12 research outputs found

    PROFIL PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PRE EKLAMPSIA DI RUMAH SAKIT

    Get PDF
    Pre-eklampsia merupakan hipertensi yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yakni ≥140/90 mmHg, terjadi setelah kehamilan berusia 20 minggu dan kebanyakan kasus ditegakkan dengan adanya proteinuria. Disertai dengan sakit kepala, kelainan pada penglihatan, nyeri dada serta dyspnea. Penelitian memiliki tujuan untuk mengetahui jenis antihipertensi yang dipergunakan untuk pasien pre-eklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Latemmamala Soppeng periode April 2020-Maret 2021, karena didasari oleh fakta tingginya kematian akibat hipertensi kehamilan serta bervariasinya terapi yang diberikan. Data dikumpulkan secara retrospektif yaitu pengambilan data rekam medis pre-eklampsia, berupa data karakteristik pasien (usia pasien, usia kehamilan), tekanan darah, diagnosa, hasil laboratorium berupa kadar proteinurea dan data pengobatan antihipertensi (jenis obat, dosis obat, frekuensi penggunaan obat). Dari hasil penelitian, didapatkan terapi antihipertensi yang digunakan pada pasien pre-eklampsia yaitu CCB dengan persentase 46,15%, diuretik sebanyak 3,84%, kombinasi antihipertensi sebanyak 34,58%. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan profil antihipertensi yang digunakan untuk pasien pre-eklampsia di Rumah Sakit Umum Daerah Latemmamala Soppeng yaitu menggunakan obat golongan CCB sebagai antihipertensi terbanyak. Yang dimana berdasarkan literatur, nifedipin termasuk terapi lini yang pertama untuk digunakan pada penanganan pre-eklampsia

    UJI EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP TITER IMUNOGLOBULIN M (IgM) DAN IMUNOGLOBULIN G (IgG) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek ekstrak etanol daun jarak pagar (Jatropha curcas L.) terhadap titer imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G  (IgG) pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Penelitian ini dilakukan dengan 3 dosis yang berbeda yaitu 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB dan 150 mg/kgBB yang diberikan secara peroral selama 7 hari, kemudian sehari setelah itu diimunisasi dengan antigen sel darah merah domba 2% secara intraperitoneal sebanyak 0,5 mL. Pengamatan titer Imunoglobulin M (IgM) dilakukan pada hari keenam dan Imunoglobulin G (IgG) dilakukan pada hari ke sebelas dengan mengambil darah tikus melalui vena lateral kemudian di uji dengan menggunakan metode hemaglutinasi titer antibodi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jarak pagar dapat meningkatkan titer antibodi imunoglobulin M (IgM) dan imunoglobulin G (IgG) meskipun tidak signifikan menurut analisis statistik

    Aktivitas Hepatoproteksi Ekstrak Etanol Kecambah Kedelai (Glycine Max) dengan Parameter Histopatologi Hepar pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

    Full text link
    Kedelai (Glycine max (L.) Merr) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoproteksi ekstrak etanol kecambah kedelai pada tikus jantan yang diinduksi parasetamol dengan parameter histopatologi. Ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dilakukan untuk mendapatkan ekstrak etanol kecambah kedelai. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 15 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok, secara berturut-turut adalah kelompok I sebagai kontrol tanpa induksi, kelompok II sebagai kontrol dengan pemberian induksi parasetamol, kelompok III, IV dan V yang diberi ekstrak etanol kecambah kedelai, berturut-turut 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Pada hari ke-8 seluruh tikus, kecuali kelompok I, diberikan induktor kerusakan hepar, yaitu parasetamol dosis 180mg/200gBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecambah kedelai 400 mg/kgBB memiliki aktivitas hepatoproteksi paling efektif dibandingkan dosis 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB dengan parameter histopatologi tikus jantan yang diinduksi parasetamol

    Aktivitas Hepatoproteksi Ekstrak Etanol Kecambah Kedelai (Glycine max) dengan Parameter Histopatologi Hepar pada Tikus yang Diinduksi Parasetamol

