28 research outputs found

    ARCHITECTURE OF DICOTYLEDONOUS WEEDS IN SOME AREAS OF BANYUMAS REGENCY CENTRAL JAVA

    Get PDF
    B. SUNARNO & F. HALLE. 1986, Arsitektur jenis-jenis gulma dikotil di beberapa daerah Banyumas, Jawa Tengah. Bcriia Biologi 3(4): 146 - 154 Pengamatan lapangan dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis gulma dikotil yang pola pertumbuhannya mirip dengan model arsitektur pohon.Hasilnya menunjukkan adanya 14 model pada 180 jenis gulma yang tumbuh di 4 daerah Kecamatandi Kabupaten Banyumas.Model yang paling umum dijumpai adalah model STONE, model LEETJWENBERG dan model ATTIMS.Suku yang dianggap kaya dengan model antara lain Euphorbiaceae (10 jenis).Lamiaceae (14 jenis), Papilionaceae (20 jenis) yang masing-masing memiliki 5 model dan Asteraceae (37 jenis) dengan 4 model.Marga polimorfik dijumpai pada Cassia, Desmodium, dan Lindernia yang masing-masing dengan 3 model dan pada Mimosa. Ocimum, Polygala serta Pluchea masing-masing memiliki 2 model.Dalam penelitian ini tidak diketemukan model arsitektur yang baru

    SPATIAL DISTRIBUTION OF DICOTYLEDONOUS WEED ARCHITECTURES IN A SHRUB VEGETATION OF MENGGALA, CENTRAL JAVA

    Get PDF
    B. SUNARNO & F. HALLE. 1986. Distiibusi spasial model arsitektur gulma dikotil di daerah vegetasi semak, Menggala, Jawa Tengah. Berita Biologi 3(6): 253 - 260. Ketapatan dan frekuensi kehadiran model-model arsitektur gulma dikotil di daerah vegetasi semak Menggala, Jawa Tengah telah dipelajari.Model CHAMPAGNAT yang diwakili oleh Mimosa invisa dan Rubus chrysophyllus merupakan model yang nilai kerapatannya paling tinggi (17,97%) dan merupakan pola pertumbuhan yang umum dijumpai di setiap stratum.Semakin tinggi tingkat stratumnya semakin rendah jumlah model dan jumlah individunya. Perbandingan antara gulma masa mendatang dengan gulma masa kini di daerah semak ini, adalah 3 : 2, menunjukkan a,danya proses suksesi yang sedang berjala

    Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dan Inkuiri Bebas Termodifikasi Terhadap Prestasi Belajar Ditinjau Dari Berpikir Kritis Dan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas X Mia SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/2015

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi, berpikir kritis, kedisiplinan belajar, dan interaksinya terhadap prestasi belajar. Penelitian menggunakan metode eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2x2. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X kelompok peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri 8 Surakarta yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel terdiri dari dua kelas yaitu X MIA 1 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Bebas Termodifikasi dan X MIA 2 yang menggunakan pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Data dikumpulkan dengan tes untuk kemampuan kognitif, lembar observasi untuk mengukur kemampuan aspek psikomotorik, afektif, berpikir kritis, dan kedisiplinan belajar. Uji coba instrumen penelitian yaitu: (1) Validitas instrumen pembelajaran; (2) Uji validitas butir soal kognitif sebesar; (3) Daya beda butis soal kognitif; (4) Uji taraf kesukaran butir soal kognitif; (5 ) Uji reliabilitas butir soal kognitif. Hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) ada pengaruh antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.039 < 0.05; (2) ada pengaruh kemampuan berpikir kritis terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.049 < 0.05; (3) ada pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.033 < 0.05; (4) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kemampuan berpikir kritis siswa terhadap prestasi belajar dengan P-value 0.040 < 0.05; (5) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termodifikasi dengan kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar dengan P- value 0.047 < 0.05; (6) ada interaksi antara kemampuan berpikir kritis dengan kedisiplinan belajar dengan P- value 0.045 < 0.05; (7) ada interaksi antara pembelajaran Inkuiri Terbimbing, Inkuiri Bebas Termodifikasi, kedisiplinan belajar, dan kemampuan berpikir kritis dengan P-value 0.002 < 0.05

    Pengembangan Modul Berbasis Inkuiri Terbimbing Disertai Multimediapadamateri Keanekaragaman Makhluk Hidup Di SMPN 1 Kendal Kabupaten Ngawi

