24 research outputs found

    INTEGRATIVE SCIENTIFIC MADRASAH IN INDONESIA: New Developments in Integrating Science and Religion in the Learning Processes

    Get PDF
    Science and religion are a unity. The difference between the two lies only in the way of view. Knowledge comes from the One God. All kinds of approaches to reality are ultimately capable of being integrated and integrated with the contemplation of the concept of God's oneness. Scientific activity is closely related to the implementation of education. The implementation of education is always based on curriculum development. The existence of curriculum development is based on the emergence of future challenges and competencies. This research aims to describe the design of integrative science and religion in the device and the implementation of learning. The research method used is descriptive qualitative, sample in this research is teacher at MTsN Kota Salatiga. The integration of science and religion is seen only in the implementation of learning, where teachers have introduced the relationship of science and religion through connecting with the verses of the Qur'an. The integration that has been implemented in the madrasah is already on the operational level

    Deskripsi Saintifik Pengaruh Tanah pada Pertumbuhan Tanaman: Studi terhadap Qs. Al A'raf Ayat 58

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan maksud dari QS. Al A'raf ayat 58 dimana terdapat isyarat ilmiah yang menarik untuk dikaji. Allah telah menciptakan tumbuhan yang mana dapat tumbuh dari tanah yang baik. Isyarat Ilmiah yang disebutkan masih bersifat global sehingga perlu kajian yang lebih spesifik untuk mengetahui secara detail makna dari ayat tersebut. Metode yang digunakan adalah metode penelitian pustaka yakni mengumpulkan data atau bahan dari berbagai sumber ilmu yang diperlukan dalam menyelesaikan artikel ini. Hasil kajian menunjukan bahwa dalam QS. Al A'raf ayat 58 tentang tanah yang baik adalah tanah yang subur. Tanaman dapat tumbuh yang salah satu syaratnya yaitu adanya tanah atau media tanam. Media yang baik (subur) akan membuat tanaman tersebut tumbuh dengan baik. Kandungan mineral yang cukup dalam tanah merupakan pengaruh utama terhadap tanaman untuk tumbuh. Tanah yang subur dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti mineral, kadar pH, kelembapan, lapisan humus dan kadar biota. Tanaman akan tumbuh subur pada tanah yang baik sehingga tanah yang subur tentu menjadi ladang rezeki bagi manusia. Deskripsi saintifik pada Al-Qur'an akan memberikan pengetahuan dari dua sisi ilmu yang berbeda (sains dan agama). Karena pada dasarnya ilmu yang ada di dalam Al-Qur'an sudah tidak diragukan lagi. Dengan begitu, manusia diwajibkan untuk menjaga kelestarian atau kesuburan tanah sebagai wujud syukur dan iman kepada Allah Swt atas apa yang telah karuniakan kepada manusia

    Pengembangan Modul IPA Interaktif Berbasis Guided Discovery Learning Materi Sistem Ekskresi pada Manusia Kelas VIII SMP Darul Fikr Andong

    Get PDF
    Abstract: This study aims to determine the characteristics, feasibility, practicality and results of trials using interactive science modules based on guided discovery learning excretion system material in class VIII humans at SMP Darul Fikr Andong. This research is a research and development (R&D) type of research adapted from Borg & Gall. The research instrument used was a four-point Likert scale questionnaire, pre-test and post-test questions, as well as documentation. The results showed that the characteristics of the module, namely in the preparation of the module were adjusted to the steps of the guided discovery learning model, besides that the discussion activities also included a teacher's comment column which could be used to write down the teacher's suggestions and comments on the results of the discussions that had been carried out. The feasibility of the module is known based on expert judgment and a percentage of 88% is obtained, including the "Very Eligible" category. The practicality of the module is known based on the assessment given by the science teacher and limited trial class students. The practicality percentage of the module based on the science teacher's assessment was 91.41%, including the "Very Practical" category, and the percentage of student assessments was 90.4%, including the "Very Practical" category. The results of the trial use of the module were reviewed based on student learning outcomes and obtained an average N-gain score of students who used the module of 0.72 in the "High" category, while the average N-gain score of students who did not use the module was 0.51 in the "Moderate" category.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik, kelayakan, kepraktisan dan hasil uji coba penggunaan modul IPA interaktif berbasis guided discovery learning materi sistem ekskresi pada manusia kelas VIII SMP Darul Fikr Andong. Penelitian ini merupakan jenis penelitian research and development (R&D) mengadaptasi dari Borg & Gall. Instrumen penelitian yang digunakan berupa angket skala Likert empat poin, soal pre-test dan post-test, serta dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik modul, yaitu dalam penyusunan modul disesuaikan dengan langkah-langkah model guided discovery learning, selain itu pada kegiatan diskusi juga dimuat kolom komentar guru yang dapat digunakan untuk menuliskan saran dan komentar guru terhadap hasil diskusi yang telah dilakukan. Kelayakan modul diketahui berdasarkan penilaian ahli dan diperoleh persentase sebesar 88%, termasuk kategori “Sangat Layak”. Kepraktisan modul diketahui berdasarkan penilaian yang diberikan oleh guru IPA dan siswa kelas uji coba terbatas. Persentase kepraktisan modul berdasarkan penilaian guru IPA sebesar 91,41%, termasuk kategori “Sangat Praktis”, dan persentase penilaian siswa sebesar 90,4%, termasuk kategori “Sangat Praktis”. Hasil uji coba penggunaan modul ditinjau berdasarkan hasil belajar siswa dan diperoleh rata-rata N-gain score siswa yang menggunakan modul sebesar 0,72 dengan kategori “Tinggi”, sedangkan rata-rata N-gain score siswa yang tidak menggunakan modul sebesar 0,51 dengan kategori “Sedang”

