Journal of Information Systems for Public Health
Not a member yet
    119 research outputs found

    Pentingnya Komponen Infrastruktur Sistem dan TIK Dalam Mendukung Transformasi Digital di Rumah Sakit

    Get PDF
    Latar belakang: Ekosistem big data kesehatan perlu diwujudkan untuk perolehan data yang akurat, mutakhir, terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan serta kemudahan akses pada layanan kesehatan.  Transformasi digital untuk rumah sakit di Indonesia di prioritaskan pada penerapan rekam medis elektronik  melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi dan data induk. Digitalisasi rumah sakit berkontribusi terhadap transformasi digital. Dalam Suatu digitalisasi rumah sakit, infrastruktur menjadi komponen yang sangat vital  sebagai pondasi ketercapaian integrasi satu data bidang kesehatan di Indonesia.Metode: Jenis penelitian ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan studi cross sectional dengan mengacu kepada data sekunder digital maturitas indeks. Hasil: Maturitas digitalrumah sakit di Indonesia berada pada level 3 dimana digitalisasi rumah sakit telah terbentuk dan memiliki otoritasasi organisasi dengan memiliki roadmap yang jelas dan sistematis. Dari ketujuh domain DMI, system informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi Kesehatan (TIK) di rumah sakit sebagai aspek terpenting dalam pengembangan teknologi integrasi data medis berada pada level 3. Adapun aspek maturitas infrastruktur system dan TIK rumah sakit adalah  1) kemampuan arsitektur  layanan front office, 2) kemampuan arsitektur layanan manajemen back office, 3) Kualitas TIK, 4) Kualitas layanan TIK, 5) Layanan Interoperabilitas dan Pelaporan Rutin, 6) Perencanaan sumber daya SI  Kesimpulan:Transformasi digital untuk rumah sakit diarahkan pada penggunaan RME untuk melakukan fungsi pertukaran data elektronik, pengumpulan data kesehatan dan berkontribusi pada satu data bidang kesehatan. Hasil survei maturitas digital memetakan kesiapan rumah sakit di Indonesia bahwa digitalisasi rekam medis sangat layak untuk dikembangkan sebagai upaya menuju percepatan transformasi teknologi kesehatan. Kesiapan rumah sakit atas pencapapaian transformasi digital dihadapkan berbagai tantangan. Rekomendasi percepatan digital yang diajukan adalah penguatan fungsi digitalisasi SIMRS untuk layanan lanjutan dan fungsi RME, realisasi pedoman interoperabilitas yang lebih teknis untuk mengakomodir standar pertukaran, remapping rencana induk melalui analisis kebutuhan sumber daya baik tenaga ahli TI maupun anggaran SI di rumah sakit, mempersiapkan ketersediaan ahli SI dan peningkatan kompetensi tenaga TI, peningkatan utilisasi inovasi teknologi kesehatan di rumah sakit, Penerapan integrasi data bertahap minimalnya dilakukan pada  system internal rumah sakit untuk perolehan akurasi data internal

    Penerapan Metode User-Centered Design (UCD) Dalam Merancang Rekam Medis Elektronik Poli Kedokteran Keluarga Layanan Primer

    Get PDF
    Latar belakang: Teknologi informasi memberikan dampak pesat terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan primer salah satunya klinik. Klinik merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang memberikan pelayanan kesehatan dasar. Sistem pelayanan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama masih manual dan berencana mengimplementasikan rekam medis elektronik melalui aplikasi SmartClinic. Tetapi, aplikasi SmartClinic masih dalam proses pengembangan rekam medis elektronik pada poli kedokteran keluarga layanan primer sehingga aplikasi SmartClinic masih belum bisa diimplementasikan di Klinik Dokter Keluarga Korpagama.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode User-Centered Design (UCD). Metode UCD memiliki beberapa tahapan diantaranya, menentukan konteks pengguna, menganalisis spesifikasi kebutuhan, melakukan perancangan desain, dan melakukan evaluasi.Hasil: Desain pengembangan rekam medis elektronik pada poli kedokteran keluarga layanan primer melalui aplikasi SmartClinic berdasarkan pada metode User-Centered Design (UCD) dan hasil pengujian mengunakan Black Box Testing.Kesimpulan: Rekam medis elektronik melalui aplikasi SmartClinic mampu memberikan kemudahan bagi pengguna dalam membantu proses pelayanan kesehatan yang lebih baik di Klinik Dokter Keluarga Korpagama Universitas Gadjah Mada

