397 research outputs found

    APLIKASI PENDETEKSI JALAN RUSAK MEMANFAATKAN AKSELEROMETER PADA SMARTPHONE

    Get PDF
    Kerusakan jalan merupakan permasalahan serius yang dihadapi baik oleh pemerintah ataupun masyarakat. Untuk membantu penyelesaian masalah tersebut dikembangkan aplikasi yang bertujuan untuk melaporkan kerusakan jalan secara otomatis dengan memanfaatkan akselerometer dan GPS pada smartphone. Aplikasi pendeteksi jalan rusak memanfaatkan akselerometer dibuat untuk mengumpulkan data jalan melalui sensor getar dan GPS, dan menganalisis data yang terkumpul untuk mendapatkan informasi titik-titik kerusakan. Algoritma Pothole Patrol sebagai algoritma deteksi jalan rusak diimplementasikan untuk mengenali berbagai kerusakan jalan. Percobaan yang dilakukan menggunakan mobil sejauh ± 50 km yang terdiri dari berbagai kerusakan jalan seperti: lubang, retak, bergelombang dan deformasi, serta berbagai bagian jalan seperti polisi tidur, sambungan siar muai, dan persimpangan jalan. Untuk menguji performance sistem dalam mengenali jalan rusak dilakukan suatu pengujian terhadap aplikasi. Dengan nilai presisi 88%, recall 92%, dan F-Measure 0,92 membuktikan bahwa akselerometer smartphone dapat digunakan sebagai pendeteksi jalan rusak. Road damage is a serious problem faced by both governments or communities. Various problems such as accidents, economic downturn, financial loss and congestion becomes a chore to be resolved. To help in problem solving were developed system that aims to report the damage to the road automatically by utilizing the accelerometer and GPS on smartphones. The system named damropa (damages patrol roads) is made to collect the data path through the sensor shakes and GPS, and analyze the data. The system was built to recognize different types of damage to roads in the city. Damaged road detection algorithm was developed to recognize and differentiate the road damage other road sections that are not broken. Experiments were conducted using the car as far as ± 50 km to test the accuracy of the system in recognizing damages road, and the system is able to detect damage road as very well. With presision 88%, recall 92% and F-Measure 0,92. Detection of damage to roads using the accelerometer is feasible powered smartphone with GPS and presentation through a digital map

    PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI STROKE NON HEMORAGIK DEXTRA STADIUM AKUT RS AL DR. RAMELAN SURABAYA

    Get PDF
    Stroke merupakan salah satu manifestasi neurologik yang umum dan mudah dikenal dari penyakit-penyakit neurologi yang lain oleh karena timbulnya mendadak dalam waktu yang singkat. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak pecah atau terblokir oleh bekuan sehingga otak tidak mendapat darah yang dibutuhkannya. Penyakit in i menimbulkan beberapa permasalahan Impairment berupa adanya spastisitas pada lengan dan tungkai kanan dan terjadi gangguan koordinasi dan keseimbangan. Selain itu juga menimbulkan permasalahan kemampuan fungsional seperti terlentang ke tidur miring pada sisi sehat , terlentang ke duduk disamping bed, keseimbangan duduk, duduk ke berdiri masih perlu bantuan maksimal dari orang lain, pasien belum mampu transver ambulasi secara mandiri. Tujuan dari penelitian ini meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi atau masalah yang dijumpai pada stroke yang ditandai dengan gangguan gerak dan fungsional serta penatalaksanaan terapi latihan pada pasien stroke . Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah mengetahui manfaat terapi latihan dapat mengurangi spastisitas yang berlebihan, mengetahui breathing exercise dapat mencegah terjadinya penumpukan cairan mukus akibat tirah baring lama, mengetahui manfaat latihan koordinasi dan keseimbangandan mengetahui manfaat latihan fungsional. Metode penelitian yang digunakan dalam menyusun Karya Tulis Ilmiah ini adalah studi kasus. Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali berupa latihan 1) breathing exercise, (2) posisioning, (3) mobilisasi dini dengan latihan gerak aktif dan pasif, (4) latihan untuk meningkatkan aktivitas fungsional, selain terapi yang diberikan oleh terapis , edukasi yang diberikan dapat membantu proses kesembuhan pasien. Setelah dilakukan terapi sebanyak 6 kali didapatkan hasil sebagai berikut : (a) terdapat peningkatan tonus otot, (b) tidak timbul pola sinergis, (c) tidak terjadi penumpukan cairan mukus akibat tirah baring lama, (d) tidak ada peningkatan kemampuan fungsional

