24,984 research outputs found

    ‘I enjoy teaching by writing’: experiences of Kenyan secondary school English textbook authors

    Get PDF
    This paper examines secondary school English textbook authors’ experiences in Kenya, where English is an official language and the main language of education. Textbook authorship is presented as a production process. Production, one of five processes within the Circuit of Culture (Gray 2007), helps make meaning of the textbook as a cultural artefact. Through interviews, authors indicated that their textbook authorship experiences had involved them in research and planning, drafting and moderation, team-building efforts, informal trialling and, later, opportunities to write different types of teaching and learning materials. Among the challenges they experienced were bonding, syllabus interpretation, meeting deadlines, matching content to learner level, work-life balance, negotiating royalties, copyright issues and access to/handling of consumer feedback. The author concludes that the national curriculum development body, together with publishers and authors, ought to jointly address these various challenges, and thereby improve the overall process of textbook development

    Partisipasi kiai pesantren dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan

    Get PDF
    Partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan tidak dapat dihindarkan, partisipasi tersebut terjadi karena latar belakang kiai berasal dari pesantren yang mempunyai tradisi mengakar di Bangkalan. Partisipasi kiai terjadi sejak proses pemilihan kepala daerah, sampai penentuan kebijakan terkhusus kebijakan pendidikan. Dengan kemampuannya, kiai dapat menciptakan situasi politik yang kondusif, di mana peran mereka sangat strategis dalam menentukan kebijakan pendidikan. Dalam penelitian ini memunculkan tiga rumusan masalah di antaranya: Pertama bagaimana bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik di Bangkalan ? Kedua bagaimana bentuk partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan ? Ketiga bagaimana implikasi partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan terhadap pendidikan Islam di Bangkalan? Riset yang berbasis pada studi kebijakan pendidikan ini menggunakan pendekatan fenomenologis. Sementara jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Temuan penulis terkait bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik di Bangkalan, menjadikan kiai sebagai pemegang “kuasa” dalam segala bidang terutama keagamaan. Kiai terlibat atau sengaja dilibatkan dalam segala penentuan kebijakan, termasuk kebijakan pendidikan. Di sini bentuk kepedulian kiai melalui kebijakan terhadap institusi pendidikan islam, pandangan peneliti setidaknya ada tiga bentuk relasi kuasa kiai dan pejabat publik yang bisa diindikasikan sebagai bentuk relasi diantaranya: relasi paternalistik, relasi kolegial, relasi ideologis. Selanjutnya bentuk partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan di Bangkalan terjadi bukan hanya karena kerangka keilmuannya, tetapi juga kuatnya modal sosial kiai. Penulis mengelompokan Partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan dalam tiga bentuk partisipasi diantaranya: partisipasi intensif, partisipasi moderat, partisipasi konfrontatif. Sedangkan implikasi yang ditimbulkan dari partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan, merupakan konsekuensi logis dari adanya relasi kuasa kiai serta partisipasi kiai dalam penentuan kebijakan pendidikan. Ada tiga Implikasi yang ditimbulkan antara lain: pertama dominasi kiai terhadap pejabat publik serta masyarakat, di mana kiai selalu dilibatkan dan keputusan mereka menjadi keputusan mutlak, kedua peningkatan kualitas pendidikan islam di Bangkalan, ketiga respon masyarakat terhadap partisipasi kiai pesantren dalam penentuan kebijakan pendidikan

