27 research outputs found

    REDISTRIBUSI TANAH LAHAN SAWAH DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT HUKUM

    Get PDF
    Redistribusi tanah lahan pertanian atau tanah sawah yang dilakukan oleh pemerintah adalah bagian dari program landreform yang dilakukan dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat petani. Redistribusi bertujuan agar petani yang tidak memiliki tanah maupun petani yang memiliki sedikit tanah dapat sejahtera dengan mendapatkan redistribusi tanah dari pemerintah. Segala Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk tujuan kesejahteraan masyarakat menggunakan tataran norma teratas dalam pembentukan sebuah kebijakan yaitu filsafat. Tataran filsafat bersumber dari aliran-aliran filsafat hukum oleh para filsuf. Pemikiran tersebutlah yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini, dimana dengan metode penelitian yuridis normatif, peneliti mencoba mengkaji tentang redistribusi tanah pertanian dalam tataran filsafat hukum. Sehingga penelitian ini diberi judul “ Redistribusi Tanah Lahan Sawah Dalam Perspektif Filsafat Hukum “. Peneliti berharap mendapatkan jawaban bagaiman filsafat mempengaruhi kebijakan redistribusi terhadap tanah sawah. Serta, dari hasil penelitian kebijakan redistribusi tanah sawah menggunakan kajian filsafat dari aliran hukum alam sebagai batu pijakan pembuatan kebijakan. Karena dalam aliran hukum alam memandang hukum Tuhan adalah tataran hukum tertinggi, sehingga rasio manusia akan mengedepankan kesejahteraan masyarakat dan tanah adalah ciptaan tuhan untuk itu penguasaanya harus berdasarkan keadilan. &nbsp

    Gambaran Histologi Hati Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberikan Ekstrak Bunga Kecubung (Datura metel L.) Sebagai Anestesi

    Get PDF
    Ekstrak bunga kecubung mengandung beberapa bahan aktif seperti triterpenoid, steroid, flavonoid, fenolat, tanin, saponin dan alkaloid. Alkaloid pada tumbuhan kecubung terdiri dari antropin, hiosiamin, dan skopolamin yang berpotensi sebagai anestesi. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran histologi hati tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberikan ekstrak bunga kecubung (Datura metel L.) sebagai anestesi. Penelitian ini menggunakan tikus putih jantan Sprague dawley umur 6-8 minggu dengan berat 150-200 gram. Hewan coba dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu P0, P1, P2, P3, dan P4 dengan tiap perlakuan 5 ekor ulangan. Aklimatisasi dilakukan terhadap semua hewan coba selama 1 minggu dengan pemberian pakan pelet dan air minum secara adlibitum. Hewan coba dalam perlakuan P0 diberikan ketamin HCl dosis 80 mg/kg BB secara intramuskular, P1, P2, P3, dan P4 diberikan ekstrak bunga kecubung masing-masing 100, 300, 500 dan 700 mg/kgBB secara oral. Semua hewan coba dinekropsi 24 jam setelah diberikan perlakuan dan hati diambil untuk dibuat preparat histopatologi dengan pewarnaan Hematoxylin-Eosin. Preparat diamati lima lapang pandang menggunakan mikroskop binokuler dengan perbesaran 400x berdasarkan adanya perubahan degenerasi, nekrosis, kongesti dan infiltrasi sel radang. Data pemeriksaan sediaan histopatologi dianalisis menggunakan uji statistik non parametrik Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan adanya degenerasi, nekrosis, kongesti dan infiltrasi sel radang pada semua kelompok perlakuan. Berdasarkan analisis data, variasi pemberian dosis ekstrak bunga kecubung tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap histologi hati tikus putih

    Profil Hematologi Tikus Putih (Rattus norvegicus) yang Diberi Salep Simplisia Daun Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Setelah Dipapar Sinar Ultraviolet

    Get PDF
    Sinar ultraviolet (UV) dapat merusak kulit dan mempengaruhi darah sehingga dibutuhkan antioksidan yang terkandung dalam daun kembang sepatu. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh antioksidan pada salep simplisia daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) terhadap profil hematologi tikus putih (Rattus norvegicus) setelah paparan UV. Rancangan penelitian menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) dengan sampel 30 ekor tikus putih galur wistar berjenis kelamin betina (100-150 gram) dibagi menjadi 6 perlakuan yang setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus, yaitu (P0) sampel kontrol negatif tanpa diberi salep dan paparan UV, (P1) sampel kontrol positif tanpa diberi salep dan hanya dipapar UV, dan (P2, P3, P4, dan P5) sampel dengan pemberian salep simplisia daun kembang sepatu masing-masing dengan konsentrasi 10%, 20%, 30%, dan 40% secara topikal pada punggung yang sudah dicukur terlebih dahulu seluas 16 cm2 , kemudian dipapar UV. Spesimen darah diambil satu hari setelah perlakuan melalui vena orbitalis, selanjutnya dilakukan uji hematologi lengkap untuk mengetahui jumlah eritrosit (RBC), nilai hematokrit (HCT), kadar hemoglobin (Hb), dan jumlah leukosit (WBC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian salep simplisia daun kembang sepatu dapat mempertahankan jumlah RBC, nilai HCT, kadar Hb, dan jumlah WBC pada tikus kelompok perlakuan (P2, P3, P4, dan P5) dengan konsentrasi simplisia daun kembang sepatu (10%, 20%, 30%, dan 40%) menunjukkan hasil yang tidak berbeda signifikan (P>0,05) terhadap tikus perlakuan kontrol negatif (P0). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan, pemberian salep simplisia daun kembang sepatu pada tikus putih setelah dipapar UV dapat mempertahankan jumlah RBC, nilai HCT, kadar Hb, dan jumlah WBC

