14 research outputs found

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

    Get PDF
    This study aims to improve science learning outcomes through the application of Talking Stick learning model. The subjects of this study are students of class VII C SMP Negeri 23 Pontianak, amounting to 30 students. This type of research is Classroom Action Research. This research includes the planning, implementation, action, observation and reflection. The instruments of data collection used are observation and test sheets (final evaluation of the cycle). Based on the research results known in cycle I obtained an average value of 78,3 and in cycle II obtained an average value of 87,8 has an increase from cycle I. Learning completeness in the first cycle of 53,33%, then on cycle II increased to 83,33%. From result of research indicate that applying of Talking Stick learning model can improve science learning result in class VII C SMP Negeri 23 Pontianak.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sains melalui penerapan model pembelajaran Talking Stick. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 23 Pontianak yang berjumlah 30 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian ini meliputi perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi dan tes (evaluasi akhir siklus). Berdasarkan hasil penelitian diketahui pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 78,3 dan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 87,8 mengalami peningkatan dari siklus I. Ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 53,33%, kemudian pada siklus II meningkat menjadi 83,33%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar IPA di kelas VII C SMP Negeri 23 Pontianak.Kata Kunci: hasil belajar siswa,Talking Stic

    HUBUNGAN ANTARA SCHOOL WELL BEING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMAN 12 PEKANBARU

    Get PDF
    Hubungan antara School Well Being Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Siswa SMAN 12 Pekanbaru Nasrul Hidayah Akhbar Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara school well being dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMAN 12 Pekanbaru. Fenomena mengulur waktu dan menunda tugas/pekerjaan tak hanya dilakukan oleh orang dewasa tapi juga dilakukan oleh anak usia sekolah. Prokrastinasi akademik adalah kecenderungan yang secara terus menerus dilakukan oleh siswa untuk meninggalkan, menunda atau terlambat dalam mengumpulkan tugas yang seharusnya diselesaikan dengan tepat waktu, dan memilih melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berguna yang dianggap menyenangkan. School well being adalah keadaan siswa yang merasa puas karena kebutuhan materil dan non-materilnya mampu dicukupi dengan baik oleh sekolah. Populasi pada penelitian ini berjumlah 336 orang siswa kelas XII SMAN 12 Pekanbaru, dengan sampel sebanyak 183 orang siswa yang diambil melalui teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala School Well Being (11 aitem) dan Skala Prokrastinasi Akademik (11 aitem). Hasil korelasi Pearson product moment menunjukkan terdapat hubungan yang negatif antara school well being dengan prokrastinasi akademik pada siswa SMAN 12 Pekanbaru. Artinya semakin tinggi school well being siswa maka semakin rendah prokrastinasi akademik. Kata kunci: School Well Being; Prokrastinasi Akademik; Siswa SM

    Studi Pengelolaan Program Ekstrakurikuler Di Era Pandemi SMA Negeri 1 Polewali

    Get PDF
    Penelitian ini mengkaji tentang pengelolaan program ekstrakurikuler di Era Pandemi SMA Negeri 1 Polewali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengelolaan program Ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Polewali. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman. Pengecekan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan program ekstrakurikuler di SMA Negeri 1 Polewali meliputi: 1) Perencanaan program ekstrakurikuler yaitu sekolah memberikan ruang kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat dan potensinnya melalui bidang ekstrakurikuler. Untuk anggaran kegiatan ekstrakurikuler, tidak lepas dari penganggaran Rencana Kerja Kekolah. Adapun proses perencanaan program ekstrakurikuler ialah adanya musyawarah kerja unit organisasi namun sebelum musyawarah kerja, pengurus mengadakan rapat untuk kemudian membahas program kerja yang akan dilaksanakan. 2) Pelaksanaan program ekstrakurikuler meliputi proses persiapan sebelum kegiatan dan proses pada saat kegiatan berlangsung. Bentuk pengawasan sekolah dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler yaitu masing-masing guru pembina memantau langsung kegiatan siswa. Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sudah terpenuhi namun untuk prasarana masih kurang. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program ekstrakurikuler adanya pandemi covid-19 dan kurangnya tenaga guru pembina dalam bidang ekstrakurikuler. Untuk faktor pendukungnya ialah fasilitias yang memadahi dan support dari orang tua siswa. Adapun upaya yang dilakukan pengurus dalam mengatasi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ialah terus berkoordinasi dengan guru pembina terkait hambatan yang dialami pengurus unit organisasi kemudian upaya yang dilakukan sekolah ialah mengoptimalkan tenaga pembina yang ada. 3) Evaluasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setiap kegiatan berakhir, yaitu masing-masing unit organisasi mengadakan brieving

    SINTESIS 1-BENZOIL,3(4-FLUOROBENZOIL UREA DAN UJI AKTIVITAS PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT PADA MENCIT (MUS MUSCULUS)

