12 research outputs found

    KEBERADAAN MUSIK DALAM SHOLAWATAN HABIB SYEKH BIN ABDUL QADIR ASSEGAF

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tentang sholawatan Habib Syekh pada kajian rutinan dan pengajian umum. Pengkajian sholawatan Habib Syekh yakni tentang respon-respon yang terjadi pada sholawatan tersebut. Penelitian ini berusaha menjelaskan tentang, (1) keberadaan dan peranan musik menjadi hal yang penting dalam sholawatan Habib Syekh, (2) bentuk dan struktur sholawatan, (3) reaksi/respon jama‟ah terhadap sholawatan. Untuk mendeskripsikan serta menjawab persoalan tentang keberadaan musik dalam sholawatan Habib Syekh menggunakan konsep Bourdieu yakni Habitus. Konsep Habitus menjelaskan tentang modal, practice, dan arena. Persoalan tentang bentuk dan struktur dibahas menggunakan konsep seni pertunjukan tradisi oleh Rustopo. Selanjutnya, persoalan tentang reaksi/respon jama‟ah menggunakan konsep proses komunikasi musikal oleh Santosa. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data-data yang sudah dikumpulkan melalui observasi, partisipan, wawancara, studi pustaka, dan searching di Youtube. Ketiga pemikiran tersebut kemudian digabungkan supaya penelitian lebih komprehensif. Dari hasil pemikiran ketiga ahli tersebut, Habib Syekh melantunkan sholawat didasari karena adanya faktor motivasi, dan budaya. Motivasi Habib Syekh melantunkan sholawat supaya masyarakat lebih mencintai Nabi Muhammad SAW, budaya sebagai fondasi Habib Syekh dalam mensyi‟arkan agama lewat lagu-lagu sholawat. Budaya yang ada pada Habib Syekh yakni selain keturunan Arab juga sebagai keturunan Nabi Muhammaad SAW. Kata Kunci: Habib Syekh, Sholawat, Respon Jama‟a

    PENGARUH FRAKSI VOLUME PENGUAT ABU TERBANG, SERBUK BESI DAN MATRIK RESIN TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN UNTUK BAHAN KAMPAS REM

    Get PDF
    Abu terbang merupakan limbah padat yang dihasilkan dari pembakaran batubara pada pembangkit tenaga listrik. Abu terbang ini terdapat dalam jumlah yang cukup besar sehingga menimbulkan masalah lingkungan seperti pencemaran udara atau perairan dan penurunan ekosistem. Kandungan abu terbang ini memungkinkan untuk digunakan sebagai penguat komposit bahan kampas rem. Komposisi bahan kampas rem yang diteliti ini bermatrik resin polyester dengan penguat abu terbang dan serbuk besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik dari material bahan kampas rem dengan pengujian keausan, kekerasan dan pengamatan struktur permukanan. Perbandingan fraksi volum pada penelitian ini 40% abu terbang 50% resin polyester 10% serbuk besi , 30% abu terbang 50% resin polyester 20% serbuk besi ; 20% abu terbang 50% resin polyester 30% serbuk besi .Hasil pengujian laju keausan terendah pada komposisi 20% abu terbang, 50% resi polyester dan 30% serbuk besi dengan nilai 1,1321E-06 mm²/kg. Sedangkan tingkat kekerasan tertinggi pada komposisi 20% abu terbang, 50% resi polyester dan 30% serbuk besi  yaitu 24,5 HRB. Jadi kondisi optimum yang didapat pada penelitian ini terjadi pada perbandingan variasi fraksi volume 20% abu terbang 50% resin polyester 30% serbuk besi

    PENGARUH PENGADUKAN DENGAN VARIASI SIMPLE PADLLE BLADE TERHADAP KEHOMOGENAN DAN SIFAT MEKANIK KOMPOSIT Al-FLY – ASH DENGAN METODE STIR CASTING TANPA PEMBASAHAN

    Get PDF
    Pembuatan alumunium matrik Komposit (AMK) dengan berpenguat Abu terbang Batubara (Fly - Ash) 5% menggunkan metode stir casting dengan kecepatan putaran 750rpm. dengan memvariasikan pengadukan simple paddle blade yaitu single blade,twoblade, three blade. Proses pencampuran penguat Fly –Ash dilakukan pada kondisi semi solid temperature 600oC agar tercapai kehomogenan Pada alumunium matrik komposit (AMK), semakain merata penyebaran partikel penguat Fly - Ash maka semakin baik. Pada penelian inI didapatkan nilai impak tertinggi pada jenis two blade(5,769 Joule), dan tegangan tertinggi pada two blade(79,61 N/mm²), dan untuk regangan(?) single tertinggi pada three blade 0,03 dan modulus elastisitas tertinggi padaa,two blade16,25 GPa Hasil tersebut menunjukkan dengan double blade memiliki kehomogenan campuran yang terbaik

    New Performance with Matrix Composites of Used Plastic, Fiber of Red Pinang Sheath and Bamboo

