18 research outputs found
Pemberdayaan Kelompok Tani Janggelan Melalui Edukasi Dan Fasilitasi Teknologi Tepat Guna Rumah Pengering
?é?á Komoditas janggelan saat ini kian menjanjikan keuntungan, karena permintaan komoditas ?é?ájanggelan ?é?áterus ?é?ámeningkat ?é?ádari ?é?áwaktu ?é?áke?é?á waktu. ?é?áDaun ?é?ájanggelan ?é?ábiasanya digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi cincau hitam, selain itu dapat digunakan untuk ?é?átanaman?é?á obat ?é?ádan ?é?ábahan ?é?áuntuk ?é?ákosmetik. ?é?áTanaman?é?á janggelan ?é?ásebagai ?é?ásalah?é?á satu tanaman andalan bagi?é?á kelompok?é?á tani,?é?á selama ini?é?á belum?é?á dikembangkan ?é?ápotensinya ?é?ásecara optimal. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk:?é?á (1) meningkatkan kualitas produksi daun menjadi?é?á ?é?ákualitas?é?á ?é?ásuper;?é?á ?é?á(2)?é?á ?é?ámengatasi?é?á ?é?ámasalah?é?á ?é?ápengeringan?é?á ?é?ápada?é?á ?é?ámusim?é?á ?é?áhujan;?é?á?é?á (3) memperbaiki masalah kemasan; (4) meningkatkan manajemen kelompok. Metode yang digunakan?é?á adalah edukasi?é?á dan?é?á fasilitasi.?é?á Edukasi?é?á dilakukan?é?á dengan?é?á cara:?é?á (1) memberikan penyuluhan kepada kelompok tani cara budidaya janggelan yang baik sehingga kualitas daunnya meningkat; (2) introduksi alat pengering tepat guna dan alat pengemas; (3) pendampingan?é?á ?é?áuntuk?é?á ?é?ápelatihan?é?á?é?á penggunaan?é?á ?é?áalat,?é?á ?é?ápelatihan?é?á ?é?ákewirausahaan,?é?á ?é?ádinamika kelompok, administrasi kelompok, motivasi kelompok, manajemen pemasaran. Fasilitasi dengan cara memberikan alat tepat guna yang diperlukan oleh kelompok diperlukan agar produktivitasnya meningkat. ?é?
Pemberdayaan untuk Meningkatkan Kinerja Penyuluh Pertanian di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah
Penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui tingkat kinerja (performance) penyuluh pertanian, menganalisis pengaruh faktor individu penyuluh, faktor psikologi penyuluh, faktor organisasi penyuluh dan faktor lingkungan kerja penyuluh terhadap kinerja penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas pokoknya dan menemukan model pemberdayaan untuk meningkatkan kinerja penyuluh pertanian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja penyuluh pertanian rata-rata termasuk dalam kriteria tinggi yaitu sebesar 77,73 persen sedangkan uji hipotesa diperoleh nilai thitung sebesar 1355 dan ttabel 2,01 sehingga (thitung > ttabel) yang di artikan bahwa secara bersama-sama faktor individu penyuluh, psikologi penyuluh, organisasi penyuluh dan lingkungan kerja penyuluh berpengaruh terhadap kinerja penyuluh pertanian. Faktor-faktor yang berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat kinerja penyuluh yaitu: Faktor individu (pengalaman penyuluh), faktor psikologi (persepsi penyuluh pertanian terhadap profesi penyuluh pertanian, sikap dan motivasi penyuluh pertanian), faktor organisasi (imbalan penyuluh pertanian) dan faktor lingkungan kerja (jumlah petani binaan dan interaksi penyuluh dengan petani binaan) sedangkan yang berpengaruh negatif signifiikan yaitu luas wilayah penyuluh pertanian. Penelitian ini menemukan model pemberdayaan untuk meningkatkan kinerja penyuluh yaitu dengan memperhatikan faktor individu penyuluh, psikologi, organisasi dan juga faktor lingkungan kerja penyuluh pertanian
Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani pada USAha Batik Tulis: Upaya Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian
Kelompok Batik (tulis)“Mutiara 1" dan “Mutiara 2" adalah adalah kelompok USAha batik tulis yang masing-masing beranggotakan 10 orang wanita tani yang baru bebas dari buta huruf (tindak lanjut dari program pasca keaksaraan fungsional/buta huruf). Kelompok ini berlokasi di Desa Wonolopo Kecamatan Tirtomoyo sudah terbentuk mulai Tahun 2011. Usaha batik tulis yang dikelola selama ini belum dikembangkan potensinya sebagai produk sandang yang kompetetitif dan bernilai ekonomis dengan mengikuti kaidah Good Manufacturing Practices (GMP\u27s), seperti penggunaan berbagai alat teknologi tepat guna untuk membatiksehingga selama ini kelompok hanya menjual dalam bentuk batik mentah dengan harga yang relatif murah yaitu berkisar antara Rp 75.000,- sampai Rp 80.000,-, sementara harga batik yang sudah di finishing seharga Rp 250.000 sampai Rp 300.000,-. Perlu pendampingan kelompok tersebut agar pendapatan meningkat. Kegiatan pendampinganyang telah dilakukan adalah pelatihan finishing batik tulis, introduksi alat finishing batik, pameran (expo), dan pendampingan yang dilakukan dengan beberapa teknik pendekatan
