14 research outputs found

    PEMANFAATAN KOMPOS BLOTONG PLUS PUPUK KANDANG SAPI DAN TAKARAN PUPUK SINTETIK DALAM MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA ULTISOL DAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN HARA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis Guineensis Jacq. )

    Get PDF
    Kelapa sawit di Sumatera Utara sebagian besar dibudidayakan di Ultisol yang memiliki kesuburan, ketersediaan hara rendah dan toksisitas unsur mikro. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi kompos blotong dengan pupuk sintetik dalam memperbaiki sifat kimia Ultisol, pertumbuhan bibit kelapa sawit, dan mengkaji pemanfaatan kompos dalam menghemat penggunaan pupuk sintetik. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama adalah pemberian kompos blotong dengan dosis 0, 0,5 dan 0,75 kg/polybag. Faktor kedua adalah pupuk sintetik 0, 0,25, 0,5, 0,75 dan 1 Rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos hingga 0,75 kg/polybag mampu memperbaiki sifat kimia Ultisol seperti meningkatkan pH H2O hingga 6,11 unit, C-Organik 4,27%, N-total 0,47%, Ca-dd 7,78 cmol/kg, Mg-dd 1,01 cmol/kg, K-dd 0,36 cmol/kg, KTK 31,94 cmol/kg dan menurunkan Al-dd hingga tidak terukur. Kombinasi kompos dengan pupuk sintetik berinteraksi dalam meningkatkan pertumbuhan dan serapan hara bibit kelapa sawit seperti tinggi tanaman 65,17, berat kering 46,38 g, dan serapan hara N, P, K tanaman. Dari penelitian ini direkomendasikan pemberian kompos sebesar 0,5 kg-0,75 kg/polybag dan pupuk sintetik 0,5 rekomendasi untuk dapat mengurangi penggunaan pupuk sintetik 50% sehingga mendukung kesehatan tanah dan lingkungan

    PENGARUH KOMPOS BLOTONG PLUS PUPUK KANDANG SAPI DALAM MEMPERBAIKI SIFAT KIMIA ULTISOL DAN PERTUMBUHAN PEMBIBITAN UTAMA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

    Get PDF
    ABSTRAK Ultisol merupakan salah satu jenis tanah suboptimal sehingga perlu dilakukan penambahan amelioran untuk meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian bertujuan untuk melihat pengaruh kompos blotong plus pupuk kandang sapi dalam memperbaiki sifat kimia Ultisol dan pertumbuhan kelapa sawit main nursery. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas Padang menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 kelompok. Dosis perlakuan terdiri dari A = Kontrol, B = 0,25 kg/8 kg tanah, C = 0,5 kg/8 kg tanah, D = 0,75 kg/8 kg tanah dan E = 1,00 kg/8 kg tanah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian kompos blotong plus pupuk kandang sapi dengan dosis 1 kg/8 kg tanah mampu memperbaiki sifat kimia Ultisol yang diberi dolomit dengan dosis 12,70 kg/8 kg tanah seperti meningkatkan nilai pH tanah 1,1 unit; N-total 0,45 %; kandungan C-organik 2,19 %; kandungan P-tersedia 37,14 ppm; KTK 22,04 cmol/kg; dan kation basa seperti K-dd 0,17 cmol/kg; Ca-dd 0,37 cmol/kg; Mg-dd sebesar 0,40 cmol/kg dan dapat menurunkan kandungan Al-dd hingga tidak terukur. Pemberian kompos blotong plus pupuk kandang sapi meningkatkan pertumbuhan Bibit Utama Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq. ). Pertumbuhan tanaman optimum terdapat pada perlakuan D (0,75 kg/8 kg tanah) dengan peningkatan tinggi tanaman sebesar 16,67 cm, jumlah daun sebanyak 4 helai, diameter batang sebesar 10 mm, serta angkutan hara N 2,26 g/tanaman, P 0,18 g/tanaman, K 1,44 g/tanaman. Kata kunci : Blotong, Kompos, Kelapa sawit, Pupuk kandang, Ultiso

    KARAKTERISTIK SIFAT KIMIA TANAH PADA TANAMAN KARET DI DESA PEKAN TOLAN KECAMATAN KAMPUNG RAKYAT KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

