8 research outputs found

    Optimasi Daya dan Lama Ekstraksi Terhadap Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Batang Kecombrang dengan Metode Microwave Assisted Extraction (MAE)

    Get PDF
    Kecombrang (Etlingera elatior) merupakan salah satu jenis tanaman rempah yang tersebar cukup luas di Indonesia. Tanaman ini telah banyak dikenal dan dimanfaatkan karena kandungan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antibakteri. Salah satu bagian yang sering dimanfaatkan yaitu batang kecombrang. Batang kecombrang berpotensi sebagai senyawa bioaktif yang berfungsi sebagai antimikroba. Pada metode ekstraksi sederhana yang biasa digunakan adalah metode konvensional yang umunya dapat mengakibatkan rusaknya senyawa kimia akibat proses termal, dan lamanya proses pembuatan. Oleh karena itu dibutuhkan metode yang ramah lingkungan salah satunya menggunakan metode Microwave Assisted Extraction (MAE). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui pengaruh antara daya dan lama ekstraksi terhadap kualitas ekstrak batang kecombrang yang dihasilkan, 2) Mengetahui kombinasi perlakuan antara daya dan lama ekstraksi yang optimal untuk menghasilkan ekstrak cair batang kecombrang dengan kualitas yang baik ditinjau dari aktivitas antibakteri. Penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan rancangan komposit pusat atau Central Composite Design (CCD) menggunakan aplikasi Design Expert ver.10. faktor yang diteliti adalah daya ekstraksi dengan 3 taraf yaitu 200, 250, 300 watt dan lama ekstraksi terdiri 3 taraf yaitu 3, 5, 7 menit. Berdasarkan 2 faktor tersebut didapatkan 13 formula optimasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Berdasarkan dari hasil perhitungan RSM faktor daya dan lama ekstraksi berpengaruh nyata terhadap kualitas ekstrak dilihat dari aktivitas antibakteri. Kondisi optimum aktivitas antibakteri ekstrak batang kecombrang adalah pada daya 250 W dan lama ekstraksi 5 menit. Kondisi optimum tersebut menghasilkan nilai prediksi aktivitas antibakteri Escherichia coli sebesar 9 mm dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus sebesar 10,67 mm

    Ekstrasi Bunga Kecombrang (Etlingera elatior) dan Rosela (Hibiscus sabdariffa L) dengan Metode Microwave Assisted Extraction serta Aplikasinya pada Produk Pangan Fungsional

    Get PDF
    Kecombrang (Etlingera elatior) dan rosela (Hibiscus sabdariffa Linn) adalah tanaman yang memiliki sifat fungsional karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat memberi manfaat bagi tubuh. Banyaknya kandungan senyawa bioaktif dalam bunga kecombrang dan rosela yang dapat dimanfaatkan, sehingga kedua komoditas itu dapat diolah menjadi salah satu pangan fungsional berupa permen jelly. Dengan proses pembuatan yang mudah serta bahan dasar yang mudah diperoleh, permen jelly menjadi salah satu olahan yang dapat diaplikasikan dengan ekstrak bunga kecombrang dan rosela. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui pengaruh variasi waktu dan daya ekstraksi berbantu gelombang micro terhadap karakteristik fisikokimia dari ekstrak yang dihasilkan. 2) Mengetahui pengaruh variasi rasio ekstrak bunga kecombrang dan rosela sebagai bahan produk permen jelly terhadap karakteristik fisik, kimia dan sensori pada produk. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap. Penelitian tahap pertama adalah ekstraksi bubuk bunga kecombrang dan bunga rosela dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan terdiri dari dua faktor: 1) daya ekstraksi (150, 200, dan 250 watt); 2) waktu ekstraksi (3, 5, dan 7 menit). Penelitian tahap dua dilakukan pembuatan permen jelly dari ekstrak bunga kecombrang dan bunga rosela pada komposisi 10%:30%, 15%:25%, dan 20%:20%. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis of varians (ANOVA) dan hasil uji analisis terbaik menggunakan uji indeks efektivitas. Hasil penelitian tahap pertama menunjukkan bahwa ekstraksi bunga kecombrang dan bunga rosela terbaik yaitu pada daya 250 watt dan waktu 5 menit. Hasil ekstraksi terbaik kemudian diolah menjadi permen jelly dengan hasil sensori terbaik pada sampel 15%:25%. Analisis identifiaksi komponen menggunakan GC-MS menunjukkan adanya komponen senyawa utama yaitu cyclopentanecarboxylic acid , cyclohexanecarboxylic acid, 6-acetyl-ß, dodecanoic acid, estradiol, dan methyl 10-octadecenoate. Produk permen jelly ini mengandung kadar gula reduksi sebesar 12,41%, kadar vitamin C sebesar 23,58 mg/100g, kadar total fenol sebesar 47,58 mg/100gr, kadar total flavonoid sebesar 18,80 mg/100g, dan aktivitas antioksidan sebesar 28,24 mg/100g