    ANALYSIS OF SPATIAL PATTERN OF DISTRIBUTION OF POST-VACCINATION COVID-19 CASES IN BOMBANA DISTRICT

    No full text
    Background: At the end of 2019 a pandemic emerged, namely the 2019 coronavirus disease (COVID-19). Technology in mapping Covid-19 cases is very important. Currently, there are many and there are already mappings for Covid-19 cases carried out by the government, for example, the mapping carried out by the COVID-19 website.go.id. Bombana Regency is divided into two parts or two islands which have quite difficult access to health facilities. Roads that are difficult to access will be an obstacle for the surrounding community when they want to go to health facilities and want to vaccinate. This study aims to see the pattern of distribution of post-vaccination COVID-19 cases in Bombana RegencyMethods: This research was conducted in Bombana Regency, Southeast Sulawesi. This study uses secondary data for COVID-19 in 2020 and 2021 and vaccination data for 2021 in Bombana district. This type of quantitative descriptive research uses autocorrelation spatial analysis method (Moran's I).Results: The results of the Moran's I autocorrelation analysis obtained a Morans index value of 0.228974 while the p-value was 0.007430 and the z-score was 2.676938, which means that the spatial pattern of COVID-19 cases based on population density is clustered. Moran's I autocorrelation analysis results obtained a Morans index value of 0.285945, while the p-value was 0.006556 and the z-score was 2.718601, which means that the spatial pattern of COVID-19 cases in 2020 is clustered. The results of the Moran's I autocorrelation analysis showed that the Morans index value was 0.104219 while the p-value was 0.169993 and the z-score was 1.372227, which means that the spatial pattern of COVID-19 cases after vaccination in 2021 is random or spread.Conclusion: The pattern of distribution of COVID-19 cases based on population density using Morans'I autocorrelation spatial analysis forms a clustered pattern. The distribution pattern of COVID-19 cases in 2020 using Morans'I autocorrelation spatial analysis forms a clustered pattern. The distribution pattern of COVID-19 cases in 2021 using Morans'I autocorrelation spatial analysis forms a spreading pattern. Dissemination is done by suggesting a dashboard display for the Bombana district government websit

    Evaluasi Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Berdasarkan Kematangan Digital Di Dinas Kesehatan