    Get PDF
    Luas areal perkebunan karet di Kabupaten Labuhanbatu Selatan yang dikelola oleh perusahaan perkebunan seluas 5.386,71 ha dengan total produksi 4.165 ton. Saat ini baru ada tiga perusahaan perkebunan karet, dua diantaranya belum menghasilkan dan, baru satu perkebunan yang sudah berproduksi, yaitu PT PP Lonsum Kebun Sei Rumbia dengan luas 3.516,75 ha dengan produksi 4.165 ton. Perkebunan karet yang dikelola masyarakat memiliki luas 25.391 hektar dengan total produksi 24.632 ton. Dari areal tersebut terdapat sekitar 712 ha tanaman belum menghasilkan, 24.977 ha tanaman menghasilkan, dan sekitar 582 ha tanaman tidak menghasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia tanah pada tanaman karet  yang ada di desa Pekan Tolan Kecamatan Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Penelitian dilaksanakan pada awal bulan desember 2021 sampai dengan bulan februari 2022. Metode penelitian ini menggunakan metode zikzak. Penelitian dilakukan dengan jarak pengambilan sampel tanah ± 2 meter yang diambil di 3 titik lokasi dengan luas lahan karet seluas 2 hektar. Pada tiga titik pengambilan sampel tanah dilakukan pemboran tanah dengan menggunakan bor, kemudian tanah hasil bor tersebut dimasukkan ke dalam plastik sampel kemudian dikirim ke PT Laboratorium Socfindo untuk melihat karakteristik sifat kimia tanah pada sampel tanah

    PENGARUH HERBISIDA GLIFOSAT TERHADAP KEMATIAN GULMA DI PIRINGAN, PASAR PIKUL DAN TPH TANAMAN KELAPA SAWIT DI PT. SUPRA MATRA ABADI (SMA) KEBUN AEK NABARA

    Get PDF
    Spraying using glyphosate active ingredient herbicides with CDA (Controlled Droplet Applicator) sprayer which is commonly marketed is called Micron Herbi and is used for ULV (Low spray volume <50 litres/ha) the spray produces controlled fine granules with a uniform size (250 microns) and a high herbicide concentration and in 1 sprayer tank containing 15 liters requires 810 ml of glyphosate herbicide and requires 111 liters of water/ha. Research conducted at PT. Supra Matra Abadi Aek Nabara Gardens, Bilah Hulu District, Labuhanbatu Regency, North Sumatra Province, Based on the growth rate of weeds in the disks of the Aek Nabara oil palm plantations, it can be grouped into 4 (four) classes, namely class (A) Very dangerous and must be eradicated, class (B) This class of weeds is very dangerous competitive which must be controlled continuously, class (C) Class C weeds are less competitive and can be tolerated, will but requires regular control and is useful to prevent erosion, class (D) Is a weed that is useful, less competitive and its existence needs to be maintained. This study used a completely randomized design (CRD). From 1 treatment and in 30 days 3 times checking, the results were found on the first penis, which is 10 days after spraying, it can be seen from the characteristics of the wilted leaves that are only found on the tips of the leaves and wilted stem tips, but the roots are still fresh with the death rate still high. 10% then on the second check, which is 20 days after spraying, it can be seen from the characteristics of the leaves that are all wilted as well as all the stems and roots with a mortality rate of 40%, the last check was carried out 30 days after spraying, there were characteristics of burnt leaves as well dry stems and roots with a mortality rate of 100%.Keywords: Purple eggplant , liquid organic fertilizer, benefits of lamtoro leavesINTISARIPenyemprotan menggunakan herbisida berbahan aktif glifosat dengan alat semprot CDA (Controlled Droplet Applicator) yang biasa dipasaran disebut Micron Herbi dan digunakan untuk  ULV (Volume semprot rendah <50 liter/ha) semprotannya menghasilkan butiran halus yang terkendali dengan ukuran yang seragam (250 mikron) dan konsentrasi herbisida yang tinggi dan dalam 1  tangki alat semprot yang berisi 15 liter membutuhkan herbisida glifosat sebanyak 810 ml dan membutuhkan 111 liter air/ha. Penelitian dilaksanakan di PT. Supra Matra Abadi Kebun Aek Nabara Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara, Berdasarkan tingkat pertumbuhan gulma di piringan tanaman kelapa sawit Kebun Aek Nabara dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kelas yaitu kelas (A) Sangat berbahaya dan harus diberantas, kelas (B) Gulma kelas ini sangat berbahaya kompetitif yang harus dikendalikan secara terus menerus, kelas (C) Gulma kelas C kurang kompetitif  dan dapat di tolerir, akan tetapi memerlukan pengendalian yang teratur dan bermanfaat mencegah erosi, kelas (D) Merupakan gulma yang bermanfaat, kurang kompetitif dan keberadaannya perlu dipertahankan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dari 1 kali perlakuan dan dalam 30 hari 3 kali pengecekan di dapati hasil pada kontrol pertama yaitu 10 hari setelah penyemprotan dapat dilihat dari ciri-ciri daun yang layu itu terdapat hanya pada ujung daun dan ujung batang yang layu namun akar masih segar dengan tingkat kematian masih 10% kemudian pada pengecekan kedua yaitu 20 hari setelah penyemprotan dapat dilihat dari ciri-ciri daun yang keseluruhannya layu begitu juga seluruh batang dan akar dengan tingkat kematian 40%, pengecekan terakhir dilakukan pada 30 hari setelah penyemprotan  terdapat ciri-ciri daun yang gosong begitu juga batang dan akarnya kering dengan tingkat kematian 100%. Kata kunci : gulma, herbisida glifosa

