14 research outputs found

    Pengaruh Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia (Christm.) Swingle) Terhadap Penyembuhan Ulkus Traumatik pada Rattus Norvegicus Strain Wistar

    Get PDF
    Traumatic ulcer is an inflammation on oral mucous caused by traumatic injury such as thermal, chemical, radiation, mechanic and electric injury. One of the alternative therapy was using ethanolic extract of lime carp. Ethanolic extract of lime carp was a product from lime carp maceration which had anti-inflammatory agents and supporting wound healing process. The research aims were to know the effect and the effective concentrations of ethanolic extract of lime carp on traumatic ulcer healing of Rattus norvegicus strain Wistar. The true experimental laboratory with posttest only control group design was confirmed in this research. Twenty four Wistar rats were exposed to a drop of perhidrol on the lower lip’s mucous to induced ulceration. Two drops of 6,25%; 12,5%; 25% and 50% ethanolic extract of lime carp, aquades as negative control and Aloclair as positive control were applied on the same area twice a day for each groups. Final diameters of ulcer were measured using sliding caliper on the fifth day. The results indicated that ethanolic extract of lime carp had enhancing traumatic ulcer healing with p = 0.001. The effective concentrations were on 25-50% consentrations of lime carp ethanol extract. In conclusion, ethanolic extract of lime carp (Citrus aurantifolia (Christm.) Swingle) had effect on traumatic ulcer healing of Rattus norvegicus strain Wistar

    Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Biji Alpukat (Persea americana) Sebagai Bahan Irigasi Saluran Akar Terhadap Pertumbuhan Bakteri Enterococcus faecalis

    Get PDF
    Latar Belakang : Alpukat merupakan buah yang kaya manfaat, selain menjadi bahan konsumsi masyarakat yang lezat, ternyata telah lama dipercaya dapat mengobati penyakit didalam rongga mulut. Didalam buah alpukat terdapat biji yang terbukti melalui penelitian ilmiah mengandung flavonoid, alkaloid dan tannin yang diduga mampu menghambat pertumbuhan bakteri sehingga ekstrak biji alpukat (Persea americana) diindikasikan memiliki daya antibakteri. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dan konsentrasi optimum ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana) sebagai bahan irigasi saluran akar terhadap pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah eksperimental murni laboratories dengan metode post-test control group design only. Obyek penelitian adalah esktrak etanol biji alpukat (Persea americana) dan klorheksidin 2% terhadap Enterococcus faecalis yang ditanam pada media Mueller Hinton Agar (MHA) dengan menggunakan metode sumuran. Ekstrak etanol biji alpukat dengan konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%. Pada media Mueller Hinton Agar dibuat sumuran sebanyak jumlah konsentrasi ekstrak, klorheksidin 2% sebagai kontrol positif dan untuk media yang sudah diolesi bakteri Enterococcus faecalis, dimana biakan sudah distandarisasi dengan standar Brown III terlebih dahulu, selanjutnya akuadest murni sebagai kontrol negatif. Diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam kemudian zona hambat yang terbentuk diukur. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji one way ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak biji alpukat (Persea americana) mempunyai daya antibakteri terhadap Enterococcus faecalis pada konsentrasi 10%, 20%, 40% dan 80%, masing-masing dengan diameter zona hambat sebesar 2,32 mm, 4,32 mm, 5,92 mm dan 6,30 mm. Sedangkan pada klorheksidin 2% terbentuk diameter zona hambat sebesar 12,25 mm. Kesimpulan : Ekstrak etanol biji alpukat (Persea americana) memiliki efektivitas dan konsentrasi optimum ekstrak etanol biji alpukat 80% terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis

    Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Labu Siam (Sechium Edule (Jacq.) Swartz) Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Bakteri Porphyromonas Gingivalis Penyebab Periodontitis

