58 research outputs found
Perancangan Sistem Deteksi Kebakaran Berbasis Komputer untuk Galangan Kapal
Kebakaran di Galangan Kapal merugikan pihak galangan dalam proses produksi terutama dalam segi materi dan juga pekerja. Tidak bekerjanya alat deteksi kebakaran adalah yang menyebabkan terlambatnya dalam memadamkan api, tidak sigapnya pekerja dalam menanggapi adanya kebakaran juga merupakan faktor dari terlambatnya pendeteksian dini kebakaran. Dengan berkembangnya teknologi yang sangat pesat yang diiringi oleh kemajuan teknologi digital sekarang, segala bidang selalu berhubungan dengan komputer. Permasalahannya adalah informasi yang diterima oleh pihak pemadam kebakaran tidak dapat dilakukan secara real time. Untuk memecahkan masalah tersebut maka dirancang suatu sistem deteksi kebakaran berbasis komputer menampilkan informasi letak lokasi kebakaran. pada PC (Personal Computer). Dengan menggunakan Pemrograman yang terintegrasi dengan Mikrokontroler dapat membantu dalam memantau bilamana terjadi kebakaran. Perancangan sistem deteksi dini kebakaran ini secara teknis cukup efekif. Dengan teknologi saat ini berkembang begitu cepat memudahkan untuk menerima informasi β informasi tentang komponen β komponen lokal penunjang yang begitu mudah didapatkan sehingga mengurangi ketergantungan dengan produk yang umumnya didatangkan dari luar. Dari aspek ekonomis perancangan sistem ini cukup sederhana dan biayanya terjangkau
Perancangan Aplikasi Berbasis Android untuk Interaksi Juru Las Profesional dengan Kebutuhan Industri Maritim
Setiap pembangunan konstruksi yang menggunakan material utama ferro (besi atau baja) dan juga non-ferro (aluminium, titanium, magnesium) membutuhkan penyambungan berupa pengelasan. Pekerjaan pengelasan yang dilakukan juru las biasanya dipenuhi oleh pihak ketiga yaitu sub kontraktor. Sebagai pihak ketiga, sub kontraktor biasanya tidak memiliki standar yang jelas terhadap juru las yang dipekerjakan. Belum adanya sub kontraktor yang menaungi juru las berdasarkan kemampuan kerja dan sertifikasi yang jelas mendorong adanya pembuatan sistem aplikasi labour supply juru las. Perbedaan kelas setiap juru las disebabkan oleh perbedaan pekerjaan konstruksi yang dilakukan. Tujuan utama dari penelitian studi ini adalah untuk merancang aplikasi komputer berbasis android yang digunakan untuk interaksi pengguna jasa pengelasan dan juru las. Pertama dilakukan klasifikasi dari juru las profesional. Kedua, dilakukan klasifikasi terhadap pekerjaan konstruksi yang akan dilaksanakan. Ketiga, dilakukan perancangan aplikasi komputer untuk interaksi pengguna jasa pengelasan dengan juru las menggunakan mock up sebagai alat desain awal. Terakhir, aplikasi yang sudah dirancang diujicobakan kepada beberapa responden. Aplikasi ini memiliki tiga entitas utama yaitu, akun administrator sebagai pengelola data, akun pengguna sebagai pemesan jasa pengelasan dan akun juru las. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah pemesanan juru las oleh pengguna jasa pengelasan melalui aplikasi android sehingga dapat menghemat waktu. Aplikasi berbasis android yang dirancang dapat membantu mempermudah pengguna jasa untuk mencari juru las yang diinginkan sesuai dengan klasifikasi pekerjaan yang akan dikerjakan. Hasil dari perhitungan investasi bisnis pengelasan berbasis aplikasi android didapatkan NPV (Net Present Value) sebesar Rp. 358.020.707,58, IRR (Internal Rate of Return) 19% dan Payback Period selama 7 tahun 9 bulan
Analisa Risiko Proses Pengapungan Kembali pada Kapal Tenggelam di Perairan Tanjung Perak
