69 research outputs found

    Pengaruh Penggunaan Silica fume Terhadap Sifat Mekanis Beton Mutu Tinggi High Volume Fly Ash (HVFA)

    Get PDF
    High Volume Fly Ash (HVFA) merupakan inovasi beton dengan menggunakan Fly ash dengan volume tinggi minimal 50% sebagai pengganti semen. Beton HVFA mempunyai perkembangan kuat tekan yang lambat namun penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa penambahan silica fume dapat mempercepat pengerasan pada beton. Makalah ini membahas hasil studi eksperimental pengaruh penambahan silica fume sebanyak 10% terhadap sifat mekanis beton High Strength - High Volume Fly Ash yang ditinjau dari perkembangan nilai kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Selain pengujian perkembanagan kuat tekan dilakukan pengujian durabilitas beton berupa pengujian absorbsi dan pengujian penetrasi ion klorida pada umur 28 hari. Kuat tekan diuji menggunakan benda uji silinder berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, sedangkan dalam pengujian absorbsi dan penetrasi ion klorida menggunakan benda uji dengan ukuran diameter 10 cm dan tinggi 5 cm. Pengujian perkembangan kuat tekan beton menunjukkan, beton HVFA dan beton HVFA-HS memiliki perkembangan kuat tekan yang lebih lambat dibandingkan perkembangan kuat tekan beton normal pada umur 7 dan 14 hari, namun memiliki kuat tekan yang lebih tinggi pada umur 28 hari. Selanjutnya hasil uji absorbsi memiliki hasil yang sejalan dengan hasil uji penetrasi ion klorida, dimana pemakaian silica fume pada beton HVFA menhhasilkan nilai absorbsi terendah dan menghasilkan tingkat penetrasi ion klorida terendah jika dibandingkan dengan beton HVFA dan beton normal

    PERILAKU LENTUR PADA BALOK BETON SERAT BESI BERLUBANG MENERUS DI DAERAH TARIK

    Get PDF
    Concrete beams that receive a positive bending force, at the top will experience a compressive force while at the bottom receive a tensile force. The theory that reinforced concrete is a structural system where the steel or reinforcement in the concrete functions to withstand tension, then the concrete below the neutral line does not receive a compressive force but transmits a tensile force to the reinforcement. This study analyzes and reduces the area in the tensile area by continuously installing 2 inch diameter PVC pipes and adding fiber to the concrete. This reduction in area is expected to reduce weight and material savings without reducing its strength. This research was carried out with a sample of 28 days old concrete blocks with quality f'c = 21.04 MPa with dimensions of 12 cm x 18 cm x 250 cm, with 4Ø10 mm reinforcement with quality fy = 450 MPa. Concrete beams are made in 3 variations in the form of solid beams, hollow beams without fiber, hollow beams with fiber. Each variation has 2 samples. From the test results, all beams experienced flexural cracks which were characterized by cracks perpendicular to the beam axis and flexural strength behavior which the difference was not significant. From the three variations of this beam, it shows that the results of the hollow beam with the addition of fiber have a greater first crack load. The addition of fiber is able to slow down the cracks that occur and contribute to withstand tensile stresses so that the beam still has strength to bear the load even though cracks have occurred. Based on the calculation simulation, in order to equalize the strength of the hollow beam with fiber, the dimensions of the solid beam need to be enlarged so that the solid beam becomes more expensive. This shows that hollow beams with fiber are more economical than solid beams

    Efisiensi Kebutuhan Material Pada Perencanaan Portal Tahan Gempa Wilayah 4 Dengan Efisiensi Elemen Struktur Balok Dan Kolom (Studi Komparasi Tugas Akhir M. Ikwan Ma’arif)

