88 research outputs found

    Identifikasi kandungan Squalene dari Minyak Nyamplung (calophyllum inophyllum)

    Get PDF
    Sebuah studi baru mencatat temuan yang mengkhawatirkan. Sekitar 100 juta ekor ikan hiu mati setiap tahunnya. Berbagai eksploitasi telah dilakukan untuk keperluan manusia, salah satunya dengan memperdagangkan minyak hati ikan hiu, yang disebut squalene. Squalene kini menjadi salah satu bahan mahal untuk pembuatan kosmetik dan pelembap, serta kerap dijual dalam bentuk pil sebagai suplemen dan mampu mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari indentifikasi kandungan squalene (senyawa non polar) dari minyak nyamplung (Calophyllum inophyllum). Identifikasi dilakukan melalui hasil ekstraksi multi stage 8 kali dilanjutkan dengan metode stirred batch-wise. Ekstraksi dilakukan sebagai alternatif saponifikasi. Metode stirred batch-wise dilakukan pada suhu -6°C sebanyak 5 batch dan dicampur menjadi satu sampel. Setelah sampel diuji dengan TLC dan GC-MS, komponen squalene dapat teridentifikasi dan ter-recovery 100% dengan kadar 1,71 %

    Pra-Desain Pabrik Minyak Goreng Dedak Padi dengan Metode Physical Refining

    Get PDF
    Minyak dedak padi merupakan salah satu minyak yang bukan berbahan dasar kelapa sawit yang berpotensi sebagai pengganti minyak kelapa sawit. Di Indonesia, minyak yang tidak dibuat dari kelapa sawit masih langka karena masih diimpor dari negara lain. Minyak dedak padi dihargai lebih tinggi daripada minyak paling umum seperti minyak kelapa sawit dan kelapa tetapi masih dengan harga yang wajar. Minyak harus memiliki kandungan asam lemak bebas yang rendah untuk dianggap sebagai minyak goreng. Minyak dedak padi berpotensi untuk menjadi pengganti minyak kelapa sawit karena dedak padi adalah sebuah produk sampingan dari proses penggilingan padi menjadi beras. Pada tahun 2020, 9.944.538 ton dedak padi diproduksi di Jawa Timur dan menunjukkan bahwa Indonesia sangat berpotensi untuk menghasilkan minyak dedak padi Proses produksi terdiri dari 3 proses utama yaitu pre-treatment, ekstraksi dan pemurnian. Pabrik tersebut akan dibangun di Lamongan, Jawa Timur karena kabupaten tersebut menghasilkan dedak padi yang paling banyak dan juga faktor-faktor lainnya. Pembangunan pabrik diperkirakan dimulai pada tahun 2026. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 11.000 ton/tahun dengan 24 jam operasi per hari dan 330 hari per tahun. Produk minyak dari pabrik ini mengandung 0,05% asam lemak bebas. Dari analisa ekonomi, dengan harga jual minyak dedak padi 2000 US/ton,deoiledricebran85U/ton, de-oiled rice bran 85 U/ton, sekam 50 US/tondandistilatasamlemakdedakpadi350US/ton dan distilat asam lemak dedak padi 350 US/ ton, Internal Rate of Return (IRR) untuk pabrik adalah 25,23% dengan tingkat bunga 7,95% dengan Harga Pokok Penjualan (HPP) sebesar Rp. 22.848.823,8/ton. Selain itu, Pay Out Time (POT) dihitung pada 4 tahun 6 bulan dengan Break Even Point (BEP) 33%. Oleh karena itu, pabrik ini dianggap menguntungkan

    Kinetics Study of Cellulose Nanocrystals Modification Using Rarasaponins by Elovich Equation

    Get PDF
    The modification of cellulose nanocrystals (CNCs) using rarasaponins (RSs) was carried out to enhancing the hydrophobicity of the CNCs. The RSs are a natural surfactant that has hydrophilic and hydrophobic sides. The linked RSs on the CNCs surface can be used to bond the hydrophobic drugs so that the modified CNCs can be applied as the hydrophobic drugs carrier in the medical field. The kinetics study was successfully carried out using the Elovich equation as the modeling equation. The Elovich equation fits the modification results well based on two parameters, i.e., the RSs/CNCs ratios and the times. The dispersion characteristics analysis was carried out to figure the enhancement of the hydrophobicity on the modified CNCs compared to the unmodified CNCs. According to the kinetics study and the dispersion characteristics analysis, the modification of CNCs using RSs could enhance CNCs utilization in the hydrophobic drug delivery syste

