16 research outputs found

    PERANAN MAHASISWA KKN DALAM PENINGKATAN AKTIFITAS KEPEMUDAAN DI DESA LAMU KABUPATEN GORONTALO

    Get PDF
    Setiap aktifitas mahasiswa di lokasi KKN merupakan wujud bakti dan pengabdian kepada masyarakat sehingga melalui program KKN mahasiswa memiliki peranan dalam bidang apapun yang dibutuhkan dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa sasaran. Untuk itu, pelaksanaan kegiatan KKN yang kami lakukan bertujuan untuk meningkatkan aktifitas kepemudaan di desa sasaran yang berlokasi di desa Lamu kecamatan Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Ada 4 (Empat) program kegiatan tambahan yang merupakan aktifitas kepemudaan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN yaitu kegiatan olahraga, kegiatan keagamaan, kegiatan bakti sosial dan pembangunan tugu batas dusun dan batas  desa Lamu Kabupaten Gorontalo. Langkah-langkah dalam pelaksanaan aktifitas kepemudaan ini adalah 1) Observasi dan wawancara; 2) Analisis kebutuhan kegiatan kepemudaan; 3) Kerjasama dengan aparat desa dan Karang taruna; 4) Pembentukan panitia; 5) Pembuatan instrument pelaksanaan kegiatan kepemudaan; 6) Pelaksanaan kegiatan kepemudaan; 7) Penutupan kegiatan kepemudaan. Peranan mahasiswa KKN dalam hal peningkatan aktifitas kepemudaan berjalan dengan baik dan lancar serta mendapat respon yang sangat positif. Hal ini terlihat dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa Lamu karena semua program kegiatan tambahan yang merupakan aktifitas kepemudaan berhasil terlaksana dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari peran aktif pemerintah desa, stakeholder, karang taruna, masyarakat khususnya generasi muda desa Lamu yang ikut perpartisipasi dalam menyukseskan terselenggaranya kegiatan kepemudaan di desa Lamu

    Implementation of Digital Marketing E-Commerce in Innovative Products of Processed Squid as a Business Opportunity in Lamu Village

    Get PDF
    It is commonplace that nowadays a housewife becomes a business actor and only deals with gadgets without having a physical store with only gadgets and knowledge of e- commerce to market her selling products. With the many benefits of using e-commerce, e-commerce training was carried out to market innovative products processed by squid as a business opportunity for fishermen housewives in Lamu village, Batudaa Pantai sub-district, Gorontalo Regency. The stages in this activity include observation and interviews, activity planning, implementation, and the output is a marketplace account that has been created by activity participants. The implementation of the activity was divided into 2 sessions, namely session 1 providing material related to the general description of e-commerce and session 2 conducting hands-on practice on creating a marketplace accompanied by a community service team. The e-commerce training by creating a marketplace account and selling processed squid products for fishermen housewives was successfully carried out and received great appreciation and enthusiasm from the participants and the government of Lamu village. This is a business opportunity for fishermen housewives as well as adding knowledge and insight for participants to use e-commerce in selling processed squid products

    Academic Factors Influencing Non-English Students’ Willingness to Communicate in English Classroom (A study in Nursing Students)

    Get PDF
    Abstract: In EFL classrooms, one of the primary goals of the teaching and learning process is to increase students' willingness to communicate (WTC). In higher education institutions in Indonesia, this study aims to identify variables that may affect students' WTC in EFL classes, specifically for nursing students. The quantitative research method was used in this research. In this study, questionnaire data were collected from 38 nursing students at Fatima Parepare (9 males, or 76.3%, and 29 females, or 23.7%). Descriptive statistics using percentage representations were used to analyse the study's data. The results of the present study thus demonstrate that speaking up in group discussions is one of the WTC's influencing elements for EFL students. Other findings from the study include: 1) the participant said that always eager to speak practice the speaking skills; 2) they find that discussions in group are the engaging activities in the English classes; 3) they are excited to speak if the discussion starting with number of critical questions; 4) the students find it easy to communicate and discuss in group.&nbsp

