4,304 research outputs found

    Analisis tren hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap purse seine dan pole and line (Studi kasus di Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung)

    Get PDF
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) merupakan salah satu sumberdaya ikan  ekonomis penting yang dihasilkan dari perairan Indonesia, baik sebagai komoditas ekspor maupun sebagai komoditas konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan gizi nasional. Prediksi hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) Bitung untuk tahun-tahun yang akan datang belum diketahui oleh berbagai pihak. Sehingga dianggap perlu untuk melakukan penelitian tentang analisis hasil tangkapan ikan cakalang ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung, juga untuk mengetahui prediksi hasil tangkapan ikan cakalang untuk tiga tahun ke depan. Hasil dari penelitian ini berguna untuk dijadikan pedoman pengembangan pelabuhan perikanan ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode studi kasus dengan menggunakan analisis regresi. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa tren hasil tangkapan ikan cakalang yang didaratkan di PPS Bitung hingga tahun 2016 akan cenderung meningkat; dengan demikian kebutuhan pasokan bahan baku ikan cakalang untuk tiga tahun mendatang masih dapat terpenuhi

    Struktur populasi ikan cakalang hasil tangkapan pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa Kota Manado

    Get PDF
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk dalam kelompok ikan pelagis. Ikan ini banyak ditangkap oleh nelayan dengan menggunakan alat tangkap pukat cincin. Pemanfaatan sumberdaya ikan cakalang sudah banyak terjadi di Indonesia, khususnya Kota Manado. Oleh sebab itu, perlu adanya informasi tentang bagaimana struktur populasi dari ikan cakalang yang tertangkap oleh alat tangkap pukat cincin, sehingga informasi tersebut dapat digunakan untuk perkembangan perikanan, maupun untuk menentukan kebijakan pengelolaan sumberdaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur populasi ikan cakalang yang tertangkap oleh pukat cincin yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tumumpa Manado dan mengetahui pola pertumbuhan ikan cakalang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi ukuran panjang ikan terbesar pada kelas 30,00-34,99 cm dengan pola pertumbuhan ikan cakalang mencapai panjang maksimum yang layak ditangkap (L∞) 38,03 cm dengan koefisien pertumbuhan (K) sebesar 19 % per tahun. Struktur populasi dari ikan cakalang pada perikanan pukat cincin di PPP Tumumpa terbagi dalam dua sub populasi di mana sub populasi dengan ukuran panjang lebih besar tertangkap lebih banyak dibanding dengan sub populasi dengan ukuran panjang lebih kecil. Kata-kata kunci: struktur populasi, ikan cakalang, hasil tangkapan, pukat cinci

    Kondisi Morfometri Dan Komposisi Isi Lambung Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Yang Didaratkan Di Wilayah Prigi Jawa Timur

    Full text link
    Ikan Cakalang yang ditemukan di PPN Prigi memiliki ukuran yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan (food habit) ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) berbagai ukuran yang didaratkan di perairan pantai Prigi, Kabupaten Trenggalek . Sebanyak 68 ekor sampel ikan Cakalang diambil pada bulan September – November 2013 dari pengepul di pantai Prigi, untuk selanjutnya di lakukan pengukuran panjang total, berat tubuh dan analisis hubungan panjang-berat serta analisis isi lambung dengan metode frekuensi kejadian, metode volumetrik dan indeks preponderance. Data yang telah dihitung antara hubungan panjang total ikan dengan berat tubuh semua ikan Cakalang bersifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,824. Hasil yang telah didapatkan dari semua perhitungan indeks preponderance organisme ikan yang bernilai sebesar 63,78%. Berdasarkan hasil perhitungan indeks preponderance yang didapatkan, ikan merupakan makanan utama bagi ikan Cakalang di wilayah Prigi dengan jumlah total sampel lambung berisi sebanyak 37 lambung. Dari 68 sampel ikan Cakalang yang diperoleh dari wilayah Prigi kisaran panjang total ikan Cakalang yaitu 20 cm - 60,5 cm dengan kisaran berat ikan 250 gram - 4200 gram

