16 research outputs found
PENGALAMAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN LAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG ISOLASI COVID-19
Perawat merupakan pemberi layanan yang paling sering kontak dengan pasien Covid-19 dalam memberikan layanan keperawatan dan mengalami banyak tekanan baik emosional maupun fisik. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pelayanan di ruang isolasi Covid-19 di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah desain fenomenologi deskriptif. Instrumen yang digunakan yaitu menggunakan kuesioner tentang karakteristik demografi dan panduan wawancara. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih responden sesuai kriteria inklusi. Responden penelitian sebanyak 15 orang. Hasil penelitian menunjukkan terjadinya sindrom burnout perawat yang memberikan layanan di ruang isolasi dengan 4 faktor penyebab yang menjadi tema dalam penelitian ini yaitu: 1) kondisi emosional perawat, 2) motivasi kerja perawat, 3) faktor yang mendukung dalam pemberian layanan, 4) harapan dalam pemberian layanan selanjutnya. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dari eksplorasi pengalaman responden ditemukan adanya sindrom burnout yang disebabkan oleh 4 faktor. Selanjutnya, perlu mengetahui tipe burnout yang dialami dan solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL BEROBAT PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DI POLI RAWAT JALAN RSJ PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN
Mental disorders are changes in attitudes and behavior in an extreme person from attitudes and behaviors that can cause suffering and can hurt oneself, do not show empathy for others and can harm others, people with mental disorders usually do not realize that their behavior is deviant and also shows the ability of self-control which is very lacking, if this ability of self-control is seriously lacking it is said to be a mental disorder. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and compliance with outpatient control in clients with mental disorders at the Outpatient Clinic of RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. This study uses correlation analytic with cross section approach. The sample in this study was conducted on 60 respondents of mental disorders client families who came for outpatient treatment at the Poli clinic RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan. The statistical results showed p value = 0.029 (p <0.05) with a confidence level of 95%. This shows statistically that there is a relationship between family support and compliance with outpatient control in clients with mental disorders. Changes in the attitude and behavior of someone who is extreme from attitudes and behaviors that can cause suffering and can hurt oneself, do not show empathy for others and can harm others, people with mental disorders usually do not realize that their behavior is deviant and also shows ability very lack of self-control
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN KONTROL BEROBAT PADA KLIEN GANGGUAN JIWA DI POLI RAWAT JALAN RSJ PROF. DR. MUHAMMAD ILDREM MEDAN
Mental disorders are changes in attitudes and behavior in an extreme person from attitudes and behaviors that can cause suffering and can hurt oneself, do not show empathy for others and can harm others, people with mental disorders usually do not realize that their behavior is deviant and also shows the ability of self-control which is very lacking, if this ability of self-control is seriously lacking it is said to be a mental disorder. The purpose of this study was to determine the relationship between family support and compliance with outpatient control in clients with mental disorders at the Outpatient Clinic of RSJ Prof. Dr. Muhammad Ildrem Medan. This study uses correlation analytic with cross section approach. The sample in this study was conducted on 60 respondents of mental disorders client families who came for outpatient treatment at the Poli clinic RSJ Prof. Muhammad Ildrem Medan. The statistical results showed p value = 0.029 (p <0.05) with a confidence level of 95%. This shows statistically that there is a relationship between family support and compliance with outpatient control in clients with mental disorders. Changes in the attitude and behavior of someone who is extreme from attitudes and behaviors that can cause suffering and can hurt oneself, do not show empathy for others and can harm others, people with mental disorders usually do not realize that their behavior is deviant and also shows ability very lack of self-control
Hubungan Pengetahuan Masyarakat Dengan Tindakan Pencegahan Covid-19 di Lingkungan Pasar 3 Kelurahan Babura