    SOSOK KIAI DALAM KONSTRUKSI INTELEKTUAL MUDA BANGKALAN

    Get PDF
    Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap konstruksi intelektual muda Bangkalan terhadap kiai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam. Teknis analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil temuan yang diperoleh adalah intelektual muda Bangkalan mengungkap bahwa, terdapat kiai yang dipandang sebagai kiai sebenarnya yang dapat dijadikan teladan ummat  dan kiai yang tidak berada pada ranahnya sebagai sosok seorang kiai. Eksistensi kiai yang sebenarnya yakni kiai/ulama akhirat, kiai turunan yang berperilaku baik, kiai yang menguasai ilmu agama dan kiai politik juga dapat dijadikan sebagai teladan jika melihat sosok kiai seperti Gusdur. Karena kiai memiliki potensi sebagai pemimpin politik yang diyakini akan selalu berpegang teguh pada nilai nilai agama. Berbeda dengan Masyarakat Madura terdahulu yang menganggap bahwa, ranah politik adalah ranah yang kotor, sehingga seorang kiai  tidak seharusnya terlibat di dalamnya. Sedangkan, sosok kiai yang dinilai tidak berada pada ranahnya sebagai seorang kiai dimana mereka seperti lebih mengedepankan kesenangan keduniawiannya dari pada mendalami perannya sebagai sosok seorang kiai yaitu kiai su’. Jadi dapat disimpulkan bahwa, tidak semua sosok kiai dapat menjadi panutan, hal itu terjadi bukan hanya bersumber dari perilaku kiai, tetapi juga karena adanya kiai yang berperan ganda terutama di bidang politik. Hal itu juga membuat adanya perubahan sikap atau perilaku masyarakat terhadap kiai yang  pada awalnya mereka begitu menghormati sosok kiai menjadi kurang peduli terhadap kiai. Kata Kunci: Konstruksi, Kiai, Intelektual Muda

    Assessing conformity of HIV and AIDS education to acceptable communication principles

    Get PDF
    HIV epidemic remains a serious health concern that has claimed thousands of lives and orphaned millions of children. This study analysed effective communication planning and implementation process among non-governmental organizations providing HIV and AIDS education.The study’s overall objective was to analyse the planning and implementation of the communication interventions within non-governmental organisations dealing with HIV and AIDS. The study aimed at analysing the planning of the communication process of HIV and AIDS NGO’s with focus on assessing their conformity with acceptable communication principles. The research was conducted in Nairobi and Kisumu. Sample was drawn from of six hundred and forty-five organisations registered by the Kenya NGO AIDS Consortium (KANCO). Two hundred and sixty organisations offered educational and communication interventions and these were isolated for study. The researcher used both primary and secondary sources of data. Semi-structured questionnaires and key informant interview guides were the methods used to collect primary data. Data collected from primary source was analysed using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS), while data from the key informant interviews were analysed along thematic areas and used to support the information derived from the semi-structured interviews. Triangulation, graphics and bar charts and pie charts were the methods used to present findings.  The study disclosed the presence of components of behaviour change communication, combined with awareness-raising for about 50% of the organisations. The conclusion of the study was that about a half of the organisations had embraced effective communication principles in the implementation of their interventions