    Penyusunan Instrumen Analisis Pedagogical Content Knowledge Guru IPA Madrasah Tsanawiyah Terintegrasi Konten Islami

    Get PDF
    An instrument for data collection needs to be analyzed before it is used in conducting research. The most pivotal characteristic of the instrument analysis exposes that researchers require to examine the validity and reliability. Pedagogical Content Knowledge (PCK) constitutes an academic construction that depicts an idea for stimulating individuals to learn. This present study aims to construct a PCK analysis-based research instrument for the natural science teachers of Islamic junior high schools, which is integrated with Islamic contents. A qualitative descriptive approach was employed in this study to explain the procedures for constructing the instrument. The procedures involved determining indicators, constructing a questionnaire as the research instrument, and measuring the validity, reliability, usability, and meaningfulness of the well-designed instrument. The research findings reveal that the development of the PCK analysis-based instrument dealt with three indicators, namely: knowledge of learners, knowledge of planning and designing, and knowledge of classroom instruction. Furthermore, the validity of the instrument demonstrated a positive result with minor revision, whereas the reliability with the Cronbach’s alpha coefficient showed that it was reliable. Meanwhile, considering the results of the usability and meaningfulness tests, it was attained that the PCK analysis-based instrument integrated with Islamic contents was commented at a very positive level

    PROGRAM SCIENCES KIDS COMMUNITY BERBASIS GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH

    Get PDF
    The Science Kids Community program is implemented using Group Investigation (GI) model which is part of cooperative learning. This study aims to explain the implementation of the Science Kids Community program based on GI and also to determine the results of improving problem-solving skills in students. This research is focused on the implementation of science learning in Madrasah Ibtidaiyah (MI) students. The method used in this research is descriptive with qualitative approach. Instruments in this study, using questionnaire, problem solving test, and interview. Subjects in this study were the students of 5th class MI NU Miftahul Ulum 2 Kudus. The implementation of the Science Kids Community program with the GI model provides wider opportunities and authority for students to jointly solve problems of science learning. The results of problem solving skills, focused on 2 groups of students, namely students with high motivation category (category A) and students with moderate motivation category (category B). Obtained results, in Category A students: the maximum at the stage identify the problem, define the purpose, and execute the strategy. While the category B students, the new maximum at the stage of implementing the strategy. This can make the input for teachers, to more often implement group-based learning model / community to be able to improve students problem solving skill

    Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning dengan Media Flash Card

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA menggunakan model pembelajaran problem based learning dengan media flash card pada materi zat aditif dan adiktif siswa kelas VIII di SMP IT Assalam Bandungan tahun pelajaran 2020/2021.  Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas. Langkah-langkah PTK, yaitu sebagai berikut: perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflection) yang dilakukan dalam dua siklus. Subjek dari penelitian ini yaitu kelas VIII B yang berjumlah 24 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis. Peningkatan hasil belajar ini dapat diketahui melalui hasil evaluasi pembelajaran di akhir proses kegiatan pembelajaran. Pada siklus I diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 67,70 dan ketuntasan klasikal sebesar 58%, 14 siswa dinyatakan tuntas dan 10 siswa dinyatakan tidak tuntas. Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil belajar dengan nilai rata-rata kelas sebesar 79,58 dan ketuntasan klasikal sebesar 92%, 22 siswa dinyatakan tuntas dan 2 siswa dinyatakan tidak tuntas. sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaakan model pembelajaran problem based learning dengan media flash card dapat meningkatkan hasil belajar siswa