    HUBUNGAN KEHAMILAN USIA REMAJA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI KABUPATEN KULON PROGO

    Get PDF
    Latar Belakang: Stunting diakibatkan masalah gizi kompleks pada balita yang terjadi sejak kehamilan, salah satunya adalah kehamilan remaja dimana kematangan fisik dan psikis mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu stunting. Kulon Progo mengalami peningkatan proporsi stunting dari tahun 2017 sebesar 16,38 menjadi 22,65 pada tahun 2018, dan merupakan kabupaten dengan stunting tertinggi kedua di DIY, terjadi peningkatan jumlah persalinan remaja menjadi 67 dari 2 kehamilan pada tahun 2018. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kehamilan usia remaja dengan kejadian stunting pada balita usia 24-29 bulan. Metode Penelitian: jenis penelitian ini analitik observasional dengan design case control, tenik pengambilan sampel multistage random sampling, dengan variabel kehamilan usia remaja, pendidikan ibu, tinggi badan ibu, umur kehamilan, dan riwayat status gizi saat awal kehamilan. Sample adalah balita usia 24-59 bulan pada bulan Maret-April 2020 di posyandu wilayah kerja Puskesmas Wates, Panjatan II dan Girimulyo II sejumlah 78 balita yang dibagi menjadi 39 kelompok kasus dan 39 kelompok kontrol. Analisis data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil Penelitian: Sebagian besar balita stunting berasal dari ibu dengan riwayat KEK, hampir sebagian lahir dari ibu hamil remaja, berpendidikan rendah, dan memiliki tinggi badan <150 cm, sementara sebagian kecil lahir pada umur kehamilan prematur. Kehamilan usia remaja meningkatkan risiko kejadian stunting sebesar 24 kali dan ibu yang KEK berpotensi 4,3 kali menghasilkan balita stunting (p=0,007, OR=24,69; P=0,005, OR 4,3). Tidak ada perbedaan antara pendidikan (p=0,577), tinggi badan (p=0,136), dan umur kehamilan (p=0,140) terhadap kejadian stunting. Kesimpulan: Kehamilan usia remaja meningkatkan risiko kejadian stunting pada balita

    Hak Asasi Manusia untuk Kebebasan Beragama

    Get PDF
    Kebebasan beragama diberikan kepada setiap manusia untuk menganut kepercayaan dan agamanya masing-masing. Kebebasan beragama di Indonesia menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia yang sudah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang dalam Kebebasan beragama berperan sebagai bahan untuk melindungi seluruh masyarakat dari tindakan diskriminasi, kekerasan berbasis agama, eksploitasi, membatasi otoritas negara dalam beragama. &nbsp

    Analisis Kegiatan Ekstrakulikuler di SDIT Dawatussalaam

    Get PDF
    Ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar pendidikan akademik yang memiliki fungsi untuk mendukung secara penuh kegiatan akademik dan mengembangkan aspek tertentu dari seluruh kurikulum yang ada di sekolah. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SDIT Dawatussalam yang berlokasi di Jalan Raya Sapan Kabupaten Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan pendekatan kualitatif dengan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, Threats). Terdapat 4 kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SDIT Dawatussalaam. Hal yang harus diperhatikan dalam merancang kegiatan ekstrakurikuler adalah sarana prasarana dan penentuan jadwal kegiatan ekstrakurikuler