Salah satu penyebab kecelakaan di laut adalah kapal tenggelam. Kapal tenggelam membutuhkan tindakan penyelamatan, baik untuk menyelamatkan kapal ataupun untuk pembersihan alur pelayaran. Pekerjaan pada industri salvage sangatlah berisiko tinggi, hal tersebut dikarenakan kondisi perairan sulit untuk dilewati, faktor keamanan peralatan, hingga risiko yang diakibatkan dari kapal itu sendiri. Untuk mengidentifikasi risiko pada pekerjaan pengapungan kapal tenggelam digunakan framework untuk mengetahui bagian pekerjaan yang berisiko. Pada Framework tersebut digunakan pendekatan Fault Tree Analysis dan Checklist. Akar permasalah dari risiko diberikan penilaian untuk mengetahui tingkat risiko dari masing-masing risiko. Penilaian dilakukan dengan memberikan skala 1 sampai 5 pada dampak yang dihasilkan dan tingkat kemungkinannya pada variasi lama tenggelam kapal. Penilaian dilakukan dengan kuisioner yang diberikan pada ahli yang berpengalaman dibidangnya. Risk Priority Number diberikan untuk mengetahui tingkat risiko kegagalan proses pada lama tenggelamnya kapal di bawah 10 tahun dan di atas 10 tahun. Masing-masing risiko diberikan mitigasi berupa rekomendasi tindakan preventif. Penambahan biaya yang dihasilkan dari tindakan preventif yang diberikan sebesar 4,98% untuk kapal dengan lama tenggelam dibawah 10 tahun dan 5,58% untuk kapal dengan lama tenggelam diatas 10 tahun. Strategi implementasi RBI merupakan cara yang efektif untuk mengidentifikasi biaya tambahan, biaya tak terduga dan risiko yang terlibat dalam pekerjaan pengapungan kapal tenggelam. Oleh karena itu, perencanaan biaya pekerjaan pengapungan kapal dapat dilakukan dengan cara yang lebih akurat
Analisis Risiko Biaya terhadap Kelanjutan Pembangunan Kapal yang Lama Dihentikan
Proses pembangunan kapal merupakan kegiatan yang kompleks dan penuh risiko yang dapat menyebabkan kegagalan. Seringkali, terdapat kasus di mana pembangunan kapal mengalami hambatan dan tidak dapat dilanjutkan dalam waktu yang lama. Ketika kapal yang telah lama terbengkalai ingin dilanjutkan pembangunannya, berbagai risiko muncul yang berpotensi mempengaruhi biaya pelanjutan proses pembangunan tersebut. Sebelum memutuskan untuk melanjutkan pembangunan, pemilik kapal harus mempertimbangkan dengan cermat risiko biaya yang terkait dengan kelanjutan proyek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi risiko-risiko yang terkait dengan kelanjutan pembangunan kapal yang terhenti, dengan fokus pada kapal tugboat 2 x 1800 HP yang mengalami pemberhentian selama 1,5 tahun. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data dari pembangunan kapal yang terhenti serta penilaian risiko dengan menggunakan hasil kuesioner yang didapatkan dari beberapa stakeholder dalam proses pembangunan kapal. Hasil penelitian menunjukkan adanya risiko teknis yang terkait dengan 13 tahapan produksi lanjutan dari kapal tersebut. Selanjutnya, penelitian ini juga mengevaluasi skenario kelanjutan pembangunan kapal dengan pihak pemilik yang sama, yang akan menyewa fasilitas galangan menggunakan skema permodalan 80% pinjaman bank dan 20% modal pemilik. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan indikator kelayakan investasi, yaitu Internal Rate of Return (IRR) sebesar 17,56%, Net Present Value (NPV) sebesar Rp. 48.402.116.624, dan Payback Period (PBP) selama 12 tahun. Skenario tersebut menunjukkan risiko biaya yang paling rendah dibandingkan dengan skenario lainnya. Namun, terdapat risiko dengan kategori sedang dan tinggi yang perlu dikelola dengan langkah mitigasi yang tepat guna mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan konsekuensinya
Analysis of Shipyard to Meet Fish Ship Procurement Plan for The Ministry of Marine and Fisheries
