47 research outputs found
PENGARUH PADAT PENEBARAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN SEURUKAN (OSTEOCHILUS VITTATUS)
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui padat penebaran yang optimal pada benih ikan seurukan (osteochilus vittatus) untuk meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhanya. Penelitian ini dilaksanakan di kolam Usaha Pembenihan Rakyat (UPR) Desa Menasah Krueng, Kecamatan Beutong, Kabupaten Nagan Raya.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 6 perlakuan dengan 5 kali ulangan. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 2 kali sehari pada waktu pagi (pukul 08.00 WIB) dan sore hari (pukul 16.00 WIB) sebanyak 5% dari bobot tubuh ikan. Pakan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pakan komersil F1000 dengan kandungan protein 39% - 41%. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa nilai padat penebaran yang berbeda antara perlakuan berpengaruhnyata terhadap pertumbuhan bobot, pertumbuhan spesifik (SGR) dan pertumbuhan harian (LPH), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup (P>0,05). Hasil uji lanjut DUNCAN menunjukkan bahwa nilai pertumbuhan bobot, pertumbuhan spesifik (SGR) dan pertumbuhan harian (LPH) terbaik terdapat pada perlakuan padat penebaran 5 ekor/m2, nilai pada perlakuan ini berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa padat penebaran 5 ekor/m2 merupakan padat penebaran yang optimal terhadap benih ikan serukan (osteochilus vittatus).Kata Kunci :Padat penebaran, pertumbuhan, kelangsungan hidup, ikan seurukan (Osteochilus vittatus).?ABSTRAKThe objective of the present study was to determine the optimal stocking density of fish serukan (Osteochilus vittatus)to improve survival and growth performance. The study was conducted in Unit pembenihan Rakyat (UPR) Menasah Krueng Village, District Beutong, Nagan Raya. The completely randomized designwas used in this study consisting of 6 treatments with 5 replicates. The fish fed two times a day on 08.00 AM and 04:00 PM at feeding level of 5% of body weight of fish. The commercial feed contains 39%-41 % crude protein used in this study. The ANOVA test showed that the stocking density gave a significant affect on the growth performance, specific growth rate and daily growth rate (P 0.05).The Duncans test showed that the highest growth rate, specific growth rate and daily growth ratewere foundat stocking density of 5 fish / m2,this valuewas significant different compared to other treatments. It is concluded that the optimal density at seurukan fish was 5 fish/m2.Keyword : Stocking density, growth, survival, seurukan fish(Osteochilus vittatus)
FORMULASI PENERAPAN KURSUS PRA-NIKAH DI KANTOR URUSAN AGAMA (KUA) KECAMATAN KEMUNING KOTA PALEMBANG
Untuk membangun rumah tangga yang harmonis, calon pasangan suami istri harus matang, siap, dan cerdas. Calon pengantin harus memahami bagaimana membangun rumah tangga yang harmonis. Perceraian seringkali dipengaruhi oleh ketidaksiapan kedua calon pasangan suami istri. Untuk mewujudkan keluarga bahagia dan tentram, sangat penting untuk memberikan informasi dan pengajaran kepada calon pengantin melalui kursus pranikah, yang diselenggarakan oleh Kantor Urusan Agama (KUA). Merujuk pada Pedoman Penyelenggaraan Kursus pranikah yang dikeluarkan oleh Dirjen Bimas Islam, untuk menghasilkan keluarga yang rukun, diharapkan setiap Kantor Urusan Agama (KUA) memaksimalkan kegiatan kursus pranikah. Penelitian ini berfokus pada Kantor Urusan Agama (KUA) di Kecamatan Kemuning Kota Palembang sebagai model pelaksanaan kursus pranikah.Wawancara, observasi, dan dokumentasi digunakan untuk memperoleh data untuk artikel ini. Ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-analitik. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yaitu data utama dan data sekunder. Setelah pengumpulan data, penulis melakukan analisis kualitatif. Berikut temuan penelitian ini: proses pelaksanaan kursus pranikah di KUA Kec. Kota Palembang diadakan sebelum pernikahan, dan durasi kursus pra-nikah relatif singkat. Kurikulum kursus pranikah di KUA Kec. Kemuning Kota Palembang diselaraskan dengan modul Kementerian Agama. Pemateri kursus pranikah adalah pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kec. Kemuning. Gaya ceramah dan tanya jawab digunakan dalam pelaksanaan kursus pranikah
An error analysis of students’ descriptive writing at Khadijah Islamic boarding school
The purposes of this research are to find out the types of grammatical errors in students’ descriptive writing and to find out the most frequent type of errors in students’ descriptive writing. The method of this research is a descriptive qualitative method. The data were collected from 22 descriptive writings which were written by the students. The researcher used the writings as the instrument. In this research, all types of grammatical errors were classified and described based on surface strategy taxonomy by Dulay Burt, and Krashen (1982). Based on the result of the analysis, there were 670 grammatical errors found in the students’ descriptive writing. Misformation error occupies the first rank with 286 errors. Then following closely is omission error with 260 errors, next is addition error with 90 errors, and the last one is misorder error with 34 errors.Keywords: Error Analysis, Surface Strategy Taxonomy, Writing, Second Language.