    Get PDF
    Kedelai (Glycine max (L.) Merr) mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas hepatoproteksi ekstrak etanol kecambah kedelai pada tikus jantan yang diinduksi parasetamol dengan parameter histopatologi. Ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dilakukan untuk mendapatkan ekstrak etanol kecambah kedelai. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan (Rattus norvegicus) sebanyak 15 ekor dan dibagi menjadi 5 kelompok, secara berturut-turut adalah kelompok I sebagai kontrol tanpa induksi, kelompok II sebagai kontrol dengan pemberian induksi parasetamol, kelompok III, IV dan V yang diberi ekstrak etanol kecambah kedelai, berturut-turut 200 mg/kgBB, 300 mg/kgBB dan 400 mg/kgBB. Pada hari ke-8 seluruh tikus, kecuali kelompok I, diberikan induktor kerusakan hepar, yaitu parasetamol dosis 180mg/200gBB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecambah kedelai 400 mg/kgBB memiliki aktivitas hepatoproteksi paling efektif dibandingkan dosis 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB dengan parameter histopatologi tikus jantan yang diinduksi parasetamol

    UJI TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL DAUN JATI PUTIH (Gmelina arborea Roxb.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus novergicus)

    Get PDF
    ABSTRAK Jati Putih (Gmelina arborea Roxb) yang dikenal sebagai Gamhar adalah pohon yang banyak tumbuh yang menyebar alamiah, sebagian besar dari India, dimana akar, kulit kayu, daun, bunga, dan buah merupakan bagian tanaman yang bisa digunakan sebagai obat.Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek toksik setelah pemberian ekstrak etanol daun jati putih (Gmelina arborea Roxb). Pada penelitian ini terdapat 2 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif menerima akuades dan kelompok perlakuan menerima ekstrak etanol daun jati putih pada konsentrasi 10 mg/g BB selama 60 hari berturut-turut. Masing–masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Hari ke-31 dan ke-61 dilakukan pengambilan darah kemudian pengukuran kadar SGPT, kreatinin dan pembedahan. Hasil penelitian uji toksisitas subkronik ekstrak etanol daun jati putih pada tikus putih jantan menunjukkan bahwa pada hari ke-31 tidak ada tanda-tanda kerusakan pada organ hati, ginjal dan lambung, sedangkan pada hari ke-61 menunjukkan terjadi luka pada lambung. Kata kunci : toksisitas, subkronik, daun jati putih, tikus putih. ABSTRACT Goomar teak (Gmelina arborea Roxb) is known as Gamhar trees that grow naturally widespread, mostly from India, where the roots, bark, leaves, flowers, and fruit of the plant part that can be used as medicine. The purpose of this study was to determine the toxic effects after administration of ethanol extract of leaves of goomar teak (Gmelina arborea Roxb). In this study there were two groups: negative control group and the treatment group receiving aqudest received ethanol leaf extract at a concentration of 10 mg white teak/g BW for 60 consecutive days. Each group consisted of 6 rats. 31st day and the 61st was then measured levels of blood sampling SGPT, creatinine and surgery. The results subchronic toxicity test ethanol extract of goomar teak leaf on white male rats showed that at day 31 there was no sign of damage to the liver, kidneys and stomach, whereas on day 61 showed an injury to the stomach. Key words: toxicity, subchronic, goomar teak leaves, white rats

    UJI EFEK AFRODISIAKA DARI EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum) PADA HEWAN COBA MENCIT (Mus musculus)

    Get PDF
    Garlic (Allium sativum) empirically used as a stamina enhancer, potentially as afrodisiaka. The purpose of this study was to determine whether the ethanol extract of the garlic effect as an aphrodisiac in male mice as animals models and used ICC (Introducing, Climbing, and Coitus) as parameters by treated with Garlic extracted Garlic was extracted by maceration with ethanol 70 %. Animal tests were used 15 male mice and 15 famale mice were divided into five treatment groups. Each group consists of 3 males and 3 females. The first group was given with Na.CMC 1 % as a negative control, the second group was given Pasak bumi as a positive control, a group III were given ethanol extract of garlic 150 mg/kgBB, group IV were given ethanol extrac of garlic 200 mg/kgBB and group 5 was given ethanol of the garlic 300 mg/kg BB.As The results showed ethanol extract of the garlic 300 Mg/Kg BB can act as aphrodisiac in experimental animals male mice (Mus musculus)

