Pelatihan Meningkatkan Kualitas Dokumentasi Asuhan Keperawatan di RS Polri Drs. Titus Uly Kupang

Latar Belakang. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bagian yang sangat penting dalam pelayanan keperawatan karena dokumentasi memiliki fungsi tanggung jawab dan tanggung gugat perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Tujuan Penelitian. Untuk mengetahui pengaruh pelatihan dokumentasi asuhan keperawatan terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RS Polri Drs. Titus Uly Kupang. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain quazi experimental menggunakan pendekatan pre pos-test design tanpa kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perawat di ruang rawat inap RS Polri Drs. Titus Uly Kupang sebanyak 50 orang dan sampel diambil dari total populasi. Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel bebas dan variabel terikat, Variabel bebas yaitu pelatihan dan variable terikat adalah pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RS Polri Drs. Titus Uly Kupang. Penelitian dilaksanakan di ruang rawat inap pada bulan September – Nopember tahun 2020. Hasil Penelitian. Hasil analisis statistik Wilxocon Sign Rink Test didapatkan p-value 0,000 sehingga disimpulkan bahwa Ho ditolak artinya terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan dokumentasi asuhan keperawatan terhadap pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan di RS Polri Drs. Titus Uly Kupang. Kesimpulan. Pelatihan tentang dokumentasi asuhan keperawatan memberikan pengaruh bagi pelaksanaan dokumentasi sehingga penting untuk melakukan pelatihan secara berkesinambungan untuk peningkatan kualitas dokumentasi asuhan keperawatan

Expression of receptor advanced glycation end products (RAGE) and histological picture of pancreatic -cells of streptozotocin-induced diabetic rats after yellow soybean powder suspension (Glycine max) administration

Diabetes mellitus is a multisystemic disease characterized by hyperglycemia due to defects ininsulin secretion and action, or both. Hyperglycemia is the most important factor in the onsetand progress of diabetic complications. Hyperglycemia increases the expression of receptor foradvanced glycosylation end products (RAGE) which leads to pancreatic -cells damage. Yellowsoybean (Glycine max) is reported to contain isoflavones which have various biological propertiesincluding antidiabetes. Dietary soybean can prevent the progression of diabetic complications.This study was conducted to investigate the effects of yellow soybean powder suspension onexpression of RAGE and pancreatic -cells damage of diabetic rats. Thirty streptozotocin (STZ)-induced diabetic Sprague Dawley male rats aged 11-12 weeks with body weight 200-250 g wereused in this study. The rats were divided into 5 groups with 6 rats in each group. Group 1 wasnon diabetic rats. Group 2 was diabetic rats without treatment. Group 3-5 were given yellowsoybean powder suspension of 400, 800 and 1600 mg/kg BW for four weeks, respectively. Atthe end of the experiment, pancreases tissues were removed for examination of RAGE expressionand pancreatic -cells. The results showed that yellow soybean powder suspension ingestionsignifantly decreased blood glucose level of diabetic rats toward normality (p0.05). Meanwhile, the percentage of RAGE expression onGroup 4 (42.43±4.08%) and Group 5 (40.62±3.42%) were significantly lower than Group 2(p0.05), whereas the percentage of pancreatic-cells in Group 4 (16.78±7.79%) and in Group 5 (22.03±11.51%) were significantly higherthan Group 2 (p<0.05). In conclusion, yellow soybean powder suspension can decrease RAGEexpression and prevent pancreatic -cells damage on STZ-induced diabetic rats.Keywords: pancreatic cells - Langerhans islets - streptozotocine - diabetic rats - soybean

Partisipasi dan Animo Masyarakat Dalam Penanggulangan Penyakit Infeksi di Wilayah Kerja Puskesmas Tanaraing Kabupaten Sumba Timur

Latar belakang: Penyakit infeksi yang terjadi di negara-negara sedang berkembang dan negara berkembang menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan menyebabkan kerugian ekonomi dalam memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Tujuan: Analisa partisipasi dan animo masyarakat dalam penanggulangan penyakit infeksi di wilayah kerja Puskesmas Tanaraing Sumba Timur. Metode: penelitian deskriptif kuantitatif dengan populasi 11.095 jenis non-probabilliti sampel mendapatkan jumlah menggunakan rumsu slovin dan Analisa cross-sectional studi. Hasil:&nbsp; Jumlah kasus selama periode waktu 2017: 3981 kasus [49,33%], 2018: 3702 kasus [45,49%], 2019: 3112 kasus [35,12%], Uji H1, H2 pada variabel X1 Standardized Coefficients 0,476; dengan T hitung 7.516 dan nilai Significancy= 0,000 sedangkan variabel X2 adalah Standardized Coefficients 0,463; dengan T hitung 7.317 dan nilai Significancy = 0,000. pengaruh X1 terhadap Y sebesar 0,000 &lt; 0,05 dan nilai t hitung 7,516 &gt; t table 1,960 atau H1 diterima maka terdapat pengaruh siginifikan variabel partisipasi terhadap penyakit infeksi, Uji F Hypotesis 3 [H3] Penelitian dilakukan pada 126 responden untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap variabel Y yaitu df = 2, residual 123; mean Square 0, 973 dan F= 186 186.880 serta significans 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh animo terhadap penanggulangan penyakit infeksi. Kesimpulan pengaruh partisipasi masyarakat terhadap penanganan penyakit infeksi dan ada pengaruh yang signifikan animo masyarakat terhadap kejadian penyakit infeksi. Saran: Partisipasi masyarakat Wilayah Kerja Puskesmas Tanaraing perlu ditingkatkan. Tingkatkan promosi melalui kunjungan rumah agar masyarakat lebih mempercayai perawatan dan pengobatan ketimbang mempercayai pada keinginannya sendiri tentang penanggulangan penyakit infeksi