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk: mengembangkan modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi keanekaragaman makhluk hidup untuk memecahkan masalah belajar siswa dalam pembelajaran; menguji kelayakan produk modul pembelajaran yang dikembangkan; dan menguji efektivitas produk modul untuk mata pelajaran IPA siswa SMPN 1 Kendal Kabupaten Ngawi. Rancangan penelitian yang digunakan mengacu pada modifikasi model pengembangan Borg and Gall (1989), yang meliputi 5 tahap yaitu, tahap studi pendahuluan, tahap desain produk (perencanaan dan pengembangan draf produk), tahap validasi dan revisi, tahap uji coba dan revisi produk, dan produk akhir. Uji coba dilaksanakan dalam 4 tahap, yaitu tahap pertama review dengan ahli isi/materi serta ahli media pembelajaran, tahap kedua uji coba praktisi, tahap ketiga uji coba produk kelompok kecil terhadap 10 siswa, tahap terakhir uji coba lapangan dalam setting eksperimen terhadap 49 siswa. Hasil penelitian menunjukkan: perolehan rata-rata penilaian hampir semua tahapan, yaitu pada uji coba ahli adalah 3,6 dalam skala empat, nilai tersebut termasuk kategori “sangat baik”. Pada uji coba oleh praktisi total rata-rata keseluruhan adalah 3,8 dalam skala empat (“sangat baik”). Pada uji coba skala kecil total rata-rata keseluruhan adalah kategori 3,7 dalam skala empat (“sangat baik”). Pada uji coba lapangan total rata-rata keseluruhan adalah 3,7 dalam tabel skala empat (“sangat baik”); efektivitas produk dilihat melalui skor rata-rata post test kelompok yang diberi perlakuan adalah 84,96 dan skor rata-rata post test kelompok yang menggunakan modul tanpa multimedia adalah 79,21. Hasil uji coba dengan menggunakan uji t menunjukkan perbedaan yang signifikan nilai yang diperoleh siswa yang menggunakan modul disertai multimedia dan siswa yang menggunakan modul tanpa multimedia

    Identifikasi Karakteristik Habitat Bertelur dan Uji Penetasan Semi Alami (in-situ) Telur Burung Mamoa (Eulipoa wallecei) di Desa Simau Kecamatan Galela Kabupaten Halmahera Utara

    Get PDF
    Penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik habitat bertelur burung Mamoa (Eulipoa wallecei) dan uji penetasan telur secara semi alami (in-situ) telah dilakukan di Desa Simau Kecamatan Galela Halmahera Utara. Penelitian dengan teknik observasi atau pengamatan dilakukan secara langsung di lapangan tepatnya di lokasi habitat bertelur burung Mamoa (Eulipoa wallecei) yang berada di Desa Simau, untuk mengetahui variasi harian iklim mikro lubang pada pasir sebagai habitat bertelur burung Mamoa, dan penelitian di laboratorium untuk menguji kandungan logam dalam pasir sehingga diketahui tingkat konduktivitas termalnya, serta dilakukan uji penetasan secara semi alami (in-situ) pada kedalaman 40, 60 dan 80 cm untuk mengetahui presentase daya tetas, waktu inkubasi dan mortalitasnya. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik habitat bertelur burung Mamoa di Desa Simau kecamatan Galela Kabupaten Halmahera utara yang dikaji berdasarkan kajian mikroklimat menujukkan fluktuasi suhu dan kembaban yang bervariasi berdasarkan kedalaman dan waktu pengamatan, dimana rata-rata suhu maksimum terjadi pada saat siang hari dan suhu minimumnya terjadi saat malam hari, sementara kelembaban terendah terjadi saat siang hari dan nilai tertingginya terjadi pada saat malam hari. Kadungan terbesar dalam pasir sebagai habitat bertelur burung Mamoa Desa Simau adalah unsur Fe (Besi) sebesar 58,59 % dengan sifat konduktivitas termal yang tinggi. Terdapat perbedaan pada daya tetas dan lamanya inkubasi penetasan telur secara in-situ (semi alami) pada kedalaman 40 cm, 60 cm dan 80 cm, dimana daya tetas terbesar yang mencapai presentase 100 % berada pada kedalaman tanam 80 cm dengan rata-rata waktu inkubasi yang paling cepat sekitar 67,3 hari

    Keadaan Gizi dan Konsumsi Zat Gizi Anak Umur Dibawah 3 (Tiga) Tahun di Kabupaten Sragen dan Karawang

    Full text link
    KEADAAN GIZI DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK UMUR DIBAWAH 3 (TIGA) TAHUN DI KABUPATEN SRAGEN DAN KARAWAN

    KONSERVASI BURUNG GOSONG MALUKU (Eulipoa wallacei) BERBASIS MASYARAKAT DI DESA SIMAU, KECAMATAN GALELA

    Get PDF
    Desa Simau, Kecamatan Galela merupakan salah satu tempat yang menjadi habitat bertelur Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) atau dalam bahasa lokal disebut Mamoa yang terbesar di Maluku Utara. Burung ini merupakan salah satu jenis endemik wilayah Maluku dan Maluku Utara dan telah dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Ancaman terbesar terhadap burung ini adalah pengambilan telur oleh masyarakat untuk diperdagangkan. Upaya konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini telah dilakukan oleh masyarakat Desa Simau dengan cara-cara yang tradisional sebagai bentuk kesadaran terhadap pentingnya habitat dan satwa endemik ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendokumentasikan teknik konservasi terhadap burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) yang dilakukan oleh masyarakat Desa Simau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan wawancara, observasi lapangan dan dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bentuk – bentuk konservasi berbasis masyarakat terhadap satwa burung Gosong Maluku (Eulipoa wallacei) meliputi pengetahuan lokal teknik pengambilan telur yang memperhatikan prinsip kelestarian, teknik konservasi in situ yaitu cara pengeraman telur berdasarkan pengetahuan lokal masyarakat dengan tahapan penggalian lubang telur, penanaman telur, dan penimbunan telur. Konsep konservasi terhadap burung Gosong Maluku ini masih dipraktekkan sampai sekarang oleh masyarakat dan dapat dijadikan sebagai model atau contoh konservasi berbasis masyarakat lokal
    corecore