    Penerapan Kurikulum dalam Pembelajaran Tahfidzul Qur’an Di Madrasah Aliyah Tahfidzul Qur`an (MATIQ) Isy Karima Pakel Gerdu Karangpandan Karanganyar Jawa Tengah

    Get PDF
    Proses menghafal Al Qur’an adalah sebuah tradisi yang tidak pernah lepas dari sejarah perkembangan Islam, sejak Islam lahir pada masa Rasulullah saw sampai detik ini jutaan kaum muslimin mencurahkan segala daya upaya untuk menjaga kitab suci ini baik dalam bentuk shudur (menghafal ) dan suture ( tulisan) . Umat Islam dari masa salaf (klasik) sampai masa khalaf (modern) terus mengembangkan pola kurikulum dan pembelajaran tahfidzul Qur’an mulai dari halaqah halaqah di masjid sampai menjadi sebuah lembaga formal . MATIQ Isy Karima adalah salah Lembaga Pendidikan setingkat sekolah menengah umum di Indonesia berusaha terus melangkah dan berbenah diri untuk mewujudkan sebuah lembaga tahfidzul Qur’an yang memadukan antara metode salaf ( klasik) dan kholaf ( modern). Dari sinilah penulis ingin meneliti studi kepustakaan salaf dan khalaf berkenaan dengan kurikulum pembelajaran tahfizhul Qur`an yang digunakan untuk menganalisa proses pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran tahfizhul Qur`an di MATIQ Isy Karima. Penelitian ini berjudul Penerapan Kurikulum Dalam Pembelajaran Tahfizhul Qur`an Di Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur`an (MATIQ) Isy Karima Pakel Gerdu Karangpandan Karanganyar Jawa Tengah Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan dan pelaksanaan kurikulum dalam pembelajaran tahfizhul Qur’an di Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Isy Karima Karanganyar Jawa Tengah, juga faktor pendukung dan penghambatnya. Methode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah wawancara, dokumentasi dan observasi. Setelah data terkumpul , selanjutnya dilakukan analisis data .Adapun analisis datanya menggunakan tiga langkah yaitu reduksi data (data reduction), penyajian data ( data display) , dan penarikan kesimpulan (verification) . Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah pertama, Kurikulum dan pembelajaran tahfizhul Qu’an di Madrasah Aliyah Tahfizhul Qur’an Isy Karima dengan jenjang pendidikan selama empat tahun, siswa mampu menghafal al Qur’an 30 juz. Kedua , Strategi pembelajaran Tahfizhul Qur’an MATIQ Isy Karima menggunakan beberapa metode diantaranya adalah : Hifzhul jadid, muraja’ah hifzhul jadid, muraja’ah juz’iyah , tashhihul hifzhi wa tilawah, muraja’ah `amah, MHQ ( Musabaqah hifzhil Qur’an) evaluasi bulanan dan UAT (Ujian Akhir Tahfizh). Ketiga, Perangkat Kurikulum dan pembelajaran tahfizhul Qur’an MATIQ Isy Karima terdiri dari : Mushaf standar sudut untuk memudahkan siswa membagi dan mengingat hafalannya, Para musyrif dan guru pembimbing yang sudah berpengalaman, sarana yang memadai, dan juga di lengkapi dengan evaluasi dengan menggunakan buku mutaba’ah (buku evaluasi harian), semua sarana tersebut dapat menunjang perkembangan kurikulum dan pelaksanaan pembelajaran dengan hasil maksimal. Keempat , Penelitian ini juga menyebutkan beberapa point penting berkaitan dengan faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan kurikullum dan pembelajaran Tahfizhul Qur’an di MATIQ Isy Karima

