Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian
Not a member yet
    1259 research outputs found

    RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KUBIS BUNGA AKIBAT PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK P PADA TANAH PMK

    Get PDF
    Kubis bunga merupakan sayuran yang mempunyai nilai ekonomis dan prospek yang baik untuk dibudidayakan. Pengembangannya di Kalimantan Barat cukup baik dikarenakan sudah tersedianya varietas yang sesuai. Kalimantan Barat mempunyai lahan podsolik merah kuning(PMK) yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan budidaya kubis bunga. Pemanfaatan lahanPMK sebagai media tumbuh kubis bunga dihadapkan pada beberapa permasalahan sepertitingkat kesuburan dan produktivitas tanah rendah. Pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk P merupakan upaya dalam meningkatkan produktivitas tanah sehingga dapat digunakan untuk budidaya. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan dosis interaksi terbaik pupuk kandang ayam dan pupuk P terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah PMK. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura selama 3 bulan dengan menggunakan pola faktorial Rancangan Acak Lengkap yang terdiri atas 2 faktor perlakuan. Faktor (a) pemberian pupuk kandang ayam terdiri atas 3 taraf yaitu; a1 = 20 ton/ha, a2 = 30 ton/ha, a3 = 40 ton/ha. Faktor (p) pemberian SP-36 terdiri atas 3 taraf yaitu; p1 = 200 kg/ha, p2 = 250 kg/ha, p3 = 300 kg/ha. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas jumlah daun, volume akar, berat kering tanaman, berat krop dan diameter krop kubis bunga. Variabel tambahan yaitu suhu, kelembaban udara, curah hujan, pH tanah, porositas dan bobot isi tanah PMK. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian pupuk kandang ayam dan pupuk P berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah PMK. Dosis pupuk kandang ayam 20 ton/ha dan pupuk P 200 kg/ha merupakan dosis efektif yang dapat digunakan untuk budidaya kubis bunga pada tanah PMK

    EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH DI KELURAHAN ANJUNGAN MELANCAR KECAMATAN ANJONGAN KABUPATEN MEMPAWAH

    Get PDF
    Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai dengan keperluan. Evaluasi lahan untuk keperluan perencanaan memiliki peran penting karena hampir tidak ada aktifitas yang dilakukan tanpa daya dukung lahan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian lahan pada tanaman padi sawah di Kelurahan Anjungan Melancar Kecamatan Anjongan Kabupaten Mempawah dengan luas areal sebesar 60 ha. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode survey dan matching. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan pengambilan sampel tanah kemudian dianalisis di Laboratoirum. Penelitian ini memiliki beberapa tahap yaitu mulai dari persiapan, penentuan titik pengamatan, verifikasi dataset karakteristik lahan, kegiatan lapangan, analisis laboratorium, pengolahan data, pembuatan peta dan penyusunan laporan dan penyajian hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap Satuan Lahan memiliki karakteristik yang berbeda-beda mulai dari kesesuaian aktual dengan kelas N-rc (tidak sesuai) hingga S3-wa,rc,na,nr (sesuai marginal) dan untuk kelas kesesuaian potensial dengan kelas S3-rc(sesuai marginal) hingga S1(sesuai)

    RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN JEPANG TERHADAP PEMBERIAN BOKASHI LIMBAH KULIT NANAS DAN PUPUK NPK DI TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

    Get PDF
    Tanah podsolik merah kuning (PMK) berpotensi digunakan dalam pengembangan tanaman mentimun Jepang. Akan tetapi, kesuburan menjadi kendala utama untuk memanfaatkannya dalam budidaya mentimun jepang. Upaya untuk meningkatkan kesuburannya diantaranya penggunaan bokashi limbah kulit nanas dan pupuk NPK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari interaksi bokashi limbah kulit nanas dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil mentimun jepang di tanah podsolik merah kuning. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dalam bentuk faktorial rancangan acak lengkap (RAL) dengan 2 faktor yang masing-masing terdiri dari 3 taraf yaitu, faktor pertama adalah bokashi limbah kulit nanas dan faktor kedua adalah pupuk NPK sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan. Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap ulangan terdiri dari 4 tanaman sampel sehingga total tanaman adalah 108 tanaman. Perlakuan dimaksud adalah sebagai berikut : Faktor bokashi limbah kulit nanas yaitu 10 ton/ha setara dengan 100 g/polybag, 20 ton/ha setara dengan 200 g/polybag dan 30 ton/ha setara dengan 300 g/polybag. Faktor pupuk NPK yaitu 300 kg/ha setara dengan 9,4 g/polybag, 450 kg/ha setara dengan 14 g/polybag dan 600 kg/ha setara dengan 18,8 g/polybag. Variabel pengamatan penelitian meliputi berat kering, volume akar, jumlah buah per tanaman, berat buah per tanaman, berat buah, panjang buah, dan diameter buah. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara pemberian limbah kulit nanas dan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman mentimun jepang, dosis efektif untuk pertumbuhan mentimun jepang adalah bokashi limbah kulit nanas 30 ton/ha setara dengan 300 g/polybag atau pupuk NPK 600 kg/ha setara dengan 18,8 g/polybag. Dosis efektif untuk hasil tanaman mentimun jepang adalah bokashi limbah kulit nanas 20 ton/ha atau setara dengan 200 g/polybag