To Improve the national fishing vessels and the welfare of fishermen, the government will provide fishing vessels grant through the KKP. The current capacity of fiberglass shipyards is unclear,so the realization of the procurement of fishing vessels is not accordance with the planned targets. This study aims to analyze shipyard capacity to support the plan for the procurement of KKP fishing vessels grant in 2019. First classify fishing vessels based on their respective GT sizes, which are <5 GT (type A), 5-10 GT (type B), and 20-30 GT (type C). Second, make the minimum shipyard criteria in building fishing vessels. Third, count the number of ships that can be built by the shipyard. The results of the shipyard analysis of the minimum criteria found that 43% of shipyards have the ability to build type A vessels, about 38% of shipyards have the ability to build type B vessels, and around 19% of shipyards have the ability to build type C vessels. which can be built is 1625 units / period. Referring to shipyard capacity, it can be said that the entire shipyard is able to fulfill the plan to procure assistance for KKP fishing vessels in the 2019 budget year
Analisa Teknis Dan Ekonomis Penggunaan ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) Dibandingkan Dengan Sacrificial Anode Dalam Proses Pencegahan Korosi
Perlindungan badan kapal terhadap korosi dengan menggunakan metode perlindungan katodik pada prinsipnya adalah sel elektrokimia untuk mengendalikan korosi dengan mengkonsentrasikan reaksi oksigen pada sel galvanik dan menekan korosi pada katoda dalam sel yang sama. Pada proteksi katodik, logam yang akan dilindungi dijadikan katoda dan reaksi oksidasi terjadi di anoda. Ada dua macam cathodic protection yaitu Sacrificial Anode Cathodic Protection (SACP) dan Impressed Current Cathodic Protection (ICCP). Dilakukan penelitian tentang analisa teknis dan ekonomis penggunaan ICCP dibandingkan dengan SACP dalam proses pencegahan korosi, kedua sistem dibandingkan dalam jangka 20 tahun, dari segi teknis dengan menggunakan perbandingan perhitungan sesuai standar DnV, yang dibandingkan dari tahap design, tahap instalasi, dan maintenance, dari segi ekonomis perbandingan dibedakan dari tahap pengadaan komponen-komponen sistem, tahap instalasi, dan tahap maintenance. Data perbandingan diperoleh dengan perhitungan sesuai standar, study literature, diskusi dan interview. Hasil perhitungan perbandingan yang diperkirakan selama 20 tahun, dari segi teknis kedua sistem memenuhi standar yang berdasar pada sistem perhitungan standar DnV B-401, sedangkan dari segi ekonomis, biaya untuk sistem ICCP sebesar Rp. 205.405.000,00 dan sistem SACP sebesar Rp. 562.590.000,00, sehingga lebih ekonomis menggunakan sistem ICCP sebesar Rp 357.185.000, 00 atau 63,49% dari biaya untuk sistem SAC
Analisis Teknis Dan Ekonomis Ketebalan Bilah Laminasi Bambu Sebagai Material Lambung Kapal
Laminasi bambu terdiri dari bilah-bilah yang nantinya akan direkatkan menjadi satu lapisan dan kemudian dibuat laminasi dari beberapa lapisan tersebut sehingga perlu dilakukan pengujian pengaruh ketebalan bilah terhadap mechanical properties dan sisi ekonomis laminasi bambu. Konfigurasi bilah yang digunakan dalam proses laminasi adalah sistem carvel dengan variasi ketebalan bilah 5 mm, 8 mm, dan 10 mm. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik (Tensile Test) dan pengujian tekan (Compressive Test) dengan menggunakan standar pengujian SNI. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa besar ketebalan bilah berbanding terbalik dengan kuat tariknya meskipun tidak begitu signifikan. Nilai kuat tarik tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 5 mm sebesar 135,87 MPa dengan selisih terhadap kuat tarik terendah hanya 1,72 MPa. Sedangkan hasil pengujian tekan menunjukkan bahwa kuat tekan berbanding lurus dengan ketebalan bilah laminasi bambu. Kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai 52,56 MPa. Perhitungan ekonomis menunjukkan bahwa besar ketebalan bambu berbanding lurus dengan semakin sedikitnya biaya material total kulit lambung kapal yang harus dikeluarkan. Biaya material total terkecil dihasilkan dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai Rp 11.203.049,00/m3. Ketebalan bilah 10 mm merupakan ketebalan bilah laminasi bambu yang paling baik karena menghasilkan kuat tarik yang tidak jauh berbeda dengan kuat tarik tertinggi, memiliki kuat tekan dan nilai ekonomis paling tinggi
Analisa Perbandingan Laju Korosi Pada Pengelasan Di Bawah Air Karena Pengaruh Variasi Jenis Pelindung Flux Elektroda
Underwater welding diperlukan karena pada umumnya struktur yang beroprasi di laut dirancang kurang lebih 20-30 tahunan dan selama rentang waktu tersebut maka konstruksi tersebut haruslah terjamin dari segi keselamatan dan kekuatannya. Lingkungan laut yang korosif juga dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dan mengakibatkan kerusakan. [4] Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi pelindung flux elektroda dan tebal pelat pada pengelasan di bawah air.Dari data hasil pengujian korosi diketahui bahwa pengelasan basah di bawah air dengan pelindung flux elektroda isolasi memiliki laju korosi yang lebih baik daripada menggunakan lilin dan sealent. Nilai laju korosi tertinggi adalah pelat tebal 12 mm dengan variasi pelindung flux elektroda berupa sealent sebesar 0,456935, sedangkan nilai laju korosi terendah adalah pelat tebal 10 dengan variasi pelindung flux elektroda berupa isolasi sebesar 0,212443. Sedangakn untuk perbedaan tebal pelat, Semakin tebal pelat semakin besar pula laju korosinya. Untuk pelat 10 mm, nilai laju korosi untuk pelindung flux berupa isolasi sebesar 0,212443 mmpy, untuk lilin sebesar 0,273485 mmpy dan untuk sealent sebesar 0,281885 mmpy. Sedangkan untuk pengelasan untuk pelat 12 mm, nilai laju korosi untuk pelindung flux berupa isolasi sebesar 0,32037 mmpy, untuk lilin sebesar 0,33089 mmpy dan untuk sealent sebesar 0,456935 mmpy. Nilai laju korosi tertinggi adalah pelat tebal 12 mm dengan variasi pelindung flux elektroda berupa sealent sedangkan nilai laju korosi terendah adalah pelat tebal 10 dengan variasi pelindung flux elektroda berupa isolasi
Study Penggunaan Bambu Sebagai Material Alternative Pembuatan Kapal Kayu Dengan Metode Wooden Ship Planking System
Kapal kayu merupakan sarana transportasi tradisional yang hingga saat ini masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik itu untuk sarana transportasi, niaga maupun sarana rekreasi. Dalam proses produksinya, kapal kayu banyak sekali menggunakan kayu berjenis kayu jati. Namun, seiring berjalannya waktu kayu jati kini mulai mengalami kelangkaan serta harganya yang merangkak naik mencapai Rp 24.000.000,00 per meter kubik nya. Tugas akhir ini bertujuan untuk menjadikan bambu sebagai material alternative pembuatan kapal kayu. Hal yang dilakukan pertama kali dalam melakukan penelitian ini adalah dengan mencari nilai mechanical properties dari masing-masing jenis variasi arah serat laminasi bambu. Jenis pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik dan tekan. Setelah diperoleh nilai mechanical properties untuk masing-masing jenis variasi arah serat dan dilakukan analisa secara teknis dan ekonomis maka diperoleh kesimpuan sebagai berikut. Bambu dapat digunakan sebagai material alternative pembuatan kapal kayu dan arah serat laminasi yang palong ekonomis untuk digunakan sebagai material pembuatan kulit lambung kapal katu adalah variasi 3 dengan specifikasi ketebalan kulit lambung 5 cm dan biaya produksi sebesar Rp 43.000.000,00
- β¦