127 research outputs found

    PENGEMBANGAN KONTEN IPA ADAPTIF UNTUK MENUNJANG KOMPETENSI KEAHLIAN PESERTA DIDIK SMK

    Get PDF
    Science in vocational school (SMK, includes Culinary SMK) is a compulsory subject with the aim to develop an understanding science and the ability to support vocational competence. In fact, nowadays learning science is being a burden for students in SMK, because they feel it doesn’t support the vocational competencies. The less benefit of learning science as adaptive subjects is caused by several factors, including the irrelevant science content to the goals of SMK education and it doesn’t meet the needs of productive subjects. Content that is referred to this research means the knowledge and skills those should be learned by the students include scientific concepts and its relation, its application in technology, methods and scientific investigation processes. The aims of this study was finding the process and product of development of content science adaptive to support competency skills of SMK students. The method used was the education research and development includes steps; (1) Preliminary study; (2) Planning; (3) Development; and (4) Testing. The products of research were a guide/Steps for developing science adaptive content, Science content for Culinary SMK, syllabus, lesson plans, teaching materials, worksheets and evaluation set for science subject in Culinary SMK. The preliminary research shows that science teachers, productive subject teachers, and students expected that content of science subject can complemented the competence of vocational students. The steps of the development of science adaptive content were: analysis of adaptive vocational context, identification of selected science content, user confirmation, the development of competence standard and basic competence, and development of teaching materials. Moreover, the research shows that teachers could implement the teaching-learning science on using science adaptive content as a learning resources, according to lesson plan. One science teacher has implemented the lesson plan on using science adaptive content with good cathegory, meanwhile the two others with fairly good. The needs of meaningfull learning of science teachers, the need of productive teachers to the science content that relevant to their subjects, and school’s facilities were some factors those supported the successfull of content development. Science and productive teachers, as well as student showed good respond to this inovation. They really need the material teaching that was produced a s a resources to teach and to learn science in context related to their needs. By the implementation, it has also reveals that the use of science adaptive materials showed good impact to enhance student’s achievements in all aspects, science knowledge, scientific process skill, and attitude toward science. As the nurturant effect, the development and implementation of science adaptive materials gave good impact to the vocational competence of student as a whole. Keywords : adaptive, development, content, science, secondary vocational schools (SMK), culinaryc Mata pelajaran IPA di SMK (termasuk SMK tata boga) merupakan mata pelajaran wajib dengan tujuan mengembangkan pemahaman dan kemampuan IPA untuk menunjang kompetensi kejuruan. Pada kenyataannya, mata pelajaan IPA menjadi beban bagi peserta didik di SMK karena tidak memberikan kebermaknaan terkait kompetensi kejuruan. Belum optimalnya fungsi mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran adaptif disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya berkaitan konten IPA yang tidak relevan dengan tujuan pendidikan SMK dan kebutuhan mata pelajaran produktif. Konten yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari atau harus dipelajari oleh peserta didik mencakup konsep-konsep ilmiah dan keterkaitannya, aplikasi dalam konteks teknologi, metode dan proses investigasi ilmiah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menemukan proses dan produk pengembangan konten IPA adaptif terujicoba yang dapat menunjang kompetensi keahlian peserta didik SMK. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan pendidikan yang meliputi; (1) Studi pendahuluan; (2) Perencanaan; (3) Pengembangan; dan (4) Pengujian. Hasil penelitian dan pengembangan berupa panduan pengembangan konten IPA Adaptif , Konten IPA Adaptif, Silabus, RPP, Bahan Ajar, LKS dan Alat Evaluasi untuk pembelajaran IPA di SMK Kompetensi Keahlian Jata Boga. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa Guru mata pelajaran IPA, guru mata pelajaran produktif dan peserta didik berharap konten IPA dapat disesuaikan dengan kebutuhan mata pelajaran produktif sehingga pembelajaran IPA memiliki kebermaknaan untuk menunjang kompetensi peserta didik. Tahapan pengembangan konten IPA adaptif SMK meliputi analisis konteks, identifikasi konten IPA terpilih, konfirmasi pengguna, pengembangan SK/KD, dan pengembangan perangkat pembelajaran. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa guru mata pelajaran IPA dapat mengimplementasikan pembelajaran dengan konten IPA adaptif sebagai bahan/sumber belajar sesuai dengan rencana penelitian dengan hasil yang cukup baik untuk dua SMK dan satu SMK dalam ketegori baik. Faktor-faktor pendukung dalam pengembangan konten IPA adaptif SMK yaitu kebutuhan guru IPA terhadap mata pelajaran IPA yang bermakna, keinginan guru produktif agar mata pelajaran IPA dapat mendukung mata pelajarannya. Selain itu, banyaknya materi IPA dalam mata pelajaran produktif yang dapat mendukung kompetensi keahlian jasa boga, dan sarana belajar peserta didik juga merupakan faktor pendukung keberhasilan implementasi konten IPA. Lebih lanjut terungkap bahwa peserta didik memberikan sikap positif terhadap pembelajaran dengan konten IPA adaptif SMK dalam pembelajaran IPA sebagai satu sumber belajar yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran. Guru mata pelajaran IPA maupun guru mata pelajaran produktif memberikan respon positif terhadap keberadaan konten IPA adaptif sebagai sumber belajar dan sangat merasakan manfaatnya dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Terakhir, hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan konten IPA adaptif SMK sebagai sumber belajar mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan dan sikap maupun keterampilan ilmiah. Sebagai efek sampingnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan konten IPA adaptif menunjang kompetensi keahlian peserta didik SMK Kompetensi Keahlian Jata Boga. Kata Kunci : Mata pelajaran adaptif, pengembangan, konten, IPA, SMK tata bog

