22 research outputs found
Penguatan Wawasan Kebangsaan bagi Mahasiswa Melalui Mata Kuliah Pancasila
This research discusses the importance of strengthening national insights for students through early childhood education courses. Where these courses are mandatory subjects for tertiary institutions in Indonesia. The approach in this study is a qualitative descriptive approach using observation, documentation and interview techniques. The results of this study of 576 respondents were that 33.9% of students answered that they agreed with the existence of the caliphate and 68.6% of students disagreed with the existence of the caliphate, 0.5% of students agreed with the existence of suicide bombings and 99.5% did not agree with this action. Furthermore, 0.2% of students answered that they agreed with acts of terrorism and 99.8% did not agree with these actions. As well as the existence of banned organizations on campus that are affiliated towards radicalism by 5% and 95% of other students answered none. Therefore, most students (94.3%) agree with the strengthening of nationalism and 6.3% of students disagree with strengthening nationalism
Ekowisata Pemandian Air Panas Guci di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah
Objek Wisata Guci merupakan ujung tombak pariwisata pada Kabupaten Tegal, terletak di kaki Gunung Slamet kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Wisata ini terkenal dengan pemandian air panasnya yang terletak di daerah pegunungan. Sebagai tempat wisata unggulan sekaligus penyumbang pendapatan daerah tertinggi di Kabupaten Tegal ini memiliki banyak wahana dan fasilitas. Oleh karena itu tempat ini harus dikembangkan dan dimanfaatkan dengan baik, sehingga akan mempunyai daya tarik wisata yang lebih besar dibanding beberapa objek wisata lain. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi dan mengetahui daya tarik dari objek wisata Pemandian Air Panas Guci. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif, dimana menekankan pada hasil observasi, hasil wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil observasi, kondisi pada Objek Wisata Pemandian Air Panas Guci masih asri dengan keindahan alamnya yang berlimpah, namun jika dilihat dari segi fasilitas sangat perlu diperhatikan kembali oleh pengelola objek wisata sebab hal ini memengaruhi persepsi pengunjung terhadap kualitas objek wisata tersebut. Hasil wawancara menunjukkan bahwa wisatawan tertarik kepada objek wisata ini karena memiliki 4 daya tarik meliputi, daya tarik alam, wisata budaya, wahana, dan wisata pilgrim (pilgrimage tourism) atau wisata keagamaan
Analysis of Water Availability in Tuban Regency Watershed Area
The impacts of climate change can affect the water availability of watershed in Tuban Regency, especially those that flow into the sea as much as 17 watersheds. The purpose of this study is to analyze the variables of temperature and rainfall associated with climate change on water availability in 2050. Projection methods for the climate change using Magicc/SCengen, image processing to obtain vegetation index and land cover type. Groundwater calculation using direct runoff and base flow analysis. The results show the projections in 2050 are trend raising in temperature and trend descend in rainfall, and the water availability is still sufficient assuming a decrease in forest area due to development. Keywords: Soil Conservation Service, Penman, Climate Scenario, Climate Model, NDVI DOI: 10.7176/JEES/9-1-0
Strategi Pengembangan Kawasan Logending Kabupaten Kebumen Berbasis Pengelolaan Pesisir Lestari
Pantai Logending terletak di Desa Ayah, Kecamatan Ayah, Kabupaten Kebumen. Kawasan pesisir merupakan kondisi yang sangat dinamis sehingga diperlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan yang baik akan berdampak pada kelestarian Pantai Logending termasuk berbagai aktivitas disana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekowisata berdasarkan kajian sosial ekonomi dan ekologi serta mengetahui upaya pengelolaan dan strategi pengembangan kawasan Logending. Metode penelitian ini menggunakan wawancara dan kuesioner dari berbagai responden dan analisis SWOT. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2021 di Kawasan Logending, Kabupaten Kebumen. Di kawasan ini kita mengenal potensi pariwisata, potensi perikanan, dan potensi kehutanan. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Logending area berada pada kuadran III, dimana strategi prioritasnya adalah strategi turn-around dengan meminimalkan kelemahan yang ada dengan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya (W-O). Beberapa upaya dan strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kawasan ini, selain tetap mengutamakan kelestarian ekosistem dan peningkatan kerjasama berbagai pihak, juga dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan dan sekitarnya
Penentuan Jenis Kelamin Barbonymus balleroides berdasarkan Karakter Truss Morfometrik di Sungai Logawa Banyumas
Beberapa karakteristik morfometrik diukur untuk mengidentifikasi jenis kelamin Barbonymus balleroides dari Sungai Logawa, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Sebanyak 87 individu (25 jantan, 37 betina dan 25 jenis kelamin tidak diketahui) dikumpulkan dari tiga stasiun di Sungai Logawa dengan alat tangkap jaring. Dua puluh satu jarak truss morfometrik diukur menggunakan aplikasi image-J. Hasil analisis uji-t menunjukkan sepuluh karakter morfometrik yang berbeda nyata antar jenis kelamin, yaitu: panjang kepala, tinggi kepala, jarak rahang bawah ke operkulum atas, jarak operkulum bawah ke sirip perut, jarak sirip punggung ke sirip perut, operkulum atas ke sirip perut, jarak sirip punggung ke sirip dubur, sirip punggung ke sirip perut, dan tinggi pangkal ekor.