    ANALISIS SIFAT KIMIA TANAH DI LAHAN GAMBUT PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PT HERFINTA DESA TANJUNG MEDAN

    Get PDF
    Lahan gambut merupakan lahan hasil akumulasi bahan organik yang terbentuk dari pelapukan vegetasi dan terbentuk secara alami dalam jangka waktu yang lama. Pemanfaatan lahan gambut untuk pembangunan pertanian, banyak kendala yang berkaitan dengan sifat gambut itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat kimia lahan gambut yang ditanami kelapa sawit di Desa PT Herfinta Tanjung Medan, Kampung Rakyat, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pengambilan sampel tanah diambil dari satu blok dengan tiga titik yang berbeda menggunakan metode zig-zag. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa kandungan sifat kimia lahan gambut mengalami perubahan, nilai pH sebesar 4,56, Mg tertukar sebesar 0,31, K tertukar sebesar 0,47, C organik sebesar 9,98%, Na tertukar sebesar 0,33, total N sebesar 0,69%, Kapasitas Tukar Kation sebesar 38,93 dan Ca tertukar sebesar 0,48. Peningkatan C organik di lahan gambut yang dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit sebesar 0,1-0,4%. Konversi lahan gambut murni menjadi perkebunan kelapa sawit menunjukkan adanya perubahan sifat kimia lahan gambut. Perlakuan pemupukan sebagai upaya mengembalikan unsur hara yang diangkut oleh tanaman pada saat panen tidak berlangsung secara optimal. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan unsur hara tanah agar kondisi tidak semakin parah

    RESPON PEMBERIAN TANAH INKUBASI KOMPOS LIMBAH SAYUR DAN BUAH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L)

    Get PDF
    The aim of the study was to determine the growth and production of mustard greens (Brassica juncea L) when given media in the form of compost incubation of soil from vegetable and fruit residue. The research was conducted in Menang Sari Hamlet, Sukadame Village, Silangkitang District, Labuhan Batu Selatan District. This research was conducted in early December 2022 to April 2023, the study used a non-factorial Completely Randomized Design (CRD) with 3 repetitions, namely P0 = 1 kg of Ultisol soil, P1 = 1 kg of Ultisol soil + 500 grams of compost , and P2 = 1 kg of soil Ultisol + 1 kg of compost. The results showed that the application of incubation soil for compost of vegetable and fruit residues had no significant effect on the parameters of plant height and number of leaves of mustard greens, but on the parameters of plant weight, fresh weight of plant roots, and dry the weight of plant roots had a significant effect on the application of compost incubation soil. leftover vegetables and leftover fruit. Keywords: Mustard greens (Brassica juncea L), growing media, Incubation INTISARIPenelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) ketika di beri media berupa tanah inkubasi kompos sisa sayur dan sisa buah. Penelitian dilakukan di Dusun Menang Sari, Desa Sukadame, Kecamatan Silangkitang, Kabupaten Labuhan Batu Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Desember 2022 s/d bulan April 2023, penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial dengan 3 ulangan yaitu P0 = 1kg tanah Ultisol, P1 = 1kg tanah Ultisol + 500 gram kompos, dan P2 = 1kg tanah Ultisol+1kg kompos. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tanah inkubasi kompos sisa sayur dan sisa buah berpengaruh tidak nyata terhadap parameter tinggi tanaman dan jumlah daun tanaman sawi hijau, namun pada parameter berat tanaman, berat basah akar tanaman, dan berat kering akar tanaman berpengaruh nyata terhadap pemberian tanah inkubasi kompos sisa sayur dan sisa buah.Kata Kunci: Sawi hijau (Brassica juncea L), media tanam, Inkubasi

