PENDAPATAN DAN FUNGSI PRODUKSI JAGUNG Studi Kasus Pada Usaha Tani Jagung Di Pedukuhan Sawah, Monggol, Saptosari, Gunungkidul Tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani jagung dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung di pedukuhan Sawah dalam satu kali musim tanam tahun 2013. Data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh melalui survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas rata-rata lahan jagung di pedukuhan Sawah dalam satu kali musim tanam adalah 50,87 kw/ha. Total biaya yang dikeluarkan untuk mengolah satu hektar lahan tani jagung dalam satu kali musim tanam di pedukuhan Sawah adalah Rp. 16.671.701, sedangkan total penerimaan yang diterima petani jagung dalam mengolah satu hektar lahan tani jagung adalah Rp. 19.344.926. Pendapatan bersih yang diterima petani jagung dalam mengolah satu hektar lahan tani jagung adalah Rp. 2.673.225. Berdasarkan analisis regresi model fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan variabel luas lahan (0,113697) dan tenaga kerja (0,497813) dalam satu kali musim tanam berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung. Setiap kenaikkan luas lahan sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikkan produksi jagung sebesar 0,11%. Setiap kenaikkan tenaga kerja sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikkan produksi jagung sebesar 0,49%. Analisis statistik menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,7633. Nilai dari probabilitas uji F-statistik signifikan pada α 5%. Jumlah dari masing-masing koefisien regresi input (�� � �� � �� � �� � ��� adalah 0,96. Penjumlahan koefisien dari masing-masing input kurang dari 1 (0,96<1). Hal ini berarti fungsi produksinya menunjukkan hasil balik ke skala yang menurun atau decreasing return to scale (DRTS). Artinya jika input dinaikkan 1% maka besarnya output juga akan bertambah namun kurang dari 0,96%

AMAI

Honorable Mention Inspired by the people and culture of Zimbabwe. What inspired you to enter this special competition to create a modern architectural language for Africa? We are interested to involving ourselves to design prototype of modern architecture of Africa by research on the cultural and philosophical approach. Why do you believe African home-owners will be interested in building a home such as the one you have submitted today? We offer a compact living with a flexible space to hold a social activities and emphasizing a sustainability system in water usage. What did you find most interesting or challenging during the research and development of your prototype? The most challenging yet interesting process is finding the best fit philosophy and cultural value to be the basis of our design. Our design process avoided naively replicating the traditional form to our design, but still we maintain the traditional value and spirit. This is the challenge for us, as the architects of today we need to revive our traditional value, spirit, and culture to be presented in this modern era as our proud identity through modern architectural expressions

EFEKTIVITAS MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA ANTARA PARA PIHAK DI PENGADILAN NEGERI BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 1 TAHUN 2016

Tujuan diadakannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana tahapan pelaksanaan mediasi dalam penyelesaian sengketa perdata antara para pihak di pengadilan negeri berdasarkan peraturan mahkamah agung nomor 1 Tahun 2016 di pengadilan negeri dan bagaimana efektivitas mediasi dalam penyelesaian sengketa perdata antara para pihak di pengadilan negeri di mana dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif disimpulkan : 1. Pelaksanaan mediasi di pengadilan negeri secara umum telah berjalan sesuai prosedur yang berlaku yaitu Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan. Dalam praktiknya semua perkara yang masuk ke pengadilan negeri akan dimediasi terlebih dahulu dan apa bilah perkara tidak dimediasi maka putusan dianggap batal demi hukum. 2. Harus diakui, bahwa untuk mendamaikan para pihak yang sedang berperkara di pengadilan bukanlah pekerjaan yang mudah, apalagi jika sentimen pribadi lebih mengemuka dibanding pokok persoalan yang sebenarnya. Banyak faktor yang dapat menghambat keberhasilan dalam menuju perdamaian, di antara sekian banyak faktor tersebut, salah satunya adalah rendahnya tingkat keberhasilan lembaga damai di pengadilan banyak diakibatkan oleh lemahnya partisipasi para pihak terhadap proses perdamaian yang ditawarkan. Selain itu ketersediaan prosedur yang memadai bagi proses perdamaian berdampak pada rendahnya prakarsa hakim dalam mengupayakan perdamaian bagi para pihak yang berperkara.Kata kunci: mediasi; sengketa perdata

THE ASSESSMENT OF NATIONAL ROAD SURFACE CONDITIONS ANALYSIS BASED ON THE INTERNATIONAL ROUGHNESS INDEX (IRI) METHOD USING ROADBUMP APPLICATION