    Komposisi Serangga Permukaan Tanah di Taman Keanekaragaman Hayati Kiara Payung Sumedang

    Get PDF
    Salah satu usaha Provinsi Jawa Barat dalam upaya melestarikan keanekaragaman hayati yaitu adanya Taman Keanekaragaman Hayati (Kehati) Kiara Payung Sumedang, yang baru dibangun tahun 2011. Penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, kekayaan dan komposisi mesofauna dan makrofauna serangga permukaan tanah di Taman Kehati. Penelitian telah dilakukan selama bulan Januari hingga Februari 2015 pada beberapa blok yaitu blok 2 (3,05 ha), blok 4 (0.855 ha), blok 5 (2.061 ha), blok 6 (1.461 ha), dan blok 7 (0.779 ha). Sampling serangga tanah dilakukan sebanyak 10 kali sampling dengan menggunakan pitfall trap dengan total 135 trap. Peletakan trap dilakukan secara acak dengan jumlah sesuai luasan blok, yaitu blok 2 sebanyak 45 trap; blok 4 sebanyak 15 trap; blok 5 sebanyak 30 trap; blok 6 sebanyak 30 trap; dan blok 7 sebanyak 15 trap. Serangga permukaan tanah yang ditemukan di Taman Kehati Kiara Payung 8 ordo yang terbagi ke dalam 20 famili dan 47 taksa. Blok 2 memiliki kelimpahan individu tertinggi (1904 individu) diikuti blok 6 (1649 individu), sedangkan terendah pada blok 4 (663 individu). Jumlah taksa tertinggi pada blok 2 (40 taksa), diikuti oleh blok 6 (39 taksa), sedangkan terendah blok 5 (29 taksa). Berdasarkan indeks Shanon-Wiener, keanekaragaman serangga permukaan tanah di blok 5 paling rendah (1,37) sedangkan blok 6 paling tinggi (2,26) yang diikuti oleh blok 4 (2,26) dan blok 7 (2,16). Penelitian ini juga menunjukkan adanya vegetasi tumbuhan dan ketebalan seresah mempengaruhi keberadaan serangga permukaan tanah

    Sosialisasi Hasil Kajian Sifat Optis Tanaman Lompong Hitam (Colocasa fontannesii) sebagai Alternatif Obat Herba Penyembuh Luka pada Masyarakat Desa Triwarno-Banyuurip Purworejo

