Jurnal TIN Universitas Tanjungpura
Not a member yet
235 research outputs found
Sort by
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUKSI CRUMB RUBBER UNTUK MENGURANGI REJECT PRODUCT DI PT XY
PT XY merupakan salah satu perusahaan yang mengolah crumb rubber atau karet remah. Pada proses produksi yang dilakukan PT XY berupaya memenuhi standar kualitas produk yang ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia (SNI) dan sistem manajemen mutu ISO 9001:2015. Adapun permasalahan yang menjadi tantangan PT XY adalah produk reject yang mengakibatkan biaya tambahan untuk proses rework produk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab reject dalam proses produksi yang dilakukan dan memberikan rekomendasi perbaikan guna mengurangi produk reject pada produk crumb rubber yang dihasilkan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah six sigma dengan melajukan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi secara langsung pada PT XY, proses wawancara dengan kepala bagian produksi dan staf bagian quality cotrol, serta analisis data historis produksi serta data reject. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebab utama reject adalah faktor manusia (operator), material (kontaminasi bahan baku), mesin (kerusakan mesin), metode (belum terdapat standar operasional prosedur), dan lingkungan (kondisi area kerja yang tidak optimal). Penelitian dilakukan untuk mengatasi permasalahan produk reject yang terjadi dengan memberikan rekomendasi perbaikan berupa standar operasional prosedur atau SOP pada proses pemeriksaan kontaminasi logam, peningkatan pengawasan proses penjemuran dan pemanggangan, pemantauan proses pemanggangan, dan prosedur penyimpanan pada gudang loading ekspor. Rekomendasi tersebut bertujuan untuk mengurangi risiko rework terhadap produk yang merupakan pemborosan waktu produksi serta biaya penanganan dan efisiensi produk untuk menjaga kepuasan pelanggan. Kata Kunci : Crumb Rubber, Pengendalian Kualitas, Six Sigma, Reject, Rework Produk
USULAN PEMILIHAN SUPPLIER BOKAR MENGGUNAKAN METODE AHP DAN SAW PADA PT XYZ
Pemilihan supplier memiliki peran penting dalam memenuhi ketersediaan bahan baku pada suatu perusahaan untuk melakukan proses produksi dengan mempertimbangkan beberapa kriteria penilaian. PT XYZ merupakan perusahaan industri yang membutuhkan strategi pemilihan supplier untuk mengoptimalkan kegiatan pembelian BOKAR, sehingga meminimalkan risiko terjadinya keterlambatan, kekosongan, dan ketidaksesuaian kualitas pada proses pengadaan BOKAR. Metode yang diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Simple Additive Weighting (SAW). Tujuan penggunaan metode AHP yaitu untuk menghasilkan nilai bobot kriteria dan sub kriteria pemilihan supplier dan dilanjutkan dengan metode SAW untuk menentukan urutan prioritas dari alternatif supplier BOKAR. Hasil pemilihan supplier BOKAR yang dapat menjadi prioritas utama bagi PT XYZ, yaitu S8 dengan nilai akhir sebesar 0,884. Kemudian, untuk prioritas kedua dan ketiga terdiri dari S7 dengan nilai akhir sebesar 0,827 dan S6 dengan nilai akhir sebesar 0,807. Prioritas terakhir yaitu S1 dengan nilai akhir sebesar 0,732. Selain itu, untuk urutan kriteria terpenting pada pemilihan supplier BOKAR yaitu kualitas, jaminan dan klaim, harga, kuantitas, pembayaran, serta pengiriman. Berdasarkan prioritas kriteria dan pemeringkatan supplier tersebut dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan dalam penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembelian BOKAR sehingga diharapkan dapat mendukung kegiatan pengadaan bahan baku di PT XYZ. Kata Kunci : Analytical Hierarchy Process, BOKAR, Simple Additive Weighting, Supplie
PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JNE KENDAWANGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY, CUSTOMER SATISFACTION INDEX (CSI) DAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS (IPA)
