471,526 research outputs found

    EKSPLORASI, IDENTIDFIKASI, DAN PERBANYAKAN TANAMAN CIPLUKAN (Physalis angulata L.) DENGAN MENGGUNAKAN METODE GENERATIF DAN VEGETATIF

    Get PDF
    Tanaman ciplukan (Physalis angulata L.) merupakan tanaman obat yang belum banyak diketahui oleh masyarakat dari segi bentuk, manfaat maupun khasiatnya, sehingga tanaman ciplukan di petani belum ada yang membudidayakannya secara komersial. Penelitian perbanyakan tanaman ciplukan menjadi hal penting sebagai awal untuk membudidayakannya secara komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil perbanyakan tanaman ciplukan secara generatif dan vegetatif. Penelitian pada cara vegetatif ini dilaksanakan di Kebun Jurusan Agroteknologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung sejak bulan Mei – Juni 2014, pada cara generatif dilakukan di Rajawali Timur Gang Dunguscariang Andir Bandung sejak bulan Juni – Juli 2014. Metode yang digunakan dengan cara eksperimental antara lain Cianjur, Garut, dan Bandung. Metode pertama menggunakan cara generatif yaitu dengan membuat benih sendiri dan uji viabilitas benih, metode kedua menggunakan vegetatif yaitu dengan cara stek runduk. Hasil penelitian menunjukan bahwa cara generatif yaitu warna cangkap benih berpengaruh terhadap persentase kecambah normal. Kecambah normal tertinggi pada cangkap kuning sebanyak 11,42%, agak kuning 6% dan cangkap kering 0%, sedangkan hasil penelitian pada cara vegetatif, tanaman ciplukan dapat diperbanyak dengan cara vegetatif yaitu dengan cara stek runduk. Tanaman ciplukan dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif

    Enhanced 3-epi-25-hydroxyvitamin D3 signal leads to overestimation of its concentration and amplifies interference in 25-hydroxyvitamin D LC-MS/MS assays

    Get PDF
    Background 3-epi-25-hydroxyvitamin D3 (3-epi-25OHD3) interferes in most liquid chromatography-tandem mass spectrometry (LC-MS/MS) assays for 25-hydroxyvitamin D (25OHD). The clinical significance of this is unclear, with concentrations from undetectable to 230 nmol/L reported. Many studies have quantified 3-epi-25OHD3 based on 25OHD3 calibrators or other indirect methods, and we speculated that this contributes to the observed variability in reported 3-epi-25OHD3 concentrations. Methods We compared continuous MS/MS infusions of 3-epi-25OHD3 and 25OHD3 solutions, spiked both analytes into the same serum matrix and analysed patient samples to assess the effect of three different quantitation methods on 3-epi-25OHD3 concentration. Experiments were performed on an LC-MS/MS system using a phenyl column which does not resolve 3-epi-25OHD3, and a modified method utilizing a Zorbax SB-CN column that chromatographically resolves 3-epi-25OHD3 from 25OHD3. Results A greater 3-epi-25OHD3 signal, compared with 25OHD3, was observed during equimolar post-column continuous infusion of analyte solutions, and following analysis of a serum pool spiked with both analytes. 3-epi-25OHD3 signal enhancement was dependent on mobile phase composition. Compared with 3-epi-25OHD3 calibrators, indirect quantitation methods resulted in up to 10 times as many samples having 3-epi-25OHD3 concentrations ≥ 10 nmol/L, and an approximately fourfold increase in the maximum observed 3-epi-25OHD3 concentration to 95 nmol/L. Conclusions Enhanced 3-epi-25OHD3 signal leads to overestimation of its concentrations in the indirect quantitation methods used in many previous studies. The enhanced signal may contribute to greater interference in some 25OHD LC-MS/MS assays than others. We highlight that equimolar responses cannot be assumed in LC-MS/MS systems, even if two molecules are structurally similar

    PENURUNAN SALINITAS PADA AIR PAYAU DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN SELULOSA TRIASETAT

    Get PDF
    ABSTRAKIndonesia adalah Negara dengan wilayah pantai terpanjang didunia, sehingga salah satu sumber daya air yang melimpah di Indonesia adalah air baku yang memiliki salinitas tinggi, sehingga perlu dilakukan suatu pengolahan untuk menurunkan salinitas dari air payau. Penurunan salinitas air payau salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi membran. Tujuan dari penelitian ini aitu untuk menurunkan salinitas pada air payau sehingga dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Membran yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dari polimer selulosa triasetat. Variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah tekanan, yaitu sebesar 1 ; 2 ; 2,5 ; 3 ; dan 3,5. Preparasi membran dilakukan berdasarkan prinsip dari proses inversi fasa secara presipitasi imersi. Karakteritik membran dapat ditentukan berdasarkan pengujian nilai permeabilitas (Lp), dan cloud point. Berdasarkan nilai permeabilitas yang diperoleh, diketahui bahwa membran yang dihasilkan dari proses preparasi ini mendekati jenis membran nanofiltrasi. Nilai fluks terhadap air murni maksimum diperoleh pada tekanan 3,5 bar yaitu 13,551 mL/m2.s, sedangkan persen rejeksi maksimum membran dihasilkan pada tekanan 3 bar yaitu 68,69%. Disamping itu juga dilakukan pengujian solidifikasi membran untuk terjadinya perubahan phasa. Proses solidifikasi dikatakan sempurna apabila telah tercapainya cloud point. Jumlah non-pelarut yang ditambahkan sehingga terbentuknya titik embun (cloud point) yaitu 2,15 gram.Keyword : air payau, salinitas, membran, selulosa triasetat