    No full text
    Latar Belakang: Salah satu target Sustainable Development Goals yaitu penurunan Angka Kematian Ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030. Tahun 2021 tercatat 42 kasus kematian ibu di Kabupaten Bantul, dan merupakan kasus tertinggi dalam lima tahun terakhir. Peraturan Bupati Bantul nomor 38 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten Bantul, fasyankes berkewajiban melakukan pencatatan dan pelaporan pada sistem informasi kesehatan ibu dan anak, serta website kesehatan keluarga. Pemanfaatan sistem infromasi dapat mengantisipasi keterlambatan penanganan ibu hamil dan nifas. Salah model evaluasi sistem yaitu penilaian tingkat kematangan digital untuk mengidentifikasi gap serta menentukan rencana perbaikan menggunakan kerangka kerja Stages of Continuous Improvement (SOCI).Tujuan: Mengidentifikasi pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan ibu dan anak berdasarkan kematangan digital, kualitas data, serta pemanfaatan informasi guna pengambilan keputusan mendukung program penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) di Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan rancangan studi kasus dengan metode analisa kualitatif. Subyek penelitian ditentukan dengan purposive sampling berjumlah 9 (sembilan) orang terdiri dari pemangku kepentingan, pengelola sistem informasi, pengelola sistem informasi kesehatan ibu dan anak, serta bidan puskesmas di lingkup Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul.Hasil: Nilai rata-rata DMI di Dinas Kesehatan Bantul yaitu 2,36, sehingga masuk dalam rentang level 2 (repeatable). Komponen kepemimpinan dan tata kelola, regulasi masih sebatas melakukan pencatatan dan pelaporan, belum ada sanksi bagi faskyankes yang tidak melakukan input data. Komponen manajemen sumber daya, masih miminnya SDM dengan latar belakang IT serta keterbatasan anggaran pengembangan sistem. Komponen infrastruktur pendukung TIK, akses SIPIA yang seringkali mengalami kendala. Komponen standar dan interoperabilitas data, aplikasi SIPIA belum terintegrasi dengan sistem lainnya. ID unik, master data fasilitas pelayanan kesehatan dan registrasi tenaga kesehatan yang ditetapkan kemenkes belum diimplentasikan. Kualitas dan penggunaan data SIPIA masih belum bagus. Masih terdapat duplikasi data, kelengkapan pengisian modul yang kurang, serta adanya perbedaan data antara SIPIA dan webkesga. Pemanfaatan data oleh pemangku kebijakan diluar sektor kesehatan masih kurang. Aplikasi SIPIA dinilai relevan, dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.Kesimpulan: Integrasi SIPIA dengan aplikasi lain dengan cara bridging menggunakan prinsip interoperabilitas, serta penguatan komitmen bagi tenaga kesehatan di faskes dan penangku kebijakan untuk mencapai ketersediaan data yang akurat, relevan, dan tepat waktu. 

    Upaya Aksesibilitas Data Kesehatan Pasien Untuk Pemantauan Kesehatan Secara Mandiri: Interoperabilitas e-PHR

    Get PDF
    Latar belakang: Melalui kemudahan untuk dapat memelihara catatan pemeriksaan medisnya sendiri dan menentukan hak akses dalam memiliki data pribadi, maka pasien dapat memanfaatkan akses tersebut untuk meningkatkan kesehatan dan mengelola penyakitnya sendiri. Namun, saat ini masyarakat masih kesulitan dalam mengakses data kesehatannya. Data yang diambil dalam EHR hanya dapat diakses oleh fasilitas kesehatan, sedangkan pasien tidak memiliki akses bahkan terhadap data kesehatannya sendiri. Melalui PHR, pasien dapat mengakses hasil tes laboratorium dengan cepat, serta melihat riwayat pemeriksaan dan pengobatan. Dalam pelaksanaannya seringkali fasilitas kesehatan tidak membagikan data pasien mereka. Selain itu, catatan kesehatan biasanya disimpan dalam standar yang berbeda pada masing-masing fasilitas kesehatan, sehingga kesulitan untuk pertukaran catatan kesehatan antar fasilitas kesehatan. Padahal, idealnya berbagai layanan sistem informasi dapat saling bertukar data untuk memperoleh data pasien secara komprehensif dan longitudinal. Sejalan dengan hal tersebut, laboratorium SIMKES UGM mengembangkan aplikasi Nusacare, yaitu bentuk digitalisasi dari PHR yang bertujuan memantau kesehatan individu. Agar pengguna dapat mengakses data kesehatannya dari rekam kesehatan elektronik di fasilitas kesehatan maka diperlukan perancangan sistem interoperabilitas.Metode: Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan desain penelitian action research. Tahapan penelitian terbagi menjadi empat fase yakni (1) Diagnosing Action, (2) Planning Action, (3) Taking Action, dan (4) Evaluation. Cara pengumpulan data dengan metode wawancara mendalam, FGD, dan studi dokumen.Hasil: Tahap diagnosing dengan mengidentifikasi tantangan dalam hal teknis maupun non teknis, serta menganalisis kebutuhan pengguna terkait fitur, standar data dan interoperabilitas aplikasi e-PHR sesuai kebutuhan. Pada tahap planning melalui pemetaan dan gap analysis elemen data yang mengacu standar interoperabilitas HL7 FHIR R4 version menghasilkan profile sistem interoperabilitas yang diunggah dan divalidasi oleh platform Simplifier.net, serta berhasil diuji coba pada aplikasi PHR Nusacare. Pada tahap evaluasi, keseluruhan pengguna menyatakan sistem interoperabilitas bermanfaat terhadap kemudahan akses data kesehatan, membantu pasien dalam melakukan pemantauan kesehatan mandiri, serta mendukung kolaborasi internal organisasi, tetapi terkendala pada interoperabilitas ke organisasi external lainnya yang tidak saling membuka akses untuk interoperabilitas.Kesimpulan: Sistem interoperabilitas e-PHR dapat memberikan manfaat khususnya bagi pasien untuk memudahkan mengakses data kesehatannya dari rekam kesehatan elektronik di fasilitas kesehatan, dengan mendapatkan informasi kesehatan yang dibutuhkan akan membantu pasien dalam melakukan pemantauan kesehatan secara mandiri sehingga perawatan kesehatan pada pasien dapat berkesinambungan

