410 research outputs found

    PERANCANGAN SKYLINE PARKING TOWER (STUDI FENOMENA KEMACETAN JL. DR. SAM RATULANGI 1 MANADO)

    Get PDF
    Jalan  DR. Sam Ratulangi 1 Manado ini terus menjadi sorotan warga kota, karena kemacetannya. Banyak hal/fenomena yang menyebabkan lokasi ini selalu macet. Dampak dari fenomena ini pun sering dicari solusi. Namun solusi tersebut menghasilkan maslah baru. Terbatasnya lahan parkir menjadi imbas macet dan berdampak hilangnya pengunjung jika dilakukan penertiban. Sudah seharusnya lokasi ini memiliki zona parkir vertikal yang strategis.Penelitian ini diawali dengan obeservasi terhadap fenomena yang terjadi, tentu dilatarbelakangi dengan teori fenomenologi dari Christian Norberg Scuhlz. Data-data dikumpulkan baik secara real lapangan, maupun tanggapan media massa (cetak dan online). penyelesaian terhadap data-data tersebut dianalisis dengan pendekatan Teori Perancangan Arsitektur yakni Teori Keindahan Leon Batista Alberti. Hukum  conncinitas I, II yang dipaparkannya, diadopsi peneliti dalam pembuatan modular sistem parkir vertikal. Hukum conncinitas III peneliti mengambil konsep keindahan untuk melengkapi kekurangan teori fenomenology Christian Norberg Schulz yang tidak membahas soal keindahan.Hasil perancangan yakni kelengkapan suatu area parkir vertikal yang mengakomodir parkir kendaraan roda dua di sepanjang Jl. Dr Sam Ratulangi 1 Manado. Area parkir ini dibagi dalam tiga lokasi strategis, dengan perancangan modular yang aman, nyaman dan indah bagi pengunjung nantinya

    Tanda Teritori Primer Rumah-rumah di Kampung Jawa Tondano (Studi Kasus Lingkungan III Kampung Jawa Tondano)

    Full text link
      Adanya upaya pelestarian pola hidup yang baik antar tetangga yaitu selalu menjaga jalinan tali silaturahmi dengan tidak membuat pembatas masif antara satu pekarangan rumah dengan rumah lainnya. Ini merupakan aturan baku tidak tertulis dari Tua Kampung Bapak Abubakar Nurhamidin (1939-1942). Rumah-rumah Lingkungan III inilah yang masih mengikuti aturan tersebut, bahkan ditemukan cara hidup bersama-sama dalam satu rumah ditinggali 2-3 kepala keluarga dan dalam satu petak tanah dengan ukuran ±3600m2didirikan 4 rumah didalamnya. Selain itu, penggunaan pekarangan yang dipakai bersama dengan tetangga lain (antar rumah) jika ada kegiatan peribadatan dan sosial lainnya, serta penggunaan KM/WC yang dapat digunakan secara bersama. Penelitian ini ingin mengidentifikasi sejauhmana kesadaran memenuhi rasa teritori primerkeluarga mereka terhadap pola hidup demikian.Dikarenakan teritori berkaitan dengan kebutuhan ruang fisik, kepemilikan dengan pendekatan derajat privasi, afiliasi dan kemungkinan pencapaiannya maka penggunaan pembatas simbolik lazim digunakan.Penggunaan tanda inilah yang menjadi fokus penelitian yaitu penggunaan tanda sebagai upaya pemaknaan keberadaan zona teritori primer keluarga pada rumah-rumah di Lingkungan III Kampung Jawa Tondano. Teori Tanda (Ferdinand de Saussure) dan Teori Teritori (Altman) diambil sebagai teori dasar untuk diuji pada penelitian ini.Kedua teori ini dipilih karena kecocokan dengan situasi/kasus penelitian. Adapun penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif dengan Pendekatan Ilmu Rasionalistik, dengan 11 informan orang dan 9 informan kasus rumah tinggal dan pekarangannya yang dipilih secara purposive sampling.Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa masih adanya kesadaran memenuhi kebutuhan teritori primer keluarga mereka baik bagi keluarga mereka sendiri maupun antara keluarga/tetangga lainnya dengan penggunaan tanda-tanda sebagai pemaknaan keberadaan teritori tersebut.tanda-tanda tersebut berupa elemen-elemen lingkungan alami seperti towaang/tumbuhan merambat, pohon besar, palawija, batu, dan elemen-elemen lingkungan binaan seperti benda-benda interior/perabot dan tindakan intervensi keluarga atasnya dalam hal perletakan dan posisi.   Keywords : Tanda, Teritori Primer, Keluarg

