30 research outputs found

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI NANOMATERIAL GRAPHENE OXIDE BERBAHAN DASAR ABU SEKAM PADI TERHADAP POROSITAS DAN UJI KUAT TEKAN BATU BATA RINGAN JENIS CELLULAR LIGHTWEIGHT CONCRETE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sintesa graphene oxide (GO) dari bahan abu sekam padi dengan metode liquid sonification exfoliation (LSE) menggunakan tweeter ultrasound graphene oxide generator (TUGG) dan mengetahui pengaruh penambahan konsentrasi GO pada batu bata ringan terhadap porositas dan kuat tekannya. Sintesa GO yang diperoleh dikarakterisasi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis dengan melihat puncak absorbansi pada daerah panjang gelombang 230-270 nm. Karakterisasi GO dari berbahan abu sekam padi dengan menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Penelitian ini dimulai dengan membuat larutan surfaktan yang dicampur abu sekam padi dimana larutan dibuat dengan variasi konsentrasi 0,005 gr/ml; 0,01 gr/ml; 0,015 gr/ml; 0,02 gr/ml; dan 0,025 gr/ml. Kemudian sampel disintesia dengan metode LSE menggunakan TUGG selama 5 jam. Setelah diultrasonikasi selama 5 jam sampel larutan kemudian didiamkan semalam agar beberapa lapis GO terpisah dari kumpulan lapis abu sekam padi. Sampel GO abu sekam padi diuji menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui adanya lapisan GO. Kemudian larutan GO abu sekam padi dicampurkan ke dalam air, pasir semen, dan foam. Kemudian dicetak dengan ukuran (5×5×5) cm3, dan dilakukan pengeringan. Batu bata ringaan ukuran (5×5×5) cm3 yang dihasilkan kemudian diuji porositas dan kuat tekannya untuk mengetahui pengaruh penambahan GO terhadap campuran batu bata ringan tersebut. Hasil UV-Vis GO abu sekam padi menunjukkan bahwa konsentrasi 0,025 gr/ml menghasilkan GO dengan jumlah paling banyak dibandingkan konsentrasi lainnya. Penambahan larutan GO abu sekam padi tidak berpengaruh terhadap porositas batu bata ringan. Porositas batu bata ringan bertambah karena surfaktan pada larutan GO menambah jumlah foam pada saat proses pencampuran bahan batu bata ringan, sehingga batu bata ringan menjadi lebih ringan. Kuat tekan batu bata ringan menjadi lebih tinggi akibat penambahan GO abu sekam padi. Karena GO akan memperkuat struktur pori-pori batu bata ringan. Kuat tekan tertinggi diperoleh pada penambahan GO konsentrasi 0,015 gr/ml dengan nilai 6,25 Mpa yang menghasilkan porositas 28,16 % dan berat 155,5 gram

    PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN ELEKTROLIT H2SO4 TERHADAP TEGANGAN DAN ARUS KELUARAN AKI KERING BEKAS SETELAH DITAMBAH LARUTAN NANOPARTIKEL PERAK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk i) mengetahui pengaruh konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 terhadap tegangan dan arus keluaran aki kering bekas setelah ditambah larutan nanopartikel perak 3 mM, ii) untuk mengetahui konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 yang memberikan pengaruh secara maksimal terhadap tegangan dan arus keluaran aki kering bekas setelah ditambah larutan nanopartikel perak 3 mM, iii) mengetahui perbandingan tegangan dan arus keluaran aki kering bekas yang ditambahkan nanopartikel perak dan larutan elektrolit H2SO4 dengan variasi konsentrasi dan tanpa nanopartikel perak dan larutan elektrolit H2SO4. Penelitian ini dimulai dengan membuat nanopartikel AgNO3 yang berkonsentrasi 3 mM untuk setiap penelitian yang dilakukan. Selanjutnya, menguji kualitas larutan nanopartikel perak dengan uji Spektrofotometer UV-Vis. Kemudian, membuat larutan elektrolit H2SO4 dengan variasi konsentrasi yaitu 50%, 40%, 30%, 20%, dan 10%. Selanjutnya, mencampur 1 mL masing-masing konsentrasi H2SO4 dengan 3 mL larutan nanopartikel perak 3 mM dan menguji larutan tersebut dengan uji Spektrofotometer UV-Vis. Kemudian, 4 mL larutan campuran ditambahkan ke dalam aki kering bekas. Pengukuran tegangan dan arus keluaran aki kering bekas dilakukan pada larutan berkualitas baik selama empat jam dengan pemakaian lampu LED. Berdasarkan hasil yang diperoleh, diketahui bahwa konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 memiliki pengaruh terhadap tegangan dan arus keluaran aki kering bekas yang berisi larutan H2SO4 dan larutan nanopartikel perak 3 mM. Konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 yang memberikan pengaruh secara maksimal terhadap tegangan keluaran aki kering bekas adalah larutan elektrolit H2SO4 yamg memiliki konsentrasi 50%. Konsentrasi larutan elektrolit H2SO4 yang memberikan pengaruh secara maksimal terhadap arus keluaran aki kering bekas adalah larutan elektrolit H2SO4 yamg memiliki konsentrasi 50%