JNE Kendawangan adalah salah satu ekspedisi jasa pengiriman barang atau paket cabang Ketapang yang bergerak dibidang jasa yang berlokasi di Jalan Pangeran Adi Kecamatan Kendawangan Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Pelanggan JNE Kendawangan mengalami penurunan pengiriman hal ini dikarenakan keluhan pelanggan pada kualitas pelayanan yang diberikan tidak sesuai harapan pelanggan JNE Kendawangan seperti kantor tidak buka pada jam operasional, sering tidak adanya karyawan ditempat, respon kurir sangat lamban dan masih banyak yang membuat pelanggan merasa JNE Kendawangan tidak memberikan pelayanan yang diharapkan selama ini. Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut, JNE Kendawangan memerlukan perbaikan kualitas pelayanan yang tepat untuk meningkatkan pelanggan lagi. Tujuan penelitian ini untuk melakukan perbaikan kualitas pelayanan pada JNE Kendawangan. Penelitian ini menggunakan metode Service Quality untuk mengetahui kesenjangan yang terjadi diantara harapan dan persepsi pelanggan. Metode Customer Satisfaction Index (CSI) untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pelanggan pengguna jasa selama ini. Metode Importance Performance Anaysis (IPA) untuk mengetahui prioritas utama perbaikan melalui diagram kartesius. Hasil dari penelitian didapatkan gap tertinggi yang terletak di atribut ke-10 yaitu Tersedia sarana untuk menyampaikan kritik dan saran dengan nilai sebesar (-1,42). Nilai kesenjangan (gap) tertinggi berada pada dimensi bukti fisik (Tangible) sebesar (-0,711). Sedangkan nilai kesenjangan terendah dari kelima dimensi ada pada dimensi Responsiveness (daya tanggap) sebesar (-0,618). Berdasarkan perhitungan indeks kepuasan pelanggan pada tingkat kepuasan pelanggan memperoleh nilai 71,4667. Berdasarkan data dari tabel maka indeks kepuasan pelanggan JNE Kendawangan berada di rentang nilai 71% < X ≤ 77% yang menunjukkan indeksnya berada di Cause for concern atau berada pada tingkatan yang mengkhawatirkan. Hasil dari pemetaan diagram kartesius terdapat 6 atribut yang termasuk kedalam kuadran 1 dan menjadi prioritas utama perbaikan pada JNE Kendawangan. Usulan rekomendasi perbaikan yang di berikan pada atribut tersebut yaitu menambah plang nama di depan gang yang menghadap ke ruas arah jalan, menambah titik lokasi di google maps serta menyediakan wadah berupa kotak kritik dan saran di kantor. Kata Kunci: Customer satisfaction Index, Service Quality, Importance Performance Analysi
REDESAIN MESIN PRESS BATAKO MOVEABLE UNTUK PERBAIKAN POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
Toko Batako Press Karya Sepakat bergerak pada produksi batako, paving block, dan gorong-gorong. Permasalahan yang terdapat pada proses pembuatan batako tersebut adalah pada penggunaan mesin press batako moveable. Operator bekerja dengan posisi berlutut dan membungkuk, dengan kepala terus-menerus tertunduk, maka postur badannya selama proses pembuatan batu bata dinilai tidak tepat. Postur kerja seperti ini harus dicegah untuk menghindari terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs). Tujuan penelitian ini yaitu memperbaiki postur kerja pada saat melakukan pencetakkan batako dengan merancang dan membuat alat untuk meratakan adonan semen dalam pembuatan batako sesuai antropometri untuk menghindari terjadinya musculoskeletal disorders (MSDs). Keluhan operator dipastikan menggunakan pendekatan Nordic Body Map, dan posisi tubuh operator pada saat pencetakan batu bata diperiksa menggunakan analisis Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan membuat usulan perbaikan desain pada alat dalam mencetak batako sehingga operator dapat merasa lebih nyaman, serta dapat mengurangi risiko Musculoskeletal Disorders (MSDs) yang dapat terjadi pada operator. Berdasarkan temuan keluhan NBM, terdapat kondisi yang menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyeri hebat di total 17 area tubuh. Hal ini disebabkan oleh postur kerja yang tidak tepat. Postur kerja statis dengan rincian lengan bawah (lower arm) bernilai 3 warna merah, otot (muscle) bernilai 1 warna merah, pergelangan tangan dan lengan (wrist and forearm) bernilai 5 warna jingga, batang tubuh (body) bernilai 5 warna merah, bagian leher, badan, dan kaki bernilai 8 yang berwarna merah merupakan hasil pengolahan data postur kerja pada kondisi saat ini menggunakan RULA. Data ini menghasilkan skor akhir RULA 7 dengan warna merah. Hasil perbaikan dari data tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan skor RULA yang semula bernilai 7 dengan warna merah berubah menjadi bernilai 4 dengan warna kuning. Postur tubuh forearm (lengan bawah), muscle (otot), trunk (tubuh), neck (leher), dan leg (kaki) yang awalnya berwarna merah mengalami perubahan menjadi berwarna hijau. Pengukuran antropometri yang dilakukan, didapatkan 2 dimensi tubuh yang digunakan sebagai ukuran pada perancangan alat baru, yaitu tinggi siku berdiri dan lingkar tangan menggenggam. Kata kunci: Anthropometri, Ergonomi, MSDs, NBM, RUL