    Get PDF
    The leaves of chayote are one kind of vegetable crops that are used by the Indonesian people as a medicinal plant. Chayote leaves contain saponins, steroids, tannins, and flavonoids which are believed to have ability as an antibacterial. Porphyromonas gingivalis is one of the main bacteria cause chronic periodontitis. The aim of this study is to investigate the effect of ethanol extract of chayote leaves (Sechium edule (Jacq.) Swartz) on the growth of Porphyromonas gingivalis. This study was an experimental research laboratory with The Post Test Only Control Group Design. The method that was used in antibacterial activity was diffusion method. It was divided into five treatment groups and two control groups. Each treatment group was given the ethanol extract of chayote leaves (Sechium edule (Jacq.) Swartz) with varying concentrations, i.e. 5%, 10%, 20%, 40%, and 80%. The ethanol extract of Sechium edule (Jacq.) Swartz leaves 5%, 10%, 20%, 40%, and 80% concentrations had an effective antibacterial activity against Porphyromonas gingivalis. Based on ANOVA test results, obtained sig value 0.000 (sig<0.05) and it could be concluded that there was influence of the ethanol extract of chayote leaves (Sechium edule (Jacq.) Swartz) concentrations on the Porphyromonas gingivalis growth.The conclusion is that giving ethanol extract of chayote leaves (Sechium edule (Jacq.) Swartz) affects the growth of Porphyromonas gingivalis. The 40% concentration of that is the most influential in inhibing the growth of those bacteria in difusi method. Keywords: Sechium edule (Jacq.) Swartz),Porphyromonas gingivalis, the antibacterial activity 1Student of Dentistry Faculty, Muhammadiyah University of Surakarta, Kebangkitan Nasional street No.101, Penumping, Laweyan, Penumping, Laweyan, Kota Surakarta City, Central Java57141 2Lecturer of Dentistry Faculty, Muhammadiyah Universiti of SurakartaJl. Kebangkitan Nasional No.101, Penumping, Laweyan, Penumping, Laweyan, Kota Surakarta City, Central Java5714

    Pengaruh Self Care Terhadap Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa Tunanetra Di SLB-A Ykab Surakarta

    Get PDF
    Kebersihan gigi dan mulut merupakan suatu tindakan untuk membersihkan gigi dan mulut untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Siswa dengan kebutuhan khusus memiliki tingkat kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut yang lebih rendah jika dibandingkan dengan siswa normal. Tingkat pengetahuan tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut yang rendah pada siswa berkebutuhan khusus, khususnya tunanetra mendukung tingginya angka karies, kalkulus, dan debris. Saat ini dibutuhkan adanya pendidikan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut pada siswa tunanetra. Salah satu upaya untuk meningkatkan kebersihan gigi dan mulut diperlukan pelatihan self care. Self care merupakan suatu proses dalam diri seseorang agar berfungsi secara efektif dalam menjaga kesehatannya. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh self care dalam meningkatkan kebersihan gigi dan mulut di SLB-A YKAB Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat observasional analitik, dengan menggunakan one group pre test dan post test untuk mempelajari pengaruh self care terhadap status kebersihan gigi dan mulut siswa tunanetra di SLB-A YKAB Surakarta Analisis statistik uji Paired sample T test diperoleh nilai P = 0,000 (p < 0,05) yang artinya self care berpengaruh secara signifikan terhadap kebersihan gigi dan mulut pada siswa tunanetra di SLB-A YKAB dengan tingkat kepercayaan 95%. Terdapat perbedaan sangat bermakna antara OHI-S sebelum dan sesudah diberikan perlakuan self care pada siswa tunanetra di SLB-A YKAB Surakara

    Pengaruh Home Care Terhadap Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa Tunanetra Di SDLB A-YKAB Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang. Kebersihan gigi dan mulut seseorang dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan. Menurut WHO, siswa umur 5 tahun 90% bebas karies dengan jumlah 361.860 siswa diantaranya adalah siswa-siswa usia 0-18 tahun dan 317.016 siswa merupakan siswa cacat usia sekolah (5-18 tahun), 66.610 siswa usia sekolah penyandang cacat usia terdaftar di Sekolah Luar Biasa, sehingga masih ada 295.250 siswa penyandang cacat ada di masyarakat dibawah pembinaan dan pengawasan orang tua dan keluarga serta belum memperoleh akses pelayanan kesehatan. Penanganan kebersihan gigi dan mulut pada siswa tunanetra dapat diatasi dengan melakukan home care. Metode. Penelitian menggunakan desain penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment Design) dengan rancangan one group pre test - post test design. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2013 bertempat di SDLB A-YKAB Surakarta dengan sampel semua siswa tunanetra yang sekolah di SDLB A-YKAB Surakarta. Besar sampel sebanyak 24 siswa. Cara pengambilan sampel dengan teknik sampling yang digunakan total sampel (mengambil seluruh jumlah populasi). Data kemudian dianalisis menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh home care terhadap kebersihan gigi dan mulut pada siswa tunanetra di SDLB A-YKAB Surakarta, ditunjukkan dengan hasil uji one group pre test dan post test kebersihan gigi dan mulut nilai p= 0,00 (p < 0,05) dan nilai IK 95% adalah antara 0,31-0,63. Kesimpulan. Ada pengaruh Home Care yang bermakna terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut siswa tunanetra di SDLB A-YKAB