    TANDA TERITORI PRIMER RUMAH-RUMAH DI KAMPUNG JAWA TONDANO (Studi Kasus Lingkungan III Kampung Jawa Tondano)

    Get PDF
    ABSTRAK   Adanya upaya pelestarian pola hidup yang baik antar tetangga yaitu selalu menjaga jalinan tali silaturahmi dengan tidak membuat pembatas masif antara satu pekarangan rumah dengan rumah lainnya. Ini merupakan aturan baku tidak tertulis dari Tua Kampung Bapak Abubakar Nurhamidin (1939-1942). Rumah-rumah Lingkungan III inilah yang masih mengikuti aturan tersebut, bahkan ditemukan cara hidup bersama-sama dalam satu rumah ditinggali 2-3 kepala keluarga dan dalam satu petak tanah dengan ukuran ±3600m2didirikan 4 rumah didalamnya. Selain itu, penggunaan pekarangan yang dipakai bersama dengan tetangga lain (antar rumah) jika ada kegiatan peribadatan dan sosial lainnya, serta penggunaan KM/WC yang dapat digunakan secara bersama. Penelitian ini ingin mengidentifikasi sejauhmana kesadaran memenuhi rasa teritori primerkeluarga mereka terhadap pola hidup demikian.Dikarenakan teritori berkaitan dengan kebutuhan ruang fisik, kepemilikan dengan pendekatan derajat privasi, afiliasi dan kemungkinan pencapaiannya maka penggunaan pembatas simbolik lazim digunakan.Penggunaan tanda inilah yang menjadi fokus penelitian yaitu penggunaan tanda sebagai upaya pemaknaan keberadaan zona teritori primer keluarga pada rumah-rumah di Lingkungan III Kampung Jawa Tondano. Teori Tanda (Ferdinand de Saussure) dan Teori Teritori (Altman) diambil sebagai teori dasar untuk diuji pada penelitian ini.Kedua teori ini dipilih karena kecocokan dengan situasi/kasus penelitian. Adapun penelitian ini menggunakan Metode Kualitatif dengan Pendekatan Ilmu Rasionalistik, dengan 11 informan orang dan 9 informan kasus rumah tinggal dan pekarangannya yang dipilih secara purposive sampling.Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa masih adanya kesadaran memenuhi kebutuhan teritori primer keluarga mereka baik bagi keluarga mereka sendiri maupun antara keluarga/tetangga lainnya dengan penggunaan tanda-tanda sebagai pemaknaan keberadaan teritori tersebut.tanda-tanda tersebut berupa elemen-elemen lingkungan alami seperti towaang/tumbuhan merambat, pohon besar, palawija, batu, dan elemen-elemen lingkungan binaan seperti benda-benda interior/perabot dan tindakan intervensi keluarga atasnya dalam hal perletakan dan posisi.   Keywords : Tanda, Teritori Primer, Keluarg

    Small Bowel Adenocarcinoma in a Patient with Coeliac Disease: Case Report and Review of the Literature

    Get PDF
    Coeliac disease (CD) is an autoimmune disorder which leads to chronic inflammation of the gut. Furthermore, CD is associated with upper gastrointestinal malignancies, particularly lymphoma of the small intestine. Besides lymphoma, an increased frequency of associated small bowel carcinoma has been described. Here we report the case of a 70-year-old male suffering from CD who was treated with a gluten-free diet presenting with complaints of nausea, vomiting and weight loss of about 8 kg in two months. He underwent esophagogastroduodenoscopy, which identified distention of the stomach and duodenum and in the pars horizontalis a distinct obstruction was suggestive. However, histopathological examination showed a normal mucosal membrane. Additionally, a computed tomography scan of the abdomen was performed which showed an expanded stomach and duodenum up to the ligament of Treitz. During an explorative laparotomy a small tumor was palpated near the ligament of Treitz. Subsequently, a duodenal segment resection was performed. After surgery, the patient recovered well and left our hospital in good condition

