2,014 research outputs found

    ORIENTASI KARIR SISWA KELAS II JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK PIRI SLEMAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui gambaran tingkat pemahaman orientasi karir siswa kelas II jurusan teknik pemesinan SMK PIRI Sleman (2) mengetahui gambaran pilihan karir siswa kelas II jurusan teknik pemesinan SMK PIRI Sleman, (3) mengetahui gambaran media informasi karir siswa kelas II jurusan teknik pemesinan SMK PIRI Sleman. Penelitian ini adalah metode penelitian survei. Populasinya adalah siswa kelas II Jurusan Teknik Pemesinan SMK PIRI Sleman Tahun Ajaran 2011/2012, dengan jumlah siswa, 30 siswa. Pengambilan jumlah sampel menggunakan simple random sampling, setelah itu mengacu berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu. Dengan jumlah populasi 30 siswa, maka sampel yang digunakan yaitu 28 siswa. Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah angket dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemahaman orientasi karir yang diperoleh dari keseluruhan responden, sebanyak 32,14% sangat memahami orientasi karir, 50% memahami orientasi karir, dan 17,86% kurang memahami orientasi karir. Data pemilihan karir menerangkan bahwa sebanyak 6 siswa atau 21,43 % siswa mempunyai keinginan untuk melanjutkan belajar di perguruan tinggi. Selain itu 14 siswa atau 50 % berkeinginan untuk langsung bekerja di dunia industri, karena ingin langsung menyalurkan keahlian mereka dalam dunia kerja. Pemilihan karir yang lain adalah menjadi anggota TNI/POLRI. Ada 4 siswa atau 14,23% yang ingin menjadi anggota TNI/POLRI. Masing – masing 2 siswa atau 7,14% berkeinginan berwirausaha dan kursus. Sumber informasi tentang orientasi karir yang paling banyak adalah orang tua yaitu 53,57% siswa selalu mendapatkan informasi karir dari orang tua, sebesar 39,29 % siswa selalu mendapatkan informasi karir dari internet, setelah itu adalah guru sebanyak 32,41%, kemudian sumber informasi dari saudara yaitu sebesar 28,57% dan sumber informasi dari kerja lapangan sebesar 21,42%

    Do Investors Value Insider Trading Laws? International Evidence

    Full text link
    The article presents a simple agency model of the relationship between corporate valuation and insider trading laws. The article then investigates the model’s three testable hypotheses using firm-level data from a cross-section of developed countries. I find that more stringent insider trading laws and enforcement are associated with greater corporate valuation among the sample firms in common countries, while they are generally irrelevant to corporate valuation for the sample firms in civil law countries. This puzzling dichotomy is robust to various alternative specifications and to controlling for a wide range of potentially omitted variables. The result for the firms in common law countries is consistent with the claim that insider trading laws can help to reduce corporate agency costs. I also find that insider trading laws and cash flow ownership appear to be complementary means to reduce agency costs, contrary to my hypothesis that they are substitute mechanisms for controlling agency costs; however, this result is generally statistically insignificant. Finally, I confirm prior findings of an “incentive effect” of greater cash flow ownership by controlling shareholders.http://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/2027.42/57217/1/wp837 .pd

    Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Pada PT Metrodata Electronics, Tbk Dan PT Dyviacom Intrabumi, Tbk Dengan Pendekatan Economic Value Added

    Full text link
    The research is done to the PT Metrodata Electronics, Tbk and PT Dyviacom Intrabumi, Tbkthose listed on Bursa Efek Jakarta in order to measure the financial performance of thecompanies. The audited financial statement that used to research the performance is from2008 until 2011, Economic Value Added method is used to analyze the performanc

    Evaluasi penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (simrs) di rsud praya kabupaten lombok tengah nusa tenggara barat

