7 research outputs found

    Potensi Senyawa Aktif Bawang Putih (Allium sativum) Tunggal sebagai Anti-Obesitas dengan Target Kompleks 11β-HSD1 melalui In Silico

    No full text
    RINGKASANNikmaturrohana, Qurin. 2019. Potensi Senyawa Aktif Bawang Putih (Allium sativum) Tunggal sebagai Anti-Obesitas dengan Target Kompleks 11βHSD1 melalui In Silico. Skripsi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang, Pembimbing : (I) Dr. Sri Rahayu Lestari, M.Si., (II) Dr. Betty Lukiati, M.S Kata kunci: Senyawa aktif bawang putih tunggal, Anti-obesitas, In Silico. Obesitas merupakan kondisi seseorang dengan kadar lemak melebihi normal, akibat asupan tinggi kalori dan gula. Obesitas menyebabkan beberapa faktor risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker dan osteoartritis. Obat yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah Phentermine. Phentermine meningkatkan aktivitas saraf simpatik untuk menekan nafsu makan dan memiliki efek samping aritmia. Kesadaran masyarakat terhadap efek samping obat sintetik menyebabkan pemilihan obat herbal semakin meningkat. Bawang putih (Allium sativum) tunggal merupakan tanaman yang umum digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan, karena memiliki kandungan senyawa aktif organosulfur utama allicin, alliin dan ajoene. Obesitas dapat disebabkan oleh aktivitas enzim, salah satunya enzim 11β-HSD1 reduktase pada jalur metabolisme glukokortikoid yang mengubah kortison menjadi kortisol. Kortisol kemudian menginduksi pengubahan preadiposit menjadi adiposit di jaringan adiposa. Pembentukan adiposit dapat ditekan dengan memberikan inhibitor 11β-HSD1. Obat sintetik BVT-2733 teruji sebagai inhibitor 11β-HSD1, selain obat sintetik perlu dikembangkan obat herbal rendah efek samping.  Penelitian ini bertujuan untuk untuk memprediksi potensi senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin, dan ajoene) menghambat enzim 11βhydroxysteroid dehydrogenase tipe 1 dalam metabolisme glukokortikoid pada penderita obesitas menggunakan teknik in silico. Penelitian ini menggunakan enzim 11β-HSD1 sebagai protein target atau makromolekul, senyawa allicin, alliin, ajoene, dan dan obat kontrol BVT-2733 sebagai ligan.  Metode penelitian ini berbasis komputasi menggunakan aplikasi layanan web online, pkCSM dan PubChem untuk mengetahui sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik dari pkCSM dan Way2drug (PASS online) untuk prediksi potensi aktifitas. Software PyRx untuk mengetahui afinitas pengikatan, PyMol untuk mengklarifikasi posisi pengikatan, dan Discovery studio untuk visualisasi, mengetahui jenis dan jarak ikatan yang terbentuk berdasarkan hasil docking. Analisis data hasil docking dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan membandingkan hasil dari masing-masing interaksi antara ligan dengan protein target. Hasil penelitian menunjukkan senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin dan ajoene) memiliki unsur senyawa yang sama dengan obat kontrol, memiliki bioavaibilitas lebih baik, toksisitas lebih rendah, dan distribusi farmakokinetik lebih baik dibandingkan obat kontrol BVT-2733. Berdasarkan hasil docking senyawa aktif bawang putih tunggal memiliki tapak pengikatan yang sama dengan obat kontrol. Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu melakukan pencarian jalur alternatif metabolisme senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin dan ajoene) selain menggunakan enzim turunan golongan sitokrom P450 (CYP), dan dapat dilanjutkan penelitian secara in vivo dan in vitro

    Pembesaran citra wajah berbasis fungsi polinomial menggunakan metode kesalahan kuadrat terkecil

