22,925 research outputs found

    Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Berbasis Gamifikasi untuk Guru-Guru di Lingkungan Pondok Pesantren Al Amin Sindangkasih-Ciamis

    Get PDF
    Di era revolusi industri 4.0, teknologi harus menjadi alternatif pilihan yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada siswanya, sehingga pembelajaran menjadi lebih kontekstual, faktual, dan mampu membangun kemandirian belajar para siswa. Seperti contoh pengajaran berbasis gamifikasi menjadi sangat penting ketika lingkungan belajar yang ditunjang dengan teknologi dapat membantu para siswa memperoleh pengetahuan dengan cara-cara yang menantang dan menyenangkan. Kemandirian belajar dan berpikir kritis dapat terbentuk dan ditingkatkan melalui pembelajaran berbasis gamifikasi ketika pembelajaran menghendaki siswa berperan aktif dan bertanggung jawab terhadap keberhasilan belajarnya sendiri, di samping berkat bantuan bimbingan guru. Workshop pengembangan media pembelajaran berbasis gamifikasi terbukti dapat memecahkan masalah yang dihadapi para guru, khususnya guru-guru di lingkungan pondok pesantren Al Amin Sindangkasih Kabupaten Ciamis yang berkenaan dengan kemampuan menciptakan pembelajaran bahasa berbantuan teknologi (technology-aided teaching) yang masih rendah. Program ini dapat membantu para guru dalam memanfaatkan teknologi untuk kegiatan pembelajaran di kelas, bahkan di luar kelas. Workshop ini diikuti oleh 20 orang peserta yang berasal dari MTs dan MA Persis-Pondok Pesantren Al Amin Sindangkasih Kabupaten Ciamis selama dua bulan. Materi yang diberikan berkenaan dengan pemilihan materi belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik (material selection) dan pengembangan media pengajaran dengan bantuan teknologi gamifikasi. Program ini dikemas dalam bentuk workshop pengembangan media pembelajaran berbasis gamifikasi dengan tahapan: orientasi, diskusi, ekplorasi materi, aksi, tes, dan refleksi. Data dikumpulkan melalui observasi, interview, dan dokumen, sehingga kinerja peserta dan instruktur selama pelaksanaan program dapat terkontrol dengan baik dan menghasilkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi yang efektif dan terukur. Program ini diharapkan pula mampu membantu pemerintah, sekolah atau guru dalam bidang peningkatan profesionalitas guru seperti yang diamanatkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, khususnya di lingkungan Pondok Pesantren Al Amin Sindangkasih Kabupaten Ciamis

    Pemerintahan dan Manajemen Sektor Publik

    Get PDF

    Evidence of Decline in Shark Fin Demand: China

    Get PDF
    Many of the planet's vulnerable shark species face extreme population pressures due to overfishing often driven by demand for their fins. In recent years, with its growing economy, China has emerged as the largest market for shark fin. Consumer awareness campaigns that focus on demand reduction are vital to addressing this urgent crisis. Since 2006, WildAid's culturally sensitive and celebritydriven multimedia campaigns focused on shark fin demand reduction have reached hundreds of millions of consumers throughout China on broadcast and satellite television, LCD screens on trains and in subway and railway stations, airports, airline in-flight entertainment, shopping malls, banks, taxis, universities and hospitals. To enhance their impact these public service announcements and social media campaigns feature celebrity ambassadors, such as Yao Ming, Jackie Chan and David Beckham, promoting the message, "When the buying stops, the killing can too."In 2012, the impact of demand reduction campaigns became more pronounced and was further boosted by the Chinese government's announced ban on shark fin at state banquets, and the resulting extensive media coverage of the issue by Chinese State television (CCTV). In 2013, WildAid's demand reduction campaigns leveraged US$164 million in pro-bono media placement via state and private media partnerships in China. Recent consumer surveys indicated that these demand reduction campaigns have been broadly viewed and reportedly have prompted many people to give up shark fin soup in China. This report compiles recent information on consumer behavior and changes in the prices of shark fin in the markets from a variety of independent sources. As any one survey or study provides only a snapshot and is usually limited in scope, this report aims to provide a more complete picture of current shark fin demand

    Indonesian Innovations on Information Technology 2013: Between Syntactic and Semantic Textual Network\ud

    Get PDF
    Network and graph model is a good alternative to analyze huge collective textual data for the ability to reduce the dimensionality of the data. Texts can be seen as syntactic and semantic network among words and phrases seen as concepts. The model is implemented to observe the proposals of Indonesian innovators for implementation of information technology. From the analysis some interesting insights are outlined

