57 research outputs found

    Special Operations in the Age of Chivalry: 1100–1550

    Get PDF

    Big data, small concepts:Histosophy as an approach to longue-durée history

    Get PDF
    In this essay, we sketch out a method, histosophy, which makes possible the study of intellectual history and conceptual genealogy both in depth and over long periods of time. Histosophy uses digital tools to survey ‘large issues within small compasses.’ A genealogy of signifiers, it considers metonymic parts of a problem in order to contribute precisely and coherently to a larger perspective. We outline the theoretical contours of our approach. We exemplify how it works in practice by looking at the signifier ‘esprit de corps’, the study of which is presented in detail in the histosophical book The Genealogy of Esprit de Corps(Edinburgh University Press, 2019). The phrase ‘esprit de corps’ has been widely used since the eighteenth century in different discourses (political, military, sociological, etc.), but it is sufficiently limited that its genealogy can be traced across centuries and nations with precision, coherence, clarity, and with the help of automated search engines. By contrast, related but bigger concepts like freedom, individualism or solidarity are part of dozens of disparate and fuzzy discourses, so often uttered that the analysis of modern uses is problematic. The histosophical methodology is applicable in six discrete stages, here outlined

    Managing AI Risks in an Era of Rapid Progress

    Full text link
    In this short consensus paper, we outline risks from upcoming, advanced AI systems. We examine large-scale social harms and malicious uses, as well as an irreversible loss of human control over autonomous AI systems. In light of rapid and continuing AI progress, we propose urgent priorities for AI R&D and governance

    Historicism and constructionism: rival ideas of historical change

    Get PDF
    Simon ZB. Historicism and constructionism: rival ideas of historical change. History of European Ideas. 2019;45(8):1171-1190.A seemingly unitary appeal to history might evoke today two incompatible operations of historicization that yield contradictory results. This article attempts to understand two co-existing senses of historicity as conflicting ideas of historical change and rival practices of temporal comparison: historicism and constructionism. At their respective births, both claimed to make sense of the world and ourselves as changing over time. Historicism, dominating nineteenth-century Western thought and overseeing the professionalization of historical studies, advocated an understanding of the present condition of the human world as developing out of past conditions. Constructionism, dominating the second half of the twentieth century, understood the present condition as the recent invention of certain ‘historical’ environments, without prior existence. As competing ideas of historical change, they both entail a comparison between past and present conditions of their investigated subjects, but their practices of temporal comparison are irreconcilable and represent two distinct ways of historicization

    21 Pelajaran untuk abad ke - 21

    No full text
    Dalam Sapiens, dia menjelajahi masa lalu kita. Dalam Homo Deus, dia menerawang masa depan kita. Kini, Yuval Noah Harari, salah seorang pemikir paling inovatif di planet ini, beralih ke masa kini untuk mendalami perkara-perkara yang paling mendesak hari ini. Bagaimana komputer dan robot mengubah makna menjadi manusia? Bagaimana kita menghadapi wabah berita palsu? Apakah negara, bangsa, dan agama masih relevan? Apa yang harus kita ajarkan kepada anak-anak kita? 21 Pelajaran untuk Abad Ke-21 karya Yuval Noah Harari adalah penyelidikan yang cermat dan visioner atas perkara-perkara yang paling mendesak selagi kita bergerak ke masa depan yang belum tertebak. Selagi teknologi melaju lebih cepat daripada pemahaman kita terhadapnya, selagi peretasan menjadi taktik perang, dan selagi dunia terasa makin terpolarisasi, Harari membahas tantangan menjalani hidup di tengah perubahan yang terus-menerus dan membingungkan, serta mengangkat pertanyaan-pertanyaan utama yang perlu kita ajukan kepada diri sendiri sehingga kita mampu terus bertahan. Dalam dua puluh satu bab yang provokatif sekaligus mendalam, Harari mengembangkan gagasan-gagasan yang dijelajahinya di buku-bukunya terdahulu, mengurai isu-isu politik, teknologi, sosial, dan eksistensial sambil memberi saran bagaimana menghadapi masa depan yang mungkin sama sekali berbeda: Bagaimana cara kita mempertahankan kebebasan memilih ketika Mahadata mengawasi kita? Akan seperti apa angkatan kerja masa depan, dan bagaimana seharusnya kita mempersiapkan diri? Bagaimana sebaiknya kita mengatasi ancaman terorisme? Mengapa demokrasi liberal mengalami krisis? Keahlian Harari memahami dari mana kita berasal dan ke mana kita menuju telah meraih imajinasi jutaan pembaca di seluruh dunia. Di buku ini, dia mengajak kita mempertimbangkan kembali nilai-nilai, makna, dan keterlibatan pribadi di dunia yang penuh keriuhan dan ketidakpastian. Saat kita kebanjiran informasi yang tak relevan, kejernihan menjadi kekuatan. Tantangan-tantangan zaman yang kompleks tersaji dengan jernih dan mudah dimengerti dalam 21 Pelajaran untuk Abad Ke-21.xvi, 357 hl

    Homo Deus : Masa Depan Umat Manusia

    No full text
    ix, 540 hl.; 23 c

    Homo deus:Masa depan umat manusia

    No full text
    x, 530 hlm : 23 c

    21 lessons for the 21st century

    No full text
    xv, 352 p. ; 23 cm

    Sapiens : riwayat singkat umat manusia

    No full text
    Selama dua setengah juta tahun, berbagai spesies manusia hidup dan punah di bumi, sampai akhirnya tersisa satu, homo sapiens, manusia bijaksana, sejak seratusan ribu tahun lalu. Namun spesies ini bisa menyebar ke seluruh dunia dan beranak pinak hingga berjumlah 7 miliar, dan kini menjadi kekuatan alam yang dapat mengubah kondisi planet. Apa penyebabnya? Sapien membahas sisi yang tak banyak diungkit buku sejarah atau evolusi lain : bagaimana manusia berangkat dari sekedar satu spesies hewan menjadi mahluk berperadaban, melalui tiga revolusi - Kognitif, pertanian, dan sains. Telusuri peran bahasa, pertanian, sampai gosip dan fiksi dalam kesuksesan manusia, juga arti kebahagiaan manusia dan ujung riwayat spesies kita.xvi, 526 hl
    • …
    corecore