    Takfir dalam Pandangan Ibn Taimiyah Kajian atas Kitab Majmu‘ Fatawa

    Get PDF
    Ibn Taimyah was either a scholar or mujahid of principle until the end of life. He was a scholar with overflow work, master a variety of disciplines, experts in law of istinbat, his written speeds as his fast as spoken language. He is a mujahid who feels the bitter life in the battlefield of jihad against the Tartars. There are many hostiles until he had to feel the prison. However, he works tirelessly for the spirit of reconciliation and tajdid movement in his time. This study is a library (library research) using theological approach, which is intended to examine how the concept of takfir according to Ibn Taimiyah ideas which is contained in the book of Majmu‘ Fatawa and its relevance at the present. Source of data used in this study is the book of Ibn Taimiyah Majmu‘ Fatawa as primary data, particularly related with terms takfir. As a secondary data, it also studied with others Ibn Taimiyah works and the works of others related to the theme of takfir. Once collected by the method of documentation, these data will be processed using the method of content analysis. Based on the research results, in the book of Majmu>‘ Fatawa Ibn Taimiyah consider as one whom very careful in determining the verdict infidels, mainly related to takfir ta'yin. This prudent attitude on the issue of takfir Ibn Taimiyah does not mean bore underestimation attitude of takfir law. If certain parties are clearly and evidently has done the practices of paganism qualify takfir and no barriers, he did not hesitate to assign as a verdict infidels. Ibn Taimiyah is very firm to bear among exaggerated in applying the concept of takfir, or people who underestimate this concept of takfir. Thus, he proved with a number of factors that make certain parties exaggerate or underestimate in applying the concept of takfir. It also proves that Ibn Taymiyyah has a mid stance (at-tawasut) in bearing and applying the concept of takfir. The concept of takfi>r offered by Ibn Taimiyah in the book of Majmu‘ Fatawa has very strong relevance at present, especially with Islamiyah propaganda in general, and the qualities of a preacher particularly related to the Indonesian context, the concept of takfir also have relevance to MUI decision on ten cult criteria. The points in the decision has interrelated meanings with the explanation of about concept of takfir by Ibn Taimiyah in the book of Majmu‘ Fatawa

    Pengaruh sport education model terhadap motivasi dan intensitas belajar gerak siswa pada penjasorkes

    Get PDF
    Pengaruh Sports Education Model (SEM) Terhadap Motivasi Dan Intensitas Gerak Siswa Pada Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model sports education (SEM) terhadap motivasi dan intensitas gerak siswa pada penjasorkes. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain randomized control grup posttest only desaign. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK DTBS Bandung yang berjumlah 49 orang. 25 orang untuk SEM dan 24 orang untuk model tradisional yang diambil melalui cluster random sampling. Instrumen yang digunakan adalah k angket motivasi dan angket intensitas belajar gerak serta alat ukur digital (iCardio). Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SPSS seri 19 dengan alat uji yang digunakan: uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, uji homogenitas dengan Lavene statistik, uji kolmogorov-smirnov Z dan uji independent sampel test. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) SEM mempunyai pengaruh yang lebih baik daripada model tradisional dalam meningkatkan motivasi belajar penjasorkes, 2) Tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara SEM dan model tradisional terhadap intensitas gerak siswa pada penjasorkes, 3) Terdapat hubungan antara motivasi dan intensitas gerak siswa, namun tidak signifikan. Penulis menyarankan kepada guru penjasorkes agar dalam proses pembelajaran menggunakan model SEM untuk lebih meningkatkan motivasi dan intensitas gerak siswa

    Culture-related Content in an EFL Textbook: A Need for Locally Relevant Materials

    Get PDF
    Abstract: This study aimed to shed light on the representations of global and local cultures in an EFL textbook. The analysis of cultural themes of the local English textbook was described qualitatively. The textbook was analyzed in terms of its cultural contents in order to examine how the representations of foreign, local and global cultures are portrayed in this textbook. The study also looked into the degree and ways in which the authors’ resistance toward English culture as the target culture in this textbook. The analysis revealed that cultural content in this textbook is dominated by local cultures. The textbook authors attempt to instill local values in this textbook in order to provide students with more meaningful locally relevant materials. The study also suggests that EFL local textbooks should ideally include both global culture and local culture in order to equip students with diverse learning experience and better intercultural learning. Keywords: EFL textbook, culture-related content, and locally relevant materials. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan representasi budaya global dan lokal dalam buku teks bahasa Inggris. Hasil analisis tema-tema budaya dalam buku teks bahasa Inggris lokal ini dijelaskan secara kualitatif. Buku teks dianalisis dalam hal konten budayanya untuk melihat bagaimana representasi budaya asing, lokal dan global digambarkan dalam buku teks ini. Studi ini juga mengkaji sejauh mana cara dan resistensi penulis buku terhadap budaya bahasa Inggris sebagai budaya target dalam buku teks ini. Hasil menunjukkan bahwa konten budaya dalam buku ini didominasi oleh budaya lokal. Penulis buku berusaha untuk menanamkan nilai-nilai lokal dalam buku teks ini untuk memberikan siswa materi yang relevan secara lokal dan lebih bermakna. Studi ini juga menunjukkan bahwa buku teks Bahasa Inggris lokal idealnya harus mencakup budaya global dan budaya lokal untuk membekali siswa dengan pengalaman belajar yang beragam dan pembelajaran antar budaya yang lebih baik. Kata-kata kunci: buku teks Bahasa Inggris, konten budaya, materi lokal yang releva