    Program Pembelajaran IPA Berbasis Masalah untuk Menumbuhkan Metakognisi Siswa MTS di Salatiga

    Get PDF
    Perkembangan bahan kajian tentang IPA yang pesat menuntut para pendidik agar mampu merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada pengusaan konsep IPA. Perkembangan IPA tidak hanya ditunjukkan oleh kumpulan fakta, melainkan timbul akibat adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah. IPA tidak hanya sekedar  pengetahuan, melainkan melibatkan operasi mental, keterampilan dan strategi dalam menemukan konsep IPA itu sendiri. Program pembelajaran IPA berbasis masalah untuk menumbuhkan metakognisi merupakan pelaksanaan perangkat pembelajaran, khususnya silabus, RPP, lembar kerja, media, dan asesmen. Model pembelajaran yang dipakai dalam penelitian ini adalah model problem based learning (PBL). Inovasi model pembelajaran merujuk pada penggunaan model PBL dalam pelaksanaan pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui pencapaian metakognisi. Secara umum, penelitian ini dilakukan dengan prosedur penelitian Research & Development. Penelitian dilakukan pada MTs di Kota Salatiga dengan subjek penelitian  siswa kelas VIII dengan cara pengambilan sampling yaitu purposive sampling. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk meninjau karakteristik Program Pembelajaran IPA berbasis masalah, serta menganalisis tingkat pencapaian kemampuan metakognisi. Indikator-indikator metakognisi yang digunakan adalah mengacu pada tipe-tipe Metakognisi Schraw dan Dennison (1994:472-474). Hasil pencapaian keterampilan metakognisi pada aspek tes essay menunjukkan hasil yang positif, aspek kinerja menunjukkan indikator yang dominan adalah planning, sedangkan dari hasil angket menunjukkan dominasi indikator evaluasi

    Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan Melalui Model Pembelajaran Socio-Scientific Issues Di Kelas VII MTS Roudlotul Furqon Tahun Pelajaran 2021/2022

    Get PDF
    Abstract: This study aims to determine the increase in critical thinking skills on environmental pollution material through the Socio-Scientific Issues (SSI) learning model. This type of research is Classroom Action Research (CAR). The subjects of this study were science teachers and students of class VII B MTs Roudlotul Furqon, totaling 25 students, with details of 12 male students and 13 female students. PTK consists of two cycles where each cycle consists of 4 stages, namely planning, implementing, observing, and reflecting. Data collection techniques in this study used tests, observation sheets, and documentation. Critical thinking data analysis is that students are able to achieve the indicators of critical thinking that have been determined, namely the high category and are marked by an increase in the Classical Completeness Indicators that have been determined by the researcher. The results of this study indicate that the use of the SSI learning model can improve students' critical thinking skills. The increase in students' critical thinking skills was seen in cycle I, namely, as many as 10 students out of 25 students or 40% obtained a critical thinking score of > 60 with an average of 52.6. In cycle II as many as 20 students out of 25 students or 80% who obtained a score of critical thinking > 60 with an average of 70.2 included in the high category in critical thinking. Based on these results, the cycle was terminated in cycle II because the success indicators had been met.Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis pada materi pencemaran lingkungan melalui model pembelajaran Socio-Scientific Issues (SSI). Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPA dan siswa kelas VII B MTs Roudlotul Furqon yang berjumlah 25 siswa dengan rincian 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. PTK ini terdiri dari dua siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes, lembar observasi, dan dokumentasi. Analisis data berpikir kritis adalah siswa mampu mencapai indikator berpikir kritis yang telah ditentukan yaitu kategori tinggi dan ditandai dengan peningkatan Indikator Ketuntasan Klasikal yang telah ditentukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran SSI dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa terlihat pada siklus I yaitu, sebanyak 10 siswa dari 25 siswa atau 40% memperoleh skor berpikir kritis > 60 dengan rata-rata 52,6. Pada siklus II sebanyak 20 siswa dari 25 siswa atau 80% yang memperoleh skor berpikir kritis > 60 dengan rata-rata 70,2 termasuk kategori tinggi dalam berpikir kritis. Berdasarkan hasil tersebut maka siklus diberhentikan pada siklus II karena indikator keberhasilan sudah terpenuhi