    Kajian Mutu Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L) Asap Terhadap Nilai Kadar Air Dan Ph Selama Penyimpanan

    Full text link
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L) mempunyai nilai ekonomis tinggi, baik sebagai komoditi ekspor maupun konsumsi lokal. Di Indonesia khususnya perairan Sulawesi utara produksi ikan cakalang termasuk tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu dari ikan cakalang asap yang dijual di dua pasar tradisional, yaitu (A) Pasar Pinasungkulan Karombasan dan (B) Pasar Bersehati, Manado. Kadar air ikan cakalang asap yang dijual di pasar (B) tidak memenuhi syarat mutu SNI, yaitu 60% kadar air untuk ikan asap. Nilai pH ikan cakalang asap yang dijual di pasar A dan B selama penyimpanan suhu ruang masih memenuhi syarat mutu ikan ikan asap. Dari hasil penentuan kadar air dan nilai pH serta data yang diperoleh pada penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ikan cakalang asap yang dibeli dari Pasar A masih layak dikonsumsi sampai pada 2 hari penyimpanan dalam suhu ruang, dibandingkan dengan ikan yang dibeli dari pasar B

    Peranan Perempuan dalam USAha Pengolahan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis L) Asap di Kelurahan Girian Atas Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara

    Full text link
    Kota Bitung menjadi kawasan yang sangat potensi untuk dikembangkan USAha perikanan tangkap, atas dasar itu pula Kota Bitung dikenal sebagai Kota Cakalang. Besarnya potensi sumberdaya ikan cakalang di Kota Bitung menyebabkan tingginya minat masyarakat untuk mengolah ikan, salah satunya pegolahan ikan cakalang asap atau yang dalam bahasa lokalnya dikenal dengan istilah cakalang fufu. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui keadaan kelompok USAha pengolahan ikan cakalang asap, Untuk mengetahui apa saja peran perempuan dalam USAha pengolahan ikan cakalang asap di Kelurahan Girian Atas, Kecamatan Girian, Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara. Manfaat dari penelitian ini adalah Sebagai saran bagi penulis untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh selama kuliah melalui penelitian yang dilakukan langsung di lapangan. Tempat penelitian bertempat di Kampung Loyang, Rt 18, Lingkungan 06, Kelurahan Girian Atas, Kecamatan Girian, Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara. Waktu penelitian kurang lebih 4 bulan yaitu dimulai dari bulan Mei 2017 sampai dengan bulan Agustus 2017. Teknik pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah Observasi, Wawancara, dan Purposive Sampling yaitu kelompok USAha ikan cakalang asap di Kelurahan Girian Atas berjumlah 16 orang perempuan.Hasil menunjukan bahwa Usaha ikan cakalang asap di Kampung Loyang, Kelurahan Girian Atas, Kota Bitung masih dalam tahap “home industry” atau industri rumah tangga. Perempuan dalam kelompok USAha pengolahan ikan cakalang asap mempunyai peranan penting, mulai dari proses ketersediaan bahan baku, penyediaan peralatan dan bahan pengolahan, pencucian, pembelahan, pemasangan pada bambu (dijepit), proses pengasapan sampai, dan pemasaran hasil pengolahan ikan cakalang asap, melibatkan peran perempuan. Proses pengolahan ikan cakalang asap dilakukan 20 kali produksi dalam sebulan, dalam 1 x produksi apabila bahan baku ikan 80- 200 Kg, tenaga kerja yang dibutuhkan 2-4 orang. Apabila ikan sebanyak 100 ekor setelah diolah akan menjadi 200 jepit. Dari hasil wawancara, curahan waktu kerja perempuan di tempat pengolahan ikan cakalang asap 3-4 jam berjumlah 3 orang, 5-6 jam berjumlah 8 orang dan >6 berjumlah 5 orang. Pengupahan disesuaikan dengan tenaga kerja dalam sehari Rp. 100.00

    Identifikasi Kapang Pengkontaminan Ikan Cakalang (Katsuwonus Pelamis) Asap di Pasar Sentral Kota Gorontalo