    SINTESIS DAN KARAKTERISASI GRAPHENE OXIDE TERKOMBINASI NANOPARTIKEL PERAK DALAM FASE CAIR

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil sintesis larutan GO terkombinasi AgNP yang divariasi konsentrasi larutannya serta pengaruh dari interaksi antara lembaran GO yang dikombinasikan AgNP berdasarkan hasil karakterisasi UV-Vis, SEM-EDX, XRD, dan spektrofotometer FTIR. Pengaruh dari penambahan AgNP pada larutan GO dapat ditunjukkan melalui adanya perubahan struktur material GO menjadi material rGO yang ditunjukkan dengan pergeseran nilai puncak absorbansi pada hasil uji spektrofotometer UV-Vis, perubahan morfologi dan unsur kandungan sampel pada hasil uji SEM-EDX, perubahan struktur kristal sampel pada hasil uji XRD, serta perubahan nilai transmitan dan pegeseran bilangan gelombang pada hasil uji spektrofotometer FTIR. Penelitian ini dimulai dengan membuat dua jenis larutan. Larutan pertama adalah larutan AgNP dengan konsentrasi 1 mM, 2 mM, 3 mM, dan 4 mM, sedangkan larutan kedua adalah larutan GO-AgNP. Pembuatan larutan AgNP dilakukan dengan metode reduksi kimia yaitu mereaksikan larutan AgNO3 tiap konsentrasi dengan agen pereduksi sehingga terbentuklah larutan AgNP. Sedangkan pembuatan larutan GO-AgNP dilakukan dengan metode LSE yaitu mencampurkan larutan AgNP dan larutan grafit dengan perlakuan sonikasi sehingga larutan akan tereksfoliasi menghasilkan lembaran GO yang terdeposisi AgNP. Hasil uji sampel GO-AgNP menggunakan spektrofotometer UV-Vis diperoleh hasil terbaik pada konsentrasi 4 mM yang menunjukkan dua puncak absorbansi dengan nilai panjang gelombang 265 nm dan 416,5 nm. Hal ini juga menyebabkan pergeseran redshift GO dengan panjang gelombang 252 nm sampai 265 nm yang merupakan rentang panjang gelombang material rGO. Hasil uji XRD menunjukkan terjadinya perubahan struktur kristal heksagonal menjadi struktur kristal rhombohedral yang mengindikasikan telah terbentuknya material rGO. Pada hasil uji FTIR menunjukkan sampel GO-AgNP memiliki puncak bilangan gelombang pada 1634,71 cm-1 yang juga berada pada rentang bilangan gelombang terbentuknya material rGO (Goldsheikh et al., 2014; Mishra et al., 2015). Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa telah dihasilkan nanomaterial rGO dari hasil sintesis larutan GO-AgNP menggunakan metode LSE dan reduksi kimia yang memiliki tingkat kestabilan nanopartikel cukup baik

    PREPARASI DAN SINTESIS GRAPHENE OXIDE DENGAN VARIASI WAKTU PEMBAKARAN KAIN PERCA MENGGUNAKAN METODE PENANGKAPAN ASAP DENGAN KACA PREPARAT BERDASARKAN UJI ABSORBANSI DAN GUGUS – GUGUS FUNGSIONAL

