering yang telah mengikat seng(II) kedalam larutan HCl sebanyak 25 mL dengan variasi konsentrasi larutan HCl(0,1M;0,5M;1,0M;1,5M;2,0M) dan waktu kontak(30;45;60;75;90 menit). Konsentrasi seng(II) yang terdesorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum desorpsi seng(II) terjadi pada penggunaan larutan HCl 1,0 M dan waktu kontak 45 menit dengan persentase desorpsi sebesar 97,78%

    Pembuatan dan Karakterisasi Elektroda Selektif Ion (ESI) Timah(II) Tipe Kawat Terlapis Berbasis S- Methyl N- (Methylcarbamoyloxy) Thioacetimidate

    Get PDF
    Telah dibuat dan dikarakterisasi Elektroda Selektif Ion (ESI) timah(II) tipe kawat terlapis berbasis S-methyl N-(methylcarbamoyloxy) thioacetimidate. ESI dibuat dengan menggunakan kawat Pt yang dilapisi  membran dengan perbandingan komposisi S-methyl N-(methylcarbamoyloxy) thioacetimidate sebagai bahan aktif:polivinilklorida(PVC):plastcisizer dioktilftalat(DOP) (b/b) 17:17:66 dalam 1,5 mL pelarut tetrahidrofuran (THF). Variasi waktu perendaman membran yang digunakan yaitu 20,40,60,80, dan 100 menit dalam larutan SnCl2 1 M. ESI timah(II) yang telah dibuat, dikarakterisasi meliputi Faktor Nernst, limit deteksi, rentang konsentrasi linear, waktu respon, dan usia pakai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu perendaman membran optimum yaitu pada 60 menit. Hasil karakterisasi didapatkan harga Faktor Nernst sebesar 29,49 mV/dekade konsentrasi, rentang konsentrasi linear 10-8-10-3 M dan limit deteksi sebesar 8.79 x 10-9 M atau setara dengan 0,002 ppm timah(II). Waktu respon yang dihasilkan 10 detik dengan usia pakai selama 70 hari.   Kata kunci : Faktor Nernst, limit deteksi, usia pakai, waktu respo

    PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-SITRAT

    Get PDF
    Penelitian tentang desorpsi kadmium(II) dari biomassa Azolla microphylla diesterfikasi dengan asam sitrat telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan konsentrasi larutan asam nitrat dan waktu kontak optimum terhadap desorpsi kadmium(II). Esterifikasi biomassa dilakukan dengan mensuspensikan 5 gram biomassa Azolla microphylla 120–150 mesh ke dalam 50 mL larutan asam sitrat 0,80 M. Campuran biomassa-sitrat dikeringkan pada temperatur 60°C dan dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 120°C selama 3,5 jam. Percobaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu adsorpsi dam dsorpsi menggunakan sistem batch. Adsorpsi kadmium(II) 100 mg/L dilakukan pada pH 6 selama 60 menit. Desorpsi dilakukan dengan variasi konsentrasi larutan asam nitrat dan variasi waktu kontak. Konsentrasi kadmium(II) setelah adsorpsi dan desorpsi ditentukan menggunakan SSA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk mendesorpsi kadmium(II) terjadi pada konsentrasi larutan asam nitrat 1,0 M dan waktu kontak 60 menit dengan persentase desorpsi sebesar 99,27%. Kata kunci : Azolla microphylla, desorpsi, kadmium(II

    PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM DAN pH OPTIMUM DALAM PEMBUATAN TES KIT SIANIDA BERDASARKAN PEMBENTUKAN HIDRINDANTIN

    Get PDF
    Sianida adalah zat yang mematikan dan menyebabkan banyak kasus keracunan dalam berbagai bahan pangan, sehingga sangat diperlukan ketersediaan tes kit sianida untuk menganalisa sianida secara cepat dan mudah. Tes kit sianida yang dibuat didasarkan pada reaksi sianida dengan ninhidrin membentuk hidrindantin yang berwarna biru pada kondisi basa kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan panjang gelombang (λ) maksimum hidrindantin dan menentukan derajat keasaman (pH) optimum untuk membuat tes kit sianida. Penentuan λ maksimum dilakukan dengan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer sinar tampak pada kisaran λ 560-620 nm. Optimasi pH dilakukan dengan mengkondisikan hidrindantin menggunakan larutan NaOH untuk menghasilkan pH 9-14. Hasil penelitian menunjukkan bahwa λ maksimum adalah 590 nm dan pH optimum adalah 12. Tes kit yang dibuat dapat digunakan untuk menganalisis kandungan sianida dengan konsentrasi 1-10 ppm menggunakan komparator warna yang telah dibuat berdasarkan hasil optimasi

    PENGARUH WAKTU PENGOCOKAN DAN KONSENTRASI XILANASE DARI Trichoderma viride TERHADAP XILANASE TERADSORPSI DAN AKTIVITAS XILANASE

    Get PDF
    Xylanase was immobilized with physical adsorption method by using kaolin. Immobilization is conducted in order to increase efficiency of enzyme utilization so that it can be used repeatedly. The objective of this research is to determine agitation time and optimum xilanase concentration. This research consisted two treatments which agitation time of (1, 2, 3, 4, 5) hours and enzyme concentrations of (0.157 0.209, 0.261, 0.314, 0.366) mg/mL. Free xylanase was 0.366 mg/mL with activity 8.449 unit. The result showed that the optimum condition of immobilized xylanase on kaolin was obtained at 3 hours agitation with total adsorbed xylanase 4,74 mg/g resalting in xylanase actitity of 10.074 unit. Whereas the optimum xylanase concentration was 0.261 ppm yielding in xylanase activity of  14.336 unit.Keyword : Activity, Kaolin, Trichderma viride, Xylanas

    OPTIMASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UNTUK PENENTUAN TIOSIANAT BERDASARKAN PEMBENTUKAN SENYAWA HIDRINDANTIN MENGGUNAKAN OKSIDATOR HIPOKLORIT

    Get PDF
    ABSTRAK Tiosianat adalah senyawa yang mempunyai sifat goitrogenik. Sifat ini akan menyebabkan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI). Penentuan tiosianat dapat dilakukan dengan mereaksikan ninhidrin 1% dan oksidator hipoklorit membentuk senyawa hidrindantin biru dalam suasana basa. Senyawa hidrindantin biru yang terbentuk dianalisa secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 590 nm. Variabel penelitian ini meliputi waktu pengukuran dari 10-40 menit, pH larutan 9-14, dan konsentrasi hipoklorit 0,02-0,2 M sebagai oksidator dalam reaksi oksidasi tiosianat menjadi sianida untuk pembentukan senyawa hidrindantin. Hasil penelitian menunjukkan waktu optimum  reaksi oksidasi tiosianat menjadi sianida untuk pembentukan senyawa hidrindantin adalah 10 menit dan stabil sampai menit ke-20. Reaksi oksidasi tiosianat menjadi sianida dan pembentukan senyawa hidrindantin secara optimum terjadi pada pH 12,5, konsentrasi optimum hipoklorit yang digunakan pada proses oksidasi tiosianat adalah 0,15 M. Kata kunci : GAKI, goitrogenik, hidrindantin, ninhidrin, tiosianat ABSTRACT Thiocyanate is a substance which has goitrogenic properties causing iodine deficiency disorders (IDD). Thiocyanate was oxidized with hypochlorite in alkaline condition in the presence of ninhydrin to form blue colored hydrindantin substance which is analyzed by spectrophotometry at wavelength of 590 nm. In this research the method was optimized towards oxidizing time from 10-40 minutes, pH of solution from 9-14, and hypochlorite concentration from 0.02-0.2 M. The results showed that the optimum time for thiocyanate oxidation was 10 minutes and was stable up to 20 minutes, optimum solution pH of 12.5, and optimum concentration of hypochlorite of 0.15 M.   Keywords: IDD, goitrogenic, hydrindantin, ninhydrin, thiocyanat

    ADSORPSI KADMIUM(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN PENGARUH KONSENTRASI ASAM SITRAT DAN TEMPERATUR ESTERIFIKASI

    Get PDF
    Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa esterifikasi biomassa Azolla microphylla dengan asam sitrat meningkatkan kapasitas adsorpsinya terhadap kadmium(II). Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh konsentrasi asam sitrat dan temperatur esterifikasi terhadap adsorpsi kadmium(II) oleh biomassa Azolla microphylla yang diesterifikasi dengan asam sitrat (BA-Sitrat). Esterifikasi biomassa dilakukan dengan cara mensuspensikan biomassa ke dalam larutan asam sitrat konsentrasi 0,4 ; 0,6 ; 0,8 dan 1 M.  Suspensi yang terbentuk dikeringkan. Suspensi kering dipanaskan pada variasi temperatur 115 ; 120 ; 125 dan 130oC selama 3,5 jam. Karakterisasi BA-Sitrat dilakukan dengan metode analisis volumetri. Konsentrasi kadmium(II) setelah adsorpsi dilakukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sitrat dan temperatur esterifikasi berpengaruh terhadap tingkat keasaman BA-Sitrat dan kemampuan adsorpsinya terhadap kadmium(II). Tingkat keasaman dan kemampuan adsorpsi adsorben BA-Sitrat tertinggi dicapai pada penggunaan konsentrasi asam sitrat 0,6 M dan temperatur esterifikasi 120oC dengan persen adsorpsi kadmium(II) sebesar 45,76

    PENGARUH AKTIVASI KIMIA DAN PENAMBAHAN SEMEN PORTLAND PUTIH PADA ZEOLIT ALAM SEBAGAI ADSORBEN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR

    Get PDF
    Penyumbang polusi udara berupa gas CO,CO2 dan hidrokarbon paling besar ditimbulkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini memanfaatkan zeolit alam sebagai adsorben untuk mengurangi emisi gas CO, CO2 dan hidrokarbon dari kendaraan bermotor. Penelitian ini menggunakan zeolit alam tanpa perlakuan aktivasi dan zeolit alam perlakuan aktivasi kimia dan fisik. Perlakuan aktivasi menggunakan HCl 0,4M dan kalsinasi suhu 500oC. Adsorben zeolit alam dengan semen portland putih dibuat dengan komposisi perbandingan (100:0 dan 87,5:12,5). Hasil penelitian uji daya serap gas menggunakan stargas D 898 OTC menunjukkan kemampuan daya serap zeolit alam aktivasi terhadap gas hidrokarbon dan karbondioksida lebih tinggi daripada zeolit alam tanpa aktivasi. Tetapi kemampuan daya serap zeolit alam aktivasi terhadap gas karbonmonoksida lebih rendah daripada zeolit alam tanpa aktivasi. Penambahan semen portland putih pada adsorben menyebabkan penurunan daya serap gas tetapi meningkatkan kekuatan tekan adsorben. Kesetimbangan daya serap gas hidrokarbon, gas karbondioksida dan gas karbonmonoksida berturut-turut pada zeolit alam tanpa aktivasi mempunyai efisiensi sebesar 37,83%, 39,95% dan 45,53%, sedangkan pada zeolit alam aktivasi sebesar 43,7%, 46,58% dan 43,64%. Kata kunci : aktivasi, daya serap, emisi gas buang, semen portland putih, zeolit alam

    205

    full texts

    214

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Ilmu Kimia Universitas Brawijaya is based in Indonesia
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