    Activitas, Formulasi dan Efektivitas Gel Ekstrak Beras Hitam (Oryza sativa L) terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli

    No full text
    Black rice (Oryza sativa L.) contains chemical compounds, namely ferulic acid, -oryzanol, amino acids, tannins, phenolics, and anthocyanins which have potential as antibacterial agents. This study aims to formulate an antibacterial gel preparation from black rice extract with an extract concentration of 10% and to test the antibacterial effectiveness of the gel preparation against Staphylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. Black rice extract was obtained by maceration using 70% ethanol solvent: 3% citric acid. The extract obtained was then formulated in a gel dosage form. The results showed that black rice extract could be formulated as an antibacterial gel preparation that met the organoleptic, homogeneity, pH, spreadability, and adhesion requirements. In the results of the antibacterial effectiveness test, there is a clear zone which represents the ability to inhibit the growth of the tested bacteria by the gel. Black rice extract can be formulated in a gel dosage form with an extract concentration of 10% and a physically stable formula is obtained in formula III with a carbopol concentration of 2%. The average diameter of the antibacterial gel FIII preparation of black rice extract in inhibiting Staphylococcus aureus bacteria was classified as strong, namely 11.17 ± 0.34 mm, while inhibition of Escherichia coli bacteria was also relatively strong, namely 12.20 ± 0.46 mmBeras hitam (Oryza sativa L.) mengandung senyawa kimia yaitu senyawa asam ferulat, -oryzanol, asam amino, tannin, fenolik, dan antosianin yang berpotensisebagai antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi sediaan gelantibakteri dari ekstrak beras hitam dengan konsentrasi ekstrak 10% serta menguji efektivitas antibakteri sediaan gel terhadap bakteri Staphylococcus aureus danEscherichia coli. Ekstrak beras hitam diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 70% : asam sitrat 3%.Ekstrak yang diperolehkemudian formulasi dalam bentuk sediaan gel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak beras hitam dapat diformulasikan sebagai sediaan gel antibakteriyang memenuhi persyaratan organoleptik, homogenitas, pH, daya sebar, dan daya lekat. Pada hasil pengujian efektivitas antibakteri, terdapat zona bening yangmempresentasikan kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri uji oleh gel. Ekstrak beras hitam dapat diformulasi dalam bentuk sediaan gel dengan konsentrasi ekstrak 10% dan diperoleh formula yang stabil secara fisik pada formula III dengan konsentrasi carbopol 2%. Diameter rata-rata sediaan FIII gel antibakteri ekstrak beras hitam dalam penghambatan bakteri Staphylococcusaureus yang tergolong kuat yaitu 11,17±0,34 mm, sedangkan penghambatan bakteri Escherichia coli juga tergolong kuat  yaitu 12,20±0,46 mm

    Efek Pemberian Ekstrak Etanol Daun Sembukan (Paederia foetida L.) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan

    Get PDF
    Sembukan leaf is a medicinal plant that is widely used by the community, one of which is as an anti-inflammatory. This study aims to determine the effect of giving sembukan leaves (Paederia foetida L.) to decrease uric acid levels in male white rats (Rattus norvegicus). The study was carried out by testing 5 groups of white rats, namely positive control (Allopurinol 100 mg), negative control (Na.CMC suspension 0.5%), the dose of ethanol extract of sembukan leaves 10 mg/KgBB, 20 mg/KgBB, and 40 mg/KgBB. Each treatment group measured initial uric acid levels (before induction), after induction of chicken liver juice and after giving treatment or test samples using test strips. The results showed that uric acid levels in all groups decreased with the percentage decrease in uric acid levels at a dose of 10 mg/Kg BB, 20 mg/Kg BB and 40 mg/Kg BB, respectively by 13.2%, 24.5% and 54.3%. The results of the One Way Anova statistical test showed a significant difference with P value = 0.010 (α <0.05). The concentration of the extract that gave the greatest reducing effect was the extract dose of 40mg/kgBB
    corecore