    UJI STATUS HARA NPK TANAH ALUVIAL PADA KEBUN JAMBU KRISTAL (Psidium Guajava) DI DESA RASAU JAYA TIGA KABUPATEN KUBURAYA

    Get PDF
    Tanah Aluvial merupakan tanah yang berasal dari endapan Aluvial atau koluvial muda dengan perkembangan profil tanah lemah sampai tidak ada. Permasalahan utama yang dihadapi yaitu perbedaan produktivitas tanaman jambu kristal antara kebun satu dan yang lainnya sehingga dapat dilihat dari hasil produksi nya yang berbeda pada masing-masing kebun. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji status unsur hara N, P, K pada tanah Aluvial, Memberikan saran pemupukan N, P, K tanah dan kebutuhan kapur di kebun jambu kristal di Desa Rasau Jaya Tiga Kabupaten Kuburaya. Penelitian ini akan dilaksanakan di kebun jambu kristal milik petani di Desa Rasau Jaya Tiga Kabupaten kuburaya. Lokasi penelitian merupakan kebun jambu kristal yang luas nya 0,5 Ha dengan usia tanaman 2 tahun. Berdasarkan hasil dari analisis status hara pada keempat lahan di dapatkan bahwa status unsur Nitrogen Fosfor termasuk dalam kriteria sangat tinggi, Status unsur fosfor pada lokasi penelitian termasuk dalam kriteria sangat tinggi dan status unsur Kalium pada lokasi penelitian termasuk dalam kriteria rendah. Saran pemupukan untuk N dan P pada lahan memiliki hasil yang sama yaitu tidak perlu dilakukan pemupukan dikarenakan N dan P pada lokasi penelitian memiliki kriteria yang sangat tinggi. Saran pemupukan K pada lahan memiliki hasil yang berbeda yaitu pada lokasi lokasi A 0,45 kg/tanaman dan Lokasi B 0,5 kg/tanaman

    PENGARUH BOKASHI BULU AYAM DAN PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TERUNG UNGU PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

    Get PDF
    Terung tumbuh dengan baik pada media yang subur salah satu media tumbuh yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan adalah tanah PMK yang memiliki beberapa kendala. Upaya yang dapat dilakukan  untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan memberikan bahan organik berupa bokashi bulu ayam dan pupuk NPK yang dikombinasikan dan diberikan secara berimbang. Penggunaan bokashi bulu ayam sebagai bahan organik dapat memperbaiki kendala yang ada pada tanah PMK terutama pada sifat fisik tanah dan penambahan pupuk NPK yang dapat diserap oleh tanaman secara langsung untuk memenuhi kebutuhan unsur hara. Tujuan dari penelitian ini adalah  mendapatkan dosis interaksi terbaik antara bokashi bulu ayam dan pupuk NPK untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil terung pada tanah PMK. Penelitian ini dilaksanakan di lokasi Jl. Letong Desa Noyan Kecamatan Noyan Kabupaten Sanggau. Waktu pelaksanaan berlangsung dari Bulan Maret-Mei 2023. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pola Faktorial Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 faktor yaitu perlakuan pemberian bokashi bulu ayam (K) yang terdiri dari 3 taraf yaitu: k1= 375 g/polibag, k2= 500 g/ polibag, k3= 625 g/polibag dan perlakuan pupuk NPK 16-16-16 (P) yang terdiri dari 3 taraf yaitu p1= 200kg/ha, p2= 300 kg/ha, p3= 400 kg/ha. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali dan setiap perlakuannya terdiri dari 4 sampel tanaman sehingga total keseluruhan ada 108 sampel tanaman. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi pada semua variabel pengamatan. Pupuk NPK dengan dosis 300 kg/ha adalah dosis yang efektif untuk meningkatkan berat kering tanaman pada tanah PMK

    PENGARUH SKARIFIKASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN EKSTRAK BAWANG MERAH TERHADAP PERKECAMBAHAN BIJI PINANG

