21 research outputs found

    PEMBELAJARAN SEJARAH BERBASIS MULTIKULTURAL UNTUK EDUKASI PERDAMAIAN (STUDI KASUS DI UNIVERSITAS SAMUDRA, KOTA LANGSA)

    Get PDF
    Masyarakat multikultur Aceh belum pada kondisi state of being peace akibat pergolakan masa lalu. Penelitian ini bertujuan menganalisis multikulturalisme dan edukasi perdamaian dalam proses kegiatan pembelajaran sejarah. Pertanyaan penelitian adalah: (1) bagaimana persepsi dosen dan mahasiswa terhadap nilai-nilai multikulturalisme, (2) bagaimana perencanaan pembelajaran sejarah berbasis nilai multikultural sebagai edukasi perdamaian, (3) bagaimana evaluasi pembelajaran sejarah berbasis nilai multikultural sebagai edukasi perdamaian, (4) bagaimana pelaksanaan pembelajarannya (5) bagaimana evaluasinya, dan (6) Bagaimana hambatannya.Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif, dengan desain embedded case study. Analisis data melalui dua paradigma, yakni: critical discourse analysis (CDA), dan interaktif. CDA berperan untuk menggali makna baik berasal dari teks pekerjaan dan makna yang diucapkan. Dengan landasan itu dapat diketahui pemikiran mereka.Hasil penelitian menunjukkan: (1) Multikulturalisme dipandang dosen dan mahasiswa sebagai ideologi yang berpegang pada keberagaman etnisitas, etnoreligiusitas, dan etnokultural. (2) Sintak pembelajaran meliputi apersepsi, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, yang dalam proses kegiatan pembelajaran dibingkai dengan strategi ENACT (exploring, narrowing, analyzing, creating dan teaching). (3) Evaluasi meliputi aspek materi ajar dan penilaian diperoleh reratanya 4,58; penilaian sintak diperoleh reratanya 4,68; penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran diperoleh reratanya 4,65; penilaian evaluasi pembelajaran diperoleh reratanya 4,53; (4) Dalam pelaksanaan exploring dituntut penggalian data historis; proses penyempitan data pada narrowing menghasilkan tema bahasan baru yang lebih spesifik; analyzing adalah menganalisis tema bahasan baru secara mendalam; creating menemukan temuan argumentatif dari tema bahasan baru yang diuraikan dalam kertas kerja mereka; dan teaching adalah kompetensi mengartikulasikan temuan-temuan dalam forum di kelas (5) Ketercapaian ENACT menunjukkan adanya peningkatan kompetensi kognitif dan afektif, terutama kompetensi melihat realitas historis masyarakat Aceh yang multicultural, serta pemahaman pentingnya perdamanaian, dan; (6) Hambatan pembelajaran ini adalah keterbatasan sumber primer, kesulitan dalam menyempitkan tema bahasan menjadi tema bahasan baru, misalnya: ada kesamaan tema, kesulitan analisis baik berkaitan dengan teks dan konteks. Hambatan ini dibuktikan dari kuantitas mahasiswa yang memenuhi ancangan CDA yaitu sejumlah 30 mahasiswa serta temuan mahasiswa sejumlah enam temua

    PERAN SEKOLAH DINIYAH PUTRI PADANG PANJANG DALAM INTERNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER ISLAM PADA PEREMPUAN MINANGKABAU (1923-1955)

    Get PDF
    Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang didirikan oleh Rahmah El Yunusiyyah.  Sekolah Diniyah Putri Padang Panjang adalah lembaga pendidikan agama yang berpedoman kepada Al-Qur'an dan Sunah Nabi Muhammad SAW. Rahmah El Yunusiyyah bercita-cita agar perempuan memperoleh hak nya dan kesempatan secara penuh untuk menuntut ilmu dan menciptakan lingkungan belajar dan sistem pendidikan yang khas. Pendidikan karakter juga salah satu pendidikan yang diterapkan oleh Rahmah El Yunusiyyah, pendidikan ini berbasis ke Islaman yang diterapkan oleh sekolah Diniyah Putri Padang Panjang yang bertujuan untuk menjadikan perempuan yang memiliki jiwa karater Islam yang berprinsip sesuai dengan karakter agama

    The Development of Multicultural Discourse in the Historical Learning: A Case Study on Samudra University Langsa Aceh