    Sosialisasi Potensi Pengembangan Kuliner Olahan Ikan untuk Meningkatkan Perekonomian Masyarakat

    Get PDF
    Fish as an important source of animal protein for humans is very easily damaged, so it must be processed immediately for consumption. People generally sell fish in fresh form or in smoked form. This community service activity aims to socialize the potential of developing fish-processed culinary products to improve society's economy. The activity was carried out in Bilungala Village, Bonepantai District, Bone Bolango Regency, Gorontalo Province. This activity uses the counseling method, including the delivery of material by the speakers, followed by discussion sessions and fish processing demonstration. Participants who were PKK women and Posyandu cadres in Bilungala Village were very enthusiastic and grateful for the materials and training provided because they broadened their horizons and knowledge, and increased their motivation to try to make culinary processed fish products independently at their respective homes

    Manajemen Produksi Keripik Incor-Incor Dalam Menjaga Stabilitas Produk Pada Usaha Dagang Harapan Bunda Di Kabupaten Mandailing Natal Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah.

    Get PDF
    ABSTRAK Mustaqimah Nur (2019): Manajemen Produksi Keripik Incor-Incor Dalam Menjaga Stabilitas Produk Pada Usaha Dagang Harapan Bunda Di Kabupaten Mandailing Natal Ditinjau Menurut Ekonomi Syariah. Masalah yang melatarbelakangi judul penelitian ini adalah seharusnya pembelian bahan baku pembuatan keripik dilakukan dengan beberapa cara namun faktanya di lapangan pembelian dilakukan dengan satu cara yaitu memesan terlebih dahulu kepada pedagang yang ada di pasar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal, apa saja faktor pendukung dan penghambat manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal, dan bagaimana tinjauan ekonomi Syariah terhadap manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal, untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal, dan untuk mengetahui tinjauan ekonomi Syariah terhadap manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk pada UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal. Penelitian ini adalah penelitian lapangan, yang dilakukan di UD. Harapan Bunda di Kabupaten Mandailing Natal. Populasi dalam penelitian ini adalah 7 orang yaitu 1 pemilik usaha dan 6 karyawan kemudian semua dijadikan sampel dengan metode total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Selanjutnya penulis menganalisis data menggunakan metode kualitatif dan metode penulisan menggunakan metode induktif dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, manajemen produksi keripik incor-incor dalam menjaga stabilitas produk tidak berjalan dengan baik dikarenakan terdapat beberapa fungsi manajemen produksi yang tidak dilaksanakan oleh UD. Harapan Bunda. Ada beberapa faktor yang mendukung manajemen produksi keripik incor-incor yaitu lokasi berlangsungnya kegiatan proses produksi strategis, biaya tetap yang lebih murah dibandingkan usaha besar, fleksibilitas usaha yang besar. Adapun faktor penghambatnya yaitu mempunyai proses produksi secara terputus-putusyang menyebabkan pemimbunan dan pembusukan bahan baku, perubahan cuaca yang menyebabkan berhentinya proses produksi. Menurut tinjauan ekonomi Syariah terhadap manajemen produksi keripik incor-incor belum sesuai dengan tinjauan ekonomi Syariah yaitu pada fungsi pengimplementasian atau pengarahan dan fungsi pengawasan karyawan supaya bekerja keras, dan prinsip syariah yang mengacu pada bahan yang digunakan untuk membuat keripik incor-incor yaitu halal dan baik. Kata kunci : Manajemen Produksi, Stabilitas Produ

    Efektivitas Pemanfaatan Lingkungan dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata pelajaran IPA Pada Siswa SMP Negeri 13 Bontoa