The Effect of Peer Group Social Capital on Smoking Behavior among Adolescents in Kulon Progo, Yogyakarta
Background: Almost 5.4 million people die annually from smoking. It is estimated that in 2030, deaths from smoking will reach 8 million per year, 80% of which will correspond to developing countries. Smokers have about 20-25 years less life expectancy. Smoking is associated with various diseases such as heart and respiratory diseases, stroke and cancer. This study aimed to determine the effect of peer group social capital on smoking behavior among adolescents in Kulon Progo, Yogyakarta.
Subjects and Method: This was a case control study conducted in Kulon Progo, Yogyakarta, from April to June 2018. A total of 400 adolescents consisting of 200 smokers and 200 non smokers were selected for this study. The dependent variable was smoking behavior. The independent variables were intention, subjective norm, and peer group social capital. The data were collected by questionnaire and analyzed by a path analysis.
Results: The decision not to smoke was associated with strong intention (b= 1.74; 95% CI= 2.29 to 1.18; p<0.001), favorable subjective norm (b= 1.58; 95% CI = 0.99 to 2.18; p<0.001), favorable peer group social capital (b= 2.88; 95% CI= 1.50 to 4.46; p= 0.038).
Conclusion: The decision not to smoke is associated with intention, subjective norm, and peer group social capital.
Keywords: smoke, intention, subjective norm, social capital, peer group
Applications Database Xyz on Campus Library Using Microsoft Visual Basic 6.0 and Microsoft Access 2007
It describes the application of scientific writing Visual Basic language into the work activities of the ministry, which is very influential on all their activities which include searching for data processing member data, book data search, data inspection of books borrowed from the library. This application is made data processing member, the data book on Campus XYZ. Processing of this data can be stored so it can be used as checking if there are any errors.In order to produce a better view, then this program is made by using the programming language Microsoft Visual Basic 6.0. Also in this study also explained about the making of the application programs and their application in the computer
Kemandirian Wanita Tani dalam Usaha Industri Pangan di Solo Raya Jawa Tengah
Kemandirian wanita tani dalam USAha industri pangan membutuhkan social support dari pihak lain dan motivasi dari wanita tani. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan sosial support, motivasi, dan kemandirian, (2) menganalisis pengaruh variabel dukungan sosial maupun motivasi terhadap kemandirian wanita tani dalam USAha industri pengolahan pangan. Studi dilakukan di wilayah Solo Raya, Jawa Tengah. Pada penelitian ini digunakan metode kuantitatif, dengan teknik survey. Sampel diambil sebanyak 210 responden dengan teknik sampling acak bertahap. Data dianalisis secara deskriptif, dan diuji pengaruhnya dengan model persamaan struktural (SEM). Berdasarkan hasil analisis dapat dijelaskan bahwa sebanyak 52,4% dukungan dari berbagai pihak seperti keluarga, teman, pemimpin, petugas pemberdayaan, dan instansi lain termasuk kategori sedang. Motivasi wanita tani 100% berada pada kategori tinggi, dan kemandirian wanita tani untuk melakukan USAha industri pangan 59,5% termasuk kategori tinggi. Sosial support dan motivasi secara simultan memiliki nilai determinant (R²) = 0,05. Kecilnya kontribusi sosial support dan motivasi terhadap kemandirian wanita tani dalam menjalankan USAha industri pangan, disebabkan karena bentuk dukungan sosial yang diberikan selama ini kurang tepat, sehingga kurang berdampak pada peningkatan motivasi dan kemandirian wanita tani dalam USAha indutri pangan. Dukungan sosial dan motivasi secara langsung berpengaruh significan terhadap kemandirian. Dukungan sosial secara tidak langsung memiliki pengaruh lebih besar pada kemandirian wanita tani jika dimediasi oleh motivasi