Gray Divorce at Palembang Religious Court 2022: Factors Associated with Old Age Divorce
Divorce is a phenomenon that is experienced in various age ranges, including among the elderly showing an increasing trend. Previous studies emphasize the negative impact of divorce in old age. This study aims to identify the factors that lead to divorce among the elderly, particularly in the Palembang Religious Court, as well as understand the judges' views on this phenomenon. This field research used a qualitative approach, involving interviews with four judges and analyzing 56 divorce decisions among the elderly. The findings show that elderly couples tend to delay divorce in order to sustain the household, especially for the sake of their children. The decision to divorce is made when they feel unable to endure further problems, considering the greater impact. Thirteen main factors were cited as reasons why elderly couples decided to divorce. While judges attempted mediation, they did not have the authority to force a settlement. The results of this study are expected to provide valuable guidance for legal practitioners and policy makers in designing programs to prevent divorce at an elderly age. The limitation of this study lies in its focus only on the views of judges and decisions in religious courts. Examining the opinions of older people who have divorced directly has not been done, an aspect that needs further research.[Perceraian merupakan fenomena yang terjadi di berbagai rentang usia, termasuk di kalangan lansia yang menunjukkan peningkatan tren. Kajian sebelumnya menegaskan dampak negatif dari perceraian di usia lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memicu perceraian di kalangan lansia, khususnya di Pengadilan Agama Palembang, serta memahami pandangan hakim terhadap fenomena ini. Penelitian lapangan ini menggunakan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara dengan empat hakim dan menganalisis 56 putusan perceraian di kalangan lansia. Temuan menunjukkan bahwa pasangan lanjut usia cenderung menunda perceraian demi mempertahankan rumah tangga, terutama demi anak-anak mereka. Keputusan bercerai diambil ketika mereka merasa tak mampu lagi menahan permasalahan lebih lanjut, dengan pertimbangan dampak yang lebih besar. Terdapat tiga belas faktor utama yang menjadi alasan pasangan lanjut usia dalam memutuskan perceraian. Meskipun hakim berupaya melakukan mediasi, namun mereka tidak memiliki kewenangan untuk memaksa perdamaian. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan panduan berharga bagi praktisi hukum dan pembuat kebijakan dalam merancang program pencegahan perceraian di usia lanjut. Keterbatasan penelitian ini terletak pada fokusnya yang hanya pada pandangan hakim dan putusan di pengadilan agama. Menguji pendapat lansia yang telah bercerai secara langsung belum dilakukan, menjadi aspek yang perlu diteliti lebih lanjut.