REKOMENDASI PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PELANGGAN HOTEL XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-SERVQUAL DAN PGCV
Hotel XYZ merupakan salah satu hotel yang berada di kabupaten Kubu Raya, keluhan menunjukkan adanya ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh Hotel XYZ. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat harapan dan kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diterima serta memberikan rekomendasi tentang cara meningkatkan kualitas layanan. Berdasarkan observasi langsung dan ulasan di google maps, terlihat bahwa dari 30 orang, hanya 10 orang yang menyatakan keinginan untuk kembali menginap di Hotel XYZ. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Service Quality yang digabungkan dengan pendekatan fuzzy, digunakan untuk menganalisis gap atau kesenjangan antara harapan dan persepsi konsumen berdasarkan lima dimensi yaitu tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty, kemudian menggunakan metode Potential Gain Customer Value (PGCV) untuk memberikan nilai bobot yang perlu diperbaiki atau diprioritaskan, metode ini dapat menganalisis setiap atribut yang diteliti. Adapun atribut yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 23 atribut. Hasil penelitian yang dilakukan terdapat 11 atribut yang membutuhkan perhatian khusus evaluasi guna meningkatkan kepuasan pelanggan. Dari ke-11 atribut tersebut, atribut dengan nilai gap tertinggi adalah fasilitas wahana yang disediakan oleh hotel, dengan nilai gap sebesar -0,468. Hal tersebut menunjukkan bahwa perbaikan pada fasilitas wahana memiliki prioritas yang lebih tinggi dalam meningkatkan kepuasan pelanggan. Kata kunci: Hotel, Kepuasan Pelanggan, PGCV, Service Qualit
PENGUKURAN BEBAN KERJA MENGGUNAKAN METODE FULL TIME EQUIVALENT (FTE) DAN NASA-TLX PADA KARYAWAN PT UNITED TRACTORS PONTIANAK
Sumber daya manusia (SDM) adalah aset paling berharga bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas produk dan layanan. Oleh karena itu, mengoptimalkan tenaga kerja secara efisien merupakan hal yang krusial untuk mencapai kesuksesan. Namun, banyak perusahaan di Indonesia menghadapi tantangan dalam manajemen SDM, seperti kurangnya perhatian terhadap pengembangan karyawan dan ketidaksesuaian antara beban kerja dan tuntutan pekerjaan. Hal ini diikuti dengan semakin banyaknya permintaan unit product support dan jasa service pada PT United Tractors Pontianak dari tahun ke tahun menyebabkan lonjakan volume pekerjaan karyawan bertambah sehingga ikut meningkat pula beban kerja karyawan. Sementara itu, perusahaan belum memiliki alat atau perangkat standar yang digunakan untuk mengukur beban kerja. Perhitungan beban kerja fisik yang berkaitan dengan berapa lama waktu kerja menggunakan metode full time equivalent, bertujuan untuk membantu perusahaan dalam menentukan jumlah karyawan yang ada sudah optimal atau masih perlu penyesuaian, kemudian dikonversikan ke dalam indeks nilai FTE yang terbagi menjadi tiga kategori yaitu underload, fit to load dan overload. Sedangkan untuk menghitung beban kerja mental menggunakan metode NASA-TLX berdasarkan rata-rata dari enam indikator yang terdiri dari kebutuhan mental, kebutuhan fisik, kebutuhan waktu, performansi kerja, tingkat frustasi dan tingkat usaha. Penelitian ini menggunakan metode FTE untuk analisis beban waktu kerja dan metode NASA-TLX untuk analisis beban mental guna menilai beban kerja dan mental karyawan serta mengoptimalkan sistem kerja. Hasil penelitian menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja di antara karyawan dimana 9 karyawan mengalami overload, 11 karyawan mengalami fit to load dan 2 karyawan mengalami underload sedangkan dalam aspek mental karyawan, 5 sangat tinggi, 8 tinggi, 8 agak tinggi dan 1 sedang. Berdasarkan hasil analisis beban kerja tersebut maka perusahaan dapat mempertimbangkan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang ideal, meratakan beban kerja, serta menerapkan rekomendasi yang ada. Kata Kunci: Beban Kerja, Full Time Equivalent, NASA-TL