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi waktu pembakaran kain perca terhadap hasil nilai absorbansi pada sintesis graphene oxide (GO) berdasarkan uji spektrofotometer ultraviolet-visibel (UV-Vis) dan mengetahui gugus–gugus fungsional dari asap pembakaran kain perca pada sintesis GO berdasarkan spektrofotometer Forier transform infrared (FTIR). Penelitian ini dimulai dengan menangkap asap pembakaran kain perca menggunakan alat penangkap asap dengan kaca preparat. Penelitian ini dilakukan dengan memvariasi waktu pembakaran selama 1 menit, 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Untuk uji spektrofotometer UV-Vis, asap yang telah menempel di kaca preparat kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang berisi aquades sebanyak 100 ml untuk masing-masing variasi waktu pembakaran. Kaca preparat dibersihkan agar asap yang menempel dapat tercampur dengan aquades. Kemudian larutan tersebut diuji dengan spektrofotometer UV-Vis. Untuk uji spektrofotometer FTIR, asap yang menempel pada kaca preparat dipisahkkan dari kaca preparat sehigga menghasilkan serbuk dari asap pembakaran kain perca. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa variasi waktu pembakaran kain perca mempengaruhi nilai absorbansi pada panjang gelombang yang sama. Semakin lama waktu pembakaran kain perca maka semakin tinggi puncak absorbansinya yang mengidentifiikasikan material GO lebih banyak dan transfer energi yang digunakan untuk mengganggu ikatan Van der Waals semakin besar. Sedangkan berdasarkan hasil uji spektrofotometer FTIR menunjukkan bahwa tidak ada perubahan struktur ikatan pada sampel GO dengan variasi waktu pembakaran kain perca. Gugus-gugus fungsional pada GO yang dapat diidentifikasi adalah ikatan O-H asam karboksilat, ikatan rangkap C=C alkena dan ikatan C-O

    KARAKTERISASI LAPISAN TIPIS BAHAN C, SnO2 DAN C+SnO2 DITINJAU DARI NILAI HAMBATAN, UJI UV–VIS DAN XRD SEBAGAI MATERIAL TRASPARENT CONDUCTING OXIDE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui nilai hambatan pada lapisan C, SnO2 dan C+SnO2 sebagai material TCO. 2) Mengetahui nilai absorbansi lapisan bahan C, SnO2 dan C+SnO2 berdasarkan UV-Vis . 3) Mengetahui karakter dari lapisan C, SnO2 dan C+SnO2 berdasarkan XRD. Metode yang digunakan dalam pembuatan lapisan C dilakukan dengan pengasapan. Pembuatan lapisan SnO2 dilakukan dengan pemanasan SnCl2. Pembuatan lapisan C+SnO2 dilakukan dengan menggabungkan kedua metode sebelumnya. Setelah pembuatan lapisan selesai dilakukan uji hambatan dengan menggunakan rangkaian peralel, uji nilai absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, dan pengujian dengan X-Ray diffraction untuk mengetahui karakter dari lapisan yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan karakter dari ketiga sampel lapisan yang dibuat. Pada pengujian hambatan menunjukan nilai 1,0769 mΩ untuk lapisan C; 1,0774 mΩ untuk lapisan SnO2; dan 3,8875 mΩ untuk lapisan C+SnO2. Pengujian UV-Vis menunjukkan nilai absorbansi lapisan bahan C, SnO2 dan C+SnO2 secara berturut – turut adalah 0,1496; 0,1818; dan 0,8163. Ketiga nilai absorbansi maksimal lapisan sampel berada pada daerah UV. Pengujian XRD yang dilakukan menunjukan bahwa lapisan C dan lapisan SnO2 merupakan amorf sedangkan lapisan C+SnO2 merupakan kristal