ANALISIS DISTRIBUSI TEGANGAN PADA DESAIN HIP STEM PROSTHESIS UNTUK KONDISI BERJALAN DAN NAIK TANGGA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA
AbstrakHip joint (sendi panggul) merupakan sendi yang menjadi tumpuan berat badan dan termasuk sendi yang penting dalam tubuh manusia. Akibat kondisi pembebanan yang diterimanya, sendi ini lebih sering mengalami kerusakan baik itu yang semi permanen maupun yang permanen. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan Total Hip Arthroplasticy (THA). THA telah dilakukan di Indonesia menggunakan Hip Stem Prosthesis, namun masih menggunakan produk import sehingga perlu dibangun desain yang sesuai dengan antropometri tubuh masyarakat Indonesia. Penelitian aplikasi ini belum banyak dilakukan di Indonesia. Dalam kondisi aktual, aktifitas manusia sangat beragam tidak hanya statis namun juga dinamis, sehingga efektifitas penggunaan Hip Stem Prosthesis perlu diteliti lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari distribusi tegangan maksimum AML prosthesis yang dibangun sehingga memberikan pengetahuan mengenai teknologi hip stem prosthesis. Analisis dilakukan pada desain tulang panggul buatan model AML (Anatomic Medullary Locking) prosthesis. Panjang stem dan diameter ball head yang digunakan pada penelitian ini adalah 140 mm, 38 mm. Pembebanan diberikan pada hip stem prosthesis saat kondisi berjalan dengan time history 3 detik dan naik tangga selama waktu 9 detik. Simulasi dilakukan menggunakan ANSYS Workbench 14.0. Distribusi tegangan maksimum von-mises berhasil diperoleh yaitu berada pada daerah neck/ leher. Diketahui bahwa nilai tegangan yang paling tinggi untuk kondisi berjalan adalah 220,44 MPa dan naik tangga adalah 189,23 MPa. Nilai tersebut masih berada di bawah nilai tegangan yield material yang digunakan.Kata Kunci : Hip Stem Prosthesis, Metode Elemen Hingga, Analisa distribusi teganga
TINJAUAN YURIDIS NORMATIF TENTANG PENGISIAN KOLOM AGAMA DALAM IDENTITAS KEPENDUDUKAN BERDASARKAN PASAL 61 AYAT (2) UNDANG – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DIKAITKAN DENGAN KEBERADAAN KOMUNITAS DAYAK HINDHU – BUDDHA BUMI SEGANDU INDRAMAYU
Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan identitas kependudukan atau kewarganegaraan adalah hak sipil bagi semua warga negara yang telah cukup umur. Meskipun sudah ada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan Pasal 61 ayat (2) , Namun penerapannya masih belum sesuai dengan Undang-undang yang mengatur perihal tersebut, Hal ini membuat warga negara penghayat aliran kepercayaan atau Komunitas Dayak Hindhu – Buddha Bumi Segandu Indramayu (Dayak Losarang) tidak memiliki identitas kependudukan (KTP) . Alasan yang sering dikemukakan oleh petugas adalah jika diisi dengan menggunakan kepercayaan lain selain agama yang diakui pemerintah atau jika dikosongkan maka database dari pusat tidak dapat membaca dan akan error, sehingga Dayak Losarang gagal memiliki KTP.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana implikasi hukum jika kolom agama pada identitas kependudukan tidak di isi atau dikosongkan dan seperti apa kebijakan pemerintah sebagai upaya meniadakan warga negara yang tidak beridentitas kependudukan (KTP) .Guna mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif dan spesifikasi penelitian preskriptif. Lokasi penelitian di Tempat Perkumpulan Komunitas Dayak Hindhu – Buddha Bumi Segandu Indramayu. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder, yang disusun secara sistematis, logis dan rasional. Data yang terkumpul kemudian diolah, disajikan dan dianalisis secara normatif kualitatif.Hasil kesimpulan ini menunjukan bahwa Akibat Hukum yang timbul, Kartu Tanda Penduduk (KTP) tidak dapat diterbitkan, sehingga terdapat warga negara yang tidak memiliki identitas kependudukan, sebagaimana dituntut oleh Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan. Diperlukan tambahan variable keterangan mengenai identitas kolom agama, dengan dilengkapi menu pilihan yaitu “lainnya†atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
