21 research outputs found

    Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Setelah diberikan Penyuluhan tentang Anemia Gizi Besi dengan menggunakan Media Booklet di Puskesmas Gatak

    Get PDF
    Background : Anemia is the greatest health problem in the world, especially in pregnant mothers and majority is caused by iron deficiency. Poor knowledge about anemia is also one of indirect causes of anemia. Thus, we need to increase pregnant mothers’ knowledge. Education is one of efforts to make society behave or adopt healthy behaviors. Objective : This study aimed to find the difference between knowledge level of pregnant mothers before and after getting nutrition education about irondeficiency anemia using booklet at Public Health Center of Gatak. Research Method : This research was a quasi experimental with the research plans of one group pretest-posttest design. The subjects of this research were 46 pregnant mothers who were invited to Public Health Center of Gatak. The data were collected using questionnaire. The technique of analyzing data used paired t-tests. Results : Before the nutrition education was given only 41,3% of pregnant mothers had good knowledge and 58,7% had poor knowledge. Meanwhile, after receiving the nutrition education, 95,7% of pregnant mothers had good knowledge and 4,3% had poor knowledge. There was difference between the knowledge level of pregnant mothers before and after receiving nutrition education (p= 0,000). Conclusion: There was a difference between knowledge level of pregnant mothers before and after receiving nutrition education about iron-deficiency anemia using booklet at Public Health Center of Gatak

    Hubungan Antara Pengetahuan Serat Dan Konsumsi Serat dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta

    Get PDF
    Pendahuluan: Masalah gizi timbul karena perilaku gizi yang salah. Perilaku gizi yang salah adalah ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dan kecukupan gizi. Pengetahuan gizi sangat berpengaruh terhadap konsumsi yang baik dalam memilih makanan yang berserat tinggi. Serat makanan adalah pemahaman yang berkaitan dengan serat makanan meliputi jenis dan sumber serat makanan, konsumsi serat makanan yang dianjurkan per hari serta manfaat dan kerugian apabila mengkonsumsi serat makanan kurang maupun lebih, supaya tidak menyebabkan terjadinya obesitas pada remaja. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan serat dan konsumsi serat dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta pada bulan April- Mei 2012. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan uji pearson product moment. Subjek penelitian berjumlah 50 subjek penelitian Hasil: Berdasarkan data pengetahuan serat makanan dari 50 subjek penelitian tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (62%), pengetahuan tidak baik sebanyak 19 (38%). Konsumsi serat dari 50 subjek penelitian, didapatkan bahwa konsumsi serat remaja secara keseluruhan tidak baik. Sedangkan data status gizi dari 50 subjek penelitian terdapat 30 (60%) obesitas dan 20 (40%) tidak obesitas. Kesimpulan: Tidak ada hubungan yang bemakna antara pengetahuan serat dan konsumsi serat dengan kejadian obesitas pada remaja di SMP Budi Mulia Dua Yogyakarta

    Perbedaan Status Gizi Anak Sekolah Dasar Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di SDN Plalan I Kota Surakarta

    Get PDF
    Pendahuluan. Perbaikan gizi anak SD dan MI sangat penting karena jumlah anak SD dan MI cukup besar yaitu sekitar 15% dari total penduduk, anak SD dan MI sedang mengalami tumbuh kembang yang pesat sehingga memerlukan pemenuhan kebutuhan gizi yang tepat agar menjadi remaja dan dewasa yang produktif. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi anak sekolah dasar sebelum dan sesudah pemberian makanan tambahan (PMT) di SDN Palalan I Kota Surakarta. Metode Penelitian. Jenis penelitian ini bersifat pra experimental dengan rancangan one group pretest-postest. Jumlah sampel penelitian sebanyak 80 siswa. Status gizi diperoleh dari pengukuran BB dan TB, Menggunakan indeks BB menurut tinggi badan. Uji perbedaan menggunakan uji dependen T-test. Hasil. Status gizi sangat kurus sebelum PMT-AS sebesar 5% dan sesudah PMT-AS sebesar 2,5%, status gizi kurus sebelum PMT-AS sebesar 10% dan sesudah PMTAS sebesar 1,2%, status gizi normal sebelum PMT-AS sebesar 82,5% dan sesudah PMT-AS sebesar 90%, status gizi gemuk sebelum PMT-AS sebesar 2,5% dan sesudah PMT-AS sebesar 6,3%. Hasil uji korelasi status gizi sebelum dan sesudah PMT diperoleh hasil p = 0,00, yang berarti ada perbedaan status gizi sebelum dan sesudah PMT-AS. Kesimpulan. PMT-AS memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan status gizi anak Sekolah Dasar Negeri Plalan I Kota Surakarta

    Hubungan Status Gizi dan Kejadian Anemia dengan Kesegaran Jasmani pada Remaja Putri Kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta

    Get PDF
    Introduction : Physical fitness is an indicator of health, which is important for the adolescents because it predicts health effects and is related to the increase of health level. Adolescent girls have lower physical fitness than boys. Furthemore, there are many determinants of physical fitness, including nutrition status and haemoglobin level. Objective : The purpose of this research was to assess the correlations between nutrition status, status of anemia and physical fitness in adolescent girls of class X and XI at Muhammadiyah High School 1 of Surakarta. Research Method : This research used observational with cross-sectional design. The respondens were choosen through simple random sampling from X and XI graders who fullfilled the inclusion criteria and there were 40 respondens in total. Nutrition status was obtained through Body Mass Indeks (BMI). The status of anemia was obtained using Cyanmethemoglobin method and physical fitness was obtained using Harvard Step Test method. Result : There was a correlation between nutrition status and physical fitness at Muhammadiyah High School 1 of Surakarta (p=0,040), and No correlation was found between the status of anemia and physical fitness in adolescent girls of Muhammadiyah High School 1 of Surakarta (p=0,505). Conclusion : There was a correlation between nutrition status and physical fitness but no correlation between status of anemia and physical fitness in adolescent girls at Muhammadiyah High School 1 of Surakarta

    Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Ispa Dan Diare Pada Lansia Di Puskesmas Musuk I Boyolali

    Get PDF
    Pendahuluan : Penyakit pada usia lanjut bersifat multi patologis atau mengenai multi organ atau sistem, degeneratif dan saling terkait, kronis dan cenderung menyebabkan kecacatan lama sebelum terjadinya kematian. Gizi kurang pada lansia dapat disebabkan oleh sosial ekonomi dan karena gangguan penyakit. Infeksi dan kurang gizi yang saling berinteraksi satu sama lain. Nutrisi berperan penting dalam peningkatan respons imun. Orang tua rentan terhadap gangguan gizi buruk (undernutrition), disebabkan oleh faktor fisiologi dan psikologi yang mempengaruhi keinginan makan dan kondisi fisik serta ekonomi. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan diare merupakan bagian dari penyakit infeksi yang dapat menyerang golongan lansia. Tujuan : Mengetahui hubungan status gizi dengan kejadian ISPA dan diare pada lansia di Puskesmas Musuk I. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah subjek penelitian sebanyak 43 dipilih dengan metode Consecutive Sampling. Data identitas subjek diperoleh dengan cara pengisian form identitas lansia, data antropometri diperoleh dengan cara mengukur berat badan dan tinggi badan secara langsung, dan data kejadian ISPA dan diare diperoleh dengan menggunakan kuesioner ISPA dan diare Analisis data dengan korelasi Chi-Square. Hasil : Berdasarkan analisis univariat, sebagian besar subyek memiliki status gizi tidak baik sebesar 55,8%. Sebagian besar subjek penelitian menderita ISPA yaitu sebesar 95,3%. Sebagian besar subjek penelitian menderita diare yaitu sebesar 74,4%. Hasil uji Chi-Square untuk status gizi dengan kejadian ISPA pada lansia nilai p=0,189 dan Hasil uji Chi-Square untuk status gizi dengan kejadian diare nilai p=0,038. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian ISPA pada lansia dan terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian diare

    Hubungan Antara Pengetahuan Dan Persepsi Ibu Tentang Gizi Seimbang Dengan Pemilihan Makanan Jajanan Pada Anak Balita Di Wilayah Puskesmas Gilingan Surakarta

    Get PDF
    DEPARTMENT OF NUTRITION SCIENCE FACULTY OF HEALTH SCIENCE Introduction: Snack is the food and beverages served and sold by street vendors, food shops, supermarkets in the streets and crowded places. Snack selection behavior is influenced by internal and external factors. Internal factors influencing snack selection, namely knowledge and perception of the mother. Knowledge of nutrition is very influential in the selection of snack for children under five is the cornerstone of behavior change. Objective: To determine the relationship of mother's knowledge and perceptions about balanced nutrition by snack selection among children under five in the Gilingan primary service center. Methods: This study using observational method with the cross sectional design with the total sample of 46 respondents. The research instruments in the form of a questionnaire knowledge , perception and snack selection. Test analysis techniques is the Pearson Product Moment. Results: Most of mother’s knowledge about balanced nutrition is moderate (47,8%). Perception mothers about balanced nutrition classified as good (54,3 %). Snack selection in children under five mostly classified as good (58.7%) Conclusion: There was no relationship between mother's knowledge about balanced nutrition with snack selection in children under five (p = 0.466) and there was no relationship between the perception of mothers about balanced nutrition with the snack selection in children under five (p = 0.315) in the region of Surakarta Gilingan primary service center. Keywords : Knowledge, Perception, Snack Selection Bibliography : 2002-201

    Kontribusi Makanan Jajanan Terhadap Tingkat Kecukupan Asupan Energi dan Protein Pada Anak Sekolah yang Mendapat PMT-AS di SD Negeri Plalan 1 Kota Surakarta