    Get PDF
    Usaha untuk mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas penekan sistem saraf pusat yang lebih poten dengan efek samping minimal terus dilakukan sampai sekarang. Salah satunya adalah dengan melakukan modifikasi struktur urea. Siswandono (2001) te1ah melakukan sintesis senyawa 1,3-dibenzoilurea meialui reaksi asilasi antara benzoilurea dengan benzoil klorida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa tersebut tidak mempunyai aktivitas sedatif-hipnotik tetapi mempunyai aktivitas potensiasi terhadap tiopentaL Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa baru turunan benzoilurea yang mempunyai aktivitas penekan sistem saraf pusat yang lebih besar daripada senyawa induknya, yaitu dengan melakukan modifikasi lebih lanjut dari senyawa 1.3-dibenzoilurea. Modifikasi molekul dilakukan terhadap einein benzena pada rantai samping dengan menambahkan gugus fluoro. Sintesis senyawa 1-benzoil, 3-(4-fluorobenzoil)urea dilakukan melalui reaksi asilasi antara gugus amina primer rantai samping senyawa benzoilurea dengan senyawa 4-fluorobenzoil klorida. Gugus fluoro mempunyai sifat elektronik yang lebih besar dibanding senyawa 1,3-dibenzoilurea, sehingga diharapkan akan dapat meningkatkan aktivitasnya sebagai penekan sistem saraf pusat. Reaksi asilasi dilakukan dengan menggunakan metode gabungru'< antara metode peneampuran fisik dan metode Sehotten-Baumann menggunakan pelarut tetrahidrofuran dan dilakukan pemanasan pada suhu 50-100°C se~ama 2,5 jam untuk menyempurnakan reaksi. Kemudian dilakukan pemumian hasil sintesis dengan pelarut etanol panas. Kemurnian senyawa hasil sintesis dilakukan dengan KL T menggunakan berbagai fase gerak dan penentuan jarak Iebur. Adanya noda tunggal pada ketiga fase gerak dan jarak Iebur senyawa yang sempit menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis murni seeara KL T. Identifikasi struktur senyawa dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV -VIS, Spektrofotometer FT IR dan spektrometer lH_NMR. Dari ketiga spektrurn tersebut dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil sintesis adalah 1-benzoil, 3-( 4-fluorobenzoil)urea

    DIKLAT PERANCANGAN JARINGAN SMALL OFFICE HOME OFFICE DI SMK PUSTEK SERPONG

    Get PDF
    SMK PUSTEK Serpong Kota Tangerang Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang handal. Jurusan Teknik Komputer Jaringan merupakan jurusan yang paling banyak diminati oleh siswa di antara jurusan yang lain di SMK Pustek Serpong. Small Office Home Office (SOHO) adalah istilah yang mengacu pada bisnis atau usaha kecil yang dilakukan di rumah. Mobilitas yang semakin tinggi dan semakin terbatasnya jarak dan waktu membuat rumah bisa sebagai pilihan untuk melakukan usaha dengan nilai strategis yang tinggi. Kemampuan dalam merancang sebuah jaringan SOHO sangat diperlukan oleh siswa dalam membangun sebuah jaringan, namun pada kurikulum 2013 revisi tidak terdapat materi tersebut. Maka dari itu kami mengajukan pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada siswa kelas 11 SMK Pustek Serpong Jurusan TKJ dalam merancang jaringan SOHO. Target luaran program ini adalah laporan pada media masa cetak/elektronik, dokumentasi kegiatan, dan peningkatan kemampuan siswa

    PELATIHAN PEMBUATAN DESAIN DENGAN PEMANFAATAN APLIKASI CANVA UNTUK KEGIATAN OSIS PADA SMP NEGERI 25 DEPOK

    Get PDF
    Adanya kemajuan teknologi informasi yang terus berkembang berkat inovasi yang berkelanjutan dari kehidupan manusia yang modern dengan berjalannya waktu, dan hampir mempengaruhi semua aspek kehidupan manusia. Terkait dalam segi desain grafis, adalah seni keahlian dalam menyusun dan merancang unsur visual menjadi informasi yang menjangkau publik/masyarakat, ini merupakan bagian dari komunikasi visual. Contoh aplikasi Canva, ini adalah salah satu kemajuan teknologi di dunia desain grafis yang dapat beroperasi di berbagai platform secara online (baik itu versi Web maupun versi aplikasi PC-Desktop/Laptop atau versi aplikasi Mobile/Smartphone) serta dengan banyak kemudahan sehingga cepat karena banyak contoh template dan juga bahan pendukung yang cukup banyak.Dunia pendidikan seperti sekolah SMP Negeri 25 Depok, ikut serta mendukung pendidikan yang berkualitas di sekolah. Pendidikan yang berkualitas menjadi jalan sumber manusia, melalui OSIS sekolah yang sejalan dengan wadah bagi murid agar tujuan dapat mengalirkan serta sarana yang diekspresikan, dan juga sarana agar para murid mencapai prestasi yang dapat membanggakan baik itu sendiri maupun sekolah. Dalam Pengabdian kepada masyarakat (PKM), hasil kegiatan ini berjalan sesuai yang diharapkan dan para siswa anggota OSIS antusias mengikuti pelatihannya

