12,110 research outputs found

    Analisis Deskriptif Akseptabilitas, Keterjangkauan, Aksesibilitas, Kesadaran dan Niat Beli Kopi di Umah Kopi Gayo Yogyakarta

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk Mendeskripsikan akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas dan kesadaran dan niat beli kopi di Umah Kopi Gayo. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan jenis penelitian deskriptif. Proses pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode survei. Metode penentuan lokasi menggunakan metode purposive. Metode penentuan responden dilakukan secara non probability sampling  dengan menggunakan pendekatan insidental sampling dan ditentukan responden sebanyak 70 orang. Macam dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi langsung, wawancara dan kuesioner. Pengujian instrumen menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian ini didapat bahwa variabel akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas, kesadaran dan niat beli kelima variabel berada pada kategori sangat baik. Kata kunci: akseptabilitas, keterjangkauan, aksesibilitas, kesadaran, kopi, niat bel

    STUDI POLA KETERJANGKAUAN PUSKESMAS DI KABUPATEN LAMONGAN

    Get PDF
    Abstrak Jumlah penduduk Kabuaten Lamongan yang berjumlah 1.342.266,sedangkan jumlah Puskesmas di Kabupaten Lamongan ada 33. Standar nasional pelayanan Puskesmas No.128/Menkes/SK/II/2004, menetapkan bahwa setiap Puskesmas melayani 30.000 jiwa penduduk, maka satu Puskesmas di Kabupaten Lamongan melayani 40.675 jiwa, sehingga Puskesmas di Kabupaten Lamongan belum memenuhi standar nasional pelayanan Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pola persebaran Puskesmas di Kabupaten Lamongan. 2) Keterjangkauan Puskesmas di Kabupaten Lamongan. 3) Tindak lanjut masyarakat yang tidak terjangkau fasilitas Puskesmas di Kabupaten Lamongan. Jenis penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah kepala keluarga yang tidak terjangkau fasilitas Puskesnas dengan sampel 100 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan pengukuran. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik NNA (nearst neighbor analysis) untuk mengetahui pola persebaran, buffer, overlay dan querry untuk mengetahui keterjangkauan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pola persebaran Puskesmas yakni acak atau random diseluruh wilayah Kabupaten Lamongan. 2) Keterjangkauan Puskesmas di Kabupaten Lamongan masih banyak wilayah yang belum terjangkau ada sekitar 43 desa dengan luas pemukiman 1.972.880 m2 . 3) Tindak lanjut masyarakat yang tidak terjangkau 25 responden berobat ke Rumah sakit 15 responden berobat ke Puskesmas induk dan enam responden berobat ke Puskesmas pembantu, sedangkan 52 responden memilih berobat ke klinik dan dokter spesialis. Kata kunci: Pola Persebaran, Keterjangkauan, Puskesmas

    FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS MINASA UPA KOTA MAKASSAR TAHUN 2013

    Get PDF
    Angka Kematian Ibu (AKI) masih menjadi masalah utama dalam bidang kesehatan terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Upaya yang dilakukan untuk menekan AKI seperti program Making Pregnancy Safer (MPS)yang merupakan komponen dari prakarsa Safe Motherhood. Salah satu pilarnya adalah pelayanan Antenatal Care (ANC).Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan paritas, pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas Minasa Upa.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan ???cross sectional study???.Populasi dan sampel penelitian ini adalah ibu hamil trimester 3 sebanyak 67 orang. Penarikan sampel dilakukan dengan cara ???Exhaustive sampling???.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel paritas (p=0.1), pengetahuan (p=0.004 dan ?? = 0.386), keterjangkauan (p=0.014 dan ?? = 0.336), dukungan keluarga (p=0.006 dan ?? = 0.361), dan sikap petugas (p=0.001 dan ?? = 0.432) berhubungan dengan pemanfaatan antenatal care.Dari 5 variabel yang diteliti terdapat 4 variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan ANC yaitu pengetahuan, keterjangkauan, dukungan keluarga, dan sikap petugas.Sedangkan paritas tidak berhubungan pemanfaatan ANC. Saran untuk Puskesmas Minasa Upa adalah agar meningkatkan pemberian informasi tentang pelayanan antenatal kepada ibu hamil dan keluarganya. \ud Kata Kunci :Paritas, Pengetahuan, Keterjangkauan, Dukungan Keluarga, Sikap Petuga

    Karakteristik Mahasiswa Penghuni Hunian Sewa Berdasarkan Faktor Bermukim di Sekitar Kampus Kentingan UNS