Corona virus 2019 atau COVID-19 merupakan pandemic yang telah mengakibatkan tingginya angka mortalitas di berbagai belahan dunia. Pengetahuan mengenai COVID-19 yang baik dan tindakan upaya mencegah penularan COVID-19 penting untuk diterapkan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat dengan tindakan pencegahan COVID-19. Analisa data menggunakan uji chi-square. Hasil.penelitian ini menemukan bahwa pengetahuan pasien tentang pandemic covid-19 yaitu dalam kategori baik sebanyak 47 orang (82,4%) dan tindakan pencegahan covid-19 dalam kategori baik sebanyak 41 orang (71,9%). Hasil ujichi-square diperoleh nilai p-value sebesar 0,003 (α <0,05) hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan tindakan pencegahan covid-19 di Lingkungan Pasar 3 Kelurahan Babura Kecamatan Medan Baru tahun 2021. Diharapkan masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan dan pemerintah setempat memberikan edukasi terkait covid-19 sehingga dengan pengetahuan yang meningkat, maka tindakan pencegahannya juga akan lebih baik dalam menghadapi pandemic covid-19 dengan menerapkan protokol Kesehatan
Good Knowledge and Attitude can Improve Nurse Compliance in Performing Wound Care Actions Using Moist Wound Healing Method in Accordance with Standard Operating Procedures (SOP)
Moist wound healing is a method of treating moist and closed wounds to accelerate the healing process, the growth of new tissue and prevent infection. The survey results found that respondents know moist wound care 66.7%, rarely use the moist method of 53.4%, and use conventional techniques of 73.3%, therefore it takes knowledge, attitude, and a lot of experience to be able to achieve maximum wound care. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes with the actions of nurses on wound care using the moist wound healing method at RSUP H. Adam Malik Medan in 2021. The study was an analytic observational study with a cross-sectional design. The total population in the study was the same as the total sample size of 62 respondents who were obtained using the total sampling technique in-room RB 2B, RB 3, and the Burn Unit. The results showed that good knowledge was 66.1%, a positive attitude was 82.3%, and taking action according to the SOP was 83.9%. Based on the Fisher exact test, it was obtained a p-value for knowledge, and attitudes of 0.001 (p <0.05), which means that there is a relationship between knowledge, attitudes, and actions of nurses regarding wound care using moist wound healing method. It is hoped that the nurses can increase their knowledge and experience to create a positive attitude in carrying out wound care using the moist wound healing method to accelerate the healing of patients
Hubungan Self Care dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 (T2DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis dengan karakteristik tingginya kadar glukosa darah akibat resistensi insulin, yang membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, oleh karena itu sangatlah dibutuhkan self care yang baik agar tidak terjadi efek yang lebih buruk. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel 53 responden, teknik pengambilan sampel purposive sampling. Self care yang kurang sebanyak 11 orang (20,8%), self care yang cukup sebanyak 40 orang (75,5%) dan self care yang baik sebanyak 2 orang (3,8%), kualitas hidup kategori buruk sebanyak 7 responden (13,2%), sedang sebanyak 31 responden (58,5%), baik sebanyak 13 responden (24,5%), dan kualitas hidup sangat baik 2 responden (3,8%). Berdasarkan uji spearman rank (rho) diperoleh nilai r=(0,523) dan p-value= 0,001 (p < 0,05) artinya ada hubungan yang kuat antara self care dengan kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe
Hubungan Interaksi Sosial Dengan Kualitas Hidup Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Dinas Sosial Binjai Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021
Interaksi sosial merupakan kunci mempertahankan status sosial berdasarkan kemampuannya untuk bersosialisasi dan mempunyai peran penting dalam kehidupan khususnya pada lansia sebab para lansia mengalami penurunan dari berbagai aspek terutama kesehatan dan fisiknya, sehingga lansia perlahan-lahan menarik diri dari hubungan dengan masyarakat dan lansia lainnya,serta berdampak terhadap interaksi sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross sectional. pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling jumlah sampel 122 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Tahun 2021 kategori cukup sebanyak 92 orang (75,4%), kategori kurang baik sebanyak 10 orang (8,2%), kategori baik sebanyak 20 orang (16,4%) dan kualitas hidup kategori sedang sebanyak 83 orang (68,2%), kuategori buruk sebanyak 21 orang (17,2%), kategori sangat buruk 1 orang (0,8%) dan kategori baik sebanyak 17 orang (13,9%). Hasil uji statistik uji Spearman Rank dengan nilai p value 0,000 (p<0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan Interaksi Sosial dengan Kualiitas Hidup Lansia. Dimana jika interaksi sosial baik maka kualitas hidup lansia juga baik, begitu juga dengan sebaliknya jika interaksi sosial kurang maka kualitas hidup lansia juga buruk. Hal ini dikarenakan dengan interaksi sosial Lansia dapat meningkatkan hubungan sosial dengan cara memberikan saling memberikan dukungan sesama lansia, sehingga lansia dapat berbagi minat dan perhatian serta kegiatan lainnya yang bersifat kreatif dan inovatif secara bersama-sama.