    Conservation of amphibians and reptiles in Indonesia: issues and problems

    Get PDF
    Indonesia is an archipelagic nation comprising some 17,000 islands of varying sizes and geological origins, as well as marked differences in composition of their floras and faunas. Indonesia is considered one of the megadiversity centers, both in terms of species numbers as well as endemism. According to the Biodiversity Action Plan for Indonesia, 16% of all amphibian and reptile species occur in Indonesia, a total of over 1,100 species. New research activities, launched in the last few years, indicate that these figures may be significantly higher than generally assumed. Indonesia is suspected to host the worldwide highest numbers of amphibian and reptile species. Herpetological research in Indonesia, however, has not progressed at a rate comparable to that of neighboring countries. As a result, the ratio of Indonesian species to the entirety of Southeast Asian and Malesian species has “declined” from about 60% in 1930 to about 50% in 2000, essentially a result of more taxa having been described from areas outside Indonesia. Many of these taxa were subsequently also found in Indonesia. In the last 70 years, 762 new taxa have been described from the Southeast Asia region of which only 262 were from Indonesia. In general, the herpetofauna of Indonesia is poorly understood compared to the herpetofauna of neighboring countries. This refers not only to the taxonomic status, but also to the basic biological and ecological characteristics of most of the species. Moreover, geographic distribution patterns for many species are only poorly known. In view of the alarming rate of forest loss, measures for more effective protection of the herpetofauna of Indonesia are urgently required. The status of virtually all of the Indonesian species, e.g. in terms of IUCN categories, remains unknown, and no action plans have been formulated to date. In addition, research results on Indonesia’s amphibian and reptile fauna have often not been made available in the country itself. Finally, there is a clear need to organize research activities in such a way that a larger segment of the Indonesian population becomes aware of the importance of the herpetofauna as an essential component of the country’s biodiversity. To address these issues, this paper (1) gives an overview of the herpetofauna as part of Indonesia’s biodiversity, (2) outlines the history of herpetological research in the region, (3) identifies major gaps in our knowledge of the Indonesian herpetofauna, and (4) uses this framework for discussing issues and problems of the conservation of amphibians and reptiles in Indonesia. In particular, the contents and shortcomings of compilations of lists of protected or threatened species by national and international authorities are discussed, major threats to the Indonesian herpetofauna or certain components thereof are described, and a set of measures for better longterm conservation is proposed.Abstrak.—Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang terdiri dari sekitar 17.000 pulau dengan ukuran bervariasi dan mempunyai asal usul geologi yang kompleks seperti yang terlihat dalam komposisi tumbuhan dan hewannya. Indonesia, sebagai salah satu pusat keanekaragaman yang terbesar di dunia, baik dari segikekayaan alam jenisnya maupun dari segi tingkat endemisitasnya. Menurut Biodiversity Action Plan for Indonesia, 16% dari amfibi dan reptil dunia terdapat di sini, dengan jumlah lebih dari 1100 jenis. Kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada masa yang baru lalu menunjukkan bahwa jumlah tersebut di atas masih jauh di bawah keadaan yang sebenarnya. Indonesia mungkin sekali sebuah negara yang mempunyai jumlah amfibi dan reptil terbesar di dunia. Yang patut menjadi pertimbangan ialah bahwa penelitian amfibi dan reptil di Indonesia jauh lebih lambat di bandingkan dengan kemajuan di negara tetangga. Sebagai gambaran, jumlah jenis di Indonesia apabila dibandingkan dengan jumlah jenis di seluruh Asia Tenggara dalam kurun waktu 70 tahun telah merosot dari 60% menjadi 50%. Hal ini terjadi karena jumlah taksa baru kebanyakan ditemukan di luar Indonesia. Banyak diantara jenis-jenis tersebut kemudian ditemukan di Indonesia. Dalam 70 tahun terakhir, 762 jenis taksa dipertelakan dari luar Indonesia dan hanya 262 pertelaan dari Indonesia. Pada umumnya herpetofauna Indonesia tidak banyak dikenal, baik dari segi taksonomi, ciri-ciri biologi maupun ciri-ciri ekologinya. Daerah penyebaran suatu jenis sangat sedikit diketahui. Meninjau dari cepatnya penebangan dan pengalihan fungsi hutan, usaha untuk melindungi komponen biologi (dalam hal ini amfibi dan reptil) sangat diperlukan. Hampir semua status perlindungan baik secara nasional maupun dengan mengikuti kategori IUCN atau CITES tidak banyak diketahui atau dipahami. Kebanyakan informasi mengenai organisme Indonesia sulit diperoleh di dalam eri. Sebagai akibat, maka diperlukan suatu mekanisme untuk mengatur kegiatan penelitian sedemikian rupa sehingga timbul kesadaran bahwa amfibi dan reptil merupakan salah satu komponen yang sangat berharga dari kekayaan keaneka-ragaman Indonesia. Makalah ini memberikan (1) gambaran komponen biodiversitas herpetofauna Indonesia, (2) memaparkan sejarah perkembangan herpetologi di Indonesia, (3) mengidentifikasi kekosongan dalam pengetahuan herpetologi di Indonesia, (4) memaparkan masalah dan jalan keluar dalam konseravsi keanekaragaman herpetofauna Indonesia. Daftar herpetofauna Indonesia yang dilindungi undang-undang, CITES dan IUCN dibahas, hewanhewan yang mulai terancam dan kiat untuk melindunginya dibahas