    Get PDF
    Tujuan perencanaan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar efisiensi kebutuhan material (beton dan baja tulangan) dan seberapa besar efisiensi jumlah biaya pada struktur portal gedung tiga lantai di wilayah gempa 4 setelah dilakukan efisiensi. Perencanaan portal ini menggunakan faktor reduksi gempa R = 4,8 dan faktor daktilitas μ = 3,0. Perhitungan perencanaan ini dibantu dengan menggunakan program SAP 2000 v.14 nonlinear, Microsoft Excel 2007, dan AutoCad 2007. Hasil dari perencanaan awal yang ada diperoleh jumlah kebutuhan material volume beton = 30,00 m³ dan berat baja tulangan = 6381 kg. Dari perencanaan awal yang sudah ada dilakukan perhitungan analisis efisiensi dengan 2 skema, yang pertama yaitu skema 1 dilakukan efisiensi dimensi balok sebesar 10% dari perencanaan awal, serta dilakukan efisiensi pada kolom dengan memperkecil dimensi kolom sebesar 1 cm dari perencanaan awal, dengan hasil kebutuhan material volume beton = 28,952 m³ dan berat baja tulangan = 6544 kg. Yang kedua yaitu skema 2 dilakukan efisiensi dimensi balok sebesar 5% dari perencanaan awal, serta dilakukan efisiensi pada kolom dengan memperkecil dimensi kolom sebesar 1 cm dari perencanaan awal, dengan hasil kebutuhan material volume beton = 29,18 m³ dan berat baja tulangan = 6231 kg. Jumlah biaya pada perencanaan awal, dan perhitungan jumlah biaya setelah dilakukan analisis efisiensi yaitu pada perencanaan akhir (skema 1) dan perencanaan akhir (skema 2) yang mendapatkan hasil biaya material (beton dan baja tulangan) perencanaan awal = Rp. 95.691.000,00, perencanaan akhir (skema 1) = Rp. 96.234.000,00, perencanaan akhir (skema 2) = Rp. 93.344.000,00. Dari hasil tersebut maka perencanaan akhir (skema 2) mendapatkan hasil yang lebih efisien dibandingkan perencanaan akhir (skema 1), dan efisiensi biaya perencanaan akhir (skema 2) terhadap perencanaan awal = Rp. 2.347.000,00, atau sebesar 2,45%

    Pengaruh Variasi Campuran Serbuk Aluminium Dalam Pembuatan Bata Beton Ringan Dengan Bahan Tambah Serbuk Gipsum

    Get PDF
    Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan dari pada beton pada umumnya. Berdasarkan ketentuan berat isi maksimum beton ringan adalah 1.800 kg/m³ sedangkan berat beton biasa mempunyai berat sebesar ± 2.400 kg/m3. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh beton ringan dengan campuran serbuk aluminium dan bahan tambah serbuk gipsum. Rancangan campuran bata beton terbuat dari serbuk variasi aluminium sebesar 0%; 0,3%; 0,5% dan 0,7% dari berat semen, dan perbandingan 1 kg semen : 6 kg pasir. Benda uji terbentuk dari silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan pengujian dilakukan benda uji berumur 28 hari. Pengujian meliputi, berat jenis beton, kuat tekan dan serapan air. Dengan menggunakan metode suatu percobaan guna mendapatkan suatu hasil yang menegaskan dan menjelaskan hubungan antara variable-variabel yang diselidiki. Hasil dari pengujian adalah nilai Berat jenis terkecil 1.946 kg/cm³ dan nilai berat jenis terbesar 2.069 kg/m³. Nilai Kuat tekan terkecil 13,599 MPa dan nilai kuat tekan terbesar 15,286 MPa. Nilai Serapan air terkecil 2.918 kg/cm³ dan nilai serapan air terbesar 4.403 kg/cm³. Hasil tersebut menunjukan bahwa belum mampu menghasilkan beton ringan dengan penambahan serbuk alumunium terbanyak yaitu sebesar 0,7%. Serbuk alumunium mampu mengurangi berat jenis dalam pembuatan beton ringan sebesar 1,23%. Akan tetapi belum mencapai spesifikasi beton ringan yaitu 1.800 kg/m³. Serbuk aluminium tidak mampu berdiri sendiri sebagai bahan pengembang beton ringan sehingga perlu ditambah zat additive agar beton ringan bisa mengembang mencapai spesifikasi. Serbuk aluminium sifatnya beraerasi bukan mengembangkan beton. Karena adanya reaksi kimia antara serbuk aluminium dengan semen yang mengeluarkan gelembung udara aerasi dan beton cepat mengeras, sehingga dibutuhkan alat mesin pembuat beton ringan