    Get PDF
    The research analyzed the efforts conducted in the domain of historical learning in a university, especially related to how the past memory influences the recent multicultural discourses. The method used in this research is qualitative descriptive analysis with case study approach. The research was divided into three parts: (1) collecting data, (2) analyzing data, and (3) reporting the results of the research. Subjects of the research were selected by using purposive sampling technique; they were the 4th semester students up to the 6th semester students of the History Education Department in Samudra University Langsa Aceh. The research resulted findings that conceptually the students had understood about the concept of multicultural. Nevertheless, multicultural discourse had not touched the context of locality. Historical learning was designed to develop and expand the students’ multicultural discourse. The design of historical learning contains the learning strategy of ENACT, consisting of six stages: apperception, exploration, narrowing, analyzing, creating and teaching. Historical learning forms the students’ multiculturalism discourse, built from a historical understanding and the dynamics of Acehnese society. The students viewed that multicultural is a social condition, formed from historical process. Conflict understood by students as the dynamics which is inseparable from a multicultural society. However, the students considered that conflict caused many endless problems, therefore, the students’ multicultural discourse tended to lead to peace condition. Keywords: Historical Learning, ENACT, Multicultural

    PERKEMBANGAN DAYAH BUSTANUL MUA’RIF SEURIGET LANGSA BARAT 1982-2012

    Get PDF
    Berdirinya Dayah Bustanul Mu’arif tidak terlepas dari inisiatif Teungku Muhammad Usmanyang melihat kondisi dan situasi masyarakat Seuriget dan tidak terlepas pula dari dukungan sengenapmasyarakat Kota Langsa khususnya. Di Dayah Bustanul Mu’arif ini semuanya mengupas isi daripada kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab yaitu kitab seperti Mantiq, Fiqh, Nahu, danUsul Fiq.dalam hal belajar juga dipisahkan antara santri laki-laki dan santri perempuan hal ini lahyang membedakan pendidikan Umum dan pendidikan Dayah di Aceh khusus nya dari zaman masuknya Islam pertama ke nusantara abad ke 9 M hingga hari ini.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejarah berdirinya Dayah Bustanul Mu’arif yangmerupakan suatu lembaga pendidikan Agama Islam yang telah berkembang, Hal ini perlu kiranya diperkenalkan bagi segenap masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Aceh padakhususnya

    GEDONG PASAI ACEH UTARA PUSAT EKSKAVASI

    Get PDF
    Samudra Pasai sekarang ini lokasi ekskavasi para sultan tempo dulu, yang pada awal abad ke-13 M diperintah oleh Sultan Malik as-Saleh, kemudian diganti oleh putranya; Malik az-Zahir sampai Ratu Nahrisyah (isteri sultan Zainal Abidin). Sebagai wilayah strategis, Pasai menerima pengaruh kebudayaan Islam dan menjadi pusat pengembangan Islam di Asia Tenggara sampai abad ke-15 M. Malik as-Saleh sultan pertama, mangkat bulan Ramadhan 676 H/ 1297 M. Makam Malik as-Saleh dan az-Zahir, berdampingan di Desa Beringin Gedung Pasai. Kedua batu nisan beliau dihiasi kaligrafi huruf Arab yang indah. Sedang makam Nahrisyah, juga berdampingan dengan makam suaminya; Sultan Zainal Abidin dalam komplek Desa Kuta Kreung, Kecamatan Samudra merupakan zaman kemajuan Islam Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke-15 M. Makamnya terbuat dari batu pualam (marmar) yang merupakan simbol kemegahan dinasti Samudra Pasai waktu itu, yang telah memerintah selama 151 tahun, sejak Sultan Malik as-Saleh tahun 1261 sampai cucunya Ratu Nahrisyah tahun 1412 M. Perihal perumusan penelitian ini; (1) bagaiamana awal masuk dan perkembangan Islam di Samudra Pasai dan sekitarnya?; (2) bagaimana bentuk dan motif makam Sultan Malik as-Saleh dan Malik az-Zahir?; dan (3) bagaimana bentuk artektur dan motif makam Ratu Nahrisyah pada abad ke-13 dan 15 Masehi?. Kajian penelitian ini bahwa Samudra Pasai pusat pengembangan Islam di Asia Tenggara, penyelidikan sumber ekskavasi para sultan dan Ratu sebagai warisan objek sejarah, walaupun sudah berusia 700 tahun yang lampau, tapi bermanfaat sebagai sumber kepurbakalaan saat sekarang ini. Juga sumber informasi/bahan kajian para sejarawan baik dalam maupun luar negeri sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan sejarah, yang dapat memberi konstribusi di bidang agama dan sosial historis bagi generasi berikutnya. Metode penelitian yaitu analisis historis, ekskavasi  dan studi dokumen sebagai sumber data informasi secara sistematis, kritis dan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis; dengan melalui studi kepustakaan atau dokumentasi dan observasi melalui teknik mewawancara (Dudung, 1999: 43). Prosedur penelitian ini menggunakan langkah-langkah yakni Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Ada tiga tahapan analisis data; (1) reduksi data yaitu proses penyederhaaan, (2) sajian data yaitu kegiatan dalam bentuk cerita yang sistematis dan (3) penarikan simpulan dari analisis sesuai dengan rumusan masalah yaitu berusaha merekonstruksikan perkembangan Gedong Pasai Aceh Utara pusat ekskavasi (kajian sejarah dan makam sultan-sultan di Samudra Pasai abad ke-13 dan 14 M). Hasil penelitian bahwa Kerajaan Islam Samudra Pasai salah satu pusat peradaban Islam di Asia Tenggara baik zaman Malik as- Saleh, Malik az-Zahir hingga  makam Ratu Nahrisyah di abad ke-14 M. Bahkan benda ekskavasi itu dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan dengan arstektur bangus dan indah, barang impor dari India bertulisan Arab terbuat dari batu andesit dan pualam (marmar) yang sangat indah dalam bentuk kaligrafi. Berdasarkan hasil penelitian, diajukan beberapa saran, diantaranya bahwa cagar budaya makam raja-raja Samudra Pasai dapat dijadikan objek sejarah dan pusat peradaban bangsa. Pemda setempat merenovasi bagian dari aset pemerintah setempat. &nbsp

