81 research outputs found

    Tanggap Pertumbuhan dan Perkembangan Jagung Ketan terhadap Pemberian Amelioran dan Pupuk NPK pada Tanah Ultisol

    Get PDF
    Pengaplikasian jenis bahan organik sebagai amelioran dan pemupukan NPK dapat menambah kesuburan tanah ultisol melalui sifat fisik dan kimia. Tujuan penelitian untuk mempelajari pengaruh jenis amelioran, dosis pupuk NPK serta interaksinya terhadap pertumbuhan dan perkembangan jagung ketan pada tanah ultisol. Pelaksanaan percobaan di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada bulan Maret sampai Agustus 2020. Percobaan disusun menggunakan rancangan acak kelompok faktorial. Faktor pertama pemberian jenis amelioran dengan 5 taraf yaitu biocar bonggol jagung, bokasi berangkas jagung, bokasi jerami padi, pupuk kandang sapi, pupuk kandang ayam. Faktor kedua pemberian dosis pupuk NPK dengan 4 taraf yaitu 100, 200, 300, dan 400 kg ha-1. Jenis amelioran pupuk kandang ayam dapat menambah tinggi tanaman 2, 4, dan 6 MST, diameter tongkol, panjang tongkol, bobot per tongkol, dan bobot tongkol per petak. Dosis pupuk NPK yang tebaik untuk produksi jagung ketan yaitu 200 kg ha-1 pada panjang tongkol dan bobot per tongkol, dan dosis 100 kg ha-1 dapat memacu pertumbuhan tanaman yaitu pada tinggi tanaman 4 MST. Kombinasi jenis amelioran dari pupuk kandang ayam dan pupuk NPK 400 kg ha-1 menghasilkan bobot kering akar, bobot kering tajuk,dan laju pertumbuhan relatif yang tertinggi. Kata kunci: bahan organik, kesuburan tanah, produksi tanaman, pupuk anorganikThe application of various types of organic matter as ameliorant and NPK fertilizer can increase the fertility of ultisol soil, physically and chemically. The study aimed to determine the effect of ameliorant types, the dose of NPK fertilizer and their interaction on the growth and development of glutinous corn on ultisol soil. The research was conducted in Bengkayang Regency, West Kalimantan from March to August 2020. The research used a factorial randomized block design. The first factor was the types of ameliorants with 5 levels, namely corncob biochar, corn waste bokashi, rice straw bokashi, cow manure, and chicken manure. The second factor was the dosage of NPK fertilizer with 4 levels, i.e., 100, 200, 300, and 400 kg ha-1. The chicken manure ameliorant increased plant height 2, 4, and 6 WAP (weeks after planting), ear diameter, ear length, ear weight per ear, and ear weight per plot. The best dose of NPK fertilizer for glutinous maize production is 200 kg ha-1 on ear length and weight per ear, and a dose of 100 kg ha-1 can stimulate plant growth based on plant height of 4 WAP. The combination of chicken manure and NPK fertilizer of 400 kg ha-1 produced the highest root dry weight, crown dry weight, and relative growth rate. Keywords: crop production, inorganic fertilizers, organic matter, soil fertilit

    PENGARUH VARIETAS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL GAMBAS DI TANAH GAMBUT

    Get PDF
    Tanaman Gambas (Luffa acutangula L.) merupakan tanaman sayuran merambat dengan alat pemegang berbentuk pilin, batang panjang dan kuat, dapat mencapai puluhan meter. Daerah asal gambas dari India, tanaman ini telah beradaptasi lama di daerah Asia Tenggara termasuk Indonesia. Buah gambas berkhasiat untuk membersihkan darah, selain berguna untuk obat, kulit buah yang telah kering baik sekali untuk penggosok tempat cucian. pemilihan varietas tanaman yang tidak tepat menjadi salah satu masalah dalam budidaya tanaman, pengunaan bahan tanam yang bukan berasal dari varietas unggul akan sangat berpengaruh bagi budidaya tanaman. pengaturan jarak tanam merupakan faktor penting dalam upaya meningkatan hasil dari tanaman. Jarak tanam yang terlalu jarang mengakibatkan besarnya proses penguapan air dari dalam tanah, sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan terganggu. Penelitian ini telah dilaksanakan di lokasi yang terletak di Jalan Sungai Raya Dalam Ujung, Desa Punggur. Penelitian ini berlangsung dari tanggal 9 Febuari sampai 30 April 2022. Penelitian ini menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) sebagai rancangan dasar. Sistem Jarak Tanam ditentukan sebagai petak utama (main plot) yang terdiri dari 3 taraf dan Varietas sebagai anak petak (sub plot) yang terdiri dari 3 taraf dan setiap kombinasi 9 perlakuan diulang sejumlah 3 (kelompok). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah volume akar, berat kering tanaman, jumlah buah pertanaman, berat buah pertanaman, berat buah perbuah, berat buah perpetak, panjang buah, diameter buah. Hasil penelitian menunjukkan varietas Hibrida Prima dengan jarak tanam 70 cm x 70 cm memberikan pertumbuhan yang terbaik dan jarak tanam 70 cm x 70 cm mampu memberikan hasil yang terbaik untuk tanaman gambas pada tanah gambut. Kata Kunci : Gambas, Gambut, Jarak Tanam, Varietas