    Get PDF
    Latar belakang: Evaluasi menyeluruh untuk mengetahui bagaimana penerapan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di unit kerja rumah sakit. Penerapan sistem informasi SIMRS di rumah sakit sangat penting untuk mencapai layanan berkualitas. Sehingga rumah sakit perlu untuk mengembangkan SIMRS dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi dan manfaat penggunaan SIMRS.Metode Penelitian: Jenis penelitian kuantitatif pendekatan studi kasus dilakukan dengan menggunakan kerangka human, organization, technology–Fit (HOT-fit). Jumlah sampel sebanyak 35 sampel yang diambil yaitu pengguna SIMRS. Analisis data dilakukan dengan uji regresi linier berganda.Hasil: Berdasarkan hasil olah data diperoleh nilai Sig.t < 0,05, maka disimpulkan bahwa secara parsial ada pengaruh signifikan antara faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi terhadap Net Benefit SIMRS. Hasil olah data diperoleh nilai Sig.F < 0,05, artinya secara simultan ada pengaruh signifikan antara faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi terhadap Net Benefit SIMRS.Kesimpulan: Pemanfaatan penerapan SIMRS di RSUD Praya Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat hasil evaluasinya belum berjalan dengan maksimal. Faktor human, organization, technology, pengetahuan pengguna, dan regulasi berpengaruh signifikan secara parsial maupun simultan terhadap Net Benefit SIMRS (p-value = 0,000 < Level of Significant = 0,05).Kata kunci: Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), HOT-fit Model, dan Net Benefit

    KEMAMPUAN MOTORIK SISWA KELAS ATAS SEKOLAH DASAR NEGERI 1 WIRO KECAMATAN BAYAT TAHUN AJARAN 2011/2012

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan motorik siswa kelas atas Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten pada tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode survai dan menggunakan teknik tes dan pengukuran. Instrumen yang digunakan : lompat jauh tanpa awalan dengan validitas sebesar 0,974 dan reliabilitas sebesar 0,9477, lempar tangkap bola kasti dengan validitas sebesar 0,807 dan reliabilitas sebesar 0,6117, lari zig-zag dengan validitas sebesar 0,978 dan reliabilitas sebesar 0,9569, lempar bola kasti dengan validitas sebesar 0,877 dan reliabilitas sebesar 0,8680, dan lari jarak pendek 40 meter dengan validitas sebesar 0,983 dan reliabilitas sebesar 0,9601. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI Sekolah Dasar Negeri 1 Wiro dengan jumlah 65 siswa. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah deskriptif dengan persentase. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan motorik siswa kelas atas SD Negeri 1 Wiro Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten berkategori sedang. Secara rinci kemampuan motorik tersebut adalah sebagai berikut: berkategori baik sekali sebanyak 6 siswa (9.2%) berkategori baik sebanyak 16 siswa (24.6 %), berkategori sedang sebanyak 22 siswa (33.8 %), berkategori kurang sebanyak 16 siswa (24,6 %), berkategori kurang sekali sebanyak 5 siswa (7,7 %)

    Social Acceptance of Veil Lecturers in West Sumatra Higher Educational Environments: a Case Study Approach

    Get PDF
    The strength of the negative stigma to women not only makes them ostracized but more of it in some room public women are veiled until they experience rejection, one of them in college high. Different from college another height, in one college high in West Sumatra, women veiled instead of accepted. On this campus, a lecturer has veiled for years. This research generally focuses on social reception. This research explains the acceptance of the lecturer veil at college height and what is just the driving factor a lecturer veiled can be accepted at college tall. Study this use approach study qualitative with research strategy studies case single type explanatory. Use method semi-structured interview with 11 informants from circle leaders, colleagues fellow lecturers, staff education and students. This study found that veiled lecturers at the college were in the accepted category. This means that socially veiled lecturers are not isolated. Though by appearance different from the lecturer in general lecturer veiled not differentiate themself from the environment. Likewise, party campuses do not treat lecturers veiled differently from lecturers others. The reception lecturer veiled this is also encouraged with the method religious lecturer a veil that is not disturbing others as well his personality is intelligent, obedient, disciplined, generous, and considerate

    KAJIAN PERKECAMBAHAN DAN PERTUMBUHAN BIBIT BIJI BOTANI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) PADA BEBERAPA MACAM MEDIA