    Pengaruh Merokok Filter Terhadap Volume Sekresi Saliva

    Get PDF
    Latar belakang: Rokok merupakan pembakaran dari tembakau yang dibentuk sedemikian rupa dengan cara digulung kemudian dihisab asapnya Rokok filter merupakan rokok yang terbuat dari bahan dasar tembakau. Bahan kimia yang terdapat didalam rokok filter antara lain adalah Nikotin, Tar, CO (karbon monoksida) dan berbagai logam berat lainnya. Nikotin merupakan zat yang bersifat adiktif dan menyebabkan kecanduan apabila terus mengkonsumsi rokok. nikotin yang terkandung didalam rokok juga memnyebabkan terjadinya vasokontriksi pembuluh darah dan berakibat menurunnya fungsi kelenjar saliva. Penyebab terjadinya penurunan saliva pada rongga mulut dipengaruhi oleh kadar nikotin. Asap rokok filter yang menyebar pada rongga mulut dan berdampak pada reseptor rasa yang akan terus menerus terkena paparan panas sehingga berpengaruh pada produksi saliva tersebut. Pada proses pembakaran rokok filter, akan menimbulkan asap yang panas. Panas dari asap rokok tersebut akan merusak integritas dari mukosa rongga mulut sehingga dapat menyebabkan perubahan yaitu penurunan pada volume sekresi saliva. Tujuan penelitian: untuk mengetahui pengaruh merokok filter terhadap penurunan volume sekresi saliva. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian true eksperimental laboratorium dengan menggunakan post test only control group design. Metode yang digunakan adalah dengan mengukur volume sekresi saliva yang dikeluarkan secara Passive Drool yaitu saliva dikumpulkan secara pasif tanpa adanya rangsangan mekanoreseptor dalam waktu 1 menit oleh sampel sebanyak 32 orang yang dibagi dalam 2 kelompok yaitu kelompok perokok filter dan kelompok bukan perokok. Hasil:berdasarkan Uji analisis Independent T-Test menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,05).(diartikan dulu) Kesimpulan : Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa merokok filter dapat mempengaruhi penurunan volume sekresi saliva

    Pengaruh Larutan Kumur Ekstrak Etanol Tananman Sarang Semut (Myrmecodia Tuberose) Konsentrasi 10% Terhadap Penurunan Kadar Tumor Necrosis Factor-Alpha Pada Penderita Faringitis Akut

    Get PDF
    Pharyngitis is an inflammation on the pharyngeal wall. Pharyngitis can be caused by bacteria and viruses. Today many people are using herbs as health therapy. One of the herbs that is often used is ant-nest plants (Myrmecodia Tuberosa) originating from Papua, this plant is proven empirically effective to cure diseases and contain active compounds flavonoids that have anti-inflammatory effects. This research was conducted to find out whether there is influence of 10% ethanolic extract of ant-nest plant extract (Myrmecodia tuberosa) to decrease levels of Tumor Necrosis Factor-Alpha in patient with acute pharyngitis. This study uses pretest-posttest group only design. Objects used in the study were levels of Tumor Necrosis Factor-Alpha saliva pretest and posttest obtained from 16 patients with acute pharyngitis. Treatment had been done by giving gargle solution used twice a day for two days, then measured levels of tumor necrosis factor-Alpha with Enzyme-linked Immunosorbent Assay method using ELISA Kit and ELISA Reader to read the results of Tumor Necrosis Factor-Alpha saliva pretest and posttest. Data analysis uses Paired T-Test parametric test. The results showed that the concentration of 10% ethanol extract of ant-nest plants (Myrmecodia tuberosa) could influence the decrease of Tumor Necrosis Factor-Alpha level in acute pharyngitis patient. The average of Necrosis Factor-Alpha pretest (0.118) and posttest (0,109) . Based on the results of Paired T-Test parameters test obtained value p = 0,002 (p <0,05). Based on this research, it can be concluded that ethanol gargle solution (Myrmecodia tuberosa) has an effect on decreasing levels of Tumor Necrosis Factor-Alpha in pretest and posttest saliva group as indicated by the different values of Tumor Necrosis Factor-Alpha levels between the two groups

    Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun Salam (Eugenia polyantha W) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans In Vitro