    Senyawa Terpenoid Turunan Lupeol dari Ekstrak Kloroform Kulit Batang Tumbuhan Paliasa (Kleinhovia hospita Linn.)

    Get PDF
    ABSTRAK Senyawa golongan terpenoid diduga sebagai turunan lupeol telah diisolasi dari kulit batang tumbuhan paliasa Kleinhovia hospita Linn., Sterculiaceae. Senyawa ini diperoleh dari hasil fraksinasi ekstrak kloroforom berupa kristal berbentuk jarum dengan titik leleh 120 0C. Diidentifikasi berdasarkan perbandingan data standar spektrum IR menunjukkan kemiripan 79,61% dengan senyawa lupeol dan hasil uji kualitatif dengan pereaksi Liebermann Burchard menunjukkan positif triterpen. Kata kunci: Terpenoid lupeol, Paliasa ABSTRACT Terpenoid compound, lupeol derivate, was isolated from tree bark of paliasa plant Kleinhovia hospital Linn., Sterculiaceae. This compound was obtained by fractionation of chloroform extract; in the form of needle crystal with the melting point 1200C. Identified by comparison of IR spectrum standard data to show likely 79.61% with the lupeol compound and the result of qualitative test  by Liebermann Burchard reagent where is shown positive as a triterpen. Keywords: Terpenoid lupeol, Palias

    Senyawa metabolit sekunder dan bioaktivitas dari ekstrak tumbuhan hutan tropis Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Hutan tropis Sulawesi Selatan kaya dengan keanekaragaman tumbuhan, yang merupakan gudang senyawa  kimia yang sangat potensial sebagai bahan baku obat-obatan. Beberapa tumbuhan tropis tersebut telah dibuktikan secara ilmiah mengandung senyawa aktif, diantaranya tumbuhan tahiayam (Lantana camara Linn), tapak dara (Cataranthus roseus), buni (Antidesma bunius (L) Spreng), Jamblang (Spzgium cumini L), dan Bintaro (Cerbera manghas). Dari ekstrak tumbuhan tropis tersebut telah diperoleh beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu:  β-sitosterol [1], brusin [2],  vinblastin [3], asam 22-β-dimetilakriloiloksi-3-oksooleana-12-ena-28-oat [4], barbatumol [5], antidesmon [6], pektolinarigenin [7], dan lain-lain. Hasil uji bioaktivitas ekstrak tumbuhan  Tahiayam  memperlihatkan aktivitas sebagai antibakteri, antiseptik dan telah berhasil dibuat salep dan plaster yang efektif sebagai obat luka. Ekstrak tumbuhan Tapak dara memiliki bioaktivitas sebagai antifertilitas dalam bentuk antiimplantasi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan anti hamil. Ekstrak Tumbuhan Buni dan Jamblang bersifat sebagai antioksidan dan anti inflamatori.  Ekstrak Tumbuhan Bintaro memiliki bioaktifitas sebagai antifungi dan pestisida nabat

    Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak Kloroform Daun Tumbuhan Tembelekan (L. Camara Linn.)

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder yang terdapat dalam ekstrak kloroform daun tumbuhan tembelekan (L. Camara Linn.). Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya ekstraksi, fraksinasi, pemurnian dan identifikasi. Hasil penelitian diperoleh isolat berupa pasta berwarna putih sebanyak 3,15 mg, pada uji golongan dengan pereaksi Wagner terbentuk endapan cokelat dan pereaksi Mayer terbentuk endapan putih yang menunjukkan positif alkaloid. Spektrum FT-IR menunjukkan bilangan gelombang (cm-1) yakni, 3520.09 (N-H), 2922.16 dan 2852.72 (CH3 dan CH2), 1708.93 (C=O), dan 1463.97 (C=C). Identifikasi gugus fungsi senyawa dengan spektrofotometer FT-IR menunjukkan isolat memiliki kemiripan senyawa alkaloid.Kata kunci : L. Camara Linn, Wagner, Mayer, Alkaloid. ABSTRACTThe aim of this research was to identify the secondary metabolite compound by chloroform extract tembelekan’s plants leaf (L. Camara Linn). The isolation of secondary metabolite compound include: extraction, fractionation, purification, and identification. The research results obtained isolates form white pasta as much as 3.15 mg, on group test of the Wagner reactant gives the brown precipitate and Mayer reactant gives the white precipitate, it indicates positive alkaloids. FT-IR spectrum showing the number of waves, (cm-1) namely, 3520.09 (N-H), 2922.16 and 2852.72 (CH3 dan CH2), 1708.93 (C=O), dan 1463.97 (C=C). Identification the functional group of the compounds with FT-IR spectrophotometer showing the isolates have a similarity of indole alkaloid compounds.Keywords : L. Camara Linn, Wagner, Mayer, Alkaloid