    Get PDF
    Telah dilakukan sosialisasi hasil kajian sifat optis dan sifat kimia material ekstrak tanaman lompong hitam (Colocasia fontannesii) melalui uji FTIR dengan pengujian pendukung melalui uji fitokimia kepada masyarakat Desa Triwarno-Banyuurip Purworejo. Tujuan pengujian ini untuk mengetahui sifat optik material ekstraksi daun lompong hitam berdasarkan responnya terhadap cahaya datang (sifat penyerapan atau sifat mentransmisikan) melalui uji FTIR. Selain itu dilakukan uji pendukung dengan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dalam tanaman lompong hitam. Pengujian ini menggunakan 1,35 gram ekstraksi daun dan 1,72 gram batang tanaman lompong hitam secara terpisah yang telah  dilakukan penjemuran untuk mengurangi volume air dan mengubah menjadi serbuk, selanjutnya dilakukan uji FTIR dan uji fitokimia menggunakan metode miserasi. Hasil pengujian menunjukkan spektrum inframerah batang lompong hitam pada bilangan gelombang 3273,75 cm-1 terdapat gugus O-H dengan serapan 73%, spektrum inframerah daun lompong hitam pada bilangan gelombang pada rentang 1500-2000 cm-1  terdapat gugus CºC dengan serapan 78,25%, dan hasil uji fitokimia tanaman lompong hitam (daun dan batang) menunjukkan hasil positif pada uji flavonoid dengan terbentuknya warna jingga. Adanya ikatan O-H berperan penting dalam penyembuhan luka dan kandungan flavonoid berperan sebagai zat antioksidan. Kegiatan pelaksanaan sosialisasi kajian ilmiah khasiat tanaman lompong hitam berjalan baik dan 50% lebih peserta merasa bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kehidupan mereka terutama dalam memanfaatkan tanaman lokal lompong hitam Purworejo dan tertarik untuk menggunakan tanaman herba tersebut sabagi obat herba

    Keanekaragaman Jenis Bambu di Taman Bambu Siageung Kebun Raya Kuningan Jawa Barat

    Get PDF
    Abstrak. Kebun Raya Kuningan (KRK) merupakan kawasan konservasi ex situ sekaligus in situ jenis tumbuhan di kawasan Gunung Ciremai. KRK berperan penting dalam penyelamatan berbagai jenis tumbuhan, salah satunya yaitu jenis bambu. Sampai saat ini, keterbaharuan data keanekaragaman jenis bambu di kawasan tersebut belum pernah dilaporkan sehingga penelitian ini bertujuan mengevaluasi data keanekaragaman jenis, jumlah serta status konservasi jenis bambu di Kebun Raya Kuningan. Pengambilan sampel menggunakan metode deskriptif kualitatif meliputi eksplorasi, pengambilan sampel, pengamatan morfologi dan identifikasi jenis bambu. Penetapan status konservasi jenis bambu mengacu pada IUCN redlist. Berdasarkan pendataan di lapangan diperoleh sebanyak 36 jenis dan dikelompokkan ke dalam tujuh marga bambu telah dikoleksi di Kebun Raya Kuningan, dua jenis diantaranya yaitu Dendrocalamus giganteus dan Gigantochloa kuring tergolong jenis bambu langka. Berdasarkan indeks keragaman Shannon-Wiener untuk mengetahui indeks keragaman jenis bambu di Taman Bambu Siageung Kebun Raya Kuningan diperoleh hasil perhitungan indeks keragaman dengan tingkat H’ sebesar 3,62967 artinya keragaman jenis bambu di Taman Bambu Siageung Kebun Raya Kuningan tergolong tinggi

    Kajian Etnobotani Tanaman Hanjuang (Cordyline fruticosa) pada Wawatjan Babad Sumedang

    Get PDF
    Wawatjan Babad Sumedang is one of the ancient texts telling about the struggle of Prabu Geusan Ulun in defending and taking responsibility for Sumedang from the Cirebon attack as a result of the love between him and Harisbaya, the empress of Cirebon. In one part of this chronicle, the Hanjuang was planted by a character named Embah Djaja Perkosa. It is the background for the study of the manuscript from an ethnobotanical perspective. This study uses qualitative methods with data collection techniques through interviews, observation, and literature studies. Interviews were conducted in a semi-structured and snowball-sampling manner with community leaders. Furthermore, observation was carried out by visiting the Hanjuang Kutamaya complex in Padasuka Village, North Sumedang District, Sumedang Regency, West Java. While the literature study was performed on related references, especially the Wawatjan Babad Sumedang Manuscript. Hanjuang is mentioned in the text in verses 148, 149, 171, and 172. Hanjuang itself is a siloka of "hayu urang berjuang" or "let's fight" . In the written text, the word ngalakai is a sign that the Hanjuang needs an appropriate environment to live in. This suitable environment is filled with the flourishing of Kutamaya thanks to the existence of the river there. In addition, the process of planting Hanjuang in the events in the script is done by stem cuttings. However, the Hanjuang side as an indicator has not been resolved in this study, so further research is needed on this matte