    Local Based Natural Wisdom of the Linge Aceh Tengah District Community as Landslide Mitigation Disaster

    Get PDF
    The regency of  Aceh Tengah is one of the districts within Aceh Province which is a highland area, hills and coastal areas which are plantation and agricultural areas. The district of Aceh Tengahhas 14 districts with a total of 295 villages with the number of landslides nearing 1240 landslides. Geographical condition of this region which is in the mountains area consists of hills, valleys and forest areas with high rainfall, causing this area often experience natural disasters of floods and landslides. causing this area often experience natural disasters of floods and landslides. therefore, this article aims to expose the local nature-based wisdom of the Linge District community. Disaster mitigation system based nature is actually part of the local wisdom that developed in Indonesia and have been hereditary. Local wisdom to read and avoid the impact of disasters is also in Linge District, Regency of Aceh Tengah. In this region, people observed orangutan sounds as a sign of the emergence of heavy rain and floods and landslides. They play an important role in disaster preparedness, risk management around areas considered vulnerable. Keywords: Local Wisdom, Natural Production, Arul Item, Disaster Mitigation, Landslid

    MALAISE DAN PENGARUHNYA TERHADAP GERAKAN NASIONAL INDONESIA

    Get PDF
    Sepanjang sejarah perekonomian, malaise merupakan krisis ekonomi dunia yang memuncak pada tahun 1929 sebagai dampak dari Perang Dunia I (1914-1918). Hancurnya tatanan ekonomi dunia berdampak langsung terhadap Hindia Belanda, baik dalam bidang sosial, ekonomi, maupun politik. Fenomena ini berpengaruh pada organisasi-oerganisasi Pergerakan Nasional dalam melawan penguasa. Artikel ini menggunakan metode historis melalui penelahan bubu-buku yang dilakukan secara bertahap. Dari pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi hingga historiografi. Terjadinya malaise dilatar belakangi oleh Perang  Dunia I. Banyak negara menjadi miskin, lenyapnya daerah-daerah pemasaran, daya beli lemah, kelebihan produksi, dan pengangguran bertambah. Sejalan dengan peristiwa sejarah tentang inflansi ini mulailah krisis ekonomi melanda dunia. Di Indonesia, Fenomena ini dijadikan peluang oleh organisasi Pergerakan Nasional untuk menghimpun kaum buruh melakukan  aksi-aksi politik sebagai bentuk perlawananan terhadap Pemerintah Hindia Belanda dalam mewujudkan Indonesia merdeka