    PENGARUH VARIASI LAMA PENGERINGAN DAN VOLUME LARUTAN GRAPHENE OXIDE BERBAHAN DASAR ABU SEKAM PADI TERHADAP KUAT TEKAN DAN POROSITAS BATA RINGAN JENIS CELLULAR LIGHTWEIGT CONCRETE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sintesa graphene oxide (GO) dari bahan abu sekam padi dengan metode liquid sonification exfoliation (LSE) menggunakan tweeter ultrasound graphene oxide generator (TUGG), mengetahui pengaruh penambahan volume GO pada bata ringan terhadap porositas dan kuat tekannya, dan mengetahui pengaruh lama pengeringan bata ringan GO terhadap kuat tekan yang dihasilkan. Karakterisasi dan sintesa GO berbahan abu sekam padi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan melihat puncak absorbansi pada daerah panjang gelombang 230-270 nm. Penelitian ini diawali dengan membuat larutan surfaktan yang dicampur abu sekam padi dimana larutan dibuat dengan variasi konsentrasi abu sekam padi 0,005 gr/ml; 0,01 gr/ml; 0,015 gr/ml; 0,02 gr/ml; dan 0,025 gr/ml. Sampel disintesis dengan metode LSE menggunakan TUGG selama 5 jam kemudian didiamkan semalam agar beberapa lapis GO terpisah dari kumpulan lapisan abu sekam padi. Sampel GO abu sekam padi diuji menggunakan spektrofotometer UV-Vis untuk mengetahui adanya lapisan GO. Kemudian larutan GO abu sekam padi dicampurkan ke dalam air, pasir semen, dan foam. Kemudian bata ringan dicetak dengan ukuran (5×5×5) cm3 lalu dikeringkan. Proses pengeringan dilakukan menggunakan dua cara yaitu secara alami dan menggunakan oven. Bata ringan yang dihasilkan kemudian diuji porositas dan kuat tekannya untuk mengetahui pengaruh penambahan volume GO dan lama pengeringan terhadap kualitas bata ringan tersebut. Hasil UV-Vis GO abu sekam padi menunjukkan bahwa konsentrasi 0,025 gr/ml menghasilkan GO dengan jumlah paling banyak dibandingkan konsentrasi lainnya. Penambahan volume larutan GO abu sekam padi berpengaruh terhadap porositas bata ringan namun secara signifikan menambah kuat tekan dari bata ringan tersebut. Porositas bata ringan bertambah karena surfaktan pada larutan GO menambah jumlah foam. Kuat tekan bata ringan menjadi lebih tinggi karena GO memperkuat struktur pori-pori pada bata ringan. Pada proses pengeringan alami, kuat tekan tertinggi diperoleh pada penambahan volume GO 50 ml dengan nilai 7,31x106 N/m2 yang menghasilkan porositas 38,08 % dan berat 134,64 gram. Sedangakan pada proses pengeringan dalam oven kuat tekan tertinggi terdapat pada lama pengirangan 4 jam dengan kuat tekan sebesar 1,23x106 N/m2

    SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOMATERIAL CARBON-DOT, CARBON-DOT/SULFUR, DAN CARBON-DOT/SILVER NANOPARTICLE BERBAHAN DASAR BUAH NAMNAM (Cynometra cauliflora L) DENGAN METODE PENGGORENGAN BERBASIS MINYAK

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintesis dari Cdots, CdS, dan CdAg berbahan dasar buah namnam dengan metode penggorengan berbasis minyak dan mengetahui karakteristik sampel menggunakan UV-Vis, Photoluminescence (PL), X-ray Diffraction (XRD), dan Time-Resolved Photoluminescent (TRPL). Penelitian ini menghasilkan tiga sampel larutan Cdots. Larutan ini meliputi Cdots murni, CdS, dan CdAg. Cara pembuatan Cdots meliputi membersihkan dan menghaluskan buah namnam, menggoreng selama 20 menit hingga minyak berwarna kehitam-hitaman, selanjutnya memisahkan minyak dengan buah namnam, kemudian mengambil 3 tetes minyak hasil penggorengan yang dilarutkan pada n-heksana. Pembuatan CdS dilakukan dengan memanaskan minyak hasil buah namnam yang ditambahkan dengan sulfur. Sedangkan pembuatan CdAg dengan cara mensintesis nanopartikel perak dengan metode reduksi kimia, dengan bahan utama AgNO3 dan natrium sitrat sebagai reduktornya. Sintesis Cdots, CdS, dan CdAg memiliki penampakan dan karakter yang berbeda. Pengujian UV-Vis pada Cdots menunjukkan puncak absorbansi 242,00 nm dan 268,00 nm. Pada CdS menghasilkan puncak absorbansi 228,00 nm dan 268 nm. Sedangkan pada CdAg menghasilkan puncak 219,00 nm, 278,00 nm, dan 425,50 nm. Hasil karakterisasi ketiga sampel dengan PL menghasilkan dua puncak gelombang yang berbeda. Puncak pertama menunjukan transmisi warna hijau 497,87 nm, 498,79 nm, dan 502,93 nm. Sedangkan puncak kedua merupakan indikasi adanya gugus porphin yang memiliki 668,02 nm, 670,27 nm, dan 671,17 nm. Hasil pengujian TRPL menunjukkan waktu luruh elektron. Waktu luruh Cdots, CdS, dan CdAg masing-masing sebesar 2,46± 0,02 ns, 1,71 ± 0,02 ns, dan 2,77± 0,02 ns. Sehingga, penambahan sulfur dapat mempersingkat masa luruh elektron, sedangkan penambahan AgNp memperlama waktu luruh.Hasil pengujian XRD menunjukkan ketiga sampel berstruktur amorf