 
Total Economic Value of Segara Anakan Lagoon Area
Segara Anakan covers area of waters, mud flat and mangrove forest provide habitat for life and place of variety of flora and fauna. Segara Anakan is unique and very valuable. Segara Anakan, the coastal area of south of Java, has ecological systems associated with the event of sedimentation due to activities of watersheed above as well as fisheries and system associated with the social actors, social structures and processes. Segara Anakan as a system which provides complex role is a provider of ecosystem services for the surrounding community. The total economic value Segara Anakan region with an area of 14 807 ha area, which includes District Kampung Laut consisting of 4 villages have a total economic value of IDR 106,631,702,769.80 or USD 59,615,745.27 from each ha of mangrove forest
Bioavailabilitas Fortifikan, Daya Cerna Protein, serta Kontribusi Gizi Biskuit yang Ditambah Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus) dan Difortifikasi Seng dan Besi
This research aimed to evaluate the bioavailability of fortificant, protein digestibility, and nutrition contribution of biscuits supplemented with snakehead fish flour and fortified with Zn and Fe. Randomized complete design was used in this research which consisted of two steps, namely: 1) Zn and Fe microencapsulation, 2) formulation of biscuit supplemented with fish flour 15% which fortified with Zn and Fe. Level of Zn and Fe per servingsize were to meet 25%, 50% and 100% of RDA. Based on ANOVA showed that there were no significantly difference on bioavailability of Zn and Fe on various fortification level (p>0.05). Biscuits fortified with Zn and Fe to meet 50% RDA per serving size had the highest bioavailability of 76.32% and 41.80%, respectively. This biscuits was chosen for further analysis namely physical and chemical characteristics and protein digestibility. Result of analysis showed that the chosen biscuits more crunchy than those the commercial biscuits. Each a hundred grams of biscuits contained moisture, ash, protein, fat, carbohydrate, energy, Fe and Zn of about 2.73 g, 2.80 g, 13.34 g, 24.53 g, 57.32 g , 503 kcal, 11.7 % and 8.83%, respectively and had protein digestibility of 78.45%. This biscuits was in range of quality standards for biscuits SNI 01-2973-1992. The contribution of the chosen biscuits on RDA of energy, protein, Fe and Zn were 19,48%; 20,51%; 74,44%; 54.44%, respectively.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari bioavailabilitas fortifikan, daya cerna protein, dan kontribusi gizi biskuit ikan gabus yang ditambahkan tepung ikan gabus dan difortifikasi dengan Zn dan Fe. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL. Penelitian terdiri atas dua tahap, yaitu pertama adalah melakukan mikroenkapsulasi mineral Zn dan Fe, kedua formulasi biskuit berbasis 15% tepung ikan gabus yang difortifikasi dengan mineral Zn dan Fe dengan taraf fortifikasi, yaitu sebesar 25%, 50%, dan 100% AKG per serving size. Terhadap biskuit yang dihasilkan dilakukan analisis bioavailabilitas Zn dan Fe. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa bioavailabilitas Zn dan Fe tidak berbeda nyata pada berbagai taraf fortifikasi (p>0.05). Biskuit hasil fortifikasi Zn dan Fe sebesar 50% AKG memiliki bioavailabilitas tertinggi, yaitu masing-masing 76,32% dan 41,80%. Formula biskuit ini dipilih untuk dianalisis lebih lanjut, yang meliputi analisis sifat fisik, kimia, dan daya cerna protein. Hasil analisis menunjukkan bahwa biskuit terpilih tersebut lebih renyah daripada biskuit komersial. Dalam 100 g biskuit tersebut terkandung air, abu, protein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 2,73 g; 2,08 g; 13,34 g; 24,53 g; 57,32 g; serta energi sebesar 503 kkal. Kadar Fe dan Zn biskuit terpilih tersebut adalah 11,7 mg dan 8,83 mg/100 g; dengan daya cerna protein sebesar 78,45%. Biskuit berbasis tepung ikan gabus 15% yang difortifikasi Zn dan Fe sebesar 50% AKG memenuhi standar kualitas biskuit SNI 01-2973-1992. Kontribusi biskuit terpilih terhadap AKG energi, protein, Fe dan Zn berturut-turut adalah 19,48%; 20,51%; 74,44%; 54.44%