    PEMBELAJARAN JARAK JAUH DENGAN MEMANFAATKAN FASILITAS GOOGLE CLASSROOM

    Get PDF
    SMK Lingga Kencana, YKS Kota Depok sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang handal. Untuk pembelajaran di SMK Lingga Kencana terbiasa untuk praktek dan teori secara tatap muka. Namun dalam masa pandemi COVID-19 ini, sekolah mengalami kendala dalam pembelajaran karena tidak bisa tatap muka. COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2). COVID-19 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, mulai dari gejala yang ringan seperti flu, hingga infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Penyebarannya yang cepat membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. Google Classroom adalah layanan web gratis, yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan, dan menilai tugas tanpa harus bertatap muka. Tujuan utama Google Classroom adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa. Guru dapat memantau kemajuan untuk setiap siswa, dan setelah dinilai, guru dapat kembali bekerja bersama dengan melalui komentar. Maka dari itu kami mengajukan pendidikan dan pelatihan (diklat) kepada guru-guru SMK SMK Lingga Kencana untuk dapat memanfaatkan fasilitas gratis yang dimiliki google class room, untuk menunjang pembelajaran jarak jauh untuk menekan penyebaran virus corona selama pandemi COVID-19 ini

    Determinant of roles of personal representative in administration of estates in Malaysia and its challenges

    No full text
    Administration of estate refers to a process of managing and distributing the deceased’s estate to the beneficiaries which take effect after his death. The tasks to administer the estate are handled by the personal representative from the beginning until the end of the administration. Appointment of capable personal representative is therefore important as administration of estate deals with various responsibilities and different complications throughout the entire process. This article heeds on the notion that the appointment of incompetent personal representative disrupts the process in the administration of estate that leads to adverse implications, including the misappropriation and delay in distribution of asset. This paper discusses on the roles and duties of the personal representative and the comparison between individual and institution assigned as the personal representative. This paper also highlights the challenges encountered by the personal representative in managing the estate of the deceased. As part of its research method, this qualitative legal study undertakes a library based study through the analysis of selected materials including journal articles, textbooks, statutes and cases. The findings from this writing indicate that ignorance of the roles and lack of deliberation in appointing personal representative serve as factors leading to adverse management which often results in incompletion of the administration. The insights from this paper contribute to the public in instilling the awareness as to the importance of personal representative in estate administration. It also contribute to the academic section as part of the integral knowledge under the law of inheritance

    Overview of family disputes in administration of estates: Analysis on mediation as effective dispute resolution mechanism

    No full text
    Family dispute is one of the issues that occur in the administration of the deceased’s estate. Such dispute may happen at any stage in estate administration, ranging from the application of letters of representation until the distribution of the deceased’s asset. The occurrence of family dispute tends to adversely affect the administration and may lead to delay in the distribution which at the same time, rendered the process incomplete. Despite the seriousness of family dispute in estate administration, there is however, no specific method in resolving family dispute apart from the litigation process. Litigation is considered unsuitable in this case due to its inability to address the emotional grief suffered by the parties in addition to its time consuming and relatively expensive cost. Mediation on the other hand, is seen as a potential dispute resolution mechanism thanks to its effective method in addressing the core issues in family dispute. This paper addresses the overview of family dispute as well as analyses mediation in addressing and resolving the issue in the administration of estate. The study undertakes a library based study as a selected research method through the analysis of selected materials including journal articles, textbooks, statutes and cases. The finding from this paper indicates that mediation excels in resolving family disputes due to its ability in remedying the emotional distress suffered mainly by the beneficiaries. It is suggested that the administrative bodies primarily, should start to take the initiative in introducing mediation in an effort to improve the process of estate administration in Malaysi

    Administration of the deceased’s estates: an analysis to the effect of nomination

    No full text
    In the administration of estate, the asset related to nomination is governed under the nomination rules set by the different authorities, which gave rise to several nomination effects. Some of these nomination prevents the asset to be distributed to the rests of beneficiaries, other than the nominee. Other nomination effect grants the authority to the nominee as an administrator to that particular asset, without considering the capacity and ability of such nominee in distributing the asset. While the purpose of nomination is to ensure a quick and smooth process in extracting the deceased’s asset, the differences in the nomination effect tend to cause confusion, leading to disputes between the nominee and the beneficiaries in claiming the ownership of the estate. This paper discusses the position of the asset under nomination through the analysis of provisions under the Islamic Financial Services Act 2013 in relation to the administration and the distribution of the deceased’s estate. The research is conducted through the means of a library-based method which utilises written materials in several sources including journal articles, statutes, textbooks and cases. The finding in this study indicates that the lack of control by the institutions over the nomination process has led to the adverse implication involving the disputes between the parties. It is therefore suggested that the lawmaker needs to amend the nomination rules in order to harmonise the rights of the nominee and the beneficiaries of the deceased’s estates respectively. © 2018 Published by Future Academy www.FutureAcademy.org.UK Keywords: Administration of Estates, Nomination, Islamic Financial Services Act 2013, Administrator, Takaful, Conditional Hibah
    corecore