    Get PDF
    ABSTRAK KARAKTERISTIK MAHASISWA PENGHUNI HUNIAN SEWA BERDASARKAN FAKTOR BERMUKIM DI SEKITAR KAMPUS KENTINGAN UNS UNS merupakan perguruan tinggi terbesar di Surakarta yang menarik banyak pendatang yaitu mahasiswa. Adanya pendatang mendorong munculnya hunian sewa mahasiswa yaitu kamar sewa, rumah sewa, serta asrama mahasiswa. Mahasiswa UNS yang merupakan penghuni hunian sewa memiliki karakteristik yang berbeda-beda (heterogen). Walaupun demikian, mahasiswa dengan karakteristik berbeda tersebut bermukim pada jenis hunian yang sama sehingga dimungkinkan memiliki faktor bermukim yang sama. Berdasarkan kondisi tersebut penelitian bermaksud untuk mengetahui karakteristik mahasiswa penghuni hunian sewa mahasiswa berdasarkan faktor bermukim di sekitar Kampus Kentingan UNS. Penelitian menggunakan teknik analisis cluster dengan menggunakan SPSS untuk mengelompokkan mahasiswa sesuai dengan kemiripan karakteristik yang dimiliki berdasarkan faktor bermukim di sekitar kampus Kentingan UNS. Hasil penelitian menunjukkan terdapat sembilan karakteristik mahasiswa yang bermukim secara tersebar di hunian sekitar Kampus Kentingan UNS yaitu : (1) mempertimbangkan faktor kondisi bangunan, ketersediaan sarana prasarana, serta aksesibilitas, tetapi tidak mempertimbangkan harga sewa, kondisi topografi, dan pendapatan saat bermukim; (2) tidak mempertimbangkan kondisi bangunan, pendapatan, ketersediaan prasarana, serta aksesibilitas, tetapi mempertimbangkan harga sewa dan ketersediaan sarana dan kondisi topografi saat bermukim; (3) mempertimbangkan harga sewa, kondisi bangunan hunian, pendapatan, ketersediaan sarana, dan ketersediaan prasarana, tetapi tidak mempertimbangkan aksesibilitas dan topografi saat bermukim; (4) mempertimbangkan kondisi topografi, pendapatan, ketersediaan sarana, ketersediaan prasarana, aksesibilitas, harga sewa dan ketersediaan sarana, tetapi tidak mempertimbangkan kondisi bangunan dalam bermukim; (5) tidak mempertimbangkan kondisi bangunan, topografi, pendapatan, ketersediaan prasarana, serta aksesibilitas, tetapi mempertimbangkan harga sewa dan ketersediaan sarana dalam bermukim; (6) mempertimbangkan hampir seluruh faktor bermukim kecuali harga sewa dalam bermukim; (7) tmempertimbangkan harga sewa, kondisi topografi, ketersediaan sarana, dan aksesibilitas, tetapi tidak mempertimbangkan faktor pendapatan dan ketersediaan prasaranadalam bermukim; (8) tidak mempertimbangkan harga sewa dan pendapatan, tetapi mempertimbangkan faktor kondisi bangunan, kondisi topografi, ketersediaan sarana prasarana dan aksesibilitas dalam bermukim; serta (9) mempertimbangkan faktor kondisi bangunan, kondisi topografi ketersediaan sarana prasarana, dan aksesibilitas, tetapi tidak mempertimbangkan kondisi faktor harga sewa dan pendapatan dalam bermukim. Kata Kunci : karakteristik mahasiswa, faktor bermukim, analisis cluste

    Factors Affecting in Choosing the Birth Mother in Health Care Delivery XIII Koto Kampar I

    Full text link
    The utilization of birth assistance by a professional health worker (midwife) in the community is very low compared to the target expected.The determinants of choosing birth attendant include the factors of education, knowledge, attitude, economic status, affordability,health worker and traditional birth attendant. The purpose of this survey study with cross-sectional approach was to analyze the factor of determinant influencing the mothers in choosing birth attendant at Puskesmas (Community Health Center) XIII Koto Kampar I, Kampar Subdistrict, in 2013. The population of this study was all of the 71 mothers who gave birth (born alive or stillborn) in the past 6 (six) months from October 2012 to March 2013 in the working area of Puskesmas XIII Koto Kampar I and all of the mothers were selected to be the samples for this study. All of the variables were analyzed Multiple Logistic Regression tests. The result of this study showed that the factors of attitude (p = 0.011), affordability (p = 0.001), and family support (p = 0.042) had influence on choosing birth attendant. Affordability was the most dominant variable influencing the process of choosing birth attendant with regression coefficient of 2.702