    Kepemimpinan Kiai Abdul Ghofur dalam pengembangan pendidikan entrepreneurship di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk menjawab rumusan masalah: (1) Bagaimana tipologi kepemimpinan Kiai Abdul Ghofur dalam mengembangkan pendidikan entrepreneurship?,(2) Bagaimana strategi pelaksanaan pendidikan entrepreneurship yang dilakukan oleh Kiai Abdul Ghofur?, dan (3) Bagaimana bentuk-bentuk entrepreneurship berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kiai Abdul Ghofur di Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan?. Penelitian ini dibangun dengan menggunakan rancangan studi kasus yang berorientasi pada pendekatan kualitatif. Informan dipilih dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Sedangkan pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan melalui tiga alur yaitu: mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Sementara teknik pengecekan keabsahan didasarkan pada derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability) dan kepastian (confirmability) Temuan yang diperoleh dalam penelitian ini, pertama; bahwa tipologi kepemimpinan Kiai Abdul Ghofur dalam mengembangkan pendidikan entrepreneurship memiliki tipologi sebagai “Kiai Entrepreneur”. Oleh sebab itu, dari kategori Kiai Entrepreneur ini, akan muncul beberapa tipologi kepemimpinan Kiai Abdul Ghofur dalam mengembangkan pendidikan Entrepreneurship di pesantrennya yaitu (1) Kiai Entrepreneur Percistentif, (2) Kiai Entrepreneur Demokratis dan Egaliter, (3) Kiai Entrepreneur Komunikatif, (4) Kiai Entrepreneur Responsif, dan (5) Kiai Entrepreneur Kreatif-Inovatif, dan (6) Kiai Entrepreneur Partisipatif. Kedua, strategi pelaksanaan pendidikan entrepreneurship yang dilakukan oleh Kiai Abdul Ghofur antara lain: (1) Menanamkan karakter entrepreneurship kepada para santri, (2) Memberikan tanggung jawab kepada para santri untuk mengelola perusahaannya melalui pendelegasian wewenang, (3) Memberikan pelatihan-pelatihan entrepreneurship kepada para santri, (4) Membuka SMK untuk para santri, (5) Memberikan lahan kesempatan kepada para santri untuk bekerja di perusahaannya, (6) Mengirim para santri untuk mengikuti pelatihan keterampilan, dan (7) Mengikutkan para santri dalam pameran produk baru. Ketiga, bentuk-bentuk entrepreneurship berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Kiai Abdul Ghofur meliputi bidang industri dan agrobis yang cukup beragam. Usaha-usaha tersebut dikelola oleh masing-masing perusahaan di bawah naungan Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan. Implikasi secara teoretis mempertanyakan ulang penelitian tentang kiai yang dilakukan Zamakhsyari Dhofier, yang mengkategorisasikan Kiai sebagai Kiai pesantren, Pradjarta Dirdjosanjoto, Kiai langgar, politik, dan tarekat, Endang Turmudi, Kiai pesantren, politik, tarekat, dan panggung, Imam Suprayogo, Kiai spiritual, politik, dan advokatif, dan Mohammad Rofiq, Kiai pesantren, panggung, tabib, suwuk, silat, orkes, dan Kiai bisnis. Sekaligus menegaskan atau mengembangkan konsep tipologi kiai yang ditemukan oleh Mohammad Rofiq tentang Kiai Abdul Ghofur sebagai Kiai Bisnis, atau penulis sebut sebagai Kiai Entrepreneur

    Strengths, Constraints and Gaps in HIV and AIDS Education Communication Process among NGOs in Kenya

    Get PDF
    This study aimed to investigate the enhancing and constraining factors in planning of communication process among HIV and AIDs NGOs in Kenya. The study aimed at assessing the NGOS conformity with acceptable communication principles; and to identify the strengths, gaps and constraints in the existing planning of the communication process of the said organisations.The study was carried out in Nairobi and Kisumu. The sample was derived from registered NGOS in Kenya offering HIV and AIDS education. Data was collected from both primary and secondary sources. Data from the semi-structured interviews were analysed using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS), while data from the key informant interviews were analysed along thematic areas and used to support the information derived from the semi-structured interviews. The findings are presented using triangulation, as well as visual graphics, such as bar charts and pie charts.  Data analysis was done using the Statistical Package for Social Sciences (SPSS) and themes respectively. Findings were presented using triangulation, graphics, such as bar charts and pie charts. The findings indicate that participation was well integrated in most of the organisations’ interventions. The study concludes that one of the assumptions made in this study, participation was a key component for about three-quarters of the organisations. The researcher recommended for further research on audience studies on HIV and AIDS communication in Kenya; and the mass media and HIV and AIDS. Keywords: Communication process, Communication planning, HIV and AIDS organizations, Constraints in HIV and AIDS communication

    Kiai Dan Politik: Mengintip Motif Kiai Nu (Nahdlatul Ulama) Dalam Pemilu 2009 Di Glenmore Kabupaten Banyuwangi

    Get PDF
    Kiai involvement in Indonesian politics is an integral part in the history of Indonesian politics. Affirmation political role Kiai increasingly finding space and form institutionalized when Jam\u27iyah Nahdlatul Ulama was founded in 1926. The accumulation of social and economic status, coupled with the extent of religious knowledge, making Kiai as a charismatic leader who respected in society so that a Kiai become a reference source in every issue that society confronted. The authorized capital of which are owned Kiai is the theological legitimacy, where the figure Kiai regarded as the heir to the Prophet (Al Ulama \u27Warasatul An Biya\u27). It is not surprising then that is a very strategic position it became the basis of confirmation of the legitimacy and role in society Kiai. In this study seeks to explain the diversity of political attitudes Kiai and also to answer the motive behind Kiai involved in Election Year 2009 in Glenmore District Banyuwangi, to determine the political role Kiai in the General Election of 2009