    Virtual Hospital Video 360 Sebagai Media Interaktif-Promotif di Rumah Sakit Pratama Kota Yogyakarta

    No full text
    Latar belakang : Rumah sakit merupakan tempat pemberi pelayanan kesehatan bagi orang-orang yang mengalami penurunan kesehatan, kecelakaan atau masalah kesehatan lainnya. Rumah sakit pratama Yogyakarta memiliki visi mengedepankan keamanan dan keselamatan pasien dan petugas dalam memberikan pelayanan, meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar serta mewujudkan manajemen rumah sakit yang unggul dan berbudaya.Rumah sakit pratama memiliki lokasi yang cukup luas dan memiliki beberapa keunggulan yang mungkin belum diketahui masyarakat Yogyakarta. Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan media pengenalan keunggulan pelayanan yang digunakan sebagai media interaktif dan promotive bagi rumah sakit pratama Yogyakarta.Metode: Metode pada kegiatan ini menggunakan metode pengembangan multimedia yaitu Multimedia Development Life Cycle (MDLC).Hasil: Virtual hospital berbasis video 360 ini dibuat dengan 6 tahapan sesuai dengan metodologi MDLC. Pada tahap concept, peneliti melakukan analisis kebutuhan terhadap topik yang akan dimunculkan dan diperlukan oleh rumah sakit pratama berikut tujuan dan sasaran pengguna video ini. Tahapan terpenting dalam proses MDLC ini adalah tahap design yaitu pembuatan storyboard sebagai dasar atau acuan dalam proses pembuatan virtual hospital berbasis video 360 dan kemudian dilakukan assembly dan testing. Untuk distribusi video ini akan didistribusikan melalui media youtube dan website rumah sakit pratama Yogyakarta.Kesimpulan: Penelitian ini menunjukkan telah berhasilnya pembuatan virtual hospital berbasis video 360 sebagai media alternatif penyampaian informasi layanan unggulan di rumah sakit pratama Yogyakarta. Dengan adanya media promotive-interaktif ini diharapkan dapat mendukung pelayanan sesuai dengan motto rumah sakit yaitu melayani dengan professiona

    Implementasi Rekam Medis Elektronik Berkontribusi pada Peningkatan Biaya Operasional di RSUP Surakarta