    Get PDF
    Subjects in science, with learning resources in the environment, can be considered in the teaching and learning process. Based on observations at SMPN 13 Bontoa, the use of the environment has not been maximized. The purpose of this study was to compare the learning outcomes of students who were taught about the interactions of living things using the environment as a learning resource to those who were not. Experimental research in the form of a quasi-experimental design was carried out from February to April 2021. Data were obtained from a posttest and observations. Descriptive analysis and inferential analysis techniques were used to process the data. The results of the control class showed 31 students, or 54.83%, in the medium category. The experimental class, totaling 31 people, is 54.84% of the high category. The results of the t-test showed that H0 was rejected, H1 was accepted with count = 30.57, and ttable = 2.00 with dk = 60. This study showed higher student learning outcomes by utilizing the environment as a learning resource. For future research, it is expected to be possible to examine student learning motivation and creativity related to the use of the environment as a learning resource.  Materi dalam mata pelajaran IPA, dengan sumber belajar adalah lingkungan, dapat menjadi pertimbangan menjalankan proses belajar – mengajar. Berdasarkan hasil observasi awal di SMPN 13 Bontoa, belum maksimalnya pemanfaatan lingkungan. Perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar tanpa memanfaatkan lingkungan  dan yang diajar dengan  memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar pada materi Interaksi makhluk hidup menjadi fokus dalam penelitian ini. Penelitian eksperimen dalam bentuk Quasi Experimental Design dilakukan pada bulan Februari hingga April 2021. Data diperoleh dari tes hasil belajar yang berupa Posttest dan observasi kegiatan pembelajaran di kelas. Analisis deskriptif dan teknik analisis inferensial digunakan dalam mengolah data. Hasil analisis data kelas kontrol menunjukkan persentase 54,83% dari 31  siswa berada pada kategori sedang. Kelas eksperimen, berjumlah 31 orang, berada pada kategori tinggi dengan persentase 54,84%. Hasil uji-t menunjukkan H­0 ditolak, H1 diterima  dengan nilai thit = 30,57 dan nilai ttab= 2,00 dengan dk 60. Penelitian ini menunjukkan hasil belajar siswa lebih tinggi dengan  memanfaatkan  lingkungan sebagai sumber belajar. Untuk penelitian kedepannya diharapkan  dapat  mengkaji motivasi dan  kreativitas belajar siswa  terkait pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar

    PENGEMBANGAN MEDIA FLASHCARD DENGAN PANDUAN BELAJAR SAMBIL BERMAIN MENGGUNAKAN MICROSITE UNTUK PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

    Get PDF
    Masalah dalam penelitian ini adalah siswa kesulitan dalam memahami materi klasifikasi makhluk hidup dan kesulitan menghafal nama-nama ilmiah. Peneliti berusaha merancang suatu media yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan permasalahan dalam pembelajaran Biologi dan mengembangkan media pembelajaran berupa flashcard materi klasifikasi makhluk hidup yang panduan penggunaan, materi, serta kuisnya dapat diakses melalui microsite. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 2 Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yang memberikan penjelasan lebih analisis dan bersifat subjektif. Desain yang digunakan yaitu R&D model Borg and Gall yang telah dimodifikasi oleh Sugiyono, dengan melaksanakan 6 tahap dari 10 tahapan yaitu analisis potensi dan masalah, mengumpulkan informasi, desain produk, validasi oleh ahli, revisi desain, dan revisi produk. Teknik pengumpulan data dengan melakukan wawancara. Penentuan kelayakan dilakukan dengan melakukan validasi pada ahli bahasa, ahli materi, dan ahli media. Penelitian dan pengembangan menghasilkan media flashcard yang berbentuk kartu bolak-balik yang layak digunakan berdasarkan penilaian dari (1) validator ahli bahasa memperoleh penilaian 90% (2) validator ahli materi memperoleh penilaian 100%, (3) validator ahli media memperoleh penilaian 95%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa produk flashcard pada materi klasifikasi makhluk hidup (hewan dan tumbuhan) secara keseluruhan kualitasnya sangat baik dan layak digunakan sebagai media pembelajaran untuk siswa kelas X

    Pemanfaatan Hasil Tangkapan Ikan Dengan Pelatihan Pembuatan Sossis Ikan Di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai Kabupaten Bone Bolango

