10 research outputs found

    Crossbreeding pada Ayam Lokal untuk Meningkatkan Produksi Daging Satu Kilogram pada Umur 12 Minggu

    Get PDF
    Ayam lokal mempunyai peranan yang cukup penting dalam pengembangan peternakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai sumber protein. Oleh karena itu, program pemuliaan ayam lokal diarahkan untuk menghasilkan daging yang berkualitas dalam waktu lebih cepat. Hasil penelitian melalui kegiatan perkawinan silang pada ayam lokal untuk meningkatkan produksi daging satu kilogram pada umur 12 minggu dilakukan terhadap empat jenis ayam melalui kawin silang antara jenis ayam ♂ KUB >< ♀ Sentul (KS). Dari hasil analisis sidik ragam diperoleh hasil berbeda nyata (

    Analisis Bobot Badan dan Karakteristik Semen Ayam Gaok Terseleksi Generasi ke-6

    Get PDF
    ABSTRAK. Ayam Gaok merupakan salah satu rumpun ayam lokal yang memiliki potensi besar dikembangkan. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah melakukan program seleksi pada ayam Gaok untuk menghasilkan bibit ayam lokal pedaging yang dipanen umur 10 minggu dan dapat dijadikan galur jantan (male line) yang akan disilangkan dengan ayam KUB yang merupakan galur betina (female line). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pertumbuhan bobot badan dan karakteristik semen ayam Gaok generasi ke-6 yang dipelihara di Balitnak. Sebanyak 211 ekor anak ayam Gaok umur satu hari dari generasi ke-6 dipelihara pada kandang koloni pada masa starter dan grower. Ayam dewasa dipelihara pada kandang individu. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Bobot badan ayam jantan dan betina pada umur 10 minggu masing-masing 1.075,26 ± 156,55 g (KK= 14,56 %) dan 868,25 ± 109,34 g (KK= 12,59 %). Rerata bobot badan jantan dan betina sudah mulai berbeda nyata (P0,05) pada saat ayam berumur lima minggu. Konsumsi dan konversi pakan sampai umur 10 minggu yakni masing-masing 2.801,61 g dan 2,99. Bobot badan ayam jantan dan betina pada umur 20 minggu masing-masing 2.354,01 ± 280,06 (KK= 11,90%) dan 1.646,5 ± 205,97 g (KK= 12,51%). Volume semen, konsentrasi, motilitas dan persentase sperma hidup ayam Gaok jantan pada umur delapan bulan masing-masing sebesar 0,4 ml, 3.927 × 106, 57,22 dan 62,5%. Bobot badan ayam Gaok umur 10 minggu menunjukkan hasil baik dengan variasi yang cukup seragam. Kuantitas dan kualitas semen ayam Gaok tergolong normal.  (Analysis of body weight and semen characteristic of 6th generation selected gaok chicken) ABSTRACT. Gaok chicken is one of local breed chicken which potentially to be developed. Indonesian Research Institute for Animal Production (IRIAP) have been executed selection program on Gaok chicken to obtain meat type local chicken which is harvested on 10 weeks old age and can be made as male line to be crossed with KUB chicken which is the female line. The objective of this study was to observe growth of body weight and characteristics of semen of Gaok chicken 6th generation which are raised in IRIAP. A number of 211 DOC Gaok chicken 6th generation were raised in colony cage in starter and grower periods. Mature chickens were kept in individual cages. Feed and water were given ad libitum. Body weight male and female at 10 weeks were 1,075.26 ±156.55 g (CV=14,56 %) and 868.25 ± 109.34 g (CV=12,59 %) respectively. Body weight on male and female were started significantly differ from five weeks (P0.05). Feed consumption and conversion for 10 weeks were 2,901.61 g and 2.99, respectively. Body weight male and female at 20 weeks were 2,354.01 ± 280.06 g (CV=11,90 %) and 1,646.5 ± 205.97 g (CV=12,51 %) respectively. Semen volume, concentration, motility and proportion of live sperm of male Gaok chicken were 0.4 ml, 3,927 × 106, 57,22 % and 62.5 %, respectively. 10th week body weight of Gaok chicken showed good results with uniform variation. Quantity and quality of Gaok chicken semen belonged to be normal

    PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PENSTABIL TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN FUNGSIONLA CAMPURAN TAKOKAK (Solanum torvum Swartz) DAN MARKISA (Passifora edulis Slims)

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi penstabil yang digunakan pada minuman fungsional campuran takokak dan markisa. Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan formula perbandingan sari buah takokak dengan sari buah markisa. Selanjutnya penelitian utama yang bertujuan untuk menentukan pengaruh jenis dan konsentrasi penstabil terhadap karakteristik minuman fungsional campuran takokak dan markisa.\ud Formula perbandingan sari buah takokak dengan sari buah markisa yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1 sehingga digunakan uji organoleptik dengan menggunakan uji hedonik, untuk mengetahui formula perbandingan sari buah yang terpilih berdasarkan tingkat kesukaan. Penstabil yang digunakan pada penelitian yaitu karagenan dan CMC. Perbandingan konsentrasi penstabil yang digunakan yaitu 0,5%, 1% dan 1,5%. Hasil penelitian didapatkan bahwa jenis dan konsentrasi penstabil berpengaruh terhadap karakteristik minuman fungsional takokak dan markisa. Hasil analisis formula terpilih didapatkan bahwa produk mempunyai kadar vitamin C sebesar 304,8035 mg vit.C/100 g serta menunjukkan aktivitas antioksidan sebesar 53,278 ppm