Roads are infrastructure that has a vital role for the community in supporting social and economic activities. Therefore, appropriate handling information is needed for road maintenance and improvement to be on target. One of the methods used is the International Roughness Index (IRI) method with the help of the Road bump application. The purpose of this study is to analyze and recommend handling road surface conditions, as well as to test the validity of the Road bump application with a Laser Profilometer. This research was conducted on the 10 KM section of Trans Kalimantan Road. Comparative data is obtained from secondary data issued by BPJN in 2021 using the Laser Profilometer tool. This study found that the condition of the Trans Kalimantan Road was 80% in the excellent category, 18% in the moderate category, and 2% in the slightly damaged category, and had similarities with the BPJN IRI value of 95%. Road bump also tends to the IRI value to be greater than the BPJN IRI value. Based on the results of this study, the Road bump application can be used as an alternative tool for measuring road surface conditions using the International Roughness Index (IRI) method

The Orexin receptors: Structural and anti-tumoral properties

At the end of the 20th century, two new neuropeptides (Orexin-A/hypocretin-1 and Orexin-B/hypocretins-2) expressed in hypothalamus as a prepro-orexins precursor, were discovered. These two neuropeptides interacted with two G protein-coupled receptor isoforms named OX1R and OX2R. The orexins/OX receptors system play an important role in the central and peripheral nervous system where it controls wakefulness, addiction, reward seeking, stress, motivation, memory, energy homeostasis, food intake, blood pressure, hormone secretions, reproduction, gut motility and lipolysis. Orexins and their receptors are involved in pathologies including narcolepsy type I, neuro- and chronic inflammation, neurodegenerative diseases, metabolic syndrome, and cancers. Associated with these physiopathological roles, the extensive development of pharmacological molecules including OXR antagonists, has emerged in association with the determination of the structural properties of orexins and their receptors. Moreover, the identification of OX1R expression in digestive cancers encompassing colon, pancreas and liver cancers and its ability to trigger mitochondrial apoptosis in tumoral cells, indicate a new putative therapeutical action of orexins and paradoxically OXR antagonists. The present review focuses on structural and anti-tumoral aspects of orexins and their receptors

ANALISIS POTENSI LIKUIFAKSI DENGAN MENGGUNAKAN NILAI SPT

Salah satu dampak yang disebabkan oleh gempa bumi adalah fenomena hilangnya daya dukung tanah akibat getaran gempa atau beban siklik ynag disebut dengan peristiwa Likuifaksi. Peristiwa Likuifaksi dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar pada proyek  proyek infrastruktur, dalam hal ini Jembatan Ir. Soekarno Manado menjadi lokasi evaluasi potensi Likuifaksi dengan menggunakan nilai uji Standart Penetrasi (SPT).Analisis potensi likuifaksi bertujuan untuk mengetahui nilai faktor keamanan dterhadap Likuifaksi ditiap lapisan tanah di Jembatan Ir. Soekarno Manado, dengan membanadingkan nilai Cyclic Resistance Ratio (CRR) yang adalah nilai tahanan tanah untuk menahan Likuifaksi dengan nilai Cyclic Stress Ratio (CSR) yang merupakan ratio tegangan siklik yang terjadi pada tanah akibat gempa dan dapat menyebabkan Likuifaksi terjadi. Nilai faktor keamanan (FS) harus melebihi nilai satu, likuifaksi dapat terjadi jika nilai faktor keamanan (FS) lebih kecil dari satu dan dikatakan krisitis terhadap Likuifaksi jika faktor keamanan (FS) sama dengan satu.Berdasarkan evaluasi potensi Likuifaksi dilakukan dengan kontrol faktor keamanan (FS) terhadap Likuifaksi pada gempa refrensi yaitu dengan Moment Magnitude (Mw) = 7.5, 7.6, 7.7, 8, 8.5, dan 9, percepatan gempa maksimum yang terjadi dipermukaan tanah  (amax) PUSKIM = 0.622g dan kondisi muka air tanah yang dangkal. Maka didapati faktor keamanan (FS) pada Moment Magnitude (Mw) = 7.5  hingga Mw = 8 tanah yang disekitar Pylon Jembatan Ir. Soekarno Manado aman terhadap Likuifaksi, dan pada Mw = 8.5 hingga Mw = 9, Likuifaksi dapat terjadi dilapisan I (0 m – 10 m).Kata Kunci : Cyclic Resistance Ratio (CRR), Cyclic Stress Ratio (CSR), Likuifaksi, Standart Penetration Test (SPT

The Anti-tumoral Properties of Orexin/Hypocretin Hypothalamic Neuropeptides: An Unexpected Therapeutic Role