Kata kunci : Interaksi Sosial, Kualitas Hidup, Lanjut Usi
Gambaran Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Spiritual merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi orang sakit karena mencakup usaha untuk meningkatkan integritas pribadi, relasi antar pribadi dalam pencarian makna hidup, kekuatan spirit atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa percaya diri dan optimisme dalam proses penyembuhan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual asien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2021. Jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan desain deskriptif. Populasi sebanyak 120 orang di ruangan rawat inap. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ditemukan pemenuhan kebutuhan hubungan spiritual pasien dengan Tuhan terpenuhi sebesar 59,1%, hubungan spiritual pasien dengan diri sendiri terpenuhi sebesar 97.7%, hubungan spiritual pasien dengan orang lain terpenuhi sebesar 95,5% dan hubungan spiritual pasien dengan lingkungan terpenuhi sebesar 97,7%. Bagi petugas kesehatan agar selalu memberikan informasi-informasi penting pemenuhan kebutuhan spritual pasien di Rumah Sakit, yaitu dengan mengetahui bagaimana pemenuhan hubungan spiritual pasien dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan hubungan spiritual pasien dengan alam/lingkungan. Oleh karena itu diharapkan agar pihak rumah sakit tetap mempertahankan nilai-nilai rohani yang baik itu dengan tetap membenahi sistem pelayanan spiritual sesuai dengan Visi dan Misi Rumah Sakit
Hubungan Dukungan Sosial Perawat dengan Mekanisme Koping Keluarga Pasien di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Background: Nurses provide social support to the patient's family in the intensive care unit in the form of emotional and informational support through communication about developments in the condition of family members. Good social support will form coping mechanisms so that each individual was able to adapt to the situation they were experiencing and can help the process. Social support also makes a person feel cared for, respected, and loved. It was utilized to give care and healing for sick family members. Objective: The aim of this study was to investigate the relationship between nurses' social support and the coping mechanisms of the patient's family. Methods: A cross-sectional study was undertaken at Santa Elisabeth Hospital Medan. 36 samples were taken using an accidental sampling technique. The data was analyzed using Spearman rank. Results: 29 respondents (80.6%) fulfilled social support from nurses, 7 respondents (19.4%) do not fulfill it, 27 respondents (75.0%) adaptive coping, 9 respondents (25.0%) maladaptive coping. The correlation between the social support of nurses and the coping mechanisms of families of intensive care unit patients is significant, as indicated by the Spearman rank test results with a p value = 0.000 (p 0.05). The correlation coefficient is 0.851**, indicating a very strong level of relationship strength between the nurse's social support variable and the coping mechanism. Conclusion: Further study can be conducted in inpatient rooms and other locations
Peran Keluarga Dalam Merawat Anggota Keluarga Dengan TB Paru
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang dapat ditularkan langsung melalui kuman TB
(
Mycobacterium tuberculosis
), dan menjadi krisis di seluruh dunia sehingga dilakukanlah
suatu program pengendalian yang disponsori Nasional (RNTCP). Keluarga merupakan
komponen yang penting dalam memberikan dukungan fisik dan fsikologis dalam merawat
anggota keluarga dengan TB paru. Tujuan penelitian ini adalah untuk membahas peran
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan TB paru. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif fenomenologis, yang
mana dalam penelitian ini pula terdiri dari 6 orang informan yang berasal dari keluarga
inti dengan ketentuan terdapat anggota keluarga yang menderita TB paru tersebut. Dari
hasil penelitian diperoleh 6 tema yaitu 1) Pengetahuan keluarga, tingkat keseriusan,
dan penularan, 2) Hambatan keluarga, 3) Keyakinan keluarga, 4) Dukungan keluarga
dan Kesehatan setempat 5) Pendampingan, pemenuhan nutrisi, dan pengawasan 6)
Pemahaman keluarga mengenai lingkungan sehat. Hal ini diakibatkan karena keluarga
belum memahami penularan dari TB paru, kurangnya ekonomi, waktu dan pengetahuan,
kurangnya informasi selama proses pengobatan, kurangnya pengawasan dalam
pemberian obat dan gizi, serta keluarga tidak menyadari akan pentingnya lingkungan
sehat. Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa kurangnya
peran keluarga dalam merawat anggota keluarga yang menderita TB paru. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam merawat anggota keluarga TB
paru kurang. Sehingga diharapkan lebih meningkatkan adanya pendampingan keluarga
bagi anggota keluarga yang menderita TB paru seperti memperhatikan gizi, mengawasi
untuk minum obat, mengingatkan istirahat, menanyakan keluhan, menemani kontrol ke
Puskesmas atau Rumah sakit agar tidak putus obat, serta memperhatikan lingkungan
bersih dan seha