    Get PDF
    Latar Belakang : Makanan jajanan merupakan faktor yang penting bagi pertumbuhan anak, karena jajanan menyumbangkan energi dan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan anak, sehingga jajanan yang berkualitas baik akan mempengaruhi kualitas makanan anak (Murphy & Allen, 2007). Penelitian Manik (2001), menyatakan bahwa kontribusi makanan jajanan tradisional untuk energi 5,5% dan protein 4,2% terhadap total konsumsi makanan sehari pada anak sekolah dasar. Tujuan : Memberikan gambaran tentang kontribusi makanan jajanan terhadap tingkat kecukupan asupan energi dan protein pada anak sekolah yang mendapat PMT-AS (Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah) di SD Negeri Plalan 1 Kota Surakarta. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan subyek menggunakan simple random sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 berjumlah 111 siswasiswi. Jumlah sampel penelitian sebanyak 52 siswa. Hasil : Makanan jajanan siswa memberikan kontribusi terhadap kecukupan asupan energi sebesar 13,2%, dan 13,21% asupan protein. Kesimpulan : Makanan jajanan siswa juga memberikan kontribusi terhadap kecukupan gizi sebesar 13,2% (233,11 kkal) energi, dan 13,21% (6,21 gr) protein

    Hubungan Perilaku Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten

    Get PDF
    Pendahuluan: Keluarga yang menerapkan perilaku sadar gizi dapat memberikan perlindungan yang optimal dalam hal kesehatan melalui makanan yang dikonsumsi. Scaling Up Nutrition (SUN) yang di Indonesia disebut dengan Gerakan Nasional Sadar Gizi merupakan wujud perbaikan gizi terutama penanganan gizi sejak 1000 hari dari masa kehamilan hingga anak usia 2 tahun. Gerakan ini diharapkan dapat menekan angka kejadian penyakit di masa dewasanya. Salah satu akibat dari tidak tercapainya kesadaran akan gizi adalah stunting pada balita. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku keluarga sadar gizi (kadarzi) dengan kejadian stunting pada balita. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan desain cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah balita stunting usia 13-59 bulan dengan responden ibu dari balita-balita tersebut. Metode pengambilan sampel menggunakan Simple Random Sampling. Jumlah sampel yang digunakan adalah 50 anak balita stunting. Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) digunakan untuk menentukan status gizi balita. Analisis data menggunakan uji Rank Spearman, sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan dan kekuatan korelasi antara kedua variabel. Hasil: Prevalensi dari indikator perilku keluarga sadar gizi di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten adalah sebagai berikut, penimbangan balita rutin sebesar 70%, ASI eksklusif 60%, makan beraneka ragam 46%, penggunaan garam beryodium 99%, dan pemberian suplemen vitamin A dosisi tinggi 100%. Berdasarkan analisis Rank Spearman menghasilkan nilai p value 0,00 (<0,05) dan nilai r 0,396 (0,21-0,40). Kesimpulan: Adanya hubungan antara perilaku kadarzi dengan kejadian stunting pada balita di Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten dan terdapat korelasi yang rendah antara kedua variabel

    Perbedaan Karakteristik Orang Tua, Uang Saku dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Antara Remaja Overweight dan Non Overweight di SMK Batik 1 Surakarta

    Get PDF
    Pendahuluan : Overweight merupakan keadaan saat seseorang memiliki berat badan lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya penumpukan lemak di tubuhnya. Salah satu penyebab terjadinya overweight ialah makanan tinggi kalori dan lemak seperti makanan cepat saji atau fast food. Konsumsi fast food secara berlebih akan menyebabkan terjadinya kegemukan. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik orang tua, uang saku dan frekuensi konsumsi fast food antara remaja overweight dan non overweight di SMK Batik 1 Surakarta. Metode Penelitian : Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, bertempat di SMK Batik 1 Surakarta dengan jumlah sampel 33 remaja overweight dan 32 remaja non overweight yang dipilih dengan proporsional random sampling. Karakteristik orang tua, uang saku diperoleh dari kuesioner. Frekuensi konsumsi fast food diperoleh dari formulir FFQ. Hasil : Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden overweight sebesar 57,6% dan non overweight sebesar 53,1% memiliki ayah berpendidikan lanjut dengan p=0,938. Remaja overweight sebesar 60,6% dan remaja non overweight sebesar 53,1% memiliki ibu berpendidikan lanjut dengan p=0,950. Remaja overweight sebesar 69,7% dan remaja non overweight sebesar 62,5% memiliki orang tua berpendapatan tinggi dengan p= 0,054. Remaja overweight sebesar 63,6% dan remaja non overweight sebesar 40,6% memiliki uang saku tinggi dengan p=0,548. Remaja overweight sebesar 60,6% dan remaja non overweight sebesar 43,8% memiliki frekuensi konsumsi fast food sering dengan p=0,299. Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara karakteristik orang tua, pendapatan orang tua/keluarga, uang saku dan frekuensi konsumsi fast food pada remaja overweight dan non overweigh
    corecore