    The nexus between social capital and household investment among financially included youth in Kenya

    Get PDF
    Financial inclusion is a poverty reduction tool and many economies have taken it up as a national agenda. To meet the expected levels of financial inclusion, governments have worked with financial intermediaries to reach the expected target group; the unbanked poor. As per financial intermediation theory, the role of financial intermediaries is to reduce information asymmetry in the financial system. To enhance financial inclusion, many countries and financial institutions have embraced Information Communication Technology (ICT). ICT is recognized as a tool that has worked greatly towards enhancing sharing of information at a low-cost and thus helped in improving financial inclusion. Though many countries have achieved high levels of financial inclusion through ICT, the levels of poverty have not changed. The purpose of this study was to find out the relationship between ICT, financial intermediation, and household investment. Study methodology was a review of the literature on financial inclusion, financial intermediation, ICT and household investment. The study noted that ICT is helping in financial intermediation and thus more people can access financial services. Unfortunately, the levels of ICT capability among the poor is low, and in that case, the poor are not able to use financial services offered through ICT platforms to undertake household investment. This is the reason as to why, despite the high levels of financial inclusion, the poor remains poor. This study recommends that the government make sure that the levels of ICT among the populace is high. Financial institutions should provide financial services with more user-friendly ICT platforms.peer-reviewe

    Shifting Roles and Political Support of Kiai Individual, Structure, and Integrative Perspectives

    Get PDF
    The study establishes the individual of kiai as a determinant autonomous actor of shifting roles and political support ‘ assume ‘ that the problem of shifting roles and political support of kiai are problems related to the quality of the individual ( individual quality) kiai alone. While studies that put the structure as an autonomous actor explaining that problem of shift in the role and political support of kiai turns laced with systems or structures that surround the life of kiai. Kiai is no longer a mere accused or suspect. Compared with the two previous perspectives, the study which makes a link of kiai and structure as a determinant actor of crisis of political agency of kiai or shifting political roles of kiai from cultural broker to political broker either to political player in the reform era is look more able to explain the problem in a comprehensive manner. The explanation which is given is also open awareness that the problem of shifting political roles or crisis of political agency of kiai in the reform era was not only related to the quality of the kiai alone, but also by the growing structure and surrounding kiai life. Keyword: Roles and Political Support, Kiai, Individual and Structur

    Strategi Komunikasi Kiai dalam Membangun Komitmen Guru di Pesantren Nabil Husein Samarinda

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memetakan pola komunikasi kiai dalam membangun komitmen guru di Pesantren Nabil Husein Samarinda. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kiai di Pesantren Nabil Husein Samarinda telah berhasil menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan Pesantren khususnya dalam membangun komitmen guru. Hal tersebut dapat dicapai melalui strategi komunikasi edukatif-persuasif. Strategi komunikasi edukatif-persuasif dalam membangun komitmen guru di Pesantren Nabil Husein Samarinda dilakukan dengan empat (4) cara yaitu: Pertama, memanfaatkan kekharismatikan kiai, kiai dalam memberikan uswah (keteladanan) bagi guru dalam hal nilai-nilai spiritual, diantaranya dari hal adab, ibadah yang langsung dicontohkan oleh kiai. Kedua, guru di Pesantren memiliki komitmen terhadap pesantren karena melihat keluasan ilmu kiai lebih utama ilmu dalam bidang agama (tafaqquh fiddin) dan ilmu hikmah yang dimiliki  kiai. Ketiga, Kiai memotivasi guru untuk terus meningkatkan kompetensi melalui pendidikan, pelatihan, pembinaan, pengembangan karier dan lain-lain. Keempat, guru di Pesantren memiliki komitmen terhadap Pesantren karena melihat sikap  kiai serta kedekatan kiai dengan guru dan masyarakat Pesantren Nabil Husein Samarinda
    corecore