    PENERJEMAHAN IDIOM DAN GAYA BAHASA (METAFORA, KIASAN, PERSONIFIKASI, DAN ALITERASI) DALAM NOVEL”TO KILL A MOCKINGBIRD” KARYA HARPER LEE DARI BAHASA INGGRIS KE BAHASA INDONESIA (Pendekatan Kritik Holistik

    Get PDF
    Disertasi ini membahas tentang penerjemahan idiom dan gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi dalam novel ”To Kill a Mockingbird (TKM)” karya Harper Lee dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Pokok-pokok permasalahan ini dibahas berdasarkan hasil karya terjemahannya (faktor objektif), latar belakang penerjemahnya (faktor genetik), dan respon khalayak pembaca hasil terjemahannya (faktor afektif). Problematika penerjemahan tersebut dijabarkan dalam rumusan masalah penulisan sebagai berikut: (1) Bagaimana idiom, gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi pada novel TKM diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia?, (2) Bagaimana latar belakang, pengalaman, kompetensi, dan strategi penerjemah novel mempengaruhi produk terjemahan nya?, (3) Bagaimana tanggapan para pembaca tentang kualitas terjemahannya?, (4) Bagaimana prinsipprinsip penerjemahan idiom, gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia? Maka dari itu tujuan penulisannya adalah: (1) Mendeskripsikan hasil analisis terjemahan idiom, gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, (2) Mengungkap latar belakang, pengalaman, kompetensi, dan strategi penerjemah novel yang berpengaruh pada hasil terjemahannya, (3) Mendeskripsikan tanggapan para pembaca tentang kualitas terjemahan novel TKM, dan (4) Menemukan rumusan solusi yang paling tepat untuk penerjemahan novel, khususnya penerjemahan idiom, gaya bahasa metafora, personifikasi, kiasan, dan aliterasi dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Dalam penulisan ini metode penulisan yang digunakan adalah penulisan studi kasus dengan pendekatan kritik holistik yang membidik tiga faktor: objektif, genetik, dan afektif (Sutopo, 2006). Data yang digunakan dalam penulisan ini hanya mencakup data primer yang terdiri dari tiga kategori: (1) Tuturan-tuturan yang mengandung idiom, metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi yang terdapat dalam novel TKM yang diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, (2) Pernyataan-pernyataan informan yaitu dari penerjemah novel TKM, dan (3) Tanggapan para pembaca tentang tingkat kesepadanaan, keberterimaan, dan keterbacaan hasil terjemahan. Sumber data dalam penulisan adalah (1) Novel TKM dan terjemahannya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, (2) Penerjemah novel TKM, dan (3) Para pembaca ahli (para dosen sastra Inggris) dan pembaca awam (para mahasiswa sastra Inggris). Data dalam penulisan ini dikumpulkan dengan menggunakan tiga macam teknik pengumpulan data, yaitu teknik dokumentasi, teknik wawancara, dan teknik kuesioner. Secara garis besar teknik analisis data dalam penulisan ini menggabungkan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema (Spradley (1980), analisis kontrastif (James, 1998), dan analisis interaktif (Miles & Huberman, 1994). Selama proses penulisan, data dari faktor objektif itu dikategorisasikan dan selanjutnya dianalisis secara kontrastif. Kemudian faktor genetik dan faktor afektif pun dikategorisasikan dan setiap kategori dari masingmasing faktor itu dibandingkan. Semua data dianalisis secara interaktif mulai dari reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan. Berdasarkan hasil penulisan ditemukan bahwa idiom (46,8%) diterjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan idiomatik, sedangkan metafora (80%), kiasan (87,5%), personifikasi (88%), dan aliterasi (90,6%) diterjemahkan dengan menggunakan metode penerjemahan harfiah. Teknik penerjemahan yang digunakan adalah teknik tidak langsung untuk idiom (98%), teknik langsung untuk metafora (76%), kiasan (57,%), personifikasi (71,4%), dan aliterasi (59,3%). Penerjemah cenderung menggunakan ideologi domestikasi untuk idiom (66,8%) dan ideologi foreignisasi untuk metafora (84%), kiasan (95%), personifikasi (97,6%), dan aliterasi (90,6%). Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa penerjemah novel TKM menggunakan metode penerjemahan idiomatik dan teknik transposisi untuk menerjemahkan idiom, serta menggunakan metode penerjemahan setia, kata-demi-kata, harfiah dan teknik literal untuk menerjemahkan metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi. Kemudian berdasarkan respon pembaca, ditemukan bahwa tingkat kesepadanan idiom adalah akurat (59,5%), sedangkan metafora (36%), kiasan (75%), personifikasi (54,7%), aliterasi (65,6%) kurang akurat. Tingkat keberterimaan idiom adalah berterima (61,7%), sedangkan metafora (80%), kiasan (55,5%), personifikasi (66,7%), aliterasi (56,3%) kurang berterima. Tingkat keterbacaan idiom adalah tinggi (48,9%), sedangkan metafora (52%), kiasan (47,5%), personifikasi (59,5%), aliterasi (56,3%) sedang. Dari hasil penulisan ini dapat disimpulkan bahwa idiom sudah diterjemahkan dengan metode dan teknik yang tepat, sedangkan gaya bahasa metafora, kiasan, personifikasi, dan aliterasi belum diterjemahkan dengan metode dan teknik yang tepat. Penerjemah novel TKM tidak memiliki latar belakang yang cukup relevan dengan dunia penerjemahan novel, sehingga produk terjemahannya belum cukup memuaskan. Sebagai tindak lanjut dari penulisan ini, direkomendasikan bahwa idiom sebaiknya diterjemahkan ke dalam idiom, metafora diterjemahkan ke dalam bentuk metafora, kiasan ke dalam bentuk kiasan, personifikasi ke dalam bentuk personifikasi, dan aliterasi ke dalam bentuk aliterasi. Selain itu, sebaiknya penerjemah novel itu berlatar belakang pendidikan yang relevan, menguasai bahasa sumber dan sasaran, memiliki pengetahuan kesusastraan, menguasai teori penerjemahan, dan berwawasan budaya yang luas, sehingga hasil terjemahannya itu akurat, berterima, dan dapat dibaca dengan baik. Kemudian untuk menerjemahkan novel sebaiknya digunakan Tripartite Cycle Model agar terjadi kolaborasi antara penulis novel, penerjemah novel, dan pembaca novel terjemahan, sehingga tercipta produk terjemahan yang berkualitas