    Get PDF
    Pinang (Areca catechu) merupakan tanaman perkebunan yang memiliki potensi yang cukup tinggi dan nilai ekonomi sebagai bahan baku industri kimia dan farmasi. Secara alamiah benih pinang baru dapat berkecambah setelah 60-75 hari setelah semai.. Tujuan penelitian ini mendapatkan metode skarifikasi dan lama perendaman dengan ekstrak bawang merah yang  terbaik untuk mempercepat perkecambahan pada biji pinang. Penelitian ini dilakukan di lahan yang terletak di Jl. Parit Sarim Desa Punggur Besar Kecamatan Sungai Kakap pada bulan Desember 2022 sampai Febuari 2023. Penelitian ini menggunakan pola  Faktorial Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 2 faktor, yaitu faktor skarifikasi dan lama perendaman, serta setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang dimaksud terdiri dari: tanpa skarifikasi dan lama perendaman 3 jam, tanpa skarifikasi dan lama perendam 6 jam, tanpa skarifikasi dan lama perendaman 9 jam, skarifikasi dan lama perendaman 3 jam, skarifikasi dan lama perendaman 6 jam, skarifikasi dan lama perendaman 9 jam. Variabel  yang diamati adalah kadar air, daya berkecambah, indeks vigor, keserempakan tumbuh, kecepatan tumbuh, panjang akar, dan panjang plumula. Hasil penelitian  ini yaitu  skarifikasi dan lama perendaman dengan ekstrak bawang merah terhadap perkecambahan biji pinang hanya memberikan interaksi pada variabel pengamatan daya berkecambah. Skarifikasi pada benih dan lama perendaman 9 jam memberikan pengaruh yang tertinggi  terhadap perkecambahan biji pinang

    PENGARUH KONSENTRASI AUKSIN TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK BATANG JERUK LEMON PADA MEDIA TANAH GAMBUT DAN TANAH PMK

    Get PDF
    Jeruk lemon memiliki kandungan vitamin C yang tinggi dibandingkan jeruk nipis. Salah satu hambatan dalam pengembangan tanaman ini adalah tidak tersedianya bibit atau bahan tanam yang berkualitas dikarenakan lamanya memperoleh tanaman asal biji. Salah satu alternatif yaitu dengan menggunakan bibit hasil perbanyakan secara vegetatif menggunakan setek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi auksin yang optimal serta mengetahui media yang terbaik antara tanah gambut dan tanah PMK terhadap pertumbuhan setek batang pada jeruk lemon. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, sejak bulan November 2021 sampai Februari 2022. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Petak Terpisah (Split Plot), terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu perlakuan media (T) sebagai main plot dan pemberian konsentrasi auksin (R) sebagai sub plot. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali, dengan 5 tanaman sampel. Perlakuan media yang dimaksud adalah: t1 = campuran media tanah gambut + sekam bakar + pupuk kandang (1:1:1); (v/v), t2 = campuran media tanah PMK + sekam bakar + pupuk kandang (1:1:1) (v/v). Perlakuan konsentrasi yang dimaksud adalah: r1 = 7500 ppm; r2 = 10.000 ppm; r3 = 12.500 ppm. Hasil penelitian menunjukan bahwa interaksi antara media tanah dan konsentrasi auksin pada berbagai konsentrasi berpengaruh sama terhadap semua variabel pengamatan. Pengaruh media campuran tanah gambut dan campuran tanah PMK berpengaruh terhadap panjang tunas. Konsentrasi auksin berpengaruh terhadap volume akar. Sehingga hasil penelitian ini dapat disimpulkan konsentrasi auksin yang terbaik pada konsentrasi 12500 ppm pada variabel pengamatan volume akar dan media yang terbaik dari penelitian yang dilakukan adalah media tanah gambut pada variabel pengamatan panjang tunas

    ANALISIS POTENSI OBJEK WISATA AIR TERJUN SILING DI KECAMATAN SIMPANG DUA KABUPATEN KETAPANG

    Get PDF
    Wisata Air Terjun Siling terletak di Desa Gerai Kecamatan Simpang Dua Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Oktober-November 2022. Tujuan penelitian ini untuk mengestinasi potensi objek wisata alam Air Terjun Siling, mengestinasi tingkat kelayakan Air Terjun Siling Terhadap pengembangan Pariwisata, mengestinasi presepsi dan partisipasi masyarakat terhadap objek wisata alam Air Terjun Siling. Pengamatan potensi Air Terjun siling menggunakan metode observasi, pengambilan data karakteristik dan presepsi pengunjung menggunakan metode accidental sampling, sedangkan pengambilan data karakteristik dan presepsi masyarakat menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa Air Terjun siling memiliki potensi hayati dengan adanya flora dan fauna seperti pohon karet, pohon ulin, tumbuhan palem hutan, tumbuhan palem kuning, ikan gabus, ikan seluang, ikan wader, dan tengkuyung. Sedangkan potensi non hayati memiliki nilai keindahan alam seperti air terjun dan bebatuan. Tingkat kelayakan Air Terjun Siling dikategorikan tidak layak untuk dikembangkan karena hanya mencapai angka 24,9% yang dimana <33,33%, maka tempat tersebut kurang memiliki sarana dan prasarana serta aksesibilitas yang tidak memadai