    PENGARUH VARIASI MASSA KARBON SEKAM PADI TERHADAP SINTESIS MATERIAL GRAPHENE OXIDE DENGAN METODE LIQUID PHASE EXFOLIATION MENGGUNAKAN BLENDER, SONIFIKASI, DAN BLENDER+SONIFIKASI BERDASARKAN UJI UV-VIS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi massa karbon sekam padi pada perlakuan blender, sonifikasi, dan blender+sonifikasi menggunakan blender tanpa pisau terhadap sintesis GO berdasarkan spektrofotometer UV-Vis, mengetahui pengaruh perlakuan blender, sonifikasi, dan blender+sonifikasi terhadap hasil koefisien absorbansi terhadap material GO berdasarkan spektrofotometer UV-Vis. Penelitan ini dimulai dengan membuat larutan sampel analit variasi massa 1 gram, 2 gram, dan 3 gram dengan menambahkan detergen sebanyak 0,8 gram serta air 250 ml dengan memberikan perlakuan blender+sonifikasi, blender, dan sonifikasi. Masing-masing perlakuan dilakukan selama 2 jam tanpa jeda, serta alat blender yang tidak menggunakan pisau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu liquid phase exfoliation. Selanjutnya membuat larutan blanko dari detergen 0,8 gram dan air 250 ml dengan memberikn tiga perlakuan yang sama dengan larutan analit. Setelah sampel sudah jadi didiamkan semalam agar beberapa lapis graphene terpisah dari kumpulan graphene. Proses karakterisasi material GO dilakukan dengan pengujian spektrofotometer UV-Vis. Pengaruh variasi massa abu sekam padi pada perlakuan blender + sonifikasi dan blender menunjukkan bahwa semakin besar massa maka semakin besar panjang gelombang dari puncak absorbansi. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran puncak absorbansi menuju panjang gelombang yang lebih besar, atau terdeteksi adanya redshift. Sedangkan untuk perlakuan sonifikasi tidak memenuhi hukum lambert-beert. Pengaruh perlakuan blender, sonifikasi, dan blender+sonifikasi terhadap hasil koefisien absorbansi yaitu pada perlakuan blender memiliki nilai gradien lebih besar daripada blender+sonifikasi tetapi untuk nilai koefisien absorbansinya perlakuan blender+sonifikasi memiliki nilai lebih besar daripada blender

    SINTESIS GRAPHENE OXIDE DAN CARBON NANODOTS BERBAHAN DASAR LIMBAH DAUN PISANG KERING DENGAN METODE LIQUID SONICATION EXFOLIATION DAN PEMANASAN OVEN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh sintesis larutan GO dan C-dots berbahan dasar limbah daun pisang kering. Hasil sintesis larutan GO dan C-dots juga dicampurkan untuk menghasilkan kombinasi campuran GO/C-dots dengan perbandingan tertentu. Pencampuran ini untuk mengetahui karakteristik bahan hasil pencampuran larutan GO dan C-dots. Sintesis larutan GO dilakukan dengan metode LSE (Liquid Sonication Exfoliation). Serbuk daun pisang kering dicampurkan dengan aquades dan larutan deterjen kemudian disonikasi dengan frekuensi 35k Hz sehingga larutan akan tereksfoliasi dan menghasilkan lembaran GO. Sintesis larutan C-dots diperoleh dengan metode pemanasan. Pemanasan dilakukan menggunakan oven melalui dua fase pemanasan. Hasil dari pemanasan oven berupa bubuk karbon yang kemudian dicampurkan dengan pelarut aquades untuk mendapatkan larutan C-dots. Hasil larutan sintesis GO dan C-dots dicampurkan untuk membuat campuran GO/C-dots dengan perbandingan 1 : 2, 2 : 1, 1 : 1, 1 : 5, dan 5 : 1. Hasil uji sampel GO dengan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan dua puncak absorbansi pada panjang gelombang 227,5 nm dan 260 nm, sedangkan untuk larutan C-dots menghasilkan puncak absorbansi pada panjang gelombang 216 nm. Hasil karakterisasi GO dan C-dots dengan FTIR menghasilkan gugus fungsi yang sama yaitu O – H, C – O, dan C = C. Hasil karakterisasi GO dan Cdots dengan PL menghasilkan satu puncak emisi pada panjang gelombang 499 nm dengan pendaran warna hijau. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan morfologi permukaan GO dan C-dots yang diperoleh terdiri dari banyak partikel dengan bentuk tidak teratur dan dapat diamati bahwa partikel-partikelnya cenderung menggabung dengan persebaran yang merata. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut dapat disimpulkan bahwa larutan GO dengan metode LSE dan larutan Cdots dengan metode pemanasan oven telah berhasil dibuat. Hasil pencampuran dari larutan GO dan C-dots berdasarkan uji UV-Vis, FTIR, PL, dan SEM menunjukkan terbentuknya nanomaterial rGO. Hasil pencampuran larutan GO dan C-dots menjadikan C-dots sebagai agen pereduksi GO. Sehingga, C-dots menyebabkan lapisan-lapisan GO terkelupas membentuk rGO