    PERBANDINGAN TINGKAT KEHALUSAN FLY ASH TERHADAP DURABILITAS DAN SIFAT MEKANIS HIGH VOLUME FINE FLY ASH-SELF COMPACTING CONCRETE

    Get PDF
    Construction made from concrete, both conventional concrete and Self Compacting Concrete (SCC), which contact with seawater, often run into decreased durability due to the content of chemical compounds that are harmful for concrete, such as Magnesium Sulfate (MgSO4) and Chloride (Cl). One way to overcome this problem is to use fine fly ash in the concrete mixture. This article discusses the results of an experimental study on the use of fine fly ash in High Volume Fly Ash- Self Compacting Concrete on durability and mechanical properties. Fine fly ash used is processed using the fly ash filtering method with a water filter. The research method is a laboratory experiment by making concrete test objects. Durability tests include Volume of Permeable Voids (VPV) and Rapid Chloride Penetration Test (RCPT), while mechanical properties is concrete compressive strength. The research results showed that using fine fly ash compared to concrete without fly ash or concrete with raw fly ash positively impacted increasing compressive strength, reducing concrete voids, and good resistance to chloride attack at low penetration levels

    Perencanaan Gedung Hotel 4 Lantai + 1 Basement Dengan Prinsip Daktail Parsial Di Surakarta

    Get PDF
    Perencanaan struktur gedung harus direncanakan sesuai dengan standar pedoman perencanaan gedung yang telah ditetapkan. Agar faktor kekuatan dan keamanan gedung dapat tercapai dan tidak terjadi keruntuhan pada gedung yang direncanakan. Oleh sebab itu dilakukan perencanaan gedung hotel 4 lantai + 1 basement di daerah Surakarta ini dengan mengacu pada Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Gedung ini direncanakan dibangun di Surakarta (wilayah gempa 3) yang terdiri dari tanah keras dengan sistem daktail parsial dengan nilai faktor daktilitas (μ) = 3 dan faktor reduksi gempa (R) = 4,8. Perencanaan struktur gedung mencakup struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas mencakup perencanaan atap (kuda-kuda) dan beton bertulang ( plat lantai, tangga, balok dan kolom), sedangkan struktur bawah mencakup struktur pondasi. Dalam menganalisis struktur gedung digunakan program komputer “SAP 2000 v.14” agar dapat mempermudah dan mempercepat dalam perhitungan. Sedangkan penggambaran menggunakan program AutoCAD v.2007. Mutu beton dan mutu baja untuk beton bertulang adalah fc’ = 25 MPa, Tulangan utama fy = 400 MPa dan tulangan geser fy = 240 MPa. Sedangkan untuk kuda-kuda baja digunakan mutu baja Bj 41 dangan tegangan leleh = 250 MPa dan tegangan dasar 166,66 MPa. Pondasi menggunakan pondasi tiang pancang dengan kedalaman mencapai 35 meter

    Analisis Variasi Metode Perawatan Pada High Volume Fly Ash Concretemutu Tinggi Terhadap Sifat Mekanisnya