    Pengaruh Pemberian Kompos Ampas Tebu dan Pupuk Kandang Kambing Terhadap Serapan Hara N, P, dan K Serta Hasil Terung Ungu (Solanum Melongena L.) di Tanah Ultisol

    No full text
    Terung (Solanum melongena L.) mengandung banyak khasiat bagi kesehatan, sehingga terung menjadi potensi untuk dikembangkan sebagai penyumbang terhadap keanekaragaman bahan sayuran bergizi bagi penduduk. Sebaran Tanah Ultisol banyak dijumpai di Indonesia yang sebagian besarnya banyak dijumpai terutama di Kalimantan Barat dengan luas sekitar 21.938.000 hektar (BPS Kalbar, 2020). Tanah Ultisol sering disebut tanah yang bermasalah karena relatif kurang subur, untuk mengatasi permasalahan kualitas tanah dapat melalui penggunaan bahan pembenah tanah seperti pemberian bahan organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis terbaik dari interaksi pemberian kompos ampas tebu dan pupuk kandang kambing terhadap serapan hara dan hasil terung ungu pada Tanah Ultisol. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor. Faktor pertama yaitu kompos ampas tebu sebanyak 3 taraf perlakuan A0 (0 g/polibag), A1 (300 g/polibag), A2 ( 600 g/polibag) dan faktor kedua pupuk kandang kambing sebanyak 3 taraf perlakuan K0 (0 g/polibag), K1 (204 g/polibag), K2 (408 g/polibag) sehingga total kombinasi perlakuan sebanyak 9 dan diulang 3 kali sehingga terdapat 27 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis kompos ampas tebu dan pupuk kandang kambing menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap serapan hara tanaman dan hasil produksi terung ungu. Interaksi perlakuan A2K2 (600 g/polibag kompos ampas tebu dan 408 g/polibag pupuk kandang kambing) dapat meningkatkan serapan fosfor bagian atas tanaman, panjang buah terung ungu, berat buah terung ungu, dan diameter buah terung ungu

    PENGARUH TEMPERATUR ALAMI TERHADAP BIOLOGI REPRODUKSI BIOLOGI UDANG GALAH (Macrobrachium rosenbergii) DI SUNGAI BEREMBANG KABUPATEN KUBU RAYA

    No full text
    Sungai Berembang merupakan anak sungai Kapuas yang terletak di Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Mata pencaharian masyarakat sekitar sungai Berembang adalah hasil tangkap dari sumberdaya perairan, salah satunya yaitu udang galah (Macrobrachium rosenbergii). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap tingkat kematangan gonad udang galah (Macrobrachium rosenbergii) di Sungai Berembang. Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Desember 2022 - Februari 2023,  penentuan lokasi pengambilan sampel mengunakan metode Purposive Sampling. Udang galah hasil tangkapan menggunakan analisis deskriptif yang kemudian disajikan dalam bentuk grafik. Selanjutnya dilakukan analisis untuk melihat hubungan suhu perairan dengan hasil tangkapan udang galah. Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) yang diperoleh selama penelitian sebanyak 57 ekor, terdiri dari udang betina 40 ekor serta udang jantan berjumlah 17 ekor. Hal tersebut menunjukan bahwa hasil tangkapan udang betina lebih banyak dibandingkan dengan hasil tangkapan udang jantan. Berdasarkan jenis kelamin udang betina yang tertangkap mempunyai kisaran panjang yaitu 11-18,5, sedangkan untuk udang jantan yang tertangkap mempunyai kisaran panjang yaitu 12,1-23,8 cm. Temperatur perairan di Sungai Berembang berkisar dari 27,1-29,3 ˚C. Berdasarkan hasil pengukuran temperatur di sungai Berembang didapatkan hasil bahwa pada temperatur >29 ˚C udang galah yang tertangkap rata-rata pada TKG III dan TKG IV

    398

    full texts

    1,259

    metadata records
    Updated in last 30 days.
    Jurnal Sains Mahasiswa Pertanian
    Access Repository Dashboard
    Do you manage Open Research Online? Become a CORE Member to access insider analytics, issue reports and manage access to outputs from your repository in the CORE Repository Dashboard! 👇