    Get PDF
    Latar belakang: Rumah Sakit termotivasi mengimplementasikan RME karena adanya harapan manfaat yang didapatkan termasuk RSUP Surakarta yang mulai menerapkan RME di Unit Rawat Jalan sejak April 2022. Implementasi RME memerlukan analisis mendalam berkaitan dengan dampak positif maupun negatif yang mengiringinya, dalam hal ini terkait dengan biaya operasional yang dikeluarkan sebagai sarana evaluasi dan pembelajaran yang bermanfaat untuk bahan pengambilan keputusan strategis.Metode: Jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, peneliti menggambarkan biaya operasional sebelum dan sesudah implementasi RME, kemudian memperkaya analisis dengan data kualitatif. Penelitian dilaksanakan di RSUP Surakarta, dengan waktu pelaksanaan April - September 2022. Cara pengumpulan data melalui telaah dokumen dan wawancara. Objek dalam penelitian ini adalah data besaran biaya yang dianggarkan pada unit rekam medis dan unit rawat jalan untuk rencana belanja tahunan. Subjek dalam penelitian ini adalah para pemangku kepentingan serta para pengguna yang terkait implementasi RME.Hasil: Implementasi RME berkontribusi pada peningkatan biaya operasional di RSUP Surakarta dengan total sebesar 56%. Narasumber menganggap bahwa implementasi RME dapat menghemat penggunaan kertas. Temuan yang kontradiktif menunjukkan adanya lag-effect, yang dapat diartikan sebagai jeda waktu kemanfaatan implementasi teknologi dapat dirasakan. Strategi RSUP Surakarta dalam implementasi RME meliputi penggunaan OSS untuk penghematan biaya. Selain itu perencanaan pengembangan RME menjadi bagian tak terpisahkan dari Renstra Rumah Sakit, yang disusun dengan timeline waktu, sesuai kompleksitas rumah sakit. Kesimpulan: RSUP Surakarta belum menginisiasi penghitungan cost-effectiveness analysis. Peneliti merekomendasikan RS melaksanakan penghitungan dengan metode yang paling memungkinkan, untuk mengetahui efektivitas biaya dalam implementasi RME, sehingga dapat digunakan untuk bahan perencanaan pengembangan RME kedepan. Kata kunci: Rekam Medis Elektronik, Biaya Operasional, Analisis Efektivitas Biay

    Analisis Sistem Informasi Rekam Medis Virtual Claim dengan Framework COBIT 5 pada Rumah Sakit Ari Canti

    Get PDF
    ABSTRAKLatar belakang: Pendaftaran pasien merupakan salah satu pelayanan rumah sakit yang harus selalu diunggulkan agar proses pelayanan terhadap pasien berjalan lebih baik dan optimal. Rumah Sakit Umum Ari Canti telah bekerjasama dengan BPJS dengan demikian pendaftaran pasien BPJS yang dilakukan di  Rumah Sakit Umum Ari Canti Gianyar  dilengkapi dengan verifikasi data pasien BPJS serta dilengkapi juga dengan aplikasi Virtual Claim. Rs Ari Canti sendiri pada saat ini mulai menyandingkan antara visi misi lembaga dengan teknologi yang ada, maka dari itu diperlukan perencanaan dan penerapan yang baik dalam menyambut teknologi itu sendiri. Dengan adanya TI pada RS Ari Canti perlu pemeliharaan dan diawasi dengan baik. Salah satu cara yang dilakukan agar dapat mengetahui hal tersebut adalah melakukan Analisis sistem informasi menggunakan framework COBIT 5.Metode: Penelitian ini menggunakan analisis COBIT 5 untuk mengetahui kondisi saat ini (current capability level) penerapan TI yang terjadi di RS Ari Canti setelah mendapatkan hasil maka menentukan kondisi yang diharapkan (expected capability level). Analisis COBIT 5 Berfokus pada domain MEA proses MEA 01 (Monitor,Evaluate and Assess Performance and Conformance) untuk memberikan rekomendasi perbaikan sistem baik dari sistem itu sendiri maupun tata kelola sistem informasi rekam medis yang digunakan.Hasil: hasil dari evaluasi tingkat kapabilitas saat ini pengelolaan aplikasi v-claim pada rumah sakit Ari Canti gianyar menunjukkan pada level 3 dengan persentase 86% ( fully achieved ) yang artinya program sudah dapat berjalan dengan baik walaupun masih terjadi error atau bug, akan tetapi error atau bug pada aplikasi dapat diatasi oleh admin sehingga proses pelayanan pasien dapat berjalan dengan baik.Kesimpulan: Analisis sistem informasi rekam medis V-claim menggunakan famework COBIT 5 pada proses MEA 01 (Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance) tingkat kapabilitas saat ini (current capability level) berada pada level 3 established proses yang ditunjukkan dengan persentase 86% (fully achieved) yang artinya sistem Virtual Claim telah berjalan dengan baik walaupun terdapat error atau bug tidak menjadi penghambat terhada pelayanan pasien. Terjadi kesenjangan satu level antara tingkat kapabilitas saat ini dengan tingkat kapabilitas yang diharapkan (expected capability level) karena tidak memenuhi ke level 4 predictable proses yang ditunjukkan dengan persentase 46% (partially achieved) perbaikan sistem diperlukan untuk mencapai level 4 agar pelayanan pasien yang berobat pada RS Ari Canti dapat terlayani dengan baik

