124 research outputs found
Model Manajemen Kegiatan Siswa dalam Menanggulangi Kenakalan Remaja
Adolescence is a transition from childhood to adulthood. At this time, youth have a great desire to find the most suitable lifestyle and gain recognition from family and the environment. In these searches, sometimes teenagers are caught up in deviant behaviours that lead to delinquency, among the factors that cause juvenile delinquency in vocational schools in the absence of positive activities that can channel adolescents' talents, interests, and creativity so that they express their desires with activities that violate norms, both legal, social, and religious norms. This study tries to describe and analyze the management of student activities in tackling juvenile delinquency with a library research approach from various sources. This study found that juvenile delinquency is caused by various factors, including internal factors, family, community environment, and school environment. From these factors, psychiatric factors play an essential role concerning juvenile delinquency in vocational school students. At the same time, the model of youth activities that can be done is teaching and learning activities, activities commemorating Islamic holidays, activities of Ramadan huts or flash boarding schools, flag ceremony activities, congregational prayers and worship, extra-curricular activities, and report card sharing activities.AbstrakMasa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa ini, remaja memiliki keinginan yang besar untuk menemukan pola hidup yang paling sesuai dengan dirinya dan mendapat pengakuan dari keluarga serta lingkungan. Dalam pencarian tersebut terkadang remaja terjebak pada perbuatan perilaku menyimpang yang mengarah pada kenakalan. Di antara faktor penyebab kenakalan remaja di SMK adalah tidak adanya kegiatan positif yang dapat menyalurkan bakat, minat dan kreativitas remaja, sehingga mereka mengekspresikan keinginannya dengan kegiatan-kegiatan yang melanggar norma, baik norma hukum, sosial, maupun norma agama. Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan dan menganalisis secara mendalam manajemen kegiatan siswa dalam menanggulangi kenakalan remaja dengan pendekatan penelitian Pustaka dari berbagai sumber. Hasil dari penelitian ini menemukan adanya kenakalan remaja disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya: faktor intern, keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Dari faktor-faktor tersebut, faktor kejiwaan memegang peranan penting dalam kaitannya dengan kenakalan remaja pada siswa SMK. Sedangkan model kegiatan remaja yang bisa dilakukan yaitu: kegiatan belajar mengajar, kegiatan peringatan hari-hari besar Islam, kegiatan pondok Ramadhan atau pesantren kilat, kegiatan upacara bendera, shalat berjamaah dan beribadah, kegiatan ekstra kurikuler, dan kegiatan pembagian rapor
Modification of Media for Banana In Vitro Propagation with Foliar Fertilizer and Coconut Water in cv. Rajabulu
The use of foliar fertilizers and coconut water is potential; foliar fertilizer is the alternative medium and coconut water is the plant growth regulator (PGR) in the banana tissue culture. This study aimed to examine the ability of foliar fertilizer to substitute Murashige and Skoog (MS) media and coconut water as the main source of cytokine. There are two factors in this research. The first factor is the media, which consist of three levels, i.e. fully MS, ½ MS + ½ foliar fertilizer and fully foliar fertilizer. The second factor is the coconut water with four levels of concentration i.e. 50, 100, 150 and 200 ml l-1. The results show that fully formulated foliar fertilizer had not been able to substitute or even compete with a fully MS media, but conversely foliar fertilizer was used to substitute ½ MS media. This can be seen from the parameters of shoot length, leaf length, root number and root length with the highest yield that was found in MS media (8.7, 4.66, 3.33 and 3.23 cm). The 50-100 ml l-1 concentrations of coconut water showed the best results by giving a significant effect on the number of roots and root length. The acclimatization of plantlets in this study was nearly 100%, indicated by the formation of a complete organ
Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik
Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan rutin perusahaan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerjanya dalam suatu periode tertentu. Namun yang seringkali dijumpai, perusahaan hanya melakukan pengukuran kinerja pada aspek finansial saja, dimana selama perusahaan bisa menghasilkan profit, maka dianggap kinerja perusahaan sudah baik
Pengembangan Sorgum Manis untuk Mendukung Desa Mandiri Energi di Kabupaten Karanganyar dan Wonogiri
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon tanaman sorgum manis terhadap beberapa cekaman lingkungan seperti suhu tinggi, kekeringan, salinitas, dan alumunium, sehingga didapatkan varietas sorgum manis yang cocok dibudidayakan di lahan kering atau lahan marginal lainnya. Penelitian dilakukan di laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian UNS, mulai bulan Agustus sampai dengan Oktober 2010. Bahan dan alat yang digunakan meliputi benih sorgum varietas Numbu, Sweet, Kawali, inkubator, PEG (polyethylene glycol), Al2(SO4)3, NaCl, petridish, dan kapas. Penelitian ini terdiri atas beberapa percobaan. Penelitian I dilakukan untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas sorgum manis terhadap suhu tinggi; Penelitian II untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas sorgum manis terhadap cekaman kekeringan; Penelitian III untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas sorgum manis terhadap cekaman alumunium; dan Penelitian IV untuk mengetahui ketahanan beberapa varietas sorgum manis terhadap cekaman salinitas. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial, yang meliputi faktor varietas sorgum manis, suhu, konsentrasi PEG, konsentrasi Al2(SO4)3, dan konsentrasi NaCl. Variabel yang diamati meliputi kecepatan berkecambah, daya kecambah, tinggi tajuk, dan panjang akar. Data dianalisis dengan Anova dan dilanjutkan dengan uji Duncan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada: Penelitian I, varietas Numbu mempunyai kecepatan kecambah dan daya kecambah yang lebih tinggi dibanding kedua varietas lainnya dan suhu sampai dengan 32 oC masih memberikan pertumbuhan yang baik terhadap sorgum manis. Penelitian II, menunjukkan bahwa varietas Numbu memberikan kecepatan kecambah, daya kecambah, tinggi tajuk dan panjang akar tertinggi kedua varietas lainnya, dan konsentrasi PEG sampai dengan