Uji Organoleptik Formulasi Biskuit Fungsional Berbasis Tepung Ikan Gabus (Ophiocephalus striatus)
This study was aimed to investigate functional biscuit formulation based on snakehead fish flour. Research design used was complete randomized design. First step of the study was to characterize and develop snakehead fish flour, the second step was to determine functional biscuit formulation with four treatments: 0%, 10%, 15% and 20% fish flour (FF) of total weight of biscuit dough. Characterization of snakehead fish flour showed that nutrient content in 100 g was water 13.61%, ash 5.96%, protein 76.9%, fat 0.55%, carbohydrate 3.53%, Zn 3.09 mg and Fe 4.43 mg, in accordance to fish flour quality SNI 01-2715-1996/Rev.92. Snakehead fish flour also contained albumin 24.25%. Organoleptic study in the form of hedonic test to 30 semi trained panelist showed that the highest acceptance percentage on color and odor was in 15% FF which were 96.67% and 63.33%, respectively. Highest texture acceptance was in 15% FF which was 73.33% and highest flavour acceptance was in 10% FF which was 58.33%. The acceptability of respondent showed that snakehead fish flour treatment had a significant effect (p0.05) on biscuit odor, flavour, color and overall. Based on subjects acceptance, biscuit formula with 15% snakehead fish flour substitution was selected.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mempelajari formulasi biskuit fungsional berbasis tepung ikan gabus. Rancangan percobaan yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Tahap pertama penelitian melakukan karakterisasi dan pembuatan tepung ikan gabus, sedangkan tahap kedua penelitian menentukan formulasi biskuit fungsional dengan empat taraf perlakuan, yaitu 0%, 10%, 15%, dan 20% tepung ikan (TI) terhadap total berat adonan biskuit. Hasil karakterisasi tepung ikan gabus menunjukkan kandungan gizi dalam 100 g bahan adalah air 13,61%, abu 5,96%, protein 76,9%, lemak 0,55%, karbohidrat 3,53%, Zn 3,09 mg dan Fe 4,43 mg, sesuai dengan mutu tepung ikan SNI 01-27151996/Rev.92. Tepung ikan gabus juga mengandung albumin sebesar 24,25%. Hasil uji organoleptik biskuit berupa uji hedonik oleh 30 orang panelis semi terlatih menunjukkan bahwa persentase penerimaan panelis terhadap warna dan aroma tertinggi pada 20% TI dengan penerimaan masing-masing sebesar 96,67% dan 63,33%. Tekstur tertinggi pada 15% TI sebesar 73,33% dan rasa tertinggi pada 10% TI sebesar 58,33%. Penerimaan panelis menunjukkan bahwa perlakuan tepung ikan gabus berpengaruh nyata (p0,05) terhadap aroma, rasa, warna dan keseluruhan biskuit. Berdasarkan pertimbangan penerimaan panelis maka terpilih formula biskuit dengan substitusi 15% tepung ikan gabus
BEBERAPA ASPEK BIOLOGIS IKAN HIBRIDA INVASIF, IKAN LOUHAN DARI WADUK P.B. SUDIRMAN, KABUPATEN BANJARNEGARA, JAWA TENGAH
Ikan louhan atau Flowerhorn Cichlid merupakan spesies ikan hibrida yang dapat ditemukan di hampir semua waduk di Indonesia. Ikan ini dikenal dengan sifatnya yang invasif dan menjadi ancaman bagi ikan asli di berbagai habitat perairan. Akan tetapi, data terkait aspek biologis ikan louhan sangat terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan faktor kondisi ikan louhan sebagai informasi penting dalam pengelolaan populasi ikan invasif ini di Waduk P.B. Soedirman. Sampel ikan dikumpulkan dari pasar ikan tradisional di sekitar waduk pada bulan Juli dan Agustus 2023. Tipe pola pertumbuhan ikan louhan dianalisis menggunakan regresi power. Sebanyak 60 ikan terkumpul terdiri atas 27 ikan jantan dan 33 ikan betina. Panjang total ikan berkisar antara 9.10-19.00 cm. pola pertumbuhan ikan pada bulan Juli adalah isometrik (W=0.0345L2.81). Akan tetapi, pola pertumbuhan pada bulan Agustus menunjukkan pola alometrik negatif (W=0.0666L2.55). Hasil analisis faktor kondisi menunjukkan bahwa ikan berada pada kondisi yang baik pada kedua bulan