    Auswitchpark

    Full text link
    Recoge los trabajos presentados en el I Congreso sobre arte, literatura y cultura gĂłtica urbana, celebrado en octubre de 2012 en la Universidad AutĂłnoma de Madri

    Electron-phonon interaction in transition metal diborides TB_2 (T=Zr, Nb, Ta) studied by point-contact spectroscopy

    Full text link
    The electron-phonon interaction (EPI) in transition metal diborides TB_2 (T=Zr, Nb, Ta) is investigated by point-contact (PC) spectroscopy. The PC EPI functions were recovered and the EPI parameters lambda<0.1 were estimated for all three compounds. Common and distinctive features between the EPI functions for those diborides are discussed also in connection with the superconductivity in MgB_2.Comment: V2: minor changes, Ref.[21] added, publ. in PR

    A homogeneous decomposition theorem for valuations on convex functions

    Full text link
    The existence of a homogeneous decomposition for continuous and epi-translation invariant valuations on super-coercive functions is established. Continuous and epi-translation invariant valuations that are epi-homogeneous of degree nn are classified. By duality, corresponding results are obtained for valuations on finite-valued convex functions.Comment: 16 page

    Syntheses of (+)-30-epi-, (-)-6-epi-, (±)-6,30-epi-13,14-didehydroxyisogarcinol and (±)-6,30-epi-garcimultiflorone A utilizing highly diastereoselective, Lewis acid-controlled cyclizations

    Full text link
    The first syntheses of 13,14-didehydroxyisogarcinol (6) and garcimultiflorone A (5) stereoisomers are reported in six steps from a commercially available phloroglucinol. Lewis acid-controlled, diastereoselective cationic oxycyclizations enabled asymmetric syntheses of (-)-6-epi-6 and (+)-30-epi-6. A similar strategy enabled production of the meso-dervied isomers (±)-6,30-epi-6 and (±)-6,30-epi-5. Finally, a convenient strategy for gram scale synthesis was developed utilizing diastereomer separation at a later stage in the synthesis that minimized the number of necessary synthetic operations to access all possible stereoisomers.R01 GM073855 - NIGMS NIH HHS; R24 GM111625 - NIGMS NIH HHS; R35 GM118173 - NIGMS NIH HH

    PERAN MASYARAKAT MELALUI GERMAS SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI DESA SUKOREJO KABUPATEN BLORA

    Get PDF
    Latar Belakang : Negara berkembang, menghadapi beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menular (PTM). PTM seperti Stroke, Penyakit Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes. Sebuah pembelajaran berharga di era jaminan kesehatan nasional (JKN), anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu: PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke. Selain itu, pelayanan kesehatan peserta JKN juga didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar. Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara. Penguatan upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit akan memberikan keuntungan yang luar biasa. Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan investasi utama untuk mengurangi beban negara dalam membiayai layanan kesehatan bagi masyarakat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), berupa upaya promosi kesehatan dan pencegahan penyakit yang menekankan masyarakat sebagai aktor utama. GERMAS memiliki enam kegiatan utama, yaitu peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit; peningkatan kualitas lingkungan; dan peningkatan edukasi hidup sehat. Belum semua masyarakat di Desa Sukorejo memahami penyakit tidak menular dan bagaimana cara pencegahannya.Tujuan : Masyarakat di Desa Sukorejo Kabupaten Blora memahami penyakit tidak menular (PTM), memahami cara pencegahannya, melaksanakan cek kesehatan ( pemeriksaan tekanan darah dan gula darah), melaksanakan senam dan berperilaku hidup sehat.Metode : Penyuluhan, pengecekan kesehatan (pemeriksaan tekanan darah, gula darah), melaksanakan senam jantung.Hasil : Kegiatan ini dihadiri oleh 20 ibu, tanggapan dari para ibu terhadap kegiatan ini cukup baik sekali, ini di buktikan dengan antusias mereka untuk berhadir pada saat penyuluhan berlangsung serta peran aktif para ibu pada saat diskusi dan antusiasnya ibu dalam kegiatan senam jantung. Pelaksanaan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan tentang upaya peningkatan perilaku sehat ibu dalam pencegahan penyakit tidak menular melalui GERMAS, dilanjutkan dengan memberi banyak contoh dalam kehidupan sehari-hari cerminan prilaku yang beresiko terkena penaykit tidak menular.Simpulan : Kesehatan seseorang dapat tercermin dari perilaku sehari-hari. Kegiatan ini mampu memberikan pemahaman kepada peserta untuk menerapkan pola hidup sehat baik untuk diri sendiri, keluarga maupun lingkungan

    Electron-phonon interaction and antiferromagnetic correlations

    Get PDF
    We study effects of the Coulomb repulsion on the electron-phonon interaction (EPI) in a model of cuprates at zero and finite doping. We find that antiferromagnetic correlations strongly enhance EPI effects on the electron Green's function with respect to the paramagnetic correlated system, but the net effect of the Coulomb interaction is a moderate suppression of the EPI. Doping leads to additional suppression, due to reduced antiferromagnetic correlations. In contrast, the Coulomb interaction strongly suppresses EPI effects on phonons, but the suppression weakens with doping.Comment: 4 pages and 5 figure
    • …
    corecore