    PCS-7 Lead Detection in Blood and Liver of Cattle sold in the Traditional Market of Denpasar City

    Get PDF
    Lead contamination in many foods is reported to endanger consumers' health. Beef as one of the food of animal origin can be contaminated by lead mainly due to the maintenance of cattle in contaminated areas. Balinese cattle that are kept in urban landfills are reported to be contaminated with high levels of lead in the blood and in other tissues with lower levels [4]. The threat of human health from eating foods that contain leads can cause anemia because leads can substitute iron in hemoglobin [2]. Lead poisoning can also cause malfunction of various organs such as liver, kidney [1], lungs, spleen [7] and brain [9] in the form of cognitive impairment [5]. The high threat due to contamination of leads to health, then the meat health check should also be made on the presence of leads. One of the inspection efforts on the presence of lead contamination in beef, then the place of sale in the traditional market is a good location for sampling examination

    EXTRACT ASHITABA (Angelica keiskei) IMPROVING THE IMMUNE RESPONSE IL-2Balb/C MICE VACCINATED WITH RABIES VACCINE

    Get PDF
    Ashitaba plant (Angelica keiskei) is native to Japan that has been developed in Indonesia, has many benefits,as a vegetable and as imonomudulator.This study aims to determine the ethanol extract effect of Ashitaba leaves (Angelica keiskei) to increase immune response IL-2, Balb/C mice were vaccinated with rabies vaccine. Treatment consisted of six points are without Ashitaba (control), giving a dose of 100 Ashitaba; 200; 300; 400, and 500 mg / kg orally for 21 days. Each treatment was repeated four times, so there are 24 units for researching. On the 28th day, do the vaccination with rabies vaccine to all groups of mice. On 49thday, the spleen was taken for viewing cultured lymphocytes producing cells. Variables observed are the levels of IL-2 levels of the lymphocyte.The results showed that the extract of Ashitaba can increase levels of IL-2 were significantly (P <0.05). Respectively, the average levels of interleukin-2 after treatment Ashitaba extract dose 0; 100; 200; 300; 400, and 500 mg/kg are 1,700; 3.919; 5.218; 8.875; 15.563. The conclusion,Ashitaba ethanol extract can improve the immune response of IL-2 and IFN-γ mice vaccinated with rabies vaccine

    Aplikasi Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk Penentuan Strategi Pengembangan Subak

    Get PDF
    Subak is a customary law community that has the characteristics of socio­religious­agriculture, which represents far­ mers’ associations that manage an irrigation system in paddy fields. One characteristics of the subak system is of the Tri Hita Karana (THK) concept based community management system. Recently, due to development of tourism sector, some problems occur i.e. : (i) decreasing agricultural land area, (ii) declining youth’s interest in farming system caused by the prospect of an employment opportunities in tourism sector is more promising than a farmer, and (iii) others inter­ est contained to water beyond agriculture sector.The purpose of this study were to identified the strengths, weaknesses,  opportunities , and challenges faced by subak; find some alternative strategy to subak development solution; and find a solution strategy as an effort to support the development and sustainability of subak.In this research, the determination of an appropriate alternative strategy is done step by step. First, made a SWOT matrix, then based on the SWOT matrix, composed some of alternative strategies, and later is selection of alternative solution strategies that are considered most appropriate, are conducted using Analytical Hierarchy Process (AHP). In this study, AHP resolved by Criterium Decision Plus program version 3.0.The assessment using the AHP results that subak development as agroecotourism zone is the alternative strategy with higher value (0.471) compare to either massal tourism zone (0.157) or agricultural field zone (0.372). Through the de­velopment of subak as an agroecotourism zone, this alternative can support the sustainability of subak system amongBali tourism development, which is a synergy between tourism and agriculture.ABSTRAKSubak merupakan suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio­agraris­religius, yang merupakan perkumpulan petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah. Satu keistimewaan dari sistem subak adalah bahwa pengelolaan subak berazaskan pada konsep Tri Hita Karana (THK). Namun seiring dengan berkembangnya pariwisata, terjadi fenomena antara lain : (i) berkurangnya lahan sawah akibat alih fungsi lahan; (ii) minat generasi muda menjadi petani semakin menurun karena prospek kesempatan kerja di bidang pariwisata lebih menjanjikan daripada menjadi petani, dan (iii) terdapat kepentingan lain terhadap air di luar sektor pertanian.Tujuan penelitian ini adalah : mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang dihadapi subak; me­ netapkan beberapa alternatif strategi untuk solusi pengembangan subak; dan menetapkan strategi solusi terpilih untuk pengembangan dan keberlanjutan sistem subak ditengah pesatnya perkembangan pariwisata Bali.Pada penelitian ini, penentuan alternatif strategi yang sesuai dilakukan secara bertahap. Tahap pertama dengan cara membuat Matriks SWOT. Tahap berikutnya, berdasarkan Matriks SWOT tersebut, disusun berbagai alternatif strategi. Selanjutnya, pemilihan  alternatif strategi solusi yang dianggap paling sesuai, dilakukan menggunakan Analitical Hi­ erarchy Process (AHP) yang diselesaikan dengan program Criterium Decision Plus Versi 3.0.Penilaian menggunakan AHP diperoleh hasil bahwa pengembangan subak sebagai daerah agroekowisata merupakan pilihan alternatif strategi yang mempunyai nilai (value) paling besar (0,471) dibandingkan dengan alternatif pengem­ bangan sebagai daerah wisata massal (0,157) maupun sebagai daerah pertanian (0,372). Dengan pengembangan subak sebagai daerah agroekowisata diharapkan dapat mendukung keberlanjutan sistem subak ditengah perkembangan pari­ wisata Bali, yang merupakan sinergi antara pariwisata dan pertanian