    PROGRAM PENDAMPINGAN STEM PROJECT-BASED LEARNING BERBASIS RECYCLABLE MATERIALS PADA PEMBELAJARAN IPA

    Get PDF
    Abstrak: Pembelajaran IPA erat kaitannya dengan pembelajaran Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM). Program pendampingan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan STEM-Project based Learning (PjBL) berbasis recyclable materials bagi guru IPA, serta meningkatkan kompetensi pedagogik guru dalam mengimplementasikan STEM-PjBL berbasis recyclable materials. Proses pendampingan ini melibatkan kelompok MGMP IPA MTs di Kabupaten Kudus dengan jumlah 40 guru IPA MTs. Kegiatan pendampingan terdiri dari lima tahap, yaitu: (1) FGD dengan Calon Guru IPA; (2) Proses desain dan produksi; (3) FGD dengan Kelompok MGMP IPA MTs (kelompok kecil); (4) Proses pendampingan; serta (5) Diseminasi hasil. Peningkatan kompetensi pedagogik guru dapat dilihat dari keterterapan model design thinking dalam proses pembelajaran di kelas. Respon yang diberikan berkaitan dengan kondisi siswa dalam pembelajaran, proyeksi keberlanjutan pembelajaran STEM dari perspektif siswa, kebermakaan pembelajaran STEM yang dilaksanakan terhadap pemahaman sains, kebermaknaan pembelajaran STEM terhadap pemahaman fenomena yang ada di sekitarnya, serta aktivitas STEM sebagai aktivitas yang membutuhkan kolaborasi. Respon menunjukkan 90% guru memiliki respon positif pada masing-masing aspek pernyataan.Abstract: Science learning is closely related to STEM learning. This mentoring program aims to provide STEM-PjBL mentoring based on recyclable materials for science teachers, and improve teachers' pedagogical competence in implementing STEM-PjBL based on recyclable materials. This mentoring process involves the 40 MTs science teachers. The mentoring activity consists of five stages, namely: (1) FGD with prospective science teachers, (2) design and production process, (3) FGD with MGMP IPA MTs (small group), (4) mentoring process, and (5) dissemination of results. The improvement of teachers' pedagogical competence can be seen from the applicability of the design thinking model in the learning process in the classroom. The responses given are related to the condition of students in learning, the projected sustainability of STEM learning from the perspective of students, the meaningfulness of STEM learning implemented towards understanding science, the meaningfulness of STEM learning towards understanding the phenomena around them, and STEM activities as activities that require collaboration. The responses show that 90% of teachers have positive responses to each aspect of the statement

    Penyusunan Asesmen Metakognisi Calon Guru Kimia melalui Pembelajaran Berbasis Masalah

    Full text link
    Proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang memiliki beberapa komponen diantaranya adalah tujuan, materi, media, metode dan evaluasi. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap sistem pembelajaran tersebut adalah guru. Kompetensi profesional seorang calon guru agar dapat menguasai konsep pembelajaran secara luas dan mendalam dapat dikembangkan dengan mengetahui kemampuanmetakognisi dari seorang calon guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan suatu asesmen metakognisi bagi para mahasiswa calon guru kimia melalui pembelajaran berbasis masalah. Subjek uji coba dalam penelitian ini adalah 31 mahasiswa sebuah PTN di Semarang menggunakan rancangan onegroup pretest-posttest design. Asesmen yang dikembangkan disusun berdasarkan indikator metakognisi meliputi asesmen tes essay, asesmen kinerja, asesmen sikap dan asesmen diri. Hasil penelitian pada tes uraian menunjukkan adanya kenaikan kemampuan metakognisi secara umum dengan pengujian N-gainsebesar 0.5 (kategori sedang), hasil observasi kinerja pada saat praktikum dan observasi sikap dalam diskusi dan presentasi menunjukkan penilaian yang positif dengan level ―baik dan sangat baik‖, sedangkan hasil angket penilaian diri menunjukkan hasil yang meningkat dengan N-gain sebesar 0.45 (kategori sedang). Secara keseluruhan melalui suatu pembelajaran berbasis masalah, mahasiswa calon guru kimia mengalami kenaikan keterampilan metakognisi yaitu pada keterampilan ―evaluasi‖
    corecore