    Performance Analysis of Genetic Zone Routing Protocol Combined With Vertical Handover Algorithm for 3G-WiFi Offload

    Get PDF
    In the deployment scenario of multiple base stations there is usually a deficiency in the routing protocols for load balancing in the wireless network. In this study, we propose a routing algorithm that can be implemented inMobile Adhoc Networks (MANETs) as well as third-generation (3G)"“Wireless Fidelity (WiFi) offload networks. We combined the Genetic Zone Routing Protocol (GZRP) with the Vertical Handover (VHO) algorithm in a 3G"“WiFioffload network with multiple base stations. Simulationresults show thatthe proposed algorithm yields improvement in the received signal strength(which is increased up to 25 dBm), user throughput (which is approximately 1 Mbps-2.5 Mbps), and data rate (which is increased up to 2.5 Mbps)

    Solid-State Fermentation of Cassava Products for Degradation of Anti-Nutritional Value and Enrichment of Nutritional Value

    Get PDF
    The cassava plant is grown in tropical and subtropical countries, which represents, alongside with its by-products, an important source of food and feed. Hence, this plant has the capacity to promote the economic development of those countries and provide food security. However, cassava has some disadvantages due to the antinutrient compounds produced in its tissues. In addition, the cassava roots have a low protein content. Due to the economic and practical advantages, the solid-state fermentation (SSF) has been used as a cost-effective and efficient processing method to detoxify the cassava products and enrich them in nutrients. This chapter reviews the solid-state fermentation technique of cassava products for the production of valuable components for food and feed applications, microorganisms involved in this process, and key factors used to optimize the SSF process

    Minyak Goreng Dedak Padi dengan Metode Batchwise Solvent Extraction

    Get PDF
    Kebutuhan impor minyak goreng non-sawit di Indonesia tergolong tinggi. Minyak dedak padi (rice bran oil) merupakan salah satu jenis minyak goreng non-sawit yang berpotensi sebagai pengganti minyak goreng berbahan sawit.Ditinjau dari segi kesehatan, minyak goreng yang baik untuk dikonsumsi adalah minyak goreng yang memiliki kandungan asam lemak bebas (free fatty acid) oleic yang tinggi. Di Antara minyak goreng sering dikonsumsi oleh warga Indonesia, minyak dedak padi memiliki kandungan oleic tinggi yaitu sebesar 40-50%. Maka dirancanglah pabrik yang direncanakan beroperasi secara kontinu 24 jam selama 330 hari per tahun dengan kapasitas produksi 16.000 ton/hari. Pabrik ini akan didirikan di Lamongan, Jawa Timur, dimana produksi dedak padi 5 tahun terakhir sebesar 363 ribu ton. Terdapat tiga tahapan utama dalam pembuatan minyak goreng dari dedak padi, diantaranya: Persiapan bahan baku (Pre-treatment), Proses Ekstraksi, dan Proses Pemurnian. Pada tahap pemurnian diharapkan memiliki kandungan FFA kurang dari 0,3%. Sumber investasi pabrik minyak goreng dari dedak padi berasal dari 50% dana pribadi dan 50% dana pinjaman dari bank, dengan bunga bank dan laju inflasi berturut-turut 8% dan 1,55% per tahun. Untuk memproduksi minyak goreng dedak padi dengan umur pabrik adalah 10 tahun serta masa konstruksi selama 2 tahun , diperlukan biaya investasi sebesar Rp. 216.472.733.453,87. Berdasarkan analisa ekonomi, laju pengembalian modal (IRR) sebesar 28,80% serta waktu pengembalian modal (POT) selama 2,87 tahun dengan titik impas (BEP) sebesar 36,05% melalui cara linear. Oleh karena itu, dengan perhitungan analisis ekonomi dan sensitivitas, maka pabrik minyak goreng dari dedak padi ini layak untuk didirikan

