Hutan tropis Sulawesi Selatan kaya dengan keanekaragaman tumbuhan, yang merupakan gudang senyawa kimia yang sangat potensial sebagai bahan baku obat-obatan. Beberapa tumbuhan tropis tersebut telah dibuktikan secara ilmiah mengandung senyawa aktif, diantaranya tumbuhan tahiayam (Lantana camara Linn), tapak dara (Cataranthus roseus), buni (Antidesma bunius (L) Spreng), Jamblang (Spzgium cumini L), dan Bintaro (Cerbera manghas). Dari ekstrak tumbuhan tropis tersebut telah diperoleh beberapa senyawa metabolit sekunder, yaitu: β-sitosterol [1], brusin [2], vinblastin [3], asam 22-β-dimetilakriloiloksi-3-oksooleana-12-ena-28-oat [4], barbatumol [5], antidesmon [6], pektolinarigenin [7], dan lain-lain. Hasil uji bioaktivitas ekstrak tumbuhan Tahiayam memperlihatkan aktivitas sebagai antibakteri, antiseptik dan telah berhasil dibuat salep dan plaster yang efektif sebagai obat luka. Ekstrak tumbuhan Tapak dara memiliki bioaktivitas sebagai antifertilitas dalam bentuk antiimplantasi, sehingga dapat digunakan sebagai bahan anti hamil. Ekstrak Tumbuhan Buni dan Jamblang bersifat sebagai antioksidan dan anti inflamatori. Ekstrak Tumbuhan Bintaro memiliki bioaktifitas sebagai antifungi dan pestisida nabat