    Peranan Kebijakan Obat dalam Memperbaiki Keterjangkauan Obat

    Get PDF
    Medicine is a pharmaceutical product that has imperfect market characteristics. This affects affordability to the community, and therefore it is necessary for the government to regulate medicine prices. Medicine prices can be regulated in the medicine supply chain by the industry, importers, distributors and health facilities such as pharmacies, hospitals and medicine sellers. Developed and high income countries generally regulate the prices of medicines and are part of a health insurance system. In contrast with the situation in developed countries, medicine pricing regulation in developing countries and Lower Middle Income Countries is not well established. The regulation of mark-ups in distribution channels is the most common strategy used by LMIC. Small country with only a few pharmaceutical facilities has a weak bargaining position, generally the government cannot set prices. The application of cost-plus pricing is quite effective if it is implemented in a small country. In developing countries with a large market segment and adequate pharmaceutical industry facilities the price competition method is an effective strategy option to get lower prices. In practice, the application of  medicine pricing policy is dynamic. The medicine pricing system in a country can be changed or combined with other methods if the evaluation does not provide optimal results or generates unintended impacts

    Analisis Keterjangkauan dan Pola Persebaran SMA/MA Negeri di Kabupaten Banyuwangi Menggunakan Analisis Buffering dan Nearest Neighbor pada Aplikasi Q-GIS

    Get PDF
    Pemerataan fasilitas pendidikan termasuk sekolah harus diperhatikan secara khusus agar mudah dijangkau oleh masyarakat termasuk masyarakat Kabupaten Banyuwangi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat mampu mempermudah menganalisis perencanaan pembangunan fasilitas pendidikan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan untuk evaluasi pemerataan fasilitas pendidikan sesuai standard perencanaan lingkingan nasional. Metode yang digunakan yaitu metode dekriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel yang digunakan yaitu SMA/MA Negeri di Kabupaten Banyuwangi. Jenis data yang digunakan yaitu data spasial titik lokasi koordinat sekolah SMA/MA Negeri di Kabupaten Banyuwangi dan lokasi sebaran permukiman. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis Buffering dan analisis Nearest Neighbor pada aplikasi Q-GIS untuk mengetahui keterjangkauan dan pola persebaran lokasi SMA/MA terhadap lokasi. Hasil analisis menunjukan 46,65% wilayah permukiman menjangkau lokasi SMA/MA dan 64,35% wilayah permukiman tidak terjangkau lokasi SMA/MA atau seluas 593,46 km2 dari 1272,15 km2 permukiman yang mampu menjangkau lokasi SMA/MA. Hasil analisis Nearest Neighbor menujukan pola persebaran lokasi SMA/MA Negeri di Banyuwangi tergolong dalam klasifikasi pola persebaran acak dengan skor Nearest Neighbor Index sebesar 0,93 ditinjau dari 21 titik lokasi SMA/MA Negeri. Hal ini mengartikan bahwasannya lokasi SMA/MA Negeri belum terjangkau oleh keseluruhan permukiman masyarakat Banyuwangi dan belum tersebar merata

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Pria dalam Vasektomi di Kecamatan Sidikalang Tahun 2017

    Full text link
    Vasektomi adalah metode kontrasepsi bagi pria. Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa partisipasi pria dalam program keluarga berencana masih rendah. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan case control study, yaitu membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol berdasarkan faktor predisposisi (pengetahuan, dan sikap), faktor pemungkin (ketersediaan layanan vasektomi dan keterjangkauan sarana kesehatan), serta faktor penguat (dukungan istri) yang memengaruhi penggunaan vasektomi di Kecamatan Sidikalang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami yang menjadi akseptor vasektomi dengan jumlah 30 orang. Penelitian ini dilakukan bulan Maret sampai Juli 2017. Data diperoleh melalui wawancara dengan /J67responden dan dianalisis dengan uji regresi logistik berganda pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi (pengetahuan, sikap), faktor pemungkin (ketersediaan pelayanan vasektomi dan keterjangkauan fasilitas kesehatan) dan faktor penguat (dukungan istri) berhubungan dengan partisipasi pria dalam vasektomi. Variabel yang memberikan pengaruh paling besar adalah pengetahuan dengan Odd Ratio 70,00. Disarankan kepada PLKB untuk memberikan penyuluhan dan konseling  tentang vasektomi KB kepada masyarakat
    corecore