    KARAKTERISTIK SERBUK MINUMAN FUNGSIONAL VARIASI CAMPURAN SIMPLISIA BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variasi campuran bahan minuman dalam bentuk simplisia antara bawang dayak dengan rosella yang dapat diterima oleh konsumen. Manfaat penelitian ini adalah untuk diversifikasi, meningkatkan nilai jual dari bawang dayak dan rosella, dan untuk membuat serbuk minuman fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan. Metode penelitian yang digunakan adalah Statistik Deskriptif. Faktor yang digunakan yaitu variasi perbandingan serbuk simplisia bawang dayak dengan rosella yang terdiri dari 5 taraf yaitu F1 (1 : 3), F2 (1.5 : 2.5), F3 (2 : 2), F4 (2.5 : 1.5), dan F5 (3 : 1). Respon yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi respon kimia (analisis kadar air, pH, kadar antosianin, dan aktifitas antioksidan untuk sampel terpilih), respon fisik (analisis tingkat kelarutan), dan respon organoleptik (warna, rasa dan aroma). Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik serbuk minuman fungsional pada produk campuran simplisia bawang dayak dengan rosella berbeda pada setiap variasi campurannya. Sampel yang paling disukai panelis adalah sampel dengan perbandingan bawang dayak : rosella 1 : 3. Sampel tersebut memiliki aktivitas antioksidan 215.15 ppm. Kata kunci : Bawang Dayak, Rosella, dan Serbuk Minuman Fungsiona

    DAYA ANTIBAKTERI FILTRAT DAUN SIRIH MERAH (Piper crococatum) TERHADAP TOTAL MIKROBA PADA FILLET IKAN BANDENG (Chanos chanos F.)

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh filtrat daun sirih merah sebagai bahan pengawet fillet ikan bandeng. Manfaat dari penelitian ini adalah menambah alternatif pengawet alami dalam memperpanjang umur simpan fillet ikan dan meningkatkan nilai guna daun sirih merah selain sebagai bahan pengobatan. Rancangan perlakuan pada penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap penelitian utama. Penelitian pendahuluan dilakukan pada bahan baku yaitu daun sirih merah dan fillet ikan bandeng. Penelitian utama dilakukan dalam dua tahap. Tahap satu dilakukan untuk menentukan lama waktu perendaman dan tahap kedua bertujuan untuk melihat korelasi konsentrasi filtrat daun sirih merah terhadap laju pertumbuhan mikroba selama masa penyimpanan. Respon penelitian meliputi respon mikrobiologi yaitu penentuan total mikroba dan respon inderawi menggunakan uji organoleptik skala hedonik. Hasil penelitian utama tahap satu diperoleh bahwa ada korelasi antara waktu perendaman fillet ikan bandeng oleh filtrat daun sirih merah terhadap pertumbuhan mikroba dengan nilai r = -0,8842. Waktu perendaman efektif ialah 60 menit dengan total mikroba sebesar 1,92 x 103 cfu/g. Hasil penelitian utama tahap kedua diperoleh bahwa ada korelasi antara konsentrasi filtrat daun sirih merah terhadap laju pertumbuhan mikroba pada fillet ikan bandeng selama masa penyimpanan ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (r) yang positif. Konsentrasi 0% diperoleh r = 0,7458; konsentrasi 5% diperoleh r = 0,7722; konsentrasi 10% diperoleh r = 0,7685; dan konsentrasi 15% diperoleh r = 0,7646. Uji organoleptik menyatakan sampel terpilih berpengaruh sangat nyata pada atribut rasa dan warna. Hasil penelitian pendahuluan pada bahan baku fillet ikan bandeng segar sebesar 3,80 x 104 cfu/g. Hasil penelitian zona hambat pada filtrat daun sirih merah yaitu konsentrasi 5% sebesar 1,26 mm; konsentrasi 10% sebesar 1,60 mm; konsentrasi 15% sebesar 1,84 mm; dan daun sirih merah murni sebesar 3,62 mm. Kata Kunci : Antibakteri, Daun Sirih Merah, Ikan Bandeng, Total Mikrob