    KARAKTERSITIK HUNIAN MASYARAKAT PESISIR Studi Kasus : Permukiman Tepi Pantai Desa Botutonuo Kabupaten Bone Bolango

    Get PDF
    ABSTRAK Kawasan pantai merupakan daerah yang sangat menarik untuk ditata dan diolah menjadi suatu kawasan area terbuka (open space) atau dengan cara eksplorasi waterfront city, namun kenyataan yang terjadi justru kawasan pantai ini menjadi daya tarik tersendiri oleh para nelayan untuk mendirikan bangunan hunian / pemukiman dengan tujuan agar dekat dengan tempat mencari nafkah mereka. Bangunan yang terdapat pada area tepian pantai (pesisir) secara teori harus memiliki karakter tersendiri yang berbeda dengan karakter bangunan yang ada di daerah daratan. Perbedaan itu bisa diakibatkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal (menyangkut pola hidup/perilaku masyarakat, budaya dan sebagainya) maupun faktor eksternal (menyangkut iklim, lokasi dan sebagainya). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi jenis dan karakter bangunan yang ada di sepanjang pesisir Desa Botutonuo, mengkalsifikasikan ketersediaan sarana, prasarana lingkungan dan material bangunan dan Penataan pola Permukiman hunian masyarakat yang tersebar di pesisir Pantai Botutonuo. Lokasi penelitian dilakukan yakni di pesisir pantai Desa Botutonuo, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango. Pusat penelitian ini berada di kawasan permukiman (hunian) masyarakat. Karaktersitik hunian pesisir diteliti berdasarkan fisik bangunan dan perilaku masyarakat pesisir terhadap penarapan pada pola bermukim, sedangkan hasil Pengukuran Panas lingkungan, kecepatan angin dan material serap panas pada bangunan diolah dengan menggunakan Microsoft Excell. Langkah selanjutnya melakukan sketsa ide (konsep) dalam bentuk desain pola permukiman (hunian) masyarakat pesisir pantai di Desa Botutonuo.   Kata Kunci : Waterfront city, Karakteristik hunian, Pola permukiman masyarakat pesisi

    KLASIFIKASI RUANG TERITORI PUBLIK PADA RUMAH-RUMAH DI KAMPUNG JAWA TONDANO Studi Kasus di Lingkungan III

    Get PDF
    Kampung Jawa Tondano memiliki permukiman yang unik dan berbeda dengan lokasi disekitarnya. Hampir sebagian besar rumah warga disana tidak menggunakan batas pekarangan yang tegas. Tujuannya agar hubungan silahturahmi selalu terjalin baik. Imbasnya warga bebas keluar masuk pekarangan yang bukan miliknya. Lantas, sebatas manakah warga mengelompokan ruang-ruang pada rumah mereka yang masuk teritori publik saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi ruang-ruang pada rumah warga di Lingkungan III Kampung Jawa-Tondano yang terkategori teritori publik saja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan keilmuan rasionalistik. informan ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Kategori informan terdiri dari keluarga dan objek kasus. Jumlah informan sebanyak 11 kepala keluarga. Kasus objek dalam penelitian berjumlah 9 rumah. Sampel lokasi yakni lingkungan III. Teknik pengumpulan data yang dilakukan ialah triangulasi, dimana teknik observasi menjadi teknik utama, sedangkan wawancara dan dokumentasi merupakan teknik pendukungnya. Teknik analisis data ialah memaknai hasil uji reflektif antara kerangka teoritik dengan pemaknaan indikasi empirik (Muhadjir, 1996). Ditunjang dengan kemampuan peneliti berargumentasi secara logik (Muhadjir 2002:80). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian ruang-ruang pada rumah warga menurut zona teritori publik  meliputi ruang teras depan, pekarangan/halaman rumah, warung dan toilet (KM/WC). Kata Kunci : Ruang, Teritori Publik, Keluarg

    Spoofax at Oracle: Domain-Specific Language Engineering for Large-Scale Graph Analytics

    Get PDF
    For the last decade, teams at Oracle relied on the Spoofax language workbench to develop a family of domain-specific languages for graph analytics in research projects and in product development. In this paper, we analyze the requirements for integrating language processors into large-scale graph analytics toolkits and for the development of these language processors as part of a larger product development process. We discuss how Spoofax helps to meet these requirements and point out the need for future improvements
    • …
    corecore