    Get PDF
    Shallots (A. ascalonicum L.) is one of the important vegetable crops in Indonesia. Shallots mainly is grown by seed tuber. Utilization of True Shallots Seed (TSS) is still difficult in Indonesia because of the nature of the shallot crop is a long day plant. Lately, with increasing cultivation techniques, shallot in Indonesia capable of flowering and producing seeds but not much information about its quality. It is necessary for the test, one of them using a variety of growing media. The research aimed to evaluate the TSS germination and the influence of media on the growth of shallot seedlings. This research was conducted in September until November 2012, at the Laboratory of Ecology and Crop Production Management and screen house the Agriculture Faculty of Sebelas Maret University. This research used Completely Randomized Design (CRD) with medium kinds of factors, A: Compost; B: Soil; C: Sand; D: Cocopeat; E: Soil + compost (1:1), F: Sand + Compost ( 1:1); G: Cocopeat + compost (1:1); H: Sand + Soil + Compost (1:1:1), I: Cocopeat + Soil + Compost (1:1:1). A total of 9 treatments in replicates repeated 3 replicatoin, so there are 27 treatment. Variable observations include observations of botanical seed germination and seedling growth of red shallot consists of germination, speed of germination, index vigor and coefficient vigor and seedling height and number of leaves. Data obtained from observations during the research, woul be analyzed using variance analysis based on F test at 5% and if there were significantly different continued with DMRT level 5%.The results showed botanical seed germination of shallot has a relatively large and growing media treatment significantly affect seedling growth. Best planting medium for the growth of shallot seed is a mixture of sand and compost (1:1), while cocopeat growing media deficient in supporting the growth of shallot seedlings due to too much water saving. The mean germination rate of 40.9%, 12.1% germination rate, index vigor of 38.6, the coefficient vigor 17.01, the highest seedling growth is a combination of sand and compost (1:1) that is 21.5 cm and the highest number of leaves is medium sand, soil + compost, sand + compost and soil + compost + sand is 4.33. Bawang merah (A. ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Indonesia. Bawang merah umumnya dibudidayakan dengan umbi bibit. Pemanfaatan biji botani bawang merah (True Shallots Seed) masih sulit dilakukan di Indonesia karena sifat tanaman bawang merah yang merupakan tanaman hari panjang. Akhir-akhir ini dengan peningkatan teknik budidaya, bawang merah di Indonesia mampu berbunga dan menghasilkan biji akan tetapi belum banyak informasi tentang kualitasnya. Untuk itu perlu dilakukan pengujian, salah satunya menggunakan berbagai macam media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengevaluasi perkecambahan biji botani dan macam media yang berpengaruh pada pertumbuhan bibit bawang merah. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan November 2012, bertempat di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Produksi Tanaman dan Screen house Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan faktor macam medi, yaitu A : Kompos; B : Tanah; C : Pasir; D : Cocopeat; E : Tanah + Kompos (1:1); F : Pasir + Kompos (1:1); G : Cocopeat + Kompos (1:1); H : Tanah + Pasir + Kompos (1:1:1); I : Cocopeat + Tanah + Kompos (1:1:1). Secara keseluruhan terdapat 9 perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali ulangan, sehingga terdapat 27 perlakuan. Variabel pengamatan meliputi pengamatan perkecambahan biji botani dan pertumbuhan bibit bawang merah yang terdiri dari daya kecambah, kecepatan kecambah, indeks vigor dan koefisien vigor serta tinggi bibit dan jumlah daun. Data diperoleh dari pengamatan selama penelitian, selanjutnya dianalisis menggunakan analisis Anova taraf 5% dan apabila perlakuan menunjukkan beda nyata akan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan biji botani bawang merah memiliki daya kecambah yang relatif besar dan perlakuan media tanam berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan bibit. Media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan bibit bawang merah adalah campuran antara pasir dan kompos (1:1), sedangkan media tanam cocopeat kurang baik dalam mendukung pertumbuhan bibit bawang merah karena terlalu banyak menyimpan air. Rerata daya kecambah sebesar 40,9%, kecepatan kecambah sebesar 12,1%, indeks vigor 38,6, koefisien vigor 17,01, pertumbuhan bibit tertinggi adalah kombinasi media pasir dan kompos (1:1) yaitu 21,5 cm dan jumlah daun terbanyak adalah media pasir, tanah + kompos, pasir + kompos dan tanah + pasir + kompos yaitu 4,33
    • …
    corecore