    KORELASI KONSENTRASI DAGING SAPI DAN KONSENTRASI BEKATUL TERHADAP KARAKTERISIK SOSIS

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya korelasi konsentrasi daging sapi dan konsentrasi tepung bekatul terhadap karakteristik sosis dan mengetahui sifat kimia sosis setelah penyimpanan. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahap yaitu penelitian tahap I, penelitian tahap II, dan penelitian tahap III. Penelitian tahap I dilakukan untuk mengetahui kandungan kimia yang ada dalam bahan baku yaitu daging sapi dan tepung bekatul. Penelitian tahap II dilakukan untuk mengetahui korelasi konsentrasi daging sapi dan konsentrasi tepung bekatul terhadap karakteristik fisik dan kimia sosis. Penelitian tahap III dilakukan untuk mengetahui karakteristik sosis setelah penyimpanan seperti kadar air, kadar asam lemak bebas dan aktivitas antioksidan pada sosis yang dipilih berdasarkan nilai uji hedonik. Regersi linier sederhana dengan menghubungkan antara dua variabel, yakni variabel bebas (x) dan variabel terikat (y). Metode percobaan untuk penelitian ini adalah y = ax + b. Dimana masing-masing perlakuan memiliki konsentrasi yang berbeda-beda, f1 = konsentrasi daging sapi 30% dengan konsentrasi tepung bekatul 30%, f2 = konsentrasi daging sapi 35% dengan konsentrasi tepung bekatul 25%, f3 = konsentrasi daging sapi 40% dengan konsentrasi tepung bekatul 20%, f4 = konsentrasi daging sapi 45% dengan konsentrasi tepung bekatul 15%, f5 = konsentrasi daging sapi 50% dengan konsentrasi tepung bekatul 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis kadar protein, kadar lemak, kadar air, tekstur (kekenyalan) berkorelasi positif (+) sangat kuat pada konsentrasi daging sapi dan berkorelasi negatif (-) sangat kuat pada konsentrasi tepung bekatul. Sedangkan hasil analisis serat kasar dan kadar abu berkorelasi positif (+) sangat kuat pada konsentrasi tepung bekatul dan berkorelasi negatif (-) sangat kuat pada konsentrasi daging sapi. Produk sosis yang dipilih berdasarkan hasil analisis kimia pada analisis tahap II yang sesuai dengan SNI dan ditunjang dengan nilai rata-rata uji hedonik terbesar pada penelitian tahap III adalah perlakuan f5 dengan konsentrasi daging sapi 50% dan konsentrasi tepung bekatul 10% yang selanjutnya dilakukan peyimpanan. Hasil analisis sifat kimia sosis setelah penyimpanan, dimana sampel sosis f5 mengandung kadar air sebesar 67,5%, aktivitas antioksidan sebesar 45,425% pada konsentrasi 1600 ppm, dan kadar asam lemak bebas sebesar 0,0225%, dan sampel yang dipilih berdasarkan hasil analisis tahap II dan nilai ekonomi yang lebih rendah dari f5 adalah f4. Kata Kunci : daging sapi, tepung bekatul, sosis, dan konsentrasi

    Analisis Fenotip dan Genotip Ayam Merawang dalam Masa Pertumbuhan=The Analysis Phenotype and Genotype ofMeraxvang Chicken

    Get PDF
    ABSTRACT Merawang chicken is a native local chicken from Merawang District at Bangka Island, South Sumatera, with a special specification in uniform feather color of redbrown or gold, that is similar to the Rhode Island Red. The study was conducted to investigate the phenotype and genotype traits of growth of Merawang chicken. The chicken were produced from mating group of 5 males and 20 females, with the ratio of 1 male the 3 to 5 females respectively. All of 113 chickens (55 males and 58 females) were reared with different rations of 17.63% CP2628kcal/kg of ME (LP), and 20.92% CP3133 kcal/kg ME (HP) with protein , energy ratio of 1:150 respectively, the feeding treatments for morning (a.m) and evening (p.m) were (1) Low protein (LP) morning-(LP) evening(2) High protein (HP) morning-(HP) evening(3) (HP) morning-(LP) eveningand (4) (LP) morning-(HP) evening, respectively. The data of body-weight and feed consumption for 2 to 12 weeks of ages were collected . The data were analyzed by analysis of variance of nested design to obtain the component of variance and covariance. The variance components were used to estimate the heritability and genetic correlation of growth traits. The results indicated that the effect of dietary treatment on the body-weight, gain-weight, feed consumption and feed conversion were significant (

    PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN KONSENTRASI SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET ARBEN (Rubus fraxinifolius Poir.)

    No full text
    Sorbet adalah makanan penutup yang terbuat dari hancuran buah (puree) dengan campuran air dan sukrosa, memiliki wujud seperti es krim dan rasa manis yang menyegarkan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi keduanya. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang terpilih menggunakan uji organoleptik. Penelitian utama yaitu menentukan konsentrasi bahan penstabil karagenan dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok) Faktorial dengan dua faktor serta tiga kali ulangan. Respon yang dilakukan dalam penelitian pendahuluan yaitu respon organoleptik, sedangkan pada penelitian utama yaitu respon organoleptik, fisik, dan kimia. Bahan penstabil yang terpilih di penelitian pendahuluan yaitu karagenan. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa produk sorbet arben terpilih adalah perlakuan sampel k3s3 (konsentrasi karagenan 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari uji organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan overrun 27,45%, waktu leleh `16 menit 16 detik, viskositas 12,86% dan kadar air 64,09%. Kata kunci: Arben, Karagenan, Sorbet, Sukros
    corecore