    SINTESIS GRAPHENE OXIDE DARI LIMBAH BATANG KARBON BATERAI ZNC DENGAN EKSFOLIASI CAIRAN DAN RADIASI GAMMA BERDASARKAN UV-VIS SPEKTROFOTOMETER

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan GO melalui sintesis dengan metode liquid exfoliation dan surfaktan. Karakterisasi GO dengan liquid exfoliation menggunakan bahan radioaktif sumber sinar gamma Sr dan Co ditunjukkan dengan nilai abosrbansi pada hasil Uji UV-Vis spektrofotometer. Perbandingan karakterisasi GO dengan metode liquid exfoliation menggunakan radiasi bahan radioaktif sumber sinar gamma Sr, Co dan tanpa radiasi. Pada penelitian ini digunakan metode liquid exfoliation dan bahan radioaktif sumber sinar gamma. Sinar gamma yang dipilih adalah bahan Srontium-90 dengan aktivitas 51,05 kBq dan Cobalt-60 dengan aktivitas 9,25 kBq. Proses eksfoliasi cairan pada penelitian ini dibantu dengan surfaktan yang terdapat dalam deterjen. Sintesis GO diperoleh dengan melakukan pendiaman larutan campuran selama 2 jam, 1 hari dan 2 hari, sehingga graphite akan tereskfoliasi. Saat proses eksfoliasi, campuran diberi pancaran radiasi dari sinar gamma. Radiasi akan membuat pori-pori GO semakin lebar karena sebagian energi radiasi sinar gamma akan diserap oleh materi. Energi yang diserap material akan diubah menjadi panas yang akan memperbesar pori-pori. Hasil UV-Vis untuk larutan sampel tanpa radiasi, dengan radiasi Co dan dengan radiasi Sr terdapat puncak pada panjang gelombang 260 nm, 254 nm dan 229 nm. Hal ini memperlihatkan bahwa material GO telah dihasilkan dari sintesis bahan karbon baterai ZnC menggunakan liquid exfoliation dan deterjen yang dinyatakan dengan hasil uji UV-vis spektrofotometer terdapat 3 puncak serapan khas pada panjang gelombang antara 230-270 nm. Pada hasil sintesis GO dengan metode liquid exfoliation dan penyinaran radiasi sinar gamma dari sumber radioaktif Sr dan Co, menunjukkan semakin lama waktu pendiaman maka nilai absorbansi akan semakin turun. Hal ini dikarenakan semakin lama waktu pendiaman material graphite akan semakin tereksfoliasi. Adanya radiasi pada larutan sampel menghasilkan GO lebih baik yang memiliki transparansi optik tinggi ditunjukkan dengan adanya penurunan nilai absorbansi dari hasil uji UV-Vis larutan sampel Co dan Sr. Namun, penurunan nilai aborbansi masih kecil jika dibandingkan dengan penelitian Shahriary dan Athawale (2014) karena dosis serap yang digunakan jauh lebih kecil
    corecore