Orexins (OxA and OxB) also termed hypocretins are hypothalamic neuropeptides involved in central nervous system (CNS) to control the sleep/wake process which is mediated by two G protein-coupled receptor subtypes, OX1R, and OX2R. Beside these central effects, orexins also play a role in various peripheral organs such as the intestine, pancreas, adrenal glands, kidney, adipose tissue and reproductive tract.In the past few years, an unexpected anti-tumoral role of orexins mediated by a new signaling pathway involving the presence of two immunoreceptor tyrosine-based inhibitory motifs (ITIM) in both orexin receptors subtypes, the recruitment of the phosphotyrosine phosphatase SHP2 and the induction of mitochondrial apoptosis has been elucidated. In the present review, we will discuss the anti-tumoral effect of orexin/OXR system in colon, pancreas, prostate and other cancers, and its interest as a possible therapeutic target

Expression of kallikrein‐related peptidase 4 in dental and non‐dental tissues

Peer Reviewedhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/2027.42/90082/1/j.1600-0722.2011.00834.x.pdfhttp://deepblue.lib.umich.edu/bitstream/2027.42/90082/2/EOS_834_sm_FigS1-S2.pd

PENDAPATAN DAN FUNGSI PRODUKSI JAGUNG Studi Kasus Pada Usaha Tani Jagung Di Pedukuhan Sawah, Monggol, Saptosari, Gunungkidul Tahun 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pendapatan petani jagung dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi jagung di pedukuhan Sawah dalam satu kali musim tanam tahun 2013. Data yang digunakan adalah data primer. Data primer diperoleh melalui survei lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas rata-rata lahan jagung di pedukuhan Sawah dalam satu kali musim tanam adalah 50,87 kw/ha. Total biaya yang dikeluarkan untuk mengolah satu hektar lahan tani jagung dalam satu kali musim tanam di pedukuhan Sawah adalah Rp. 16.671.701, sedangkan total penerimaan yang diterima petani jagung dalam mengolah satu hektar lahan tani jagung adalah Rp. 19.344.926. Pendapatan bersih yang diterima petani jagung dalam mengolah satu hektar lahan tani jagung adalah Rp. 2.673.225. Berdasarkan analisis regresi model fungsi produksi Cobb-Douglas menunjukkan variabel luas lahan (0,113697) dan tenaga kerja (0,497813) dalam satu kali musim tanam berpengaruh signifikan terhadap produksi jagung. Setiap kenaikkan luas lahan sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikkan produksi jagung sebesar 0,11%. Setiap kenaikkan tenaga kerja sebesar 1% maka akan menyebabkan kenaikkan produksi jagung sebesar 0,49%. Analisis statistik menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0,7633. Nilai dari probabilitas uji F-statistik signifikan pada α 5%. Jumlah dari masing-masing koefisien regresi input (�� � �� � �� � �� � ��� adalah 0,96. Penjumlahan koefisien dari masing-masing input kurang dari 1 (0,96<1). Hal ini berarti fungsi produksinya menunjukkan hasil balik ke skala yang menurun atau decreasing return to scale (DRTS). Artinya jika input dinaikkan 1% maka besarnya output juga akan bertambah namun kurang dari 0,96%

Biodisponibility and signaling pathways induced by orexins and antagonists of OX1R receptor in colon cancer : Gq protein role