    PROBLEMATIKA PADA LEMBAGA REGULATOR PENYIARAN TELEVISI LOKAL (STUDI KASUS KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH JAWA TIMUR)

    Get PDF
    AbstrakKehadiran Undang-Undang Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran telah melahirkan Komisi Penyiaran Indonesia sebagai regulator penyiaran yang baru. Sebagai bagian dari regulator penyiaran, KPID Jawa Timur memiliki peran yang penting untuk dapat mewujudkan demokratisasi penyiaran di wilayah Jawa Timur. Salah satu indikator penyiaran yang demokratis ditandai dengan adanya keberagaman isi siaran dan keberagaman pemilik media. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus guna mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh KPID Jawa Timur dalam mengupayakan demokratisasi penyiaran televisi. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori normatif media massa milik McQuail. Dalam hal ini peneliti memperoleh informasi seputar kelembagaan, kewenangan dan program yang dimiliki oleh KPID Jawa Timur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa KPID Jawa Timur belum maksimal dalam mengupayakan demokratisasi penyiaran karena banyaknya permasalahan mendasar yang dihadapi oleh KPID Jawa Timur. Kata Kunci: Penyiaran Televisi, Demokratisasi, KPID Jawa Timur AbstractThe presence of Broadcasting Law Number 32 of 2002 has presenting ‘Komisi Penyiaran Indonesia’ as the new broadcasting regulator. As part of the broadcasting regulator, ‘KPID Jawa Timur’ has an important role to realizing the democratization of broadcasting in the East Java region. The democratic broadcasting is marked by the diversity of content broadcast and the diversity of media ownership. This study uses a case study method to find out the problems of ‘KPID Jawa Timur’ in seeking democratization of television broadcasting. The theory used in this study is the normative theory of McQuail’s mass media. In this case, researcher obtained information about the instituitions, authorities and programs owned by ‘KPID Jawa Timur’. The result of this study indicate ‘KPID Jawa Timur’ hasn’t maximizing their effort to reach the television broadcasting democracy because of many fundamental problems which faced by the Indonesia Broadcast Commission in East Java region. Keywords: Broadcasting, Television’s Democracy, Indonesia’s Broadcasting Commissio

    Keanekaragaman Genus Keong Darat di Kawasan Kars Pegunungan Sewu Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Land Snails Genera Diversity In Sewu Mountains Karst Region,Gunungkidul, Yogyakarta)

    Get PDF
    Kawasan kars Indonesia merupakan yang terluas di Asia Tenggara dan memiliki manfaat ekologis yang tidak tergantikan. Kandungan kalsium karbonat tinggi menjadi pendukung kekhasan flora dan fauna yang mendiaminya, sehingga banyak yang cenderung endemik. Potensi ekonomi dari sektor penambangan membuat banyak kawasan kars tereksploitasi tanpa memperhatikan keberlanjutan kawasan dan juga kelangsungan hidup hayatinya. Penelitian eksploratif di salah satu kawasan kars terluas di Pulau Jawa (Pegunungan Sewu, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta) telah dilakukan pada bulan Agustus 2014 hingga Maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan, keanekaragaman dan mendeskripsi genus keong darat, fauna yang bergantung pada keberadaan kalsium karbonat dan memiliki potensi endemisitas tinggi di kawasan kars. Metode koleksi dilakukan dengan observasi langsung selama satu jam oleh dua orang pada 20 plot (seluas 10m x 10m) dan pengayakan 100L sampel tanah dan serasah (5L dari tiap plot). Sebanyak 2595 spesimen keong darat dari 17 Famili dan 29 genus berhasil dikoleksi. Genus Macrochlamys ditemukan paling banyak di lokasi penelitian. Genus Gyliotrachela (Gyliotrachela fruhstorferi, species endemik Jawa) ditemukan sebanyak 8% dari total spesimen yang berhasil dikoleksi. Dua genus yang cenderung endemik –Diplommatina dan Opisthostoma- juga ditemukan di Gunungkidul. Indeks keanekaragaman (Shannon-Wiener) genus keong darat di Gunungkidul berada di tingkat sedang dengan H ’= 2,377. Indeks keanekaragaman genus terendah tercatat pada mulut Gua wisata Rancang Kencono (1,1708) dan tertinggi pada sekitar air terjun Srigethuk (2,3749). Penelitian hayati lain di Gunungkidul dan kars lainnya sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan kawasan kars yang berkelanjutan
    corecore