    Get PDF
    digunakan masyarakat Indonesia sebagai tanaman obat. Daun salam memiliki kandungan flavonoid, minyak atsiri, tanin dan saponin yang dipercaya memiliki kemampuan sebagai daya antibakteri. Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri utama penyebab karies gigi yang memiliki enzin glukosiltransferase (GTF). GTF adalah enzim yang mampu mengkatalis sintesis glukan dalam proses terjadinya karies. Tujuan : Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans In Vitro. Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan rancangan The Post Test Only Control Group Design. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi. Dibagi menjadi enam kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Masing-masing kelompok perlakuan diberi ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) dengan konsentrasi berbeda-beda mulai dari 5%, 10%, 20%, 40%, 80% dan 100%. Hasil : Hasil ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) konsentrasi 5%, 10%, 20%, 40%, 80% dan 100% mempunyai daya antibakteri yang efektif terhadap Streptococcus mutans. Hasil uji One-Way ANOVA didapatkan nilai sig 0,000 (sig<0,05) dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Kesimpulan : Pemberian ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans In Vitro. Konsentrasi ekstrak etanol daun salam (Eugenia polyantha W) 80 % yang paling berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutan

    Perbedaan Efektivitas Menyikat Gigi Antara Metode Bass Dan Metode Roll Terhadap Plak Gigi Di SDIT Muhammadiyah Al –Kautsar Sukoharjo

    Get PDF
    Latar Belakang: Salah satu faktor penyebab permasalahan kesehatan gigi dan mulut seperti karies sekunder dan penyakit periodontal adalah aktivitas mikroorganisme yang dapat membentuk plak gigi. Untuk mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut tersebut perlu dilakukan kontrol plak. Pembersihan plak dapat dilakukan dengan cara menyikat gigi. Metode menyikat gigi yang tepat sangat penting dalam mencapai tingkat kebersihan gigi dan mulut yang optimal. Dari beberapa metode menyikat gigi, metode Bass dan metode Roll merupakan metode yang paling sering direkomendasikan dalam praktek dokter gigi. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan efektivitas menyikat gigi antara metode Bass dan metode Roll terhadap plak gigi di SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Sukoharjo. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental dengan pendekatan klinis. Jumlah total sampel sebanyak 36 siswa kelas 5 SDIT Muhammadiyah Al-Kautsar Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan dengan membagi sampel menjadi 2 kelompok secara acak. Masing-masing kelompok diperiksa dan dilakukan penilaian indeks plak gigi dengan Patient Hygiene Performance indext Modified (PHP-M) sebelum dan sesudah perlakuan. Kelompok pertama diberi perlakuan menyikat gigi dengan metode Bass sedangkan kelompok kedua dengan metode Roll. Sebelum diberi perlakuan, masing-masing kelompok diedukasi terlebih dahulu sesuai dengan kelompoknya. Durasi menyikat gigi adalah 3 menit. Hasil: Uji Two way Anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara metode Bass dan metode Roll (p0,05). Penurunan rata-rata nilai plak pada metode Bass adalah sebesar 2,178 sedangkan pada metode Roll penurunan rata-rata nilai plak sebesar 1,983. Metode Bass mempunyai penurunan rata-rata nilai plak 4,67% lebih banyak dibandingkan metode Roll. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sikat gigi meggunakan metode Bass lebih efektif dibandingkan dengan metode Roll dalam menurunkan plak gigi walaupun tidak signifikan

    Perbedaan Daya Antibakteri Pasta Gigi Herbal Dan Pasta Gigi Non-Herbal Terhadap Pertumbuhan Streptococcus Mutans Secara In Vitro

    Get PDF
    Salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut adalah dengan menyikat gigi minimal 2 kali dalam sehari. Pasta gigi merupakan bahan yang digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk membersihkan permukaan gigi geligi dari sisa-sisa makanan serta dapat memberikan rasa yang nyaman pada saat dan setelah menggosok gigi. Dewasa ini pasta gigi tidak hanya digunakan sebagai alat kosmetik namun pasta gigi juga mempunyai efek untuk mengobati penyakit rongga mulut. Hal ini yang mendorong para produsen pasta gigi menambahkan bahan herbal sebagai anti bakterial tambahan. Tingginya minat masyarakat terhadap penggunaan bahan herbal juga menjadi salah satu faktor para produsen pasta gigi menambahkan bahan herbal pada pasta gigi walaupun efektivitas pasta gigi herbal masih diperdebatkan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya antibakteri pasta gigi herbal dan non-herbal terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorik dengan rancangan post test control group design only dengan jumlah sampel sebanyak 32. Uji anti bakterial menggunakan metode difusi dengan cara sumuran. Data yang diperoleh kemudian dilakukan uji normalitas menggunakan uji Shapiro-wilk (n<50) dan uji hipotesis menggunakan uji IndependentTt-test. Hasil uji Independent T-test diperoleh nilai signifikasi p = 0,000 yang berarti p<0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara pasta gigi herbal dan non-herbal terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa pasta gigi herbal memiliki daya antibakteri lebih besar 9,68% dibandingkan pasta gigi non -herbal terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
    corecore