Les récepteurs de type 1 aux orexines (OX1R) sont des récepteurs couplés aux protéines G (RCPG) activés par deux neuropeptides hypothalamiques, les orexines A et B (OxA et OxB). Ils sont impliqués au niveau du système nerveux central entre autres, dans la régulation du sommeil. Mon équipe a montré qu'OX1R est une cible thérapeutique potentielle dans les cancers digestifs. En effet, il est exprimé de façon ectopique notamment dans les adénocarcinomes coliques et pancréatiques. Dans les cellules cancéreuses, l'activation d'OX1R par les orexines conduit à deux voies de signalisation intracellulaires : la voie canonique calcique qui passe par le recrutement de la phospholipase C (PLC) et une voie passant par la tyrosine kinase SRC et la tyrosine phosphatase SHP2 conduisant à une apoptose mitochondriale des cellules. Des antagonistes de la voie calcique, comme l'almorexant ou le lemborexant ont été développés par des groupes pharmaceutiques pour traiter l'insomnie. Or de façon surprenante, l'almorexant comme le lemborexant sont capables d'activer la voie apoptotique dans ces cellules cancéreuses. Par ailleurs, il est connu que la régulation de l'activité/expression des RCPG passe par deux mécanismes nommés la désensibilisation et l'internalisation. Dans ce contexte, l'objectif de ma thèse a été de comprendre comment des ligands aux propriétés différentes peuvent discriminer ces deux voies de signalisation cellulaire en nous intéressant à l'internalisation du récepteur après activation par les deux types de ligands. Dans un premier temps, pour faciliter l'étude de l'internalisation d'OX1R, j'ai développé l'utilisation de la cytométrie en flux et en images, sur des modèles de cellules cancéreuses coliques qui sont des cellules épithéliales adhérentes. J'ai montré que l'internalisation d'OX1R peut être étudiée par cette approche sur des lignées cancéreuses coliques cultivées en 2D ou en 3D grâce à une OxA rendue fluorescente par couplage à la rhodamine. J'ai ensuite montré que le récepteur OX1R est colocalisé avec les endosomes précoces dès 15 min de traitement par l'OxA et qu'une partie des récepteurs est dégradée dans les lysosomes et une partie est recyclée à la membrane plasmique. En revanche, aucune internalisation d'OX1R n'a été observée après activation par l'almorexant ou le lemborexant. Cette internalisation d'OX1R implique la protéine beta-arrestine 2, mais ni la beta-arrestine 1, ni la beta-arrestine 2 n'ont de rôle dans l'induction de la voie apoptotique induite par l'OxA. De plus, j'ai démontré que seule la protéine Gq est cruciale pour l'internalisation du récepteur et pour l'induction des deux voies de signalisation par ses ligands, aucune autre protéine G n'étant recrutée après activation d'OX1R par l'OxA ou les antagonistes dans les cellules étudiées. Cependant, l'almorexant ou le lemborexant induisent bien le recrutement de la protéine Gq. Néanmoins, grâce à des techniques de BRET (Bioluminescence Resonance Energy Tranfert) et de simulation de dynamique moléculaire, la protéine Gq, composée de trois sous-unités (la sous-unité alpha q et le dimère beta/gamma), semble dans ces conditions, ne pas se dissocier complètement, mais présenterait des réarrangements structuraux permettant le recrutement au niveau d'OX1R des protéines impliquées dans le déclenchement de l'apoptose des cellules comme SRC et SHP2. Ces résultats démontrent clairement comment un antagoniste d'un RCPG peut être un «antagoniste partiel» permettant le déclenchement d'une des deux voies de signalisation normalement induites par l'activation du récepteur. Ces travaux apportent également un nouvel éclairage sur les mécanismes d'activation des voies de signalisation induites par OX1R permettant d'envisager le développement de molécules à visée thérapeutique ciblant ce récepteur dans les cancers digestifs.The type 1 orexin receptor (OX1R) which belongs to the G protein-coupled receptors (GPCRs) family, is activated by two hypothalamic neuropeptides named orexins A and B (OxA and OxB). Their main function is to regulate sleep in the central nervous system. My team has previously shown that OX1R is a potential therapeutic target in digestive cancers. Indeed, this receptor was ectopically expressed in colonic and pancreatic adenocarcinoma. In cancer cells, activation of OX1R by orexins leads to two main intracellular signaling pathways including the canonical calcium pathway, which involves the activation of phospholipase C (PLC), and the recently identified pathway involving the recruitment of a tyrosine kinase SRC and a tyrosine phosphatase SHP2, leading to mitochondrial cell apoptosis. Antagonists such as almorexant or lemborexant which inhibit the orexin-induced calcium release, have been developed by pharmaceutical groups to treat insomnia. Surprisingly, both almorexant and lemborexant activate the pro-apoptotic pathway in cancer cells. Two mechanisms regulate GPCR activity and/or expression, including desensitization and internalization. In this context, my thesis aimed to understand how ligands having different properties could discriminate these cell signaling pathways through their ability to induce receptor internalization. My strategy was to develop and use the imaging flow cytometry approach on colonic cancer cell models, which are adherent epithelial cells. I have shown that OX1R internalization can be studied by this approach in 2D or 3D cell culture using a fluorescent rhodamine-coupled OxA. I showed that the OX1R receptor colocalizes with early endosomes 15 min after OxA treatment. I also showed that one part of the receptors is degraded in lysosomes and the other parts are recycled to the plasma membrane. In contrast, no OX1R internalization was observed after activation by almorexant or lemborexant. This internalization process of OX1R involves beta-arrestin 2, but neither beta-arrestin 1 nor beta-arrestin 2 are involved in the induction of the pro-apoptotic pathway. Further, no other G protein subtypes appear to be recruited after OxA activation of OX1R, only Gq is crucial for internalization and receptor-induced signaling pathways. Interestingly, almorexant or lemborexant induces Gq protein recruitment. While using BRET (Bioluminescence Resonance Energy Tranfert) and molecular dynamics simulation techniques, the Gq protein does not appear, under these conditions, to dissociate completely. Instead, it exhibits molecular rearrangements of its subunits. This enables the recruitment by the OX1R of proteins involved in cell apoptosis, such as SRC and SHP2. These results clearly demonstrate how a GPCR antagonist behaves as a "partial antagonist", activating one of the two signaling pathways normally induced by receptor agonist activation. This work also sheds new light on the mechanisms of activation of OX1R-induced signaling pathways, making it possible to envisage the development of therapeutic molecules targeting this receptor in digestive cancers