STUDY SEARCH FOR ALUMNI HEALTH POLITEKNIK MINISTRY OF HEALTH KUPANG GRADUATE 2009 - 2012

Health Polytechnic Ministry of Health of Kupang has released its graduates as many as 6521 people for about 10 years since the first batch of 2002 up to force to 10 graduates in 2012. Of this number is mostly Diploma III Regular Class, some Diploma III Special Path and Special Program and Diploma IV Midwife Educator as well as Diploma IV Medical surgery. Since the establishment of Poltekkes Kemenkes Kupang until now has never been done research on the level of satisfaction of stakeholders of Pole Kemenkes Kupang graduates. In order to improve the quality of its graduates, it is necessary to conduct a study of Poltekkes alumni of Kemenkes Kupang to obtain data on absorption, length of time before getting a job, and job suitability with their area of expertise. From this research, it is expected that the Health Education Polytechnic Institute Manager of the Ministry of Health of Kupang gets a lot of information about the things that need to be improved in curriculum development and for the implementation of education in the future. Types of Quantitative Observational Research are collected and analyzed descriptively in the form of tables and graphs. This research is useful for Institutions to get feedback from Graduates and can be used as real data to design curriculum and development of educational institutions

The Anxiety of Lung-TB Patients Consuming Medicine more than 6 Months

Introductions: Treatment for pulmonary TB requires a long period of time, at least six months of taking medication. The impact of this long process results in saturation of pulmonary TB patients to complete their treatment program. This condition increases the patient's anxiety about the timeliness of taking medication regularly. This study aims to describe the level of anxiety of pulmonary TB patients while taking TB drugs for a period of more than 6 months in the working area of the Bakunase Health Center. Methods: This is a descriptive study with a cross sectional design approach. The sampling technique was total sampling with a total of 53 pulmonary TB patients. The research instrument used was the Zung Self-Ratining Anxiety Scale (SAS/SRAS) questionnaire. Descriptive statistical test analysis. Result: The results showed that the characteristics of pulmonary TB patients at the Bakunase Health Center were mostly 26-35 years old as many as 13 people, 28 women, 41 people with 6-12 months of treatment, housewives/not working and self-employed as many as 13 people, and 19 people have high school/high school education. The level of anxiety that occurs in pulmonary TB patients while taking TB drugs for a period of more than 6 months in the work area of the Bakunase Health Center has an average value of 46.83 with the highest value of 69 and the lowest being 27, pulmonary TB patients experience a mild level of anxiety. Conclusion: Characteristics of respondents based on age, gender, length of treatment, education, and occupation of pulmonary TB patients are factors that influence the level of anxiety. keywords: Kecemasan; pengobatan tuberkulosis; tingkat kecemasan; tuberkulosi

Pemberian Terapi KCL dengan Kejadian Flebitis pada Pasien Hipokalemia di Rawat Inap RSUD SK Lerik

Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian KCl melalui akses vena perifer biasanya 20-40 mmol KCl per liter dalam normal saline 500 ml. Konsentrasi lebih tinggi dapat menyebabkan nyeri lokal flebitis kimia, iritasi, dan sklerosis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan Pemberian KCl dengan Kejadian flebitis pada pasien hipokalemia di Rawat Inap Umum RSUD S.K.Lerik Kota Kupang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain analisis deskriptif korelasi dengan pendekatan Cross sectional yang bertujuan menganalisis hubungan pemberian terapi KCl dengan kejadian flebitis pada pasien hipokalemia di Rawat Inap Umum RSUD S.K Lerik Kota Kupang. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Hipokalemia yang di Rawat di Rawat Inap Umum RSUD S. K Lerik dan mendapat intervensi pemberian terapi KCl intravena lebih dari 1 siklus pada bulan Juni-Juli 2022 yang berjumlah 50 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Ruang Rawat Inap Umum RSUD S.K.Lerik sejumlah 40 responden. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai penerapan terapi KCL pada pasien hypokalemia, dimana dalam pemberiannya harus melalui tahapan pengawasan konsentrat obat secara berkala dengan melihat tingkat hypokalemia yang dialami pasien. Selain itu, perawat juga harus mengobservasi setiap komplikasi yang ditimbulkan dari pemberian terapi KCL seperti adanya phlebitis dengan menggunakan visual infusion phlebitis score (VIP)