    Perancangan Tas Menggunakan Motif Batik Wayang Topeng Jatiduwur Kesenian Jombang

    No full text
    Wayang topeng Jatiduwur merupakan satu-satunya kesenian pertunjukan wayang topeng yang ada di Kabupaten Jombang. Wayang Topeng Jatiduwur merupakan seni pertunjukan tradisional rakyat berbentuk teater total (perpaduan antara unsur tari, drama, sastra, musik dan rupa) yang berbentuk drama tari tradisional berdialog verbal dan dituturkan oleh seorang dalang, semua penari memakai topeng beserta perlengkapannya sesuai dengan karakter tokoh yang dibawakan. Arus modernisasi jaman menjadi faktor utama kesenian pertunjukan ini menjadi turun. Dengan ketidaktahuan masyarakat Jombang akan eksistensi dan keberadaan seni lokalnya. Wayang Topeng Jatiduwur dapat dikatakan sudah tidak berdaya lagi eksistensinya. Jika nantinya kesenian daerah ini terus menerus terlupakan, maka Wayang Topeng Jatiduwur dapat musnah tanpa ada jejak peninggalannya. Dalam hal ini, maka dilakukan pengangkatan kesenian Wayang Topeng Jatiduwur sebagai bentuk pelestarian dan mengenalkan kembali berupa batik sebagai media berkarya, karena batik merupakan kesenian kain nusantara yang adiluhung dan menjadi warisan bersama bangsa Indonesia. Selain itu, batik menjadi sebuah ikon budaya di tanah Jawa yang mempunyai nilai-nilai penting untuk menyampaikan sebuah pesan moral kedalam sehelai kain. Dari terwujudnya konsep wayang topeng Jatiduwur menjadi motif batik, hingga pengaplikasian kain batik pada produk fashion berupa baju. Perluasan pengenalan produk selanjutnya akan dilakukan perancangan produk lifestyle. Diversifikasi berupa Produk lifestyle dilakukan untuk melanjutkan perancangan pakaian. Sehingga, untuk set produk keserasian fashion, diperlukan 3 macam produk lifestyle tas, berupa ransel, hand bag, dan clutch. Gaya desain yang digunakan adalah etnik yaitu, gaya yang mengadopsi kebudayaan lokal Indonesia. Gaya etnik merupakan syarat dengan makna dan simbol adat masyarakat suku tertentu di Indonesia. Aspek trend Svarga Desain digunakan pada produk ini karena bernilai tinggi, untuk menggarisbawahi warisan tradisi yang tak ternilai harganya dan kearifan lokal pelaku kriya tradisional, yang eksistensinya kini menjadi penjaga preservasi budaya. Nama brand yang digunakan untuk produk ini adalah Klantik. Produk ini disertai dengan media promosi dan survey reaksi pasar

    Analisis Materi Pembelajaran IPS pada Buku Ajar Tematik Terbitan Kemendikbud di SD Kelas 1 Tema 3

    No full text
    Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis buku ajar pada mata tematik terbitan Kemendikbud di Sekolah Dasar Kelas 1 Tema 3 “Kegiatanku” pada mata pelajaran IPS Kurikulum 2013. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya perubahan sampaian mata pelajaran yang sebelumnya IPS yang berubah menjadi tematik, maka diperlukan analisis terhadap buku ajar tematik terbitan kemendikbud di Sekolah Dasar. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan subjek penelitiannya adalah buku ajar tematik terbitan kemendikbud di Sekolah Dasar Kelas 1 tema 3 Kegiatanku. Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah berupa studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pembelajaran IPS yang terkandung meliputi sosiologi dan 18 karakter menurut Kemendiknas. &nbsp
    corecore