    Get PDF
    Ringkasan Pemanfaatan plastik bekas menjadi komposit, khususnya berbahan plyproplene (PP) telah dapat dilakukan dengan cara menambahkan serat Bambu dan Pelepah Pinang Merah. Matriks PP dipanaskan dalam satu alat pemanas untuk dicairkan kemudian ditambahkan masing-masing serat alam bambu dan juga pinang merah. Hasil pengujian sifat mekanik telah dibandingkan matriks tanpa penambahan serat dengan matriks yang berserat. Pengujian menujukkan bahwa sifat mekanik dari kompisit telah meningkat dengan penambahan serat alami. Kekuatan mekanik dengan penambahan serat bambu lebih besar daripada penambahan dengan serat Pinang Merah. Kata Kunci: Polyproplene, serat Bambu, serat Pinang Merah, Komposit, Kekuatan Mekanik. Utilization of scrap plastic to composite, especially made ​​plyproplene (PP) has to be done by adding fibers and sheaths Pinang Red Bamboo. PP matrix is heated in the heater melted then added to each of the natural bamboo fiber and red nut. Mechanical properties of the test results have been compared with the fiber-matrix without the addition of a fibrous matrix. Tests showed that the mechanical properties of kompisit has increased with the addition of natural fibers. Mechanical strength with the addition of bamboo fiber is greater than the addition of the Red Pinang fiber. Keywords : polyproplene, Bamboo fiber, fiber Pinang Merah, Composite, Mechanical Strength

    ANALISIS PENGARUH VARIASI FRAKSI VOLUME TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT HIBRID POLIESTER DENGAN FILLER ALAMI SERAT SEKAM PADI DAN SERAT SABUT KELAPA

    Get PDF
    Serat sabut kelapa (SSK) terdiri dari serat dan gabus. Gabus merupakan bagian yang menghubungkan untaian-untaian serat yang satu dengan yang lain. Pada pengolahan serat sabut kelapa, gabus tersebut dibuang sehingga dihasilkan serat yang bersih, licin dan mengkilat. Serat sekam padi (SSP) merupakan bahan alami yang banyak mengandung lignoselulosa. Bahan selulosa terdiri dari serat- serat selulosa yang diselaputi oleh matrik yang disebut lignin , bahan lignoselulosa yang menyebabkan timbulnya sifat kuat dan kaku. Dari sifat mekanik yang dimiliki serat sabut kelapa dan sifat kaku serta kuat yang dimiliki sekam padi maka dapat digunakan sebagai filler (pengisi) bahan komposit. Penelitian ini dilakukan dengan metode hand lay-up. Perbandingan fraksi volume serat sekam padi dan serat sabut kelapa terhadap resin polyester dengan variasi 40% resin , 40% serat sekam padi, 20% serat sabut kelapa (4,4,2); 40% resin, 30% serat sekam padi , 30% serat sabut kelapa (4,3,3) ; 40% resin , 20% serat sekam padi, 40% serat sabut kelapa (4,2,4). Kondisi optimum yang didapat pada penelitian ini adalah terjadi pada perbandingan variasi fraksi volume 40% resin , 20% serat sekam padi, 40% serat sabut kelapa (4,2,4), yaitu : tegangan tarik sebesar 13,576 N/mm2, regangan tarik sebesar 2,577%, nilai energi impact sebesar 27,900 Joule, dan densitas sebesar 1,356 gr/cm3

    PENGARUH KETEBALAN SKIN TERHADAP KEKUATAN BENDING DAN TARIK KOMPOSIT SANDWICH DENGAN hONEYCOMB POLYPROPYLENE SEBAGAI CORE

    Get PDF
    Komposit merupakan material yang terbentuk dari kombinasi antara dua atau lebih material pembentuk yang memiliki sifat berbeda dari material pengusungnya. Komposit sandwich merupakan komposit struktur yang tersusun dari 3 atau lebih lapisan, yang terdiri dari komposit plat sebagai kulit (skin) serta material inti (core) di bagian tengahnya. Komposit sandwich dibuat untuk mendapatkan struktur yang ringan tetapi mempunyai kekuatan dan kekakuan yang tinggi. Faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam mententukan karakteristik komposit sandwich adalah jenis matrik, penguat, skin serta core yang digunakan. Perbandingan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk ketebalan skin dengan variasi skin yang digunakan, yaitu ; 2,3 dan 4 lapis. komposit sandwich dibuat dengan metode vacuum assisted resin infusion dengan standar spesimen yang digunakan yaitu ASTM C393 untuk pengujian bending dan ASTM D638 untuk pengujian tarik. Dari hasil pengujian bending dan tarik, komposit dengan skin 4 lapis serat  memiliki nilai kekuatan 11,11% dan 36,554% lebih besar dari pada skin 2 lapis serat. Kemudian dilakukan pengamatan secara makro untuk mengamati ikatan antar lapisan maupun kegagalan yang terjadi pada komposit

