2,281 research outputs found
KARAKTER PENDIDIK MENURUT HADIS
Seorang pendidik sebagai penunjuk jalan bagi muridnya untuk mencapai kesempurnaan ilmu dan pengetahuan. Oleh sebab itu, dipersyaratkan bagi seorang pendidik untuk mempunyai sifat-sifat terpuji. Jika dibandingkan dengan kejiwaan pendidik, tentu saja kondisi kejiwaan seorang siswa masih dikatakan belum stabil. Dengan kata lain, Jika seorang pendidik memiliki sifat-sifat sempurna, maka murid pula akan mengikutinya. Oleh karena itu, seorang pendidik harus menjadi insan yang bertakwa serta rendah hati dan ramah agar dicintai oleh anak didik. Seorang pendidik adalah contoh teladan bagi anak didiknya itu sendiri, oleh karenaitu kepribadian positif yang harus dimiliki oleh seseorang pendidik, bagaimanapun karena sifat terpuji seseorang pendidik wajib lebih dari siswa, sebab pekerjaannya sebagai guru serta mendidik sehingga tujuan anak didik yang memiliki sifat atau kepribadian yang bertakwa kepada Allah SWT tercapai. Satu hal untuk mencapai tujuan tersebut Jika seorang pendidik tidak bisa menjadi contoh yang baik bagi murid
PENDIDIKAN ISLAM, MENUJU GENERASI KHAIRA UMMAH
Pendidikan Islam adalah ikhtiar sadar untuk memberdayakan umat Islam dalam kerangka pengembangan peradaban Islam. Setiap muslim, utamanya para pemikir dan pakar pendidikan Islam harus merasa terpanggil untuk mengembangkan dan memajukan pendidikan Islam. Pendidikan Islam yang diharapkan adalah pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan nyata masyarakat Islam saat ini dan saat mendatang dengan tetap berpijak pada pendidikan Islam masa kejayaan Islam. Apa yang dibutuhkan oleh umat Islam saat ini dan mendatang adalah pengembangan integritas diri dalam segala dimensinya (dzikir, pikir, dan amal) dengan berpedoman pada konsep tauhid yang benar. Generasi muslim yang memiliki integritas diri harus dirancang, didesain dalam koridor khaira ummah. Blueprintnya mengacu pada Islamic Worldview.Kata Kunci : Pendidikan Islam, Islamic worldview, generasi spiritual,dzikir (iman), pikir (ilmu), amal
Phytochemical Screening and Hepatoprotective Effect of Alhagi maurorum Boiss (Leguminosae) Against Paracetamol-Induced Hepatotoxicity in Rabbits
Purpose: To evaluate the hepatoprotective activity of aqueous-ethanol (30:70 %) extract of Alhagi maurorum Boiss. (Leguminosae) whole plant against paracetamol-induced liver injury in experimental rabbits.Methods: Aqueous-ethanol extract of Alhagi maurorum at doses of 250 mg/kg and 500 mg/kg body weight, p.o., was administered for 7 days in paracetamol (2 gm/kg, s.c.) intoxicated rabbits and compared with silymarine (50 mg/kg, p.o.)-treated rabbits. Biochemical parameters, alkaline phosphatase (ALP), serum glutamic oxalacetic transaminase (SGOT), serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) and total bilirubin (TB) levels were recorded to investigate the degree of improvement in the conditions of the rabbits. The liver was removed, washed with normal saline and preserved in 10 % formalin and used in histopathological studies of hepatic architecture by microscopy. Phytochemical screening of the extract was also carried out.Results: The levels of biochemical parameters were increased in paracetamol intoxicated rabbits when compared with the normal group. The extract, at doses of 250 and 500 mg/kg, exhibited significant (p < 0.001) reduction in biochemical parameters (ALP, SGOT, SGPT and TB). Hepatoprotective activity was also confirmed by histopathological findings. Furthermore, the phytochemical profile of the extract revealed the presence of tannins, alkaloids, saponins and flavonoids.Conclusion: These results suggest that Alhagi maurorum extract possesses significant hepatoprotective effect against paracetamol-induced hepatotoxicity and this may be due to the presence of flavonoids and tannins.Keywords: Alhagi maurorum, Hepatoprotective, Paracetamol, Silymarin, Histopatholog
Effects of acetochlor (herbicide) on the survival and avoidance behaviour of spiders
This study was designed to evaluate the potential effects of acetochlor (herbicide) on the survival and avoidance behaviour of lycosid spiders example Lycosa terrestris. During the topical toxicity experiment, P. birmanica was found to be more susceptible to acetochlor than L. terrestris. Although, there was 10% mortality at field rate concentration by topical exposure, we did not observe any mortality during residual toxicity experiment for both spider species even at double field rate concentration. There was no difference in the time spent by both species on the herbicide or water treated part of filter paper. It was concluded that use of acetochlor at the recommended rate in the agricultural field is safe for tested spider species, which are important biological control agents in the study area.Key words: Herbicide, residual toxicity, acetochlor
Antioxidant activity of Piper caninum and Cyclooxygenase-2 inhibition by methoxylated flavones.