20 g/l masih memberikan pertumbuhan yang baik terhadap sorgum manis. Penelitian III, memberikan hasil bahwa varietas Numbu mempunyai tinggi tajuk tertinggi, konsentrasi Al2(SO4)3 200 ppm sudah memberikan cekaman terhadap pertumbuhan tajuk, sedangkan konsentrasi Al2(SO4)3 100 ppm sudah memberikan cekaman terhadap pertumbuhan akar tanaman sorgum manis. Penelitian IV, menunjukkan bahwa varietas Numbu memberikan kecepatan kecambah, daya kecambah, dan tinggi tajuk tertinggi, konsentrasi NaCl 8 g/l sudah memberikan penekanan terhadap kecepatan kecambah, konsentrasi NaCl 12 g/l memberikan penekanan terhadap daya kecambah, sedangkan cekaman terhadap pertumbuhan tajuk dan akar sorgum manis sudah terjadi pada konsentrasi NaCl 4 g/l
SELEKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS SORGUM MANIS (Sorghum bicolor L.) PADA BERBAGAI KONSENTRASI SALINITAS
Pemanfaatan lahan marginal khususnya lahan salin untuk lahan produksi saat ini belum optimal. Sorgum manis adalah salah satu tanaman yang memiliki daya adaptasi yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ketahanan beberapa varietas sorgum manis terhadap berbagai kadar salinitas. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi dan Rumah Kaca Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Penelitian dilakukan dengan dua percobaan, percobaan pertama dilaksanakan di laboratorium dan percobaan kedua di rumah kaca. Penelitian dilaksanakan dengan Rancangan Acak Lengkap secara faktorial, terdiri atas dua faktor perlakuan dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah macam varietas sorgum manis, yaitu varietas Sweet, Numbu, Kawali. Faktor kedua adalah konsentrasi larutan NaCl terdiri atas 0, 4, 8, 12, dan 16 g/l. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis ragam pada tingkat kepercayaan 95%, dan dilanjutkan uji DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian berbagai konsentrasi garam NaCl menurunkan pertumbuhan tanaman sorgum manis. Varietas Sweet memiliki ketahanan paling tinggi terhadap cekaman salinitas pada pengujian di laboratorium. Hasil pengujian panjang kecambah di laboratorium dapat digunakan sebagai indikator tinggi tanaman di lapangan
USAHA TERPADU MENINGKATKAN PRODUKSI KAKAO MELALUI PENCEGAHAN LAYU PENTIL DAN PENANGANAN HAMA PENGGEREK BUAH KAKAO
Kakao merupakan komoditas penting bagi Indonesia, baik secara ekonomi maupun sosial. Namun demikian, produktivitas perkebunan kakao di Indonesia masih rendah. Salah satu masalah yang mempengaruhi rendahnya produksi kakao tersebut adalah tingginya tingkat serangan hama, terutama hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramarella) dan pengisap buah kakao (Helopeltis). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas insektisida nabati dalam mengatasi hama penggerek buah kakao (C. cramarella). Penelitian dilaksanakan di Desa Wakah, Kecamatan Ngrambe, Kabupaten Ngawi Jawa Timur yang terletak pada ketinggian sekitar 500 m dpl mulai bulan April
2010 sampai Oktober 2010. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan perlakuan macam insektisida nabatipada berbagai konsentrasi. Insektisida nabati yang dipakai adalah insektisida nabati yang berasal dari daun Titionia (Titonia diversifolia); daun suren (Toona sinensis); biji bengkuang (Pachyrhizus erosus); biji mahkuta dewa (Phaleria papuana). Konsentrasi yang dipakai adalah : 15 gram/L; 30 gram/L; 45 gram/L; 60 gram/L; kontrol. Ektraksi bahan-bahan tersebut dilakukan dengan cara menghancurkan bahan-bahan dalam air dengan cara diblender. Hasil ekstrasksi didiamkan selam 24 jam dan disaring dengan kain triko. Sebelum dilarutkan bahan-bahan dikeringanginkan terlebih dahulu hingga kadar air ± 15% . Pada penelitian ini selain penggerek buah kakao hama lain yang diamati adalah pengisap buah kakao (Helopeltis). Hasil penelitian sementara menunjukkan bahwa aplikasi insektisida nabati hingga pengamatan kelima (ukuran buah ± 18 cm) belum menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap tingkat serangan penggerek buah kakao dan helopeltis. Aplikasi keempat insektisida nabati tidak menimbulkan efek fitotoksik dan penghambatan pertumbuhan terhadap buah kakao
PENGUKURAN TINGKAT KINERJA SUPPLIER BAHAN BAKU PUPUK ORGANIK DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHI PROCESS (AHP) DI CV ABC
CV Transtritunggal Jaya existing problems that the lack of a performance
measurement system that are comprehensive, so far only show that focuses on the
performance of each part, so the need for simultaneous measurement of performance and
continuous so that the company still exist. Based on research conducted at CV
Transtritunggal Jaya using the Vendor Performance Indicator (VPI) and Analithycal
Hierarcy Process (AHP). And known indicators do memerluan priority for improvement
is an indicator that has the lowest score. Responsiveness indicators is obtained in which
scores are located on the yellow and red indicators. The proposed improvement is a
company must be more precise in predicting market demand, there by making it easier to
respond supplier if there are changes in demand or schedule delivery of raw materials
- …