    THE USE OF AUDIOVISUAL MEDIA TO INCREASE THE STUDENTS’ VOCABULARY: A CASE OF THE TENTH GRADE STUDENTS OF SMA N 1 CEPIRING KENDAL

    Get PDF
    This study is concerned with teaching vocabulary by using audiovisual media. The objectives of this final project are 1) to find out the students’ vocabulary taught without using audiovisual media, 2) to find out the students’ vocabulary taught using audiovisual media, 3) to find out significance difference between the students’ vocabularywho are taught by using audiovisual media and those taught without using audiovisual media. The population of this study is the tenth grade students of SMA N 1 Cepiring Kendal. The researcher takes two classes as the subject of thisresearch. The classes are X IIS 3 and XIIS 4. They are divided into experimental group (X IIS 3) and control group (X IIS 4). The researcher uses test to get the data. The test consists of two tests, they are pre-test and post-test. From the data analysis, the researcher obtains the mean score both the experimentaland control groups. The mean score of thepre-test in the experimental group is 56.71, while the mean score of the post-test in the experimental group is 75.42. The improvement in the experimental group is 18.42. The mean score of the pre-test in the control group is 52.85, while the mean score ofthe post-test in the control group is 61.00. The improvement in the control group is 8.15.The result of t-test is 8.01, while the value of t-table is 2.00. It means that the value of t-test is higher than t-table (8.01 > 2.00). From the data above, it can be concluded that there are significant difference between the students’ who are taught by using audiovisual media and taught without using audiovisual media. The data proves that it is affective to use audiovisual mediato increase students’ vocabulary ability
    • 

    corecore