    Eksistensi Dan Sebaran Nyamuk Aedes Aegypti Dan Aedes Albopictus Di Kampus Universitas Hasanuddin Makassar

    Full text link
    Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui eksistensi dan sebaran nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus telah dilakukan di Kampus Universitas Hasanuddin, Kec. Tamalanrea, Makassar. Penelitian bersifat eksploratif dengan melakukan sampling terhadap lima lokasi yaitu : a) Fak. Peternakan (Utara), b) Fak. Hukum (Timur), c) Pusat Kegiatan Penelitian/PKP (Selatan), d) Workshop/Dekat Pondokan mahasiswa (Barat) dan e) Fak. MIPA (Tengah). Sampling nyamuk menggunakan metode ovitrap (menggunakan attraktan Eluisine Indica L.) dan survei terhadap berbagai tempat penampungan air. Sampel telur dan larva nyamuk yang diperoleh disimpan dalam microtube berisi alkohol 70% kemudian diidentifikasi berdasarkan Rueda (2004). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus ditemukan hidup dan berkembang biak di kampus Universitas Hasanuddin, Makassar. Eksistensi dan sebaran kedua jenis nyamuk tersebut dipengaruhi oleh faktor adanya manusia/masyarakat kampus yang beraktivitas baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor), adanya berbagai tempat penampungan air baik buatan (bak mandi, ember) maupun barang bekas (botol/kaleng bekas, tempurung kelapa), vegetasi/tanaman dan berbagai macam hewan yang berada di sekitaran kampus. Hasil penelitian dalam ruangan (indoor) menunjukkan bahwa nyamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan hidup di dalam ruangan gedung PKP sedangkan Ae.albopictus lebih banyak di Fak. Hukum. Hasil penelitian di luar ruangan (outdoor) menunjukkan bahwa nyamuk Ae. aegypti lebih banyak ditemukan hidup di area Workshop sedangkan Ae.albopictus lebih banyak di area PKP

    PENGARUH HUTANG JANGKA PENDEK, HUTANG JANGKA PANJANG, DAN KINERJA KEUANGAN TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN KERTAS DAN PULP YANG TERDAFTAR DI BEI

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan kinerja keuangan yang diproksikan dengan Current Ratio dan Total Debt to Total Assets Ratio terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan Return on Assets Ratio melalui laporan keuangan yang telah disusun oleh perusahaan kertas dan pulp yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Populasi dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode purposive sampling pada perusahaan kertas dan pulp yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2016 dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan maka diperoleh sampel sebanyak 5 perusahaan kertas dan pulp. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda dengan alat bantu aplikasi SPSS versi 20. Hasil penelitian berdasarkan uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel hutang jangka panjang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas, serta variabel Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sedangkan variabel hutang jangka pendek dan Total Debt to Total Assets Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji F, secara simultan variabel hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, Current Ratio dan Total Debt to Total Assets Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas dengan tingkat signifikansi sebesar 0,025

    Sentra Kerajinan Tenun di Pekanbaru dengan Pendekatan Tampilan Visual Arsitektur Melayu

    Full text link
    Indonesian society are familiar with the art, culture and crafts that suitable with the habits, skills and needs. Tenun songket craft is one of the traditional craft in Riau's Malay community, which in ancient times were often made by the nobles and only used by the royals. But nowadays, songket has been used by the public and became one of the craft that many tourists hunted as a souvenir of Riau Province. Therefore, Riau needs for a place of Tenun Craft Center to preserve the craft from extinction and provide the information of tenun songket craft. Sentra is a small unit area that has a certain characteristic in which there are activities of the production process of a business type that produces a product. Craft is the result of human activity and creativity in the form of art and culture that has developed since long time ago. Tenun craft centers design adopts the Visual Appearance from Traditional Architecture of Malay's Rumah Kajang and the settlement patterns of Talang Mamak tribes. And the concept "Home As the Media of Industry", is adapted to the functions likes educational activities, industry, marketing and recreation
    • …
    corecore