    Pemisahan dan Pemurnian Phthalic Acid Ester dari Minyak Nyamplung

    Get PDF
    Minyak nyamplung dikenal sebagai minyak yang tidak dapat dikonsumsi. Oleh sebab itu, penelitian tentang minyak ini hanya fokus pada konversi minyak menjadi biodiesel. Pada penelitian ini, kami berusaha untuk memisahkan resin beracun dari fraksi metanol menggunakan ekstraksi pelarut diikuti kolom kromatografi. Resin beracun ini diidentifikasi sebagai phthalic acid ester (PAE). PAE ini biasanya digunakan sebagai zat aditif di industri polimer. Minyak nyamplung mengandung 1,8% PAE, yang masih jauh melebihi nilai ambang batas. Isolasi PAE dari minyak ini diharapkan dapt mengubah minyak yang tidak dapat dikonsumsi menjadi suplemen makanan yang bernilai. Proses isolasi PAE dimulai dengan memisahkan senyawa yang diinginkan dari lipid menggunakan ekstraksi pelarut bertingkat dengan metanol dan n-heksan. Analisa mass spectra dari fraksi pertama dan fraksi kedua metanol menunjukkan kandungan PAE sebesar 60% dan 6% pada tiap fraksi. Fraksi heksan tidak mengandung PAE. PAE yang terkandung pada fraksi metanol diisolasi lebih lanjut dari asam lemak menggunakan liquid column chromatography dengan n-heksan – etil asetat sebagai mobile phase. Bis- 2ethylhexyl phthalate diidentifikasi pada ketiga fraksi sesuai dengan hasil analisa GC-MS. Fraksi pertama diambil pada kondisi mobile phase 5% etil asetat, sedangkan fraksi kedua merupakan campuran 5% etil asetat dan 10% etil asetat. Fraksi ketiga diambil pada kondisi mobile phase 10% etil asetat mengandung PAE sebesar 98%. Fraksi keempat merupakan campuran 10% dan 15% mobile phase dan mengandung PAE sebesar 97%. Akhirnya, kandungan PAE pada fraksi metanol sebesar 58%. Dari hasil analisa, dapat disimpulkan bahwa mobile phase yang optimum untuk kromatografi adalah 10- 15% etil asetat dalam n-heksan

    Pra Desain Pabrik Lube Base Oil dari Oli Bekas dengan Proses Ekstraksi Solvent

    Get PDF
    Minyak pelumas dasar  merupakan bahan baku dari pembuatan minyak pelumas atau oli yang digunakan untuk berbagai jenis permesinan baik berat maupun ringan. Sebagian besar pelumas terdiri dari lube base oil 80% dan 20% merupakan aditive. Minyak pelumas, baik yang berasal dari ekstraksi  crude oil atau yang berasal dari minyak sintetis telah digunakan secara luas dalam dunia industri, dari proses pelumasan, transfer panas, metal cutting dan sebagainya. Dari proses pengaplikasian tersebut, minyak pelumas yang digunakan  akan terkontaminasi dan atau terdegradasi. Minyak inilah yang selanjutnya disebut minyak pelumas bekas (used oil). Hal ini secara otomatis memunculkan permasalahan baru dengan hadirnya limbah minyak peIumas atau oli bekas yang sangat melimpah tersebut. sehingga akan berdampak bagi kesehatan dan lingkungan. Minyak pelumas bekas mengandung sejumlah zat yang bisa mengotori udara, tanah, dan air. Di Indonesia terdapat beberapa perusahaaan yang telah memproduksi minyak pelumas dari baik dari crude oil maupun dari oli bekas. Menurut Kemenperin (2008 - 2012), impor lube base oil ataupun minyak pelumas terus mengalami peningkatan. Melihat banyaknya penggunaan minyak pelumas bekas yang tersedia di Indonesia dan kebutuhan akan minyak pelumas yang semakin meningkat, maka direncanakan akan didirikan pabrik pengolohan lube base oil (minyak pelumas dasar) dari oli bekas. Selain untuk memenuhi kebutuhan, proses ini juga untuk mengurangi jumlah limbah oli bekas yang merupakan limbah B3. Terdapat beberapa  proses pembuatan minyak pelumas dasar dari oli bekas ini, diantaranya proses hidrotreathing dan ekstraksi solvent. Pada proses hidrotreathing, minyak pelumas dasar dipisahkan dari fraksi unsaturated melalui reaksi hidrogenasi. Pada proses ini digunakan gas hidrogen. Sedangkan pada proses ekstraksi solvent, minyak pelumas bekas diekstraksi menggunakan pelarut organik untuk memisahkan fraksi minyak pelumas dasar dan unsaturated/sludge nya. Dari masing- masing proses tersebut, dapat dihasilkan produk samping yang juga bernilai ekonomi tinggi. Diantaranya adalah asphalt, fuel oil, dsb. Pabrik Minyak pelumas dasar direncanakan berdiri pada tahun 2019 yang berlokasi di Cilegon dengan kapasitas produksi adalah sebesar 30700 kL/tahun dengan menggunakan bahan baku Minyak pelumas bekas     sebesar 54.101.520 kg /tahun, N-Metil-2-Pyrrolidone 69.068.471 kg/tahun, Larutan NaOH 48% 1.127 kg/tahun. Pabrik lube base oil ini direncanakan beroperasi secara kontinyu selama 24 jam dengan waktu produksi 330 hari/tahun. Operasi pabrik lube base oil ini memiliki perencanaan sebagai berikut: modal tetap (FCI) sebesar Rp.               72.968.078.246, modal kerja                sebesar Rp. 12.876.719.692, investasi total (TCI) sebesar Rp. 85.844.797.937, Internal Rate of Return sebesar 46,7 %, Pay Out Time sebesar 2,74  tahun, dan  BEP sebesar 22,86