    Get PDF
    Concrete care is a process that aims to keep the concrete is not too rapid loss of water, keeping moisture or concrete. This research was conducted at high volume fly ash concrete with concrete quality planned f'c 45 MPa, using a mix design method of ACI, the value of the planned slump 10 ± 2 cm. Tests conducted in this study is the compressive strength, tensile strength sides and water uptake. Prior to testing, concrete treated by immersion for 28 days and 56 days, was treated in a manner flush and in closed sacks for 14 days. Results of testing the compressive strength of concrete at 28 days and 56 days with treatment soaked, high-volume fly ash concrete compressive strength value of 31.61 MPa 28 days and 58.32 MPa age of 56 days, higher than the normal concrete (without fly ash) is aged 28 days to 31.05 MPa and 50.20 MPa. At high volume fly ash concrete aged 28 days and 56 days with care watered compressive strength value of 20.85 MPa 28 days and 45.48 MPa age of 56 days, and in the care of closed sack compressive strength value of 25.57 MPa age 28 day and 47.28 MPa age of 56 days. Testing the tensile strength divided on concrete High Volume Fly Ash age of 56 days with treatment soaked ie 11.793 MPa higher than normal concrete (without fly ash) amounted to 10.889 MPa, benton High Volume Fly Ash curing flush amounted to 9.022 MPa, curing lid sacks 8.148 MPa. And of testing the water uptake in normal concrete (without fly ash) 2.833%, concrete HVFA of 2.790%, 3.575% flush with the care and treatment of closed sacks 3.135%. The compressive strength and tensile strength sides of high volume fly ash concrete soaked care is higher than in the treatment of flushing and closed sack. And the absorption of high volume fly ash concrete with deep soaking treatment at less than the watered treatments and closed the sac

    ANALISIS PENETRASI ION KLORIDA PADA BETON HIGH VOLUME FLY ASH MUTU TINGGI DENGAN VARIASI TINGKAT KEHALUSAN FLY ASH

    Get PDF
    Abstrak Beton mutu tinggi memerlukan material khusus tambahan salah satunya berupa fly ash dengan maksud meningkatkan kinerja beton. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kehalusan fly ash terhadap penetrasi ion klorida beton high volume fly ash mutu tinggi. Benda uji menggunakan kadar fly ash 50% sebagai substitusi semen dengan variasi kehalusan lolos ayakan mesh ukuran 200 dan 400. Pengujian meliputi perkembangan kuat tekan beton umur 28 dan 56 hari dan uji penetrasi ion klorida menggunakan metode Rapid Chloride Penetration Test (RCPT) umur 56 hari. Benda uji kuat tekan silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm sedangkan benda uji penetrasi ion klorida silinder diameter 10 cm, tinggi 5 cm. Hasil pengujian kuat tekan menunjukkan semakin halus fly ash maka menghasilkan kuat tekan yang setara dengan kuat tekan beton acuan dan semakin halus butiran fly ash maka ketahanan penetrasi ion klorida dapat mencapai level sangat rendah. Kata kunci: beton mutu tinggi, high volume fly ash, kuat tekan beton, rapid chloride penetration test.   Abstract High strenght concrete requires special materials such as fly ash to improve concrete properties. This study was intended to determine the effect of fly ash fineness on chloride ion penetration of high-volume fly ash concrete. The mix proportion employed fly ash content of 50% by cement weight as a cement substitution with variations in fineness i.e.: passing through mesh sizes of 200 and 400. The testing program consists of compressive strength development of concrete at the age of 28 and 56 days and chloride ion penetration test using Rapid Chloride Penetration Test (RCPT) method at the age of 56 days. The cylindrical compressive strength test specimen has a diameter of 15 cm, and a height of 30 cm, while the cylindrical concrete specimen with a diameter of 10 cm and height of 5 cm was used for chloride ion penetration test. The compressive strength test results show that the finer the fly ash the higher the compressive strength for all test ages. In addition, the finer the fly ash leads to the denser the concrete, as shown by very low chloride ion penetration resistance levels. Keywords: high strength concrete, high volume fly ash, compressive strength, rapid chloride penetration test
    corecore