114 research outputs found

    SASTRA, MEDIA MASSA, DAN LITERASI MEMBACA SISWAINDONESIA

    Get PDF
    Artikel ini berisi gambaran mengenai hubungan antara sastra dan media massa dengan literasi membaca. Sebagai dasar penggambaran dikemukakan fenomena teoretis dan empiris mengenai sastra dan literasi serta implikasinya bagi pengembangan karakter bangsa. Secara umum diperoleh gambaran bahwa siswa Indonesia berada dalam kurva berkemampuan membaca sastra yang rendah, cenderung menjawab soal sastra berdasarkan tebakan. butir-butir soal ujian nasional, baik stem maupun pilihan, tidak dikonstruksi dengan sempurna dan cenderung bersifat tunggal dengan kata kunci pertanyaan kurang spesifik, wacana sastratidak diperhatikan dari segi kualitas isi dan masalahnya, pembelajaran membaca sastra di kelas belum mengutamakan pengembangan kompetensi membaca, dan kebiasaan membaca sastra belum dikembangkan secara memadai, termasuk masih rendahnya akses siswa terhadap media massa. Kata Kunci: sastra, literasi, dan karakter bangs

    Orientasi Pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar

    Get PDF
    Kurikulum merupakan “ruh” pendidikan yang harus dievaluasi secara inovatif, dinamis, dan berkala sesuai dengan perkembangan zaman dan IPTEKS, kompetensi yang diperlukan masyarakat dan pengguna lulusan. Perubahan kurikulum – dengan demikian – menjadi keniscayaan. Bahkan, perkembangan IPTEKS yang sangat cepat tidak lagi memungkinkan dunia pendidikan berlama-lama dengan “zona nyaman” kurikulum yang berlaku. Dapat dibayangkan – terlepas dari konteks politik yang menyertainya -- dalam kurun waktu enam tahun Standar Pendidikan Tinggi (SN-Dikti) sudah berubah tiga kali, yakni: Permenristekdikti Nomor 49 Tahun 2014-Permenristekdikti Nomor 44 Tahun 2015-Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 berbarengan dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM). Tantangan yang dihadapi perguruan tinggi dalam pengembangan kurikulum – apalagi di era Industri 4.0 -- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru, yakni literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia yang berporos kepada berakhlak mulia. Salah satu upaya untuk menjawab tantangan tersebut adalah lahirnya kebijakan hak belajar bagi mahasiswa di luar program studi (Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Pendidikan Tinggi). Kebijakan yang populer dengan nama Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dimaksudkan untuk mewujudkan proses pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja, serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menentukan mata kuliah yang akan diambil. Kebijakan ini juga bertujuan untuk meningkatkan link and match dengan dunia usaha dan dunia industri, serta untuk mempersiapkan mahasiswa dalam dunia kerja sejak awal

    CURRICULUM MANAGEMENT AND LEARNING DESIGN USING TEACHING FACTORY IN INDUSTRIAL REVOLUTION 4.0 ERA: MACRO, MESSO AND MICRO LEVELS

    Get PDF
    The global market created in the industrial revolution era 4.0 requires human resources that have skills and soft skills in accordance with market needs. Educational institutions are challenged to be able to adapt to produce resources that can meet market needs. Therefore educational institutions must be able to provide an educational environment adapted to the real conditions of the global market industry, so curriculum management and learning are needed in line with the needs of the industry. One strategy that can be implemented into the curriculum and teaching is the teaching factory model which is a learning model that provides a real environment for students to develop skills and understand the challenges involved in daily industrial practice. This study aims to make curriculum management and learning design at the macro, messo, and micro level using the teaching factory so that it can produce human resources who are ready to face the challenges of the industrial revolution 4.0

    Educational Cost Effectiveness through the Contribution of Teacher’s Competency and Learning Media Costs Perspective