SOSIALISASI, PENYULUHAN, PENANAMAN, DAN PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) merupakan tanaman yang dimiliki oleh keluarga dan berfungsi sebagai obat-obatan tradisional. Tanaman ini aman, murah, dan mudah didapat, khususnya di Desa Nglegi. Desa ini merupakan salah satu desa yang telah mengenal dan menghasilkan beberapa TOGA, namun pemanfaatannya belum optimal. Kegiatan sosialisasi, penyuluhan, penanaman, dan pemanfaatan TOGA dirancang untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dalam pemanfaatan TOGA. Masyarakat desa diberikan pengetahuan mengenai pengenalan hingga pemanfaatan TOGA untuk kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penanaman TOGA, sehingga dapat dijadikan obat sendiri maupun dijual dalam bentuk lain sebagai sumber ekonomi keluarga.Ă‚
IDENTIFIKASI SIFAT FISIK TANAH INCEPTISOL PADA PENGGUNAAAN LAHAN (LAND USED) DI SEKITAR KAWASAN KAMPUS BINA WIDYA UNIVERSITAS RIAU
Tanah adalah perubahan mineral dan bahan organik yang dipengaruhi oleh bahan induk, iklim, topografi, waktu, dan vegetasi yang dapat dibedakan dari ciri-ciri bahan induk asalnya secara sifat fisik tanah dan memiliki beberapa jenis tanah seperti jenis tanah Inceptisol adalah tanah Inceptisol. Tanah Inceptisol merupakan salah satu jenis tanah pada lahan kering yang luasnya 2.600.000 ha di Provinsi Riau dan salah satu penggunaan lahan tanah Inceptisol berada di Riau yaitu di kampus Universitas Riau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi sifat fisika tanah inceptisol pada penggunaan lahan di Kampus Bina Widya Universitas Riau. metode yang digunakan survei dan observasi dengan Analisis data dilakukan dengan analisis analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan lahan Inceptisol di Universitas Riau memberikan pengaruh terhadap perubahan sifat fisik tanah terutama pada penggunaan lahan akasia dan Arboretum memberikan peningkatan terhadap kadar air, C-organik, warna tanah, dan porositas. Selain itu penggunaan lahan rumput, ekaliptus memberikan pengaruh terhadap peningkatan total ruang pori, permeabilitas, laju infiltrasi. Tekstur tanah pada berbagai penggunaan lahan memiliki tekstur tanah yang hampir sama yaitu kandungan fraksi pasir yang lebih tinggi
PERBANDINGAN ROUTING PROTOCOL EXTERIOR BGP VERSI 4 DENGAN ROUTING INTERIOR EIGRP PADA ALGORITMA LINKSTATE MENGGUNAKAN PARAMETER PACKET LOSS
Abstract - Computer networks very influential on the speed of transferring data from one computer to another computer by using a PC or server, in this case, the routing configuration is very influential. The best routing route selection is the solution to determine the most rapid and efficient routing, and as the best routing consideration, the researcher has examined two routings, namely BGP (Border Gateway Protocol) routing and EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) using the Cisco Paket Traccer application. After the researcher was done an experiment, the researcher gets the result of the average EIGRP delay that is 54.619 and the packet loss result between EIGRP and BGP is not available (successful packet delivery).  Keywords -  BGP Routing Protocol Exterior, EIGRP Interior Routing, Algorithm Link state, Packet loss Abstrak - Jaringan komputer sangat berpengaruh pada kecepatan transfer data antar satu komputer ke komputer lain baik itu pc maupun server, dalam hal ini konfigurasi routing sangat berpengaruh. Pemilihan jalur routing terbaik merupakan solusi untuk menentukan routing yang paling cepat dan efisien, dan sebagai bahan pertimbangan routing terbaik penulis meneliti dua routing yakni routing BGP (Border Gateway Protocol) dan routing EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) mengguanakan aplikasi Cisco Packet Traccer. Setelah dilakukannya percobaan yang penulis perbuat, maka didapatkan hasil dari rata-rata delay EIGRP yaitu 54,619 dan hasil dari packetloss antara EIGRP dan BGP tidak ada (pengiriman paket sukses). Kata Kunci - Routing Protocol Exterior BGP, Routing Interior EIGRP, Algoritma Link state, Packet loss