    PELATIHAN PERSIAPAN KULIAH KE LUAR NEGERI BAGI ALUMNI DAN MASYARAKAT

    Get PDF
    Kegiatan untuk melanjutkan studi ke luar negeri sangat didambakan dan menjadi primadona bagi kalangan masyarakat di Kota Langsa. Permasalahan yang dihadapi mitra yaitu alumni lulusan Universitas Samudra serta masyarakat kota langsa secara umum adalah kurangnya pengetahuan ataupun sosialisasi yang diadakan berkaitan dengan informasi baik dalam hal persiapan untuk pendaftaran, beasiswa yang tersedia beserta persyaratan dokumen untuk berangkat ke negara tujuan. Metode penyelesaian masalah  dalam menangani permasalahan mitra berkaitan dengan motivasi untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri adalah dengan melakukan pelatihan persiapan melanjutkan studi ke luar negeri secara formal dengan mengundang peserta mitra yang berasal dari alumni dan masyarakat di Fakultas Ekonomi Universitas Samudra. Metode yang digunakan berupa tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan dan tahapan evaluasi. Hasil dari monitoring ini diperoleh telah ada mitra yang menembus beasiswa dan mayoritas masih berusaha untuk memilki persyaratan wajib berupa pemenuhan skors ambang batas persyaratan beasiswa dari tes TOEFL ITP

    PENYELESAIAN KONFLIK KEPEMILIKAN TANAH “DALAM KAJIAN HISTORIS KASUS RE-EGENDOM KE ULAYAT DI GAMPONG GAJAH MEUNTAH KEC. SUNGAI RAYA KAB. ACEH TIMUR

    Get PDF
    Cases of land ownership conflicts often occur in Aceh, sometimes even pose a serious threat to the management of plantation companies, both private and state-owned. This threat is no joke, so the very undesirable thing is the release and transfer of ownership to the total community. The people of Gajah Meuntah Village are villagers who have lived for years mixed with plantation ownership of PT. Patria Kamou. It is difficult to distinguish which property belongs to the garden and which belongs to the village. The community believes that their lands and villages were stolen by the plantations in 1988, with PT. Gajah Meuntah became PT. Patria Kamou. Citizens' movement as a form of struggle began in 2010 but has always been stymied. After the period ended December 31, 2013, the turmoil emerged with extraordinary power, namely demanding re-egendom to the communal land. The negotiations were initiated by the Langsa Regional Police Station, and subsequently measured by the Aceh Regional Office in 2015, accompanied by the YARA Team.Kasus konflik kepemilikan tanah sering terjadi di Aceh, bahkan terkadang menjadi ancaman serius bagi pengelola perusahaan perkebunan baik swasta maupun milik negara. Ancaman ini tidak main-main, sehingga hal yang sangat tak diinginkan yakni lepasnya dan pindahnya kepemilikan kepada warga masyarakat secara total. Masyarakat Desa Gajah Meuntah merupakan warga desa yang hidup bertahun-tahun yang tercampur dengan kepemilikan perkebunan PT. Patria Kamou. Sulit dibedakan mana yang hak milik kebun dan mana yang hak milik desa. Masyarakat menyakini bahwa tanah dan desa mereka pernah diserobot oleh pihak perkebunan di tahun 1988, bergantinya PT. Gajah Meuntah menjadi PT. Patria Kamou. Gerakan warga sebagai bentuk perjuangan sudah dimulai pada tahun 2010 namun selalu terhalang. Setelah masa berakhir 31 Desember 2013, maka gejolak tersebut muncul dengan kekuatan luar biasa, yakni menuntut re-egendom ke tanah ulayat. Negoisasi yang diprakarsai oleh Polres Langsa, dan selanjutnya dilakukan pengukuran oleh pihak Kanwil Pertanahan Aceh tahun 2015, didampingi oleh Tim YARA

    The use of historical evidence of the Tamiang kingdom on the east coast of Aceh as a source for learning local history for high school students

    Get PDF
    The Tamiang Islamic Kingdom is one of the oldest kingdoms in the east coast of Aceh, bordering Haru Bay and Kampai Island of Pangkalan Susu, and to the north as the front line of defense in the Malacca Strait, part of the sovereignty of the Samudra Pasai Islamic Kingdom, 12th century AD. In 1350, the country of Tamiang faced the challenge of the expansion of Majapahit under Patih Gaja Mada, wanting to unite all regions in the archipelago based on the "Palapa Oath" during the time of King Hayam Wuruk Mahapatih Ratu Tribhuwanatunggadewi. This study uses a descriptive qualitative research method. Data collection was carried out by means of literature study, document analysis and utilizing historical evidence of the Tamiang kingdom on the east coast of Aceh. The results showed that the students' low skills in reading and analyzing historical sources were due to the lack of use of historical evidence as a source of learning local history. Therefore, the research contributes to using historical evidence of the Tamiang kingdom on the east coast of Aceh as a source for learning local history for high school students to improve Use Primary Source Evidence skills
    corecore