    Get PDF
    The focus of this study on the effectiveness of education costs is specifically limited to the contribution of education costs to the quality of learning outcomes through improving teacher competencies and providing learning media. The problem is limited to the financing of teacher competencies and Mathematics learning media in high schools in the city of Bandung in the academic year 2011 - 2014. The method used is quantitative analytical descriptive with data collection techniques using, interviews, observations and questionnaires based on ratio / numerical scale. The population of this study were all senior high school principals in the city of Bandung. Sampling by using purposive sampling, the number of research samples determined as respondents as many as 27 schools. Data analysis techniques using simple linear regression and multiple linear regression. Data processing using the SPSS program.21. The results of the study show: (1) the contribution of financing to increase the competence of mathematics teachers towards the quality of learning outcomes is 0.275 in the medium category. (2) the contribution of financing for learning media to the quality of learning outcomes is 0.562 with a weak category. (3) Simultaneously the contribution of teacher competency financing and the cost of learning media is 0.576 with the medium category

    Penerapan Teknik Six Thinking Hats pada Isu – Isu Kontemporer dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa: (Studi Kasus di SMA Negeri 1 Cikarang Utara)

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh penggunaan metode ceramah oleh guru pada pembelajaran sejarah di dalam kelas dan hanya pemahaman materi yang dikuasai oleh siswa. Permasalahan yang dikaji adalah bagaimana desain pembelajaran sejarah dengan menggunakan Teknik Six Thinking Hats melalui isu-isu kontemporer untuk meningkatkan kreativitas siswa? Penelitian ini berangkat dari suatu keresahan peneliti yang menunjukkan bahwa teknik pembelajaran di kelas didominasi oleh peran guru yang menjadi pusat pembelajaran. Penggunaan teknik ini lambat laun mengubah pembelajaran di kelas yang pada awalnya terpusat pada guru menjadi terpusat pada siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah Studi Kasus. Metode ini digunakan untuk melihat kegiatan – kegiatan siswa dalam pembelajaran sejarah di kelas yang kemudian diamati dan dicatat untuk kemudian diinterpretasikan secara mendalam. Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik Observasi, Catatan Lapangan, Wawancara, dan Dokumentasi. Pada saat observasi di dalam kelas, Pembelajaran sejarah dengan menggunakan teknik ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam berbagai kegiatan pembelajaran, mulai dari bertanya, mencari informasi, mengolah informasi hingga mempresentasikannya. Selain itu, dengan menggunakan teknik pembelajaran Six Thinking Hats di dalam kelas, dapat teridentifikasi kemampuan – kemampuan berpikir siswa dari ingatan, pengetahuan, menerapkan, menganalisis, menyimpulkan, hingga mengevaluasi yang mengindikasikan karakteristik meningkatnya kreativitas siswa. Kemampuan berpikir yang teridentifikasi tersebut jika dianalisis secara mendalam akan memunculkan isu – isu kontemporer. Isu – isu kontemporer yang muncul berasal dari hasil mencari, mengolah hingga mempresentasikan informasi yang dilakukan oleh siswa. Selain itu, guru sebagai fasilitator juga melakukan klarifikasi terhadap informasi yang diperoleh siswa dan memberikan penjelasan yang menegaskan isu – isu kontemporer tersebut. Tidak semua warna topi dapat memunculkan isu – isu kontemporer. Kendala dalam penelitian ini berasal dari dua pihak: siswa dan guru. Siswa cenderung memanfaatkan waktu diskusi menjadi lebih lama dan membuat gaduh. Kendala dari guru dikarenakan jam belajar yang tidak efektif digunakan dan dipengaruhi faktor eksternal lainnya. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan adanya sebuah perubahan pandangan pembelajaran sejarah yang lebih mengasah kreativitas siswa. Selain itu, siswa tidak hanya memahami kognitif saja, tetapi juga kemampuan berpikir, maupun nilai – nilai kehidupan yang dapat dipetik dari suatu peristiwa sejarah. Teknik pembelajaran menjadi sebuah inovasi dalam pembelajaran sejarah di mana guru dapat menerapkannya di dalam kelas dan diadaptasi sesuai kondisi dan kebutuhan kelas. Kata Kunci: Pembelajaran Sejarah, Isu – isu Kontemporer, Teknik Pembelajaran Six Thinking Hats, Kreativitas Siswa. This research is based on chalk and talk method delivered by teacher in history learning. It caused only student understanding and memorizing about material. The matter which was studied is how the design of history learning using Six Thinking Hats Technique through contemporary issues to enhance student’s creativity? It also comes from researcher’s thought about teacher’s domination in class. The use of the technique slowly can change the learning turns into student centered. The method that is used is Case Study. This method is used to describe student’s activities in history learning then observed, noted until interpreted deeply. The techniques in collecting the sources are: Observation, Field Notes, Interview, and Documentation. The history learning by using this technique shows that students are more active in each learning activity, start from asking, finding information, elaborating information until presenting the finding. Besides that, by using this technique, researcher identified student’s abilities from memorizing, knowledge, implementing, analyzing, and concluding, until evaluating that indicated characteristic enhances student’s creativity. Thinking abilities that is identified if we analyze deeply will show contemporary issues. It comes from student’s thinking, such as: finding, elaborating and presenting the information. Teacher also as facilitator did clarification to information student gathered and gave explanation to clarify those contemporary issues. Not all hats can show contemporary issues because the task of each hat is different and also shows different thinking abilities. The obstacles in this research came from two sides: students and teacher. The student inclined to make the duration of discussion exceed the proper time. They also made noisy. Teacher also made the learning happened not properly. It happened because ineffective learning hour and influenced by other factors. This research is expected to make a change in history learning view. The learning should more develop student’s creativity. This also hopes that students are not only understanding the knowledge, but also thinking abilities, living values that can be reached from a history event. The learning technique also becomes an innovation in history learning which teacher can implement it in the class and adapted based on class condition and need. Keywords: History learning, Contemporary Issues, Six Thinking Hats Learning Technique, Student’s Creativity