    Get PDF
    One of the areas in Gorontalo Province that has fishery potential from Tomini Bay is Bilungala Village, where the most commonly caught fish is Cakalang (Katsuwonus pelamis). Cakalang has a fairly high economic value and is much preferred because it has good meat density, especially to be used as a source of protein. But so far, the community does not have much knowledge about the management of Cakalang, which is the main catch. One of the processed products that can be made with Cakalang is fish sausage. Sausage is a food product that has nutritional value and meets the needs of the body. This processed product is also more practical to serve. The resulting product can also be an alternative business to improve the community's economy. Therefore, a fish processing training activity was carried out in the form of cakalang fish sausage. The aim of this training is to equip housewives in the village with skills in processing fish catches into nutritious and durable food products. The location of this community service activity was carried out in Bilungala Village, Bonepantai District, Bone Bolango Regency. The target is housewives in the village. The activity was carried out on November  which consisted of the preparation stage by conducting a survey and the implementation stage by conducting training with direct demonstrations and together with the participants making the product. This activity went smoothly. Participants were very enthusiastic about participating in the activity from the beginning of the activity to the end of the activity. This activity requires follow-up in the form of marketing training for processed fish products in the form of fish sausage. The training can be an asset for participants consisting of housewives to market their products which in the end are able to increase their income and help the community's economy

    Pengenalan Zat Aditif dan Adiktif yang Berbahaya Bagi Kesehatan di Lingkungan MTs. Negeri 2 Kabupaten Gorontalo

    Get PDF
    The introduction of additives and addictive substances for the younger generation, especially the millennial generation, is very important because children's habits, especially when they are teenagers, do snack activities at school and the surrounding environment without having a selective attitude for the sake of health. The habit of snacking and the lack of knowledge and understanding of healthy snacks and the content of foods that are harmful to health make students not have a selective attitude in consuming snacks in the school environment. Additives contained in food, if excessive can have a negative effect on health. Likewise with addictive substances if misused it will cause negative effects for the body. The purpose of this service activity is to introduce additives and addictive substances that are harmful to health for students aged children and adolescents so that they are able to prevent disease, create a selective attitude in consuming food for the sake of health and save our children from abuse of harmful addictive substances. . The method used in this service activity is the lecture method with a participatory approach through 4 stages of activity, namely, opening, giving material, question and answer/discussion and closing. The socialization activity went well, this could be seen from the enthusiasm of the participants in participating in the socialization activity from beginning to end and actively asking questions and discussing. Learners know the types of additives and addictive substances that are harmful to health and know how to prevent abuse of dangerous addictive substances. In addition, it also adds insight and knowledge to participants about additives and addictive substances that are harmful to health so that students have a selective attitude in snacking activities and consuming food and drinks in the school environment and its surroundings

    Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah, Keterampilan Proses Sains, dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP yang Diajar dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Direct Instruction

    No full text
    ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui perbedaan kemampuan pemecahan masalah antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction; (ii) untuk mengetahui perbedaan keterampilan proses sains antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction; (iii) untuk mengetahui perbedaan sikap peduli lingkungan antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen bentuk Quasy Experimental Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rombongan belajar kelas VII, tahun ajaran 2016/2017 di SMPN 5 Sinjai Selatan, berjumlah 152 orang peserta didik yang terbagi dalam enam rombongan belajar, kemudian dilakukan pengambilan sampel secara acak dan terpilih dua rombongan belajar yang masing-masing berjumlah 25 orang, yaitu kelas VII A dan kelas VII E. Teknik pengumpulan data menggunakan tes kemampuan pemecahan masalah, observasi keterampilan proses sains, dan angket sikap peduli lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah yang signifikan antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction; (ii) terdapat perbedaan keterampilan proses sains yang signifikan antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction; (iii) terdapat perbedaan sikap peduli lingkungan yang signifikan antara peserta didik yang diajar menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan yang diajar dengan Model Pembelajaran Direct Instruction
    corecore