    Full text link
    Ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) termasuk komoditi yang mudah busuk dan rusak. Kerusakan pada ikan cakalang bisa disebabkan oleh kapang. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui jenis-jenis kapang pengkontaminan pada ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) asap di Pasar Sentral Kota Gorontalo. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu menggambarkan kapang-kapang pengkontaminan ikan cakalang asap. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada ikan asap diperoleh sebanyak 2 jenis kapang yaitu, Aspergillus wentii yang tergolong dalam famili Moniliaceae, dan Fusarium graminearum yang tergolong dalam famili Nectriaceae

    POLA PERUBAHAN K-VALUE dan ORP IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) PADA PENYIMPANAN SUHU RENDAH ( +11 0C )

    Get PDF
    ABSTRAK Kesegaran ikan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan keseluruhan mutu daripada suatu produk perikanan. K-value dan ORP merupakan salah satu metode penentu kesegaran secara kimia dan fisiko kimia. Kecepatan ikan membusuk terutama dipengaruhi suhu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan K-value dan ORP serta pola perubahannya pada penyimpanan suhu rendah (+ 110C) menggunakan refrigerator dari Ikan Cakalang. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan FPIK Universitas Diponegoro Semarang dan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM Yogyakarta. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah Ikan Cakalang segar. Metode penelitian adalah eksperimental laboratorisyang bersifat deskriptif eksploratif. Penentuan K-value menggunakan metode Ion Exchange Chromatografi yang dibaca dengan spektrofotometri. Oksidasi Reduksi Potensial (ORP) diukur berdasar metode Okouchi et al ( 1965 ) dengan menggunakan elektrometer (pH meter TPX 90I) dimana memiliki dua elektrode yaitu elektroda platinum untuk mengukur ORP dan elektroda glass untuk mengukur pH. Hasil penelitian menunjukkan K-value awal pada penyimpanan suhu rendah (+ 110C) Ikan Cakalang 21.90 % . K-value Ikan Cakalang turun pada hari ke-10 yaitu dari 51,58 % menjadi 43,73 %. Pada penyimpanan suhu rendah nilai ORP Ikan Cakalang naik dari kondisi awal yaitu 0.22 Volt menjadi 0,25 dan 0,26 volt pada penyimpanan hari ke-2 dan ke-3 kemudian turun menjadi 0,24 hingga – 0,23 volt pada hari ke-10. Nilai ORP negatif dicapai Ikan Cakalang pada hari ke-8. Nilai pH Ikan Cakalang di bawah netral (7) pada semua pengukuran. Pada penyimpanan suhu rendah Ikan Cakalang mempunyai pH awal 5,8 dan pH akhir 6,42. Pola Hubungan K-value dan ORP pada penyimpanan suhu rendah ORP naik kemudian turun bersamaan dengan kenaikan K-value. Kata kunci : Suhu penyimpanan, K-value, ORP, Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis

    SISTEM PENANGANAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI KAPAL POLE AND LINE KOTA SORONG, PAPUA BARAT

    Get PDF
    Penanganan ikan di atas kapal memegang peranan penting dalam mempertahankan kualitas ikan cakalang. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan suatu strategi untuk menjaga mutu ikan cakalang yang ditangkap kapal pole and line di kota Sorong, maka diperlukan suatu tindakan untuk merubah sistem penanganan ikan cakalang segar ke arah yang lebih baik. Data yang dikumpulkan melalui observasi secara langsung dan wawancara dengan kapten kapal dan instansi terkait. Analisis data dilakukan melalui pendekatan analisis SWOT dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal. Hasil analisis didapat beberapa strategi yaitu SO meliputi pengadaan mesin penghancur es, strategi ST yaitu pembuatan Standart Operating Prosedure (SOP) penanganan ikan yang baik, strategi WO yaitu penyuluhan tentang mutu ikan cakalang dan pengadaan alat pengontrol suhu, strategi WT yaitu  pelatihan penanganan ikan cakalang di atas kapal pole and line
    corecore