    PENGEMBANGAN MODEL BUKU PELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP berbasis pembelajaran kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahap pertama peneliti-an ini (tahun pertama, 2007), secara khusus bertujuan untuk mendapatkan wujud-wujud pembelajaran kontekstual sebagai ancangan di dalam pengembangan model buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Subjek penelitian meliputi: (1) pembelajaran di kelas (2) siswa, dan (3) buku pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut (1) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi konstruktif meliputi: rumusan tujuan sederhana, komunikatif, dan motivatif; penggunaan kata kerja operasional pada tujuan; tujuan sebagai cerminan materi; pemunculan tema; pemetaan pengalaman baru; pemetaan masalah; penggunaan media; ketepatan strategi dan metode dari segi tujuan; ketepatan strategi dan metode dari segi karakteristik siswa; pemicu; penemuan masalah; pemahaman atas masalah; pengingatan; pengaitan pengalaman; analogi; kegiatan berbuat dengan bahasa; penciptaan karya; pengekspresian kemampuan lisan; peng-ekspresian kemampuan tulis melalui lisan; penyesuaian dengan kebutuhan; pembentukan pengalaman baru; perluasan kemampuan; penyediaan sarana; objek pengamatan dan interpretasinya; serta kesesuaian bahasa dengan emosi, daya pikir, dan sosial. (2) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi inkuiri meliputi: tujuan disusun berdasarkan indikator kompetensi dasar tematik; pertimbangan kebutuhan siswa; ketepatan pemilihan media; ketepatan strategi dan metode dari segi kebutuhan siswa; pemberian masalah; pemecahan masalah; pembuktian atau pengujian hipotesis; penemuan pengalaman mandiri; pembuatan simpulan; penggalian informasi; penumbuhan motivasi; pemicu motivasi; dorongan untuk melakukan pengamatan; pengembangan kemampuan berpikir, berimajinasi, dan berkarya; penciptaan kepenasaranan; serta perluasan informasi. (3) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi ber-tanya meliputi: apersepsi; tanya jawab; dorongan melalui pertanyaan; dan bertanya kepada narasumber. (4) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi pemodelan meliputi: peniruan, pemberian contoh, penggunaan contoh, dan keberagaman contoh. (5) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi masyarakat belajar meliputi: penemuan pengalaman; pemecahan masalah melalui kelompok; pengembangan kemandirian; pengembangan kerja sama; pengomunikasikan hasil belajar; pengomunikasian karya; dan pembentukan etika. (6) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi penilaian otentik meliputi: penilaian bervariasi; unjuk kerja; dan berkarya. (7) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi refleksi meliputi: pengaitan hasil belajar dengan manfaat untuk diri siswa; perenungan; pengembangan diri; perluasan pengalaman; kebermaknaan; pencarian makna; penciptaan rasa senang; dukungan atas cita-cita; dan penciptaan dorongan. (8) Model buku pelajaran bahasa Indonesia yang empirik meliputi anatomi: pen-dahuluan (judul buku, kata pengantar, daftar isi, dan organisasi buku daftar isi); isi (materi yang terdiri atas teks verbal dan visual, pengetahuan, keterampilan, dan sikap; penyajian materi yang terdiri atas paradigma belajar, pendekatan, serta strategi penyajian); penutup (penilaian, refleksi, daftar pustaka, daftar indeks, dan kunci jawaban yang relevan). Kata kunci: buku pelajaran, wujud dan strategi kontekstual FBS, 2007 (PEND. BHS & SASTRA