    Pelatihan Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) untuk Dijadikan Pupuk Organik di Desa Tebing Tinggi Pangkatan

    Get PDF
    Dampak terhadap lingkungan maupun ekonomi dan pendapatan petani akibat dari pemakaian pupuk kimia semakin menjadi perhatian. Oleh karena itu, beredar berita untuk flashback ke alam dalam kegiatan pertanian, yaitu dengan memanfaatkan bahan-bahan alami untuk kebutuhan pembuatan pupuk. Dari pembuatan pupuk organik dapat menghemat biaya produksi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah: 1). Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada pada ketua kelompok tani dan para Ibu/Bapak  anggota petani untuk membuat pupuk organik yang ramah lingkungan. 2). Mengetahui efektivitas pelatihan yang diadakan bagi para kelompok tani dan petani. Metode kegiatan yang dilakukan adalah dengan cara menyosialisasikan dengan menyampaikan materi secara teori di Desa Tebing Tinggi Pangkatan, Kecamatan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu. Kemudian diikuti dengan melakukan praktik langsung pembuatan pupuk organik bersama para petani. Untuk melakukan pelatihan para petani dibagi dalam 2 kelompok kerja, masing-masing kelompok tersebut diberi kesempatan untuk melakukan praktik langsung membuat pupuk organik. Kegiatan dilakukan selama 5 jam, dengan target 20 peserta. Dari hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 21 Januari 2022: 1). Telah memberikan pengetahuan dan keahlian kepada para petani untuk membuat pupuk organik. 2). Acara berjalan secara efektif dengan melihat hasil evaluasi yang sesuai dengan target pencapaian

    Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) Kulit Buah Pisang Yang Di Sosialisasikan Kepada Kelompok Tani Desa Tebing Tinggi Pangkatan

    Get PDF
    This community service activity aims to invite farmer groups and fathers/mothers of farmers in the village of Tebing Tinggi Pangkatan to introduce and practice directly to farmer groups how to use waste that is no longer used to become Liquid Organic Fertilizer (POC) if used in a sustainable manner it is not harmful soil health and to increase people's knowledge, especially farming communities, about organic fertilizers which are better and more environmentally friendly than chemical fertilizers. Bananas are a popular fruit because almost every big event bananas are a dessert. Bananas that have been consumed produce waste, namely banana peels. After the socialization and training on organic fertilizers, the residents who attended were enthusiastic about making organic fertilizer from banana fruit waste, besides the ingredients that are easily available, the method of manufacture is also easy to understand.Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mengajak kelompok tani serta bapak/ibu petani yang ada didesa Tebing Tinggi Pangkatan untuk mengenalkan dan mempraktikan langsung kepada kelompok tani   bagaimana cara memanfaatkan limbah yang tidak digunakan lagi menjadi Pupuk Organik Cair (POC)  jika digunakan secara berkelanjutan tidak membahayakan kesehatan tanah dan untuk meningkatkan pengetahuain masyarakat yang khususnya masyarakat petani mengenai pupuk organik lebih baik dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan pemberian pupuk kimia.Buah pisang merupakan buah yang banyak disukai karena hampir setiap acara besar buah pisang menjadi salah satu hidangan penutup. Buah pisang yang sudah dikonsumsi maka menghasilkan limbah yaitu kulit pisang. Setelah dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan pupuk organik warga yang menghadiri telah antusias untuk membuat pupuk organik dari limbah buah pisang selain bahan yang mudah didapat cara pembuatan juga mudah dipahami.   &nbsp
    corecore