    Studi Kandungan Senyawa Metabolit Sekunder beberapa Ekstrak Tai Anging (Usnea sp.) dan Uji Bioaktivitasnya terhadap (Candida albicans)

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan mengetahui kandungan seyawa metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak kloroform, etil asetat, dan methanol dari tumbuhan tai anging (Usnea sp.) dan uji bio aktivitasnya sebagai anti jamur Candida albicans yang merupakan jamur penyebab penyakit Candidiasis. Metode penelitian yang dilakukan meliputi maserasi, uji golongan, KLT, dan uji bioaktivitas antijamur. Hasil uji golongan ekstrak kloroform mengindikasikan mengandung senyawa golongan flavanoid dan ekstrak etil asetat mengandung senyawa golongan alkaloid dan flavanoid serta ekstrak methanol mengandung senyawa golongan steroid, alkaloid dan flavanoid. Berdasarkan hasil uji bioaktivitas antijamur, ekstrak kloroform memiliki potensi yang paling besar sebagai antijamur, dengan rata-rata diameter hambat 15,284 mm terhadap Candida albicans pada konsentrasi 5% (m/v).Kata kunci :Tai anging, Usnea sp., Candida albicans, Candidiasis ABSTRACTThis study is an experiment research that aimed to know the content of secondary metabolites compound in extract of chloroform, ethyl acetate and methanol from  taianging plants (Usnea sp.) And test the of bioactivity as antifungal Candida albicans is thats caused candidiasis. The method of include maceration, phytochemical test, TLC and antifungal bioactivity test. The result indicate compound containing chloroform extract group and the ethyl acetate extract flavanoid compounds containing alkaloids and flavonoids, and the methanol extract contains compounds steroids, alkaloids and flavonoids. The result indicated flavonoid compound of  extract, alkaloid and flavonoid compound of ethyl acetate extract, and steroid, alkaloid  and  flavonoid compound of methanol extract. Based on antifungal bioactivity, test chloroform extract was  greatest  as an antifungal, with average diameter of 15,284 mm inhibition against Candida albicans at a concentration of 5% (m/v).Keywords: Tai anging, Usnea sp., Candida albicans, Candidiasi

    Senyawa metabolit sekunder dan bioaktivitas dari ekstrak tumbuhan hutan tropis Sulawesi Selatan

    Get PDF
    Hutan tropis Sulawesi Selatan kaya dengan keanekaragaman tumbuhan, yang merupakan gudang senyawa  kimia yang sangat potensial sebagai bahan baku obat-obatan. Beberapa tumbuhan tropis tersebut telah dibuktikan secara ilmiah mengandung senyawa aktif, diantaranya tumbuhan tahiayam (Lantana camara Linn), tapak dara (Cataranthus roseus), buni (Antidesma bunius (L) Spreng), Jamblang (Spzgium cumini L), dan Bintaro (Cerbera manghas). Dari ekstrak tumbuhan tropis tersebut telah diperoleh beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu:  β-sitosterol [1], brusin [2],  vinblastin [3], asam 22-β-dimetilakriloiloksi-3-oksooleana-12-ena-28-oat [4], barbatumol [5], antidesmon [6], pektolinarigenin [7], dan lain-lain. Hasil uji bioaktivitas ekstrak tumbuhan  Tahiayam  memperlihatkan aktivitas sebagai antibakteri, antiseptik dan telah berhasil dibuat salep dan plaster yang efektif sebagai obat luka. Ekstrak tumbuhan Tapak dara memiliki bioaktivitas sebagai antifertilitas dalam bentuk antiimplantasi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan anti hamil. Ekstrak Tumbuhan Buni dan Jamblang bersifat sebagai antioksidan dan anti inflamatori.  Ekstrak Tumbuhan Bintaro memiliki bioaktifitas sebagai antifungi dan pestisida nabat
    • …
    corecore