    SMALL INTESTINAL MORPHOLOGY CROSS YORKSHIRE LANDRACE PIGS BY MULTIPLE STRAINS PROBIOTICS

    Get PDF
    This study aimed to evaluate the effectiveness of multiple strains probiotics to determine the morphology small intestine (duodenum, jejunum,ileum). This study carried out for 60 days using cross Yorkshire Landrace pig starter phase and a completely randomized design with 4 treatments amounted 24 pigs. P 0 feed without treatment, P 1 feed with 0.1%/kg multiple strains probiotics, P 2 feed with 0.2%/kg multiple strains probiotics, P 3 feed with 0.3%/kg multiple strains probiotics. Variables measured were villous height, and crypt depth. This study has shown the addition of 0.2% multiple strains probiotic significantly (P < 0.05) improvement improvement villous height, and crypth depth of intestine. Of the result of this study can be concluded that the treatment of multiple strains probiotics effective improvement cross Yorkshire Landrace growth performance

    Studi Patologi Kejadian Cysticercosis pada Tikus Putih

    Get PDF
    Rats are commonly used as animal model in pathological and reproduction research, butunfortunately they are often infected with cysticercosis. The objective of this research was to determinethe pathological changes the of the rats (Rattus novergicus) tissues affected with cysticercus. Thisresearch using 24 of female rats. They were adapted to a new environment for a week and the feeding andwater were provided ad libitum. At the end of adaptation period rats were necropsied and the visceralorgans were examined for pathological changes especially the present of cysticercosis. The liver and kidneyof each rat were soaked in 10% phosphate buffered formalin. Following dehydration process, tissue wereembedded in paraplast, cut at 5 micron and stained with Harris hematoxylin eosin (HE). The resultshowed that 8 of 24 rats were affected by cysticercosis on the liver. The histopathological changes werenecrotic lesions and eosinophylic cells infiltration around the cysticercosis lesion. The results showed that8 of 23 rats were affected by cysticercosis. The presence of necrosis and cells inflammation could interferethe results of the study when such a rats are used. It is therefore necessary to screen rats for cysticercosis

    EVALUASI INSEKTISIDA DELTAMETRIN 0,6% EC TERHADAP RHIPICEPHALUS SANGUINEUS

    No full text
    Parasit Rhipicephalus sanguineus (Acarina : Ixodidae) menyerang hewan peliharaan/ternak khususnya anjing, kambing dan babi. Penggunaan insektisida untuk mengendalikan parasit ini informasinya belum begitu banyak. Suatu percobaan untuk mengevaluasi insektisidaDeltametrin 0,6% EC terhadap Rhipicephalus sanguineus telah dilakukan di laboratorium pada bulan Mei , Juni, Juli 2007 di Denpasar. Hasilnya menunjukkan bahwa Deltametrin 0,6% Ec sangat baik untuk mengontrol Rhipicephalus sanguineus. Untuk pemakaian pada manusia perlu diteliti lebih lanjut. ABSTRACT Parasite Rhipicephalus sanguineus (Acarina : Ixodidae) attack pets / livestock particulary dog, goat and pig. The information for the use of unsectiside to control by this parasite is scanly. An experimental study was caried out to evaluase the use of insentiside Deltamintri 0,6 % to control ofRhipicephalus sanguineus the study was condacted on May, June, July 2007 in Denpasar. The results of the study showed that Deltamentrin 0,6 % Ec is usefull to contrroly Rhipicephalus sanguineus shown LC50 happened to dosis 2,35 ppm and LC 95 happened to dosis 12 ppm. For usage on human being required to be more research
    corecore