EVALUASI KINERJA PROYEK PEMBANGUNAN GUDANG KOKO MANDIRI MENGGUNAKAN EARNED VALUE ANALYSIS (EVA) DAN PROJECT EVALUATION REVIEW TECHNIQUE (PERT)
Pekerjaan proyek tidak selalu berjalan sesuai perencanaan yang dibuat. Proyek yang terlambat disebabkan oleh banyak faktor yaitu kualitas dan kuantitas sumber daya manusia, kondisi lingkungan (cuaca), dan peralatan serta perlengkapan yang digunakan. Beberapa faktor tersebut juga dirasakan pada proyek Pergudangan Koko Mandiri yang direncanakan berlansung dari tanggal 27 Mei – 21 Oktober 2024 (21 Minggu). Identifikasi masalah terdapat pada laporan mingguan di minggu ke dimana terdapat penyimpangan sebesar 0,79%. Keterlambatan dalam pengerjaan proyek menghasilkan dampak kerugian pada kontraktor dan pemilik proyek.Hasil perhitungan dengan menggunakan Earned Value Analysis menunjukkan proyek minggu ke-7 diperoleh Cost Peformance Index bernilai 1.12 dimana lebih dari 1 yang mengindikasikan pengeluaran di lapangan (realisasi) lebih hemat dibandingkan rancangan biaya (under cost) namun Schedule Peformance Index yang yang diperoleh bernilai 0,894 atau kurang dari 1 yang berarti waktu pengerjaan proyek lebih lama dibandingkan jadwal yang telah ditetapkan (schedule underrun). Faktor-faktor schedule underrun diakibatkan oleh kesalahan kontraktor pelaksana yang terlambat memulai task, pekerjaan proyek sebelumnya mengalami keterlambatan, keterlambatan logistik perlatan dan kurang terampilnya pekerja.Berdasarkan hasil tersebut diperoleh rekomendasikan mempercepat proyek dapat dilakukan dengan menambah tenaga kerja pada penentuan aktivitas-aktivitas kritis pada waktu proyek selama 138 hari atau 9 hari lebih awal dibandingkan jadwal perbaikan (existing) proyek yang mengharuskan kontraktor mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp2.566.437. Proyek yang dipercepat selama 9 hari diperoleh dengan tenaga kerja yang ditambahkan sebanyak 1 orang pada beberapa aktivitas yaitu EI (Pasangan dinding) selama 1 hari percepatan, D1 (Pekerjaan Struktur) selama 3 hari percepatan, F1(Pekerjaan Atap Baja Ringan) selama 2 hari percepatan, H1 (Pekerjaan Elektrikal) selama 1 hari percepatan, I1 (Pekerjaan Sanitasi) selama 1 hari percepatan dan I2 (Pekerjaan Finishing) selama 1 hari percepatan. Kata Kunci : Cost Peformance Index, Earned Value Analysis, Program Evaluation and Review Tecnique, Schedule Peformance Inde
PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK KAOS SABLON PADA HADJAR DIGITAL PRINTING
Salah satu produk dari usaha percetakan sablon yaitu produk kaos sablon. Proses produksi kaos sablon dilakukan dengan dua cara yaitu proses sablon secara manual dan proses sablon secara digital. Penelitian ini dilakukan pada salah satu usaha konveksi di Pontianak yaitu Hadjar Digital Printing. Permasalahan yang ditemukan pada Hadjar Digital yaitu terjadinya produk cacat pada proses kaos sablon secara manual, dikarenakan sablon tersebut dilakukan dengan menggunakan tangan dan tenaga manusia untuk mencetak desain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai macam kelemahan produk kaos sablon, kemudian memanfaatkan alat seperti diagram sebab akibat, lembar periksa, dan diagram Pareto untuk mengatasi permasalahan tersebut. Terakhir, kami akan mengusulkan beberapa langkah pengendalian kualitas. Kategori masalah, volume produksi, dan jumlah total item kaos sablon yang rusak menjadi titik data utama yang digunakan dalam penelitian yang berlangsung antara tanggal 21 hingga 28 Juni 2023 ini. Dari total 905 unit, ditemukan 110 unit menjadi cacat. Berdasarkan hasil check sheet, jumlah cacat kurang presisi sebanyak 50 pcs, cacat terkena hot gun sebanyak 35 pcs, dan cat kurang menempel sebanyak 25 pcs. Hasil pada diagram pareto, persentase yang dihasilkan cacat kurang presisi sebesar 45,45%, cacat terkena hot gun sebesar 31,82%, dan cat kurang menempel sebesar 22,73%. Berdasarkan hasil pada diagram sebab akibat, ada beberapa faktor penyebab terjadinya cacat produk seperti manusia, metode kerja, bahan baku, lingkungan, dan peralatan. Usulan pengendalian kualitas dibuat agar dapat meningkatkan kualitas produk kaos sablon pada Hadjar Digital Printing. Kata Kunci: Pengendalian Kualitas, Check Sheet, Diagram Pareto, Diagram Sebab Akiba
RANCANG ULANG ALAT PENGUPAS KULIT LUAR BIJI KOPI BERDASARKAN ASPEK ERGONOMI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS
Coffee farmer in rustic of Singawang Kawakan , Singawang village Teluk keramat subdistrict regency of Sambas , West Kalimantan had difficulty in the process of stripping the outer skin of the coffee bens. Outer of coffee beans quite hard and slippery so the stripping process takes quite a long time. Usually the coffee farmers are using glass bottles, manual clamper and tools that using paddling systems using wood. The results obtained with these tools is not optimal and requires quite a long time. The purpose of this research is to remake the outer skin peeler coffee beans based on ergonomic aspects to improve productivity in order to help the farmers in the area to increased production especially in the process of stripping the outer shell of the seed.This study uses anthropometric data that is designed according to body size farmers. This research also uses Nordic Body Map method that able to know the complain musculoskeletal that farmers feel. Objects in this research are musculoskeletal complaints, fatigue, accidents, time efficiency and flawed of coffee seed that occur during the process of stripping the outer shell of the beans.The expected result of this research is to get comparison between the new tools and the old tools in process of the percentage of stripping the outer shell of the beans such as work injuries suffered by coffee farmers in the process of stripping the outer skin of the coffee beans , fatigue levels using an old tools before work is 24% and 29.1% after works and with new tools before work and after work 23.2% 24.5%. Complaints perceived musculoskeletal coffee farmers using old tools before work and after work 24.6% and 37.25% using the new tool before work after work 24.9% and 27.3%. Using a long working time of 3.53 min / kg and 2.4 minutes using the new tool / Kg, Stripping Costs in the production of coffee beans using old tools Rp 340/Kg and using new tools Rp 120/Kg. Results flawed coffee beans in the stripping process is done by using a long 0,032 / Kg and using new tools 0.026 / Kg.Keywords- Tool skinner beyond coffee beans, Redesign, Ergonomics, Nordic Body Map, Productivit
IMPLEMENTASI MODEL UTAUT2 DALAM MENINGKATKAN BEHAVIORAL INTENTION DAN USE BEHAVIOUR TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI M-TIPO
Berkembangnya jumlah pengguna internet di Indonesia memberikan pengaruh besar dalam banyak industri, terutama di sektor keuangan. Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai penerimaan pengguna terhadap pengguna M-TIPO di Kalimantan Barat. Saat ini, pengguna masih banyak yang menggunakan aplikasi M-TIPO hanya sekedar untuk melihat saldo. Pengguna yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dengan teknologi serupa cenderung memiliki persepsi kemudahan penggunaan yang lebih rendah terhadap teknologi yang baru. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan rancangan strategi untuk meningkatkan Behavioral Intention (Niat Prilaku) dan Use Behavior (Prilaku Pengguna) penggunaan aplikasi M-TIPO. Model yang digunakan untuk melihat gambaran penerimaan pengguna ini, yaitu UTAUT2. Terdapat 8 variabel independen dalam penelitian ini yaitu Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Prace Value, Habit, dan Perceived Security. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini yaitu Behavioral intention dan Use Behavior. Teknik yang digunakan untuk mengolah data penelitian ini, yaitu PLS-SEM dengan bantuan software SmartPLS 3.0. Hasil temuan dari penelitian ini adalah variabel yang berpengaruh terhadap Behavioral intention (Niat Prilaku), yakni PE 79%, HB 78%, dan FC 70%. Sedangkan variabel yang berpengaruh terhadap Use Behaviour (Prilaku Pengguna) adalah HB 78%, BHI 75%, dan FC 70%. Rancangan strategi yang dapat menjadi pertimbangan bagi pihak CU Lantang Tipo untuk meningkatkan kinerja yaitu pada variabel PE (Performance Expectancy) dengan memperbaiki kecepatan transaksi dan antarmuka pengguna yang mudah diterima. Kemudian, variabel HB (Habit) ditingkatkan dengan memberikan reward bagi pengguna yang sering menggunakan aplikasi, serta peningkatan variabel FC (Facilitating Conditions) melalui pelatihan insentif dan dukungan teknis yang memadai.Kata kunci : Aplikasi M-TIPO, Behavioral Intention, PLS-SEM, Use Behaviour, UTAUT