INDONESIA) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan model buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP berbasis pembelajaran kontekstual. Untuk mencapai tujuan tersebut, pada tahap pertama peneliti-an ini (tahun pertama, 2007), secara khusus bertujuan untuk mendapatkan wujud-wujud pembelajaran kontekstual sebagai ancangan di dalam pengembangan model buku pelajaran Bahasa Indonesia SMP. Subjek penelitian meliputi: (1) pembelajaran di kelas (2) siswa, dan (3) buku pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan hal-hal sebagai berikut (1) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi konstruktif meliputi: rumusan tujuan sederhana, komunikatif, dan motivatif; penggunaan kata kerja operasional pada tujuan; tujuan sebagai cerminan materi; pemunculan tema; pemetaan pengalaman baru; pemetaan masalah; penggunaan media; ketepatan strategi dan metode dari segi tujuan; ketepatan strategi dan metode dari segi karakteristik siswa; pemicu; penemuan masalah; pemahaman atas masalah; pengingatan; pengaitan pengalaman; analogi; kegiatan berbuat dengan bahasa; penciptaan karya; pengekspresian kemampuan lisan; peng-ekspresian kemampuan tulis melalui lisan; penyesuaian dengan kebutuhan; pembentukan pengalaman baru; perluasan kemampuan; penyediaan sarana; objek pengamatan dan interpretasinya; serta kesesuaian bahasa dengan emosi, daya pikir, dan sosial. (2) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi inkuiri meliputi: tujuan disusun berdasarkan indikator kompetensi dasar tematik; pertimbangan kebutuhan siswa; ketepatan pemilihan media; ketepatan strategi dan metode dari segi kebutuhan siswa; pemberian masalah; pemecahan masalah; pembuktian atau pengujian hipotesis; penemuan pengalaman mandiri; pembuatan simpulan; penggalian informasi; penumbuhan motivasi; pemicu motivasi; dorongan untuk melakukan pengamatan; pengembangan kemampuan berpikir, berimajinasi, dan berkarya; penciptaan kepenasaranan; serta perluasan informasi. (3) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi ber-tanya meliputi: apersepsi; tanya jawab; dorongan melalui pertanyaan; dan bertanya kepada narasumber. (4) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi pemodelan meliputi: peniruan, pemberian contoh, penggunaan contoh, dan keberagaman contoh. (5) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi masyarakat belajar meliputi: penemuan pengalaman; pemecahan masalah melalui kelompok; pengembangan kemandirian; pengembangan kerja sama; pengomunikasikan hasil belajar; pengomunikasian karya; dan pembentukan etika. (6) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi penilaian otentik meliputi: penilaian bervariasi; unjuk kerja; dan berkarya. (7) Wujud kontekstual yang terdapat pada strategi refleksi meliputi: pengaitan hasil belajar dengan manfaat untuk diri siswa; perenungan; pengembangan diri; perluasan pengalaman; kebermaknaan; pencarian makna; penciptaan rasa senang; dukungan atas cita-cita; dan penciptaan dorongan. (8) Model buku pelajaran bahasa Indonesia yang empirik meliputi anatomi: pen-dahuluan (judul buku, kata pengantar, daftar isi, dan organisasi buku daftar isi); isi (materi yang terdiri atas teks verbal dan visual, pengetahuan, keterampilan, dan sikap; penyajian materi yang terdiri atas paradigma belajar, pendekatan, serta strategi penyajian); penutup (penilaian, refleksi, daftar pustaka, daftar indeks, dan kunci jawaban yang relevan). Kata kunci: buku pelajaran, wujud dan strategi kontekstual FBS, 2007 (PEND. BHS & SASTRA INDONESIA

    Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Sastra

    Full text link
    Character Education through Literature Learning. One of the importantaspects in appropriate literature learning is character education. Based on theresults of several studies, some conclusions can be drawn. First, essentiallyliterature is a medium of mental and intellectual enlightenment, the mostimportant aspect in character education. Second, there are a variety of literaryworks that need appreciating as they are important in the character development.Third, literature learning relevant to the character development is one that enableslearners to develop their awareness of reading and writing as importantprerequisites for the character development. Fourth, literary books relevant to thecharacter development are those with beautiful language capable of making thereaders moved, containing high humanistic values, and encouraging the readers totreat other people and creatures well

    PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI PEMBELAJARAN SASTRA

    Get PDF
    Character Education through Literature Learning. One of the important aspects in appropriate literature learning is character education. Based on the results of several studies, some conclusions can be drawn. First, essentially literature is a medium of mental and intellectual enlightenment, the most important aspect in character education. Second, there are a variety of literary works that need appreciating as they are important in the character development. Third, literature learning relevant to the character development is one that enables learners to develop their awareness of reading and writing as important prerequisites for the character development. Fourth, literary books relevant to the character development are those with beautiful language capable of making the readers moved, containing high humanistic values, and encouraging the readers to treat other people and creatures well. Keywords: literature, literature learning, character educatio

    Students' Perception of Utilizing Podcasts to Learn English Listening Skill

    Get PDF
    In this day of advanced technology, learning English can be done anywhere, not just through books, but also through the internet. Podcasts can assist in learning listening English during this pandemic since they can be listened to anywhere and at any time, and podcasts are also an enjoyable media. The purpose of this study is to find out what students think about using podcasts to learn English. The research sample was made up of ten people between the ages of 18 until 21, who filled out an online questionnaire. Podcasts are a flexible medium for learning English, according to one study. As a result of this research, it can be concluded that podcasts have become an interesting way to practice English listening skills

    PEMANFAATAN ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT MANGGIS UNTUK MENGATASI DAMPAK CEKAMAN SALINITAS PADA KEDELAI YANG DIINOKULASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA

    Get PDF
    Soybean production can be increased through extensification and marginal land becomes inevitable to be used due to the decrease of productive land. Plants grown on marginal soil, especially saline soils, show abnormal growth due to oxidative damages causes yield decrease even death of the plants. The objectives was to study invigoration technique using natural antioxidant and mycorrhizal fungi to increase soybeans tolerance under salinity stress. The research used factorial randomized block design. The first factor was salinity stress (0 and 1 % (w/v) NaCl concentration), the second factor was natural antioxidant (0, 1, 1.5, and 2% mangosteen peel extracts), and the third factor was arbuscular mycorrhizal fungi, 0 and 1g/polybag. The research was replicated three times. The variables were plant height, number of leaves, leave area, chlorophyl content, yield components and yield of soybean. The data was analyzed with Anova and Duncan’s multiple range test at 5% significant level.  The conclusion was that salinity stress inhibited plant growth, yield components and yield of soybean. The application of arbuscular mycorrhizal fungi decreased the negative impact of salinity on vegetative growth, yield components and yield of soybean. The application of 2% mangosteen peel extract gave good effect on vegetative growth, yield components and yield of soybean under salinity stress
    • …
    corecore