    ANALISIS POLA SPASIAL KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS DI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA

    Get PDF
    Latar Belakang: Kasus kecelakaan lalu lintas perlu perhatian khusus karena sering mengakibatkan kematian, cedera atau kematian manusia di seluruh dunia. Kematian akibat kecelakaan lalu lintas berada diurutan ke delapan dari total kematian dunia dan menjadi penyebab utama kematian pada usia muda. Sudah banyak penelitian kasus Kecelakaan di beberapa Kabupaten di Provinsi DIY yang menggunakan pemetaan untuk melihat sebaran dan pengelompokkan kasus, namun sejauh ini belum ada yang memanfaatkan data SPGDT Provinsi DIY untuk kasus seluruh Provinsi DIY. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi persebaran kasus kecelakaan lalu lintas dan pelayanan ambulan darurat untuk menurunkan kasus kecelakaan lalu lintas di Provinsi DIY.Metode: Penelitian ini menggunakan data Kecelakaan lalu lintas pada SPGDT Provinsi DIY tahun 2019-2020 dan survei lapangan pada Januari- April 2022. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode spasial autokorelasi (Moran's I) yang di petakan dalam bentuk peta tematik.Hasil: Pola persebaran kasus kecelakaan lalu lintas di Provinsi DIY berdasarkan analisis spasial autokorelasi Morans'Saya menunjukkan pola mengelompokkan. Daerah yang memiliki kerawanan tinggi berada di kecamatan Bantul. Selain itu, hasil pemetaaan menunjukkan fasilitas kesehatan dan darurat darurat masih belum merata di seluruh daerah di Provinsi DIY.Kesimpulan: Terdapat pengelompokan kasus kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Bantul berdasarkan analisa spasial. Perlu dilakukan intervensi lebih lanjut terkait variabel lain yang menyebabkan kasus kerawanan kecelakaan lalu linta

    Perancangan Prototipe Dashboard Pasien pada Klinik Kecantikan : Studi Kasus Klinik S

    Get PDF
    Latar belakang: Klinik kecantikan menjadi klinik yang popular di era modern. Klinik S merupakan salah satu klinik kecantikan yang sudah memanfaatkan sistem informasi tetapi masih terdapat kekurangan yaitu belum adanya dashboard pasien yang nantinya dapat membantu dokter untuk pengambilan keputusan. Sehingga diperlukan perancangan prototipe dashboard pasien yang diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dokter.Metode: Perancangan dashboard pasien menggunakan pendekatan User-Centered Design yang berfokus pada pengguna. Klinik S membutuhkan dashboard pasien yang dapat menampilkan profil pasien, riwayat foto pasien, riwayat pembelian pasien, rekam medis pasien. Prototipe dashboard pasien dirancang menggunakan figma yang selanjutnya akan dievaluasi menggunakan System Usability Scale (SUS).Hasil: Prototipe dashboard pasien sudah sesuai dengan kebutuhan Klinik S yaitu menampilkan profil pasien, Riwayat foto pasien, Riwayat pembelian pasien, dan juga rekam medis pasien. Rata-rata skor SUS untuk dashboard pasien adalah 77,3, masuk dalam kategori grade B dan kategori “Good” dengan penerimaan oleh pengguna yang baik.Kesimpulan: Dashboard pasien dapat dikatakan sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh Klinik S dan mempunyai tingkat penerimaan yang terbilang baik. Pengembangan dashboard pasien perlu dilanjutkan untuk menghasilkan dashboard pasien yang maksimal dalam membantu dokter mengambil keputusan

    101

    full texts

    119

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Journal of Information Systems for Public Health
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