    Pembuatan MOCAF (Modified Cassava Flour) dengan Kapasitas 91000 Ton/Tahun

    Get PDF
    Modified Cassava Flour (MOCAF) merupakan produk turunan dari tepung singkong menggunakan prinsip modifikasi sel singkong oleh fermentasi, di mana peran enzim mikroba mendominasi selama fermentasi berlangsung. Proses pembuatan MOCAF dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pengolahan bahan baku, fermentasi, dan pengolahan hasil fermentasi. Pembuatan MOCAF pada skala besar, dilakukan pada prarancangan pabrik MOCAF dengan kapasitas 91000 ton/tahun dengan 300 hari kerja selama 24 jam. Pabrik MOCAF ini direncanakan akan didirikan di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pembuatan MOCAF dilakukan dengan proses fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus plantarum dengan waktu fermentasi selama 120 jam. Tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 219 orang dengan bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama yang dibantu oleh Direktur Produksi dan Direktur Keuangan dengan struktur organisasi line and staff. Sumber dana investasi berasal dari modal sendiri sebesar 60% biaya investasi dan modal pinjaman sebesar 40% biaya investasi dengan bunga sebesar 6,20% per tahun. Dari analisa perhitungan ekonomi didapat hasil investasi Rp 420.782.696.977 dengan Internal Rate of Return (IRR) 23,73%, dan Break Even Point (BEP) 36%

    PEMBUATAN MOCAF( MODIFIED CASSAVA FLOUR ) DENGAN PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN RHIZOPUS ORYZAE DAN SACCHAROMYCES CEREVISAE

    Get PDF
    Singkong (Manihot Esculenta) merupakan komoditas tanaman pangan yang penting sebagai penghasil sumber bahan pangan karbohidrat dan bahan baku makanan, kimia dan pakan ternak. Indonesia memiliki potensi umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat sekaligus bahan baku tepung lokal yang tidak kalah dengan terigu. Salah satu usaha diversifikasi pengolahan singkong yang saat ini sedang dikembangkan adalah tepung Mocaf (Modified Cassava Flour). Proses pembuatan tepung mocaf yaitu singkong dikupas, dicuci dengan air pada suhu 60 oC, dipotong sampai ukuran kecil. Mencampur singkong, aquadest dan jamur kemudian melakukan proses fermentasi sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Pembuatan tepung mocaf terdiri dari beberapa tahap yaitu menyaring hasil fermentasi untuk memisahkan singkong dengan air dan jamur, mengeringkan singkong hingga kadar airnya 12 — 14%, menggiling singkong sampai halus, dan melakukan analisa kandungan pada tepung mocaf. Dari hasil penelitian didapatkan kenaikan kadar protein dan kadar lemak pada mocaf. Kadar protein dan lemak yang terbaik didapat pada waktu fermentasi selama 3 hari yaitu untuk Saccharomyces cereviae (protein 2,290% dan lemak 3,635%) dan Rhizopus oryzae (protein 4,722% dan lemak 3,756%). Untuk kadar abu, dan serat tidak ada perubahan yang signifikan (konstan). Dan terdapat penurunan pada kadar HCN dan kadar karbohidrat. Kadar HCN terendah diperoleh pada wakru fermentasi 3 hari yaitu untuk Saccharomyces cereviae (HCN 2,850 mg/kg) dan Rhizopus oryzae (HCN 2,775 mg/kg). Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Saccharomyces cerevisae dan Rhizopus oryzae yang harganya murah dan non patogen mampu meningkatkan kadar protein dan menurunkan kadar HCN dari produk mocaf. Kata kunci: Modified cassava flour, Rhizopus oryzae, dan Saccharomyces cerevisa
    corecore