Background: This study investigated on antioxidant activity of Piper caninum and cyclooxygenase-2 inhibition by methoxylated flavones.Materials and methods: The present study was carried out to quantify the total phenolic content and free radical scavenging activities of the crude extracts by Folin-Ciocalteu and 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl free radical scavenging assay respectively.Results: Methanolic extracts of Piper caninum exhibited the highest total phenolic content and free radical scavenging activities. All the pure compounds possessed significant cyclooxygenase-2 inhibition at physiological concentrations.Conclusion: Based on in vitro and molecular docking, we therefore suggest that Piper caninum methoxylated flavones are potent inhibitors of cyclooxygenase-2 at physiological concentrationsKey words: Piper caninum; antioxidant; cyclooxygenase-2.List of abbreviations: COX-2, cyclooxygenase-2; DPPH, 2,2-diphenyl- 1-picrylhydrazyl; PGE2, prostaglandin E2
PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PERUSAHAAN PLYWOOD CV. WANA INDO RAYA LUMAJANG
Industri kayu plywood CV. Wana Indo Raya yang berlokasi di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang adalah sebuah industri yang menghasilkan kayu lapis atau plywood yang digunakan dalam banyak produk. Meskipun demikian, industri ini memiliki risiko yang tinggi terhadap kecelakaan kerja dan masalah kesehatan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mengurangi risiko tersebut. Tidak hanya risiko kecelakaan kerja, tetapi di industri kayu plywood terdapat bahaya fisik dan kesehatan akibat paparan debu kayu dan asap dari proses produksi. Paparan debu kayu yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan kronis. Sedangkan, paparan asap dari proses pengeringan dan perekatan kayu dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan serta meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu kayu dan asap. Pelatihan ini membantu karyawan memahami bahaya di tempat kerja dan mengikuti prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, CV. Wana Indo Raya dan Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan pelatihan K3 yang diselenggarakan di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang pada tanggal 11 Februari 2023 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan CV.Wana Indo Raya di Lumajang akan bahaya di tempat kerja serta memperkenalkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang ada
PELATIHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI PERUSAHAAN PLYWOOD CV. WANA INDO RAYA LUMAJANG
Industri kayu plywood CV. Wana Indo Raya yang berlokasi di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang adalah sebuah industri yang menghasilkan kayu lapis atau plywood yang digunakan dalam banyak produk. Meskipun demikian, industri ini memiliki risiko yang tinggi terhadap kecelakaan kerja dan masalah kesehatan. Oleh karena itu, perusahaan harus memberikan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk mengurangi risiko tersebut. Tidak hanya risiko kecelakaan kerja, tetapi di industri kayu plywood terdapat bahaya fisik dan kesehatan akibat paparan debu kayu dan asap dari proses produksi. Paparan debu kayu yang tinggi dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan bahkan bisa menyebabkan gangguan pernapasan kronis. Sedangkan, paparan asap dari proses pengeringan dan perekatan kayu dapat menyebabkan iritasi pada mata dan saluran pernapasan serta meningkatkan risiko terjadinya kanker paru-paru. Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat penting untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan masalah kesehatan yang disebabkan oleh paparan debu kayu dan asap. Pelatihan ini membantu karyawan memahami bahaya di tempat kerja dan mengikuti prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Oleh karena itu, CV. Wana Indo Raya dan Teknik Elektro Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya melakukan pelatihan K3 yang diselenggarakan di Desa Besuk, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang pada tanggal 11 Februari 2023 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran karyawan CV.Wana Indo Raya di Lumajang akan bahaya di tempat kerja serta memperkenalkan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang ada
Influence of Weather Variation on Cropping Pattern of Leh District of Ladakh Region
Not AvailableLeh district is situated between 32-36° N latitude and 75-80° E longitude with an altitude ranging from 2500 to 6000 m above mean sea level. Leh is the largest district in the country with an area of 45,100 Km2 . Agriculture is the main occupation of the rural people of the district. Initial analysis of the data revealed that the acreage of wheat crop increased from 2003 onward. Notably, a simultaneous decrease in acreage of barley crop was observed. It is noticeable that wheat crop replaced the barley crop from 2003 onwards. Such change in cropping pattern was found related with change in weather condition. It was observed that from 2003 onward monthly mean of daily
minimum temperature during May increased from 4 °C to 8 °C up to 2007. Similarly, monthly mean of daily maximum temperature was observed higher (>20 °C) before 2003 but decreased during 2003 to 2009 (range 15 to 20 °C). Snowfall was a common phenomenon during month of May before 2003, but was not observed during 2003 to 2009. Therefore, it is hypothesized that increase in both minimum and maximum temperature during May had enabled the farmers to grow wheat in place of barley. Moreover, during the month of April, snowfall events were significantly reduced in 2003-2009 and in month of May snowfall events was not recorded at all. This may perhaps another reason which enabled farmers to sow the wheat crop during last week of April to mid of May. Interestingly during last two years, the cropping pattern is again reversed. The acreage under wheat crop was decreased and the acreage under barley increased. Such reversal may be due to re-occurrence of snowfall events during first two weeks of May, which was absent during 2003-2009. Therefore, it is quite apparent that weather condition influenced the cropping pattern and crop acreage. However,
many other factors like timely availability of seed, quality of seeds as per need of local farmers as they prefer some straw producing varieties, crop rotation pattern, etc., also plays some role in shifting of cropping pattern. Long term data base on crop-weather relationship among with the other factors may help in developing crop weather modeling.Not Availabl
- …