33 research outputs found

    Identifikasi Keanekaragaman Jenis Hiu Dan Pari Hasil Tangkapan Nelayan Di Wpp 572, Pelabuhan Pendaratan Ikan Rigaih, Kabupaten Aceh Jaya

    Get PDF
    Hiu merupakan top predator disuatu kawasan perairan, apabila hilangnya top  predator di perairan maka keseimbangan ekologi akan terancam. Hiu dan pari merupakan anggota kelompok ikan bertulang rawan yang termasuk dalam kelas Chondrichthyes. Hiu dan pari yang didaratkan di provinsi Aceh tepatnya di bagian WPP 572 dari tahun 2017 hingga 2019 ditemukan 45 jenis hiu dan 32 jenis pari. Berdasarkan kategori IUCN 7% terancam (Endangered) dan 30% rentan. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan WPP 572, studi kasus di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Rigaih, Gampong Baro, Kecamatan Setia Bakti, Kabupaten Aceh Jaya. Kegiatan penelitian ini dimulai pada tanggal 03 Januari sampai 04 Februari 2022. Data hasil pengamatan hiu dan pari yang didaratkan di PPI Rigaih Kabupaten Aceh Jaya kemudian ditabulasi dan dilakukan analisis data untuk mengetahui indeks keseragaman, keanekaragaman dan indeks dominansi. Menggunakan persamaan Shannon Wiener. Berdasarkan hasil pendataan hiu dijumpai sebanyak 96 ekor dengan 13 spesies yang didaratkan di PPI Rigaih. hubungan panjang berat Neotrygon orientalis didapatkan nilai b yaitu 0,20 yang berarti allometrik negatif

    MANAGEMENT OF MANGROVE ECOSYSTEM POTENCY IN KUALA LANGSA, ACEH

    Get PDF
    The potency of mangrove ecosystems can be a provider of economic resources, preserving the ecological environment and providing environmental services. The existence of mangroves in Kuala Langsa is important to study about the economic potential, the potential of carbon sequestration in the form of biomass, coastal tourism potential and social potential of society in support of its development efforts. The result of the research shows that the potential existence of mangrove ecosystem to fishery sector is Rp. 657.563.000 / year, carbon sequestration potential in the form of biomass of 180.365 ton /year, with the economic value of carbon trade of Rp. 2.344.745.000/year, economic potential of coastal tourism reached Rp 22,921,107,253/year. Overall, the estimated total potential of existing mangrove ecosystems in Kuala Langsa is Rp. 29.923.415.253/year. To manage these potentials, a conservation strategy is required, performance improvement of customary institutions and the existence of such management institutions must be continuously strengthened.                                                                                                   Keywords:  institutional, Kuala Langsa, mangrove, potency, strategic                        management

    Studi Kecepatan Arus Di Area Kolam Pelabuhan Kapal Ulee-Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh

    Get PDF
    Provinsi Aceh ini memiliki wilayah perairan yang sangat strategis dikarenakan wilayahnya berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Maka dari itu, diperlukan  sarana dan prasarana yang memadai berupa  transportasi laut yang dapat membantu aktivitas masyarakat umum. Penelitian ini dilakukan di Alur Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Provinsi Aceh Kecamatan Meuraxa (55°33'06” LU dan 95°17'73” BT) yang dilakukan pada pukul 08:00-18:00 WIB. Kecepatan Arus ini diukur setiap 3 jam sekali mempunyai kecepatan arus rata-rata sebesar 14 cm/s dalam sebulan penu

    Management of Mangrove Ecosystem Potency in Kuala Langsa, Aceh

    Full text link
    The potency of mangrove ecosystems can be a provider of economic resources, preserving the ecological environment and providing environmental services. The existence of mangroves in Kuala Langsa is important to study about the economic potential, the potential of carbon sequestration in the form of biomass, coastal tourism potential and social potential of society in support of its development efforts. The result of the research shows that the potential existence of mangrove ecosystem to fishery sector is Rp. 657.563.000 / year, carbon sequestration potential in the form of biomass of 180.365 ton /year, with the economic value of carbon trade of Rp. 2.344.745.000/year, economic potential of coastal tourism reached Rp 22,921,107,253/year. Overall, the estimated total potential of existing mangrove ecosystems in Kuala Langsa is Rp. 29.923.415.253/year. To manage these potentials, a conservation strategy is required, performance improvement of customary institutions and the existence of such management institutions must be continuously strengthened

    Keanekaragaman Jenis Mollusca Hasil Tangakapan Nelayan Di Pangkalan Pendaratan Ikan Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat

    Get PDF
    Aceh merupakan Provinsi yang berada di ujung utara Pulau Sumatera dan merupakan Provinsi paling barat dalam wilayah Republik Indonesia dengan luas 56.758,8482 km2. Kabupaten Aceh Barat memiliki panjang garis pantai 50,55 km dengan luas perairan lautnya 80,88 km2 dengan berbagai variasi ekosistem, serta memiliki hasil tangkapan ikan laut yang beragam. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui jenis mollusca yang didaratkan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui jenis mollusca yang dominan ditemukan di PPI Kuala Bubon Kabupaten Aceh Barat, Untuk mengetahui alat tangkap yang digunakan nelayan PPI kuala Bubon. Penelitian dilaksanakan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Kuala Bubon terletak di Gampong Kuala Bubon Kecamatan Samatiga, PPI Kuala Bubon merupakan PPI yang ada di Aceh Barat. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif eksploratif, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung kelapangan untuk mengamati aspek-aspek yang tercakup dalam lingkup penelitian untuk menggambarkan kondisi empiris pada waktu sekarang. Berdasarkan hasil Penelitian hasil tangkapan mollusca di PPI Kuala Bubon  terdapat 19  jenis mollusca (pobinices hepatucus, Babylonia japonica, Melogena bispinosa, Murex falsitribulus, Tonna dolium, Turritella communis, Tibia fusus, Turricula javana, Conus patricius, Stigmaulax elenae, Conus flavidus, Bursina nobilis, Bosycon carica, Pugulina colosscus, Tritia reticulata). Jenis mollusca yang dominan yang di daratkan  PPI Kuala Bubon selama PKL adalah cumi-cumi (Loligo sp) dan sotong (spiida sp) dari family Loligonidae. Cumi – cumi Salah satu filum mollusca memiliki nilai ekoanomis tinggi yang banyak didaratkan di PPI. Alat tangkap yang digunakan nelayan di PPI kuala bubon adalah Rawai (longline), pukat tarik (seine nets), pukat cicin (purse seine), bubu, jaring insang. Kapal yang digunakan nelayan PPI kuala bubon memiliki muatan ukuran 3-12 GT

    Struktur Vegetasi Mangrove Di Kawasan Restorasi Mangrove Gampong Baro Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya

    Get PDF
    Luasan area mangrove di Aceh pada tahun 2021 seluas ± 26.960,94 hektar, ± 33.054,17 hektar berada dalam kawasan hutan dan ± 6.093,23 berada di luar kawasan hutan. Dari luasan tersebut ± 3.700,95 hektar dalam kondisi kritis, dengan tutupan tajuk/tegakan kurang dari 50%, kondisi ini akibat adanya perubahan fungsi lahan. Kabupaten Aceh Jaya merupakan salah satu kawasan konservasi perairan yang mempunyai luas wilayah 381,400 ha. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2022 sampai dengan Agustus 2022. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan metode line transek. Line transek merupakan metode dengan menentukan suatu area tipe komunitas tumbuhan pada hutan, metode line transek ini merupakan salah satu metode untuk mengetahui jenis-jenis vegetasi hutan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah mengunakan analisis indek nilai penting (INP). Struktur vegetasi mangrove 3 jenis pada setiap pertumbuhan yang berada dilokasi pengamatan yaitu : Rhizophora, Avecennia dan Nypa terdapat 5 spesies mangrove di kawasan yaitu : Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Avecenia marina, dan Nypa Fruticans. Tingkat keanekragaman tertinggi pada dari jenis R. mucronata dan R, apiculate dengan nilai 0.16, sedangkan untuk nilai keanekragaman terendah pada jenis N, fruticans dengan nilai 0.04. Nilai INP tertinggi dari jenis R, mucronata dengan nilai 1,11%. Sedangkan untuk INP terendah dari jenis avecenia marina dengan nilai 0.16 %

    MANAJEMEN PRODUKSI PERIKANAN TUNA, CAKALANG DAN TONGKOL, DI UPTD PPS KUTARAJA BANDA ACEH

    Get PDF
    Fishery production management is a management that regulates the utilization of fishery resources. The management can be described as a series of processes from data collection to implementation of management policies and actions to achieve the stated goals. Large pelagic fishery is one of the fishery commodities that has a relatively high economic value, so that the development of large pelagic fisheries can improve the economy of the community and the region. The purpose of this study was to determine the management system and production level of Tuna, Skipjack and Tongkol fisheries at the Kutaraja Ocean Fisheries Port, Banda Aceh, Aceh Province. The method used in this study is a survey method, with quantitative descriptive data analysis. The result of this research is that the production management system has several stages starting from incoming vessels, incoming vessel reporting, unloading stages, sorting fish, fish auctions, and fish distribution which will be distributed to UPI, Regional and Local

    Pembersihan Pantai Sebagai Upaya Peningkatan Kesadaran Pengelolaan Sampah Di Pesisir Pantai Ujung Karang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat

    Get PDF
    Produksi sampah plastik telah meningkat secara global dan juga terjadi peningkatan sampah plastik ke lingkungan pesisir dan laut. Limbah darat seperti sampah dapat mencemari pantai, perairan laut, sungai, muara dan danau. Pertambahan penduduk dan perubahan gaya hidup modern masyarakat Indonesia telah meningkatkan produksi sampah terutama di perkotaan. Sifat sampah plastik yang cenderung ringan, apung dan mudah terbawa arus, angin dan pasang surut berkontribusi terhadap penumpukan sampah disepanjang garis pantai. Hal ini menyebabkan semakin bertambahnya volume sampah plastik di pesisir Indonesia setiap tahunnya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penggunaan sampah sekali pakai. Selain itu tujuan dari kegiatan kampanye atau sosialisasi ini adalah untuk mendorong masyarakat setempat menjadi penjaga lingkungan dengan melibatkan secara langsung dalam kegiatan pembersihan pantai. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan selama satu hari yaitu pada tanggal 18 Maret 2023, di pesisir Pantai Ujung Karang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat. Pendekatan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah dimulai dengan kegiatan sosialisasi dan pelaksanaan kegiatan bersih pantai. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah tumbuhnya kesadaran penggunaan plastik sekali pakai, meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan serta terciptanya kerja sama berbagai pihak dalam pengelolaan sampah plastik khususnya di daerah pesisir dan laut

    Manajemen Kualitas Air Di Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan (Brppupp) Palembang

    Get PDF
    Kondisi ekosistem perairan sangat berperan penting untuk menjaga keseimbangan siklus kehidupan organisme. Air merupakan komponen penting yang dimanfaatkan sebagai sumber energi oleh mahkluk hidup. Ekosistem perairan dipergunakan untuk kebutuhan guna menunjang kehidupan baik secara fisiologis maupun non fisiologis. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kualitas perairan berdasarkan parameter-parameter Fisika dan kimia yang akan diuji sebagai basis data mengenai perikanan dan biota yang berada di BRPPUPP Palembang. Untuk mengetahui hubungan kualitas perairan yang telah didapatkan dengan standar baku mutu perairan dalam budidaya perikanan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2021 s/d 16 September 2021 di Laboratorium Kimia Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP). Dalam pengukuran kualitas air yang ada di BRPPUPP Palembang di perlukan metode yang dilaksanakan yaitu metode pengukuran secara In-Situ dan Ex-Situ. Metode In-Situ adalah analisis pengukuran yang didapatkan secara langsung di stasiun titik yang diukur. Hasil yang didapatkan dari Penelitian ini diperoleh dari lima stasiun yang berbeda yaitu:  Wisma Atlet Jakabaring (I), Klenteng Pasar Induk (II), Perumahan Amin Mulya (III), Danau OPI (IV) dan titik lokasi terakhir berada di Jalan Bangka (V). Parameter yang diukur dari setiap stasiun memiliki nilai yang berbeda. Berdasarkan parameter yang telah diuji, tingkat kesuburan dari semua stasiun dilihat dari parameter kecerahan memiliki tingkat kesuburan tinggi (eutrofik). Sedangkan nilai TDS, suhu, salinitas masih dari semua stasiun masih berada di standard baku mutu menurut PP RI No 82 Tahun 2001. Perairan di lima stasiun memiliki tingkat kesuburan tinggi (eutrofik) yang akan mengakibatkan pertumbuhan ganggang pada sistem. Perairan di semua stasiun layak untuk kehidupan ikan-ikan air tawar seperti ikan nila, patin dan lele dengan mengklasifikasi menurut status baku mutu yang layak untuk budidaya yang optimal

    GERAKAN MENANAM BIBIT MANGROVE (Rhizophora sp) SEBAGAI UPAYA REHABILITASI EKOSISTEM MANGROVE DI DESA KUALA BUBON ACEH BARAT

    Get PDF
    Mangrove rehabilitation is an activity to restore damaged mangrove ecosystems into an ecosystem that functions as it should. The mangrove rehabilitation program is an ongoing program consisting of site surveys, outreach to the community, planting of mangrove seedlings, and post-planting maintenance of mangrove seedlings. This community service was carried out on February 20, 2022 in Kuala Bubon Village, West Aceh Regency. This activity was attended by the academic community of the Aquatic Resources Study Program and the local community who live in Kuala Bubon Village. The implementation of community service aimed  to increase public and student awareness to preserve the mangrove ecosystem and restore degraded mangrove ecosystems through rehabilitation. The method used  is the counseling methode and live demonstration in the field. The mangrove rehabilitation program carried out by the academic community of the Aquatic Resources Study Program through the mangrove rehabilitation program has had an effect on increasing public and student awareness in an effort to preserve the mangrove ecosystem and restore the function of the damaged mangrove ecosystem through replanting mangrove seedlings and maintaining post-planting mangrove seedlings
    corecore