    Tinjauan Teoritis Modifikasi Sudu Turbin Pelton dengan Material Polyester Matrix Composite untuk Pemakaian Pada Kincir Air ‘Undershot’ Arus Lemah 0,8 – 2,5 M/Detik

    Get PDF
    Telah dilakukan telaah bagi pengembangan sudu turbin Pelton berupa modifikasi bentuk sudu untuk pemakaian pada kincir air ‘undershot’ arus lemah 0,8-2,5 m/detik dalam rangka pemanfaatan energi air sungai yang ada di Sumatera Selatan khususnya dan Indonesia pada umumnya dengan tujuan untuk optimalisasi penyerapan energi kinetik arus sungai menjadi energi mekanik yang berguna bagi kehidupan. Material yang digunakan pada modifikasi ini adalah Polyester Matrix Composite berpenguat anyaman logam dengan tujuan untuk mendapatkan kekuatan mekanik, kekuatan impact dan kekuatan terhadap korosi air laut dan memastikan turbin air ini dapat beroperasi dimana saja. Kata kunci: Sudu Pelton modifikasi, Arus lemah, Polyester Matrix Composite, Laju korosi

    Pendampingan pembuatan bahan bakar gas dari Biomassa menggunakan Teknologi Gasifikasi

    Get PDF
    The utilization of new and renewable energy is of paramount importance considering the limited reserves of fossil fuels and the negative impacts resulting from their usage. Biomass presents an intriguing option as it can be renewed and is abundantly available in Indonesia. Gasification technology stands as one of the thermochemical methods to convert biomass into gas fuel. This process demonstrates high efficiency and generates low pollution. However, the knowledge of this technology remains confined to certain scientists and practitioners, necessitating the need for socialization and information dissemination, particularly in rural areas. Consequently, demonstrations and training sessions were conducted for the community in Kerinjing Village, Ogan Ilir, South Sumatra. The demonstrations involved students who were trained to operate gasification equipment, with approximately 30 participants attending the training sessions. Additionally, presentations and discussions were held to elucidate the potential of biomass as gas fuel, the main components of gasification apparatus, and the process of converting biomass into gas fuel. The results of the demonstrations revealed a high level of enthusiasm among the residents of Kerinjing Village toward gasification technology. The residents displayed an easy grasp of the straightforward equipment operation and their ability to produce such equipment themselves due to its accessibility and ease of fabrication. The use of simple language in delivering information facilitated the comprehension of gasification technology among the community. In conclusion, gasification technology offers a simple yet promising approach to serve as an alternative energy solution in rural areas. Continuous demonstrations and socialization efforts are imperative to promote wider implementation of this technology, thereby advancing the adoption of new and renewable energy sources. Consequently, it is hoped that this initiative will address the constraints posed by limited fossil fuel reserves and contribute to sustainable developmentPemanfaatan energi baru dan terbarukan sangat penting mengingat terbatasnya sumber energi fosil dan dampak negatif yang dihasilkan oleh penggunaannya. Biomassa menjadi pilihan yang menarik karena dapat diperbaharui dan memiliki ketersediaan yang melimpah di Indonesia. Teknologi gasifikasi merupakan salah satu metode termokimia untuk mengubah biomassa menjadi bahan bakar gas. Proses gasifikasi ini memiliki efisiensi yang tinggi dan menghasilkan polusi yang rendah. Sayangnya, pengetahuan tentang teknologi ini masih terbatas pada ilmuwan dan praktisi tertentu, sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan penyampaian informasi kepada masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Untuk itu, dilakukan demonstrasi dan pelatihan kepada masyarakat di Desa Kerinjing, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Demonstrasi melibatkan mahasiswa yang telah dilatih untuk mengoperasikan peralatan gasifikasi. Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sekitar 30 orang. Selain itu, dilakukan juga presentasi dan diskusi untuk memberikan penjelasan tentang potensi biomassa sebagai bahan bakar gas, komponen utama alat gasifikasi, dan proses pengubahan biomassa menjadi bahan bakar gas. Hasil demonstrasi menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat Desa Kerinjing terhadap teknologi gasifikasi ini. Warga dapat dengan mudah memahami pengoperasian peralatan yang sederhana dan mampu membuatnya sendiri karena peralatan tersebut mudah didapatkan dan pembuatannya relatif mudah. Penyampaian informasi dengan bahasa yang sederhana memudahkan pemahaman masyarakat terhadap teknologi gasifikasi. Kesimpulannya, teknologi gasifikasi merupakan cara yang sederhana dan berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai solusi energi alternatif di daerah pedesaan. Demonstrasi dan sosialisasi terus perlu dilakukan agar teknologi ini dapat diterapkan secara lebih luas dalam upaya meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan. Dengan demikian, diharapkan dapat mengatasi permasalahan keterbatasan sumber energi fosil dan memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan

    Membangun Ihsan Seutuhnya

    No full text
    corecore