PERCEPTION AND DETERMINANTS OF VASECTOMY ACCEPTANCE AMONG COUPLES OF CHILDBEARING AGE IN MOJOKERTO, EAST JAVA
Background: Indonesia is a country with the fourth largest population in the world. Its population growth rate is 1.49% per year. Acceptors of the family planning program among women of childbearing age is 60%. However, male participants in using contraceptive, especially vasectomy, is low. Lack of knowledge and information on vasectomy may have caused fear, anxiety, and false perception. This study aimed to investigate the perception and determinants of vasectomy acceptance among couples of childbearing age in Mojokerto, East Java.
Subjects and Method: This was a qualitative study using grounded theory approach. A sample of 10 informants was selected for this study consisting of couples of childbearing age who were vasectomy acceptors and community members. Data were collected by in-dept interview and analyzed by Colaizzi method.
Results: Reasons for vasectomy acceptance included social responsibility, pity feeling for wife, and concern on future child welfare. There were no notable changes in physical appearance among the vasectomy acceptors. Sexual potency after vasectomy surgery did not weaken. However, social perceptions on vasectomy varied. Most community members believed that having children was an important issue and yet having prosperous family was equally important.
Conclusion: Vasectomy acceptors do not experience changes in physical appearance. Sexual potency and sexual life are not affected by vasectomy. The main reason for vasectomy is responsibility for future family welfare.
Keywords: vasectomy, acceptance, perception, determinant, couple of childbearing, communit
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Menerapkan Metode Diskusi Tipe Buzz Group pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV Siswa Sekolah Dasar
Berdasarkan pengamatan peneliti telah terjadi masalah hasil belajar di kelas IVA SDN SIDOTOPO VIII/55. Hal ini teridentifikasi dari rendahnya nilai dalam mata pelajaran IPS siswa. Ternyata faktor utama dari kondisi ini adalah metode pembelajaran guru yang monoton. Sehingga rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group di kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya? (2) Bagaimana aktivitas siswa kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya ketika pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group dilaksanakan oleh guru? (3) Bagaimana hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya pada pembelajaran IPS materi koperasi setelah penerapan metode diskusi buzz group? (4) Bagaimana kendala - kendala yang dihadapi ketika pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group di kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya?. Tujuan penelitian inipun dirumuskan sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan aktivitas guru dalam pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group di kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya. (2) Mendeskripsikan aktivitas siswa kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya ketika pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group dilaksanakan oleh guru. (3) Mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya pada pembelajaran IPS materi koperasi setelah penerapan metode diskusi buzz group. (4) Mendeskripsikan kendala - kendala yang dihadapi ketika pembelajaran IPS materi koperasi dengan metode pembelajaran diskusi buzz group di kelas IV SDN Sidotopo VIII Surabaya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif yakni penelitian tindakan kelas dengan teknik analisis data secara kualitatif juga. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus.Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode diskusi tipe buzz group dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini diindikasikan dari ketuntasan siswa pada siklus I sebesar 55% kemudian meningkat pada siklus II yakni sebesar 87,5 %. Dan dilengkapi dalam siklus III yakni 92,5