    Get PDF
    INDONESIA: Pembesaran diperlukan ketika objek yang akan diteliti dalam citra terlampau kecil. Namun, jika citra tersebut diperbesar banyak informasi yang hilang. Hal itu disebabkan oleh jarak antarpiksel semakin berjauhan. Jika citra wajah manusia ditelaah, maka nilai-nilai piksel penyusun citra tersebut memiliki bentuk fungsi polinomial. Oleh karena itu interpolasi fungsi polinomial berpotensi untuk memperjelas citra wajah manusia. Dengan metode Kesalahan Kuadrat Terkecil atau Least Square Error, penelitian dilakukan dengan mencari fungsi polinomial pada citra wajah yang akan diperbesar. Dari fungsi tersebut bisa didapatkan nilai-nilai untuk mengisi nilai-nilai baru akibat citra yang diperbesar. Penghitungan fungsi dilakukan per 10 piksel setiap baris atau kolomnya. Jadi, dalam sebuah baris atau kolom akan didapatkan beberapa fungsi jika lebih dari 10 piksel yang kemudian fungsi tersebut akan digunakan saat citra mengalami pembesaran. ENGLISH: Zooming is needed when the object to be studied in the image is too small. However, if the image is enlarged a lot of information is lost. It is caused by the distance between the pixels apart. If the human face images are analyzed, then the values of image pixels have polynomial shape function. Therefore the polynomial interpolation function has the potential to detail the human face images. By Least Square Error, research carried out by finding a polynomial function of the facial image to be enlarged. The function can be obtained from the values to populate new values due to an enlarged image. Counting function performed by 10 pixels per row or column. So, in a row or column will get some function if more than 10 pixels. It is used to enlarge image

    Potensi Senyawa Aktif Bawang Putih (Allium sativum) Tunggal sebagai Anti-Obesitas dengan Target Kompleks 11β-HSD1 melalui In Silico

    No full text
    Obesitas merupakan kondisi seseorang dengan kadar lemak melebihi normal, akibat asupan tinggi kalori dan gula. Obesitas menyebabkan beberapa faktor risiko penyakit kronis seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker dan osteoartritis. Obat yang biasa digunakan oleh masyarakat adalah Phentermine. Phentermine meningkatkan aktivitas saraf simpatik untuk menekan nafsu makan dan memiliki efek samping aritmia. Kesadaran masyarakat terhadap efek samping obat sintetik menyebabkan pemilihan obat herbal semakin meningkat. Bawang putih (Allium sativum) tunggal merupakan tanaman yang umum digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan, karena memiliki kandungan senyawa aktif organosulfur utama allicin, alliin dan ajoene. Obesitas dapat disebabkan oleh aktivitas enzim, salah satunya enzim 11β-HSD1 reduktase pada jalur metabolisme glukokortikoid yang mengubah kortison menjadi kortisol. Kortisol kemudian menginduksi pengubahan preadiposit menjadi adiposit di jaringan adiposa. Pembentukan adiposit dapat ditekan dengan memberikan inhibitor 11β-HSD1. Obat sintetik BVT-2733 teruji sebagai inhibitor 11β-HSD1, selain obat sintetik perlu dikembangkan obat herbal rendah efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk untuk memprediksi potensi senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin, dan ajoene) menghambat enzim 11β-hydroxysteroid dehydrogenase tipe 1 dalam metabolisme glukokortikoid pada penderita obesitas menggunakan teknik in silico. Penelitian ini menggunakan enzim 11β-HSD1 sebagai protein target atau makromolekul, senyawa allicin, alliin, ajoene, dan dan obat kontrol BVT-2733 sebagai ligan. Metode penelitian ini berbasis komputasi menggunakan aplikasi layanan web online, pkCSM dan PubChem untuk mengetahui sifat fisikokimia, sifat farmakokinetik dari pkCSM dan Way2drug (PASS online) untuk prediksi potensi aktifitas. Software PyRx untuk mengetahui afinitas pengikatan, PyMol untuk mengklarifikasi posisi pengikatan, dan Discovery studio untuk visualisasi, mengetahui jenis dan jarak ikatan yang terbentuk berdasarkan hasil docking. Analisis data hasil docking dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan membandingkan hasil dari masing-masing interaksi antara ligan dengan protein target. Hasil penelitian menunjukkan senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin dan ajoene) memiliki unsur senyawa yang sama dengan obat kontrol, memiliki bioavaibilitas lebih baik, toksisitas lebih rendah, dan distribusi farmakokinetik lebih baik dibandingkan obat kontrol BVT-2733. Berdasarkan hasil docking senyawa aktif bawang putih tunggal memiliki tapak pengikatan yang sama dengan obat kontrol. Saran untuk penelitian selanjutnya, yaitu melakukan pencarian jalur alternatif metabolisme senyawa aktif bawang putih tunggal (allicin, alliin dan ajoene) selain menggunakan enzim turunan golongan sitokrom P450 (CYP), dan dapat dilanjutkan penelitian secara in vivo dan in vitro

    Efisiensi Konsumsi Energi Dan Biaya Maintenance Serta Optimasi Proses Pada Unit Kristalisasi Alat Separasi Di Industri Pengolahan MSG

    No full text
    Industri pengolahan MSG mampu memproduksi banyak MSG setiap bulannya. Operasi yang dilakukan di dalam pabrik dilaksanakan 1 hari penuh tanpa jeda merupakan satu alasan mereka mampu menghasilkan banyak produk MSG yang dipasarkan ke seluruh Indonesia. Pada proses produksinya melalui berbagai proses utama seperti fermentasi, isolasi, dan pemurnian. Pada tahap isolasi terdapat proses separasi bertujuan untuk memisahkan memisahkan kristal α asam glutamat dari cairan fermentasi dengan menggunakan alat Super Decanter Centrifuge (SDC) yang dilengkapi dengan tangki penampung dan tiap tangki penampung memiliki agitator untuk membuat cairan tetap homogen serta pompa di tiap tangki untuk menyalurkan cairan ke tahap selanjutnya. Sehingga dalam pengoperasiannya tentu saja membutuhkan sumber listrik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menghitung efisiensi energi serta pengurangan biaya maintenance setiap unit prosesnya. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah terdapat pengurangan konsumsi energi sebesar 44,8 kW / H atau sekitar 1075,2 kW / hari. Biaya energi yang dibutuhkan tiap hari berkurang hingga 1.103.848 Rp / day atau 369.789.174 Rp / tahun. Serta biaya maintenance menghemat hingga Rp. 10.200.000,00 setiap tahunnya. Semua hal tersebut dilakukan tanpa kapasitas tangki berkurang maupun bertambah yang berarti untuk kapasitasnya antara eksisting dan modifiksi tetap sama. ======================================================================================================================== The MSG processing industry can produce a large quantity of MSG every month. Operations within the factory are carried out for a full day without interruption, which is one of the reasons they can produce a significant amount of MSG products marketed throughout Indonesia. The production process involves various main stages such as fermentation, isolation, and purification. In the isolation stage, there is a separation process aimed at separating α-glutamic acid crystals from the fermentation liquid using the Super Decanter Centrifuge (SDC) equipped with collection tanks. Each collection tank has an agitator to keep the liquid homogeneous and a pump to transfer the liquid to the next stage. So, in its operation, it certainly requires a source of electricity. The purpose of this experiment is to analyze and calculate the energy efficiency and maintenance costs reduction of each unit of the process. The results obtained from this experiment show a reduction in energy consumption of 44.8 kW/H or approximately 1075.2 kW/day. The daily energy cost decreases to 1,103,848 Rp/day or 369,789,174 Rp/year. Additionally, maintenance costs are reduced by Rp. 10,200,000.00 each year. All these improvements were achieved without decreasing nor increasing any tank capacity, meaning that the storage tank capacity remains the same between the existing and modified versions

    Die Erkrankungen der